Apr 20, 2023

Di Tengah Era Fitnah dan Kelalaian

 



Di atas itu ada video klipnya Chellodeck yang "Can't take my eyes off you" dan di bawah ini ada sedikit potongan liriknya.
You're just too good to be true
Kau terlalu indah tuk jadi kenyataan
I can't take my eyes off you
Ku tak bisa berhenti memandangimu
You'd be like heaven to touch
Kau seperti surga yang ingin kusentuh
I wanna hold you so much
Aku sangat ingin mendekapmu
At long last love has arrived
Akhirnya cinta telah datang
And I thank God I'm alive
Dan aku bersyukur pada Tuhan aku masih hidup
You're just too good to be true
Kau terlalu indah tuk jadi kenyataan
Can't take my eyes off you
Tak bisa berhenti memandangimu.

Benar yang di katakan dalam lirik di atas, SettiaBlog benar - benar bersyukur pada Allah SWT detik ini masih di beri hidup. Gendhuk SettiaBlog juga ndak usah kwatir, SettiaBlog ndak cengeng dan ndak akan menangis kok.
Justru lewat lagu "cry"nya Michael Jackson di bawah ini SettiaBlog mengajak semua untuk saling mengulurkan tangan untuk bersatu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Karena semua tidak ada yang ngerti kapan dunia ini akan berakhir. Dan yang paling di takuti di akhir zaman ini adalah adanya fitnah akhir zaman, salah satunya fitnah Al-Duhaima. Yang berarti ke simpang siuran kebenaran yang menimpa seluruh orang. Masa-masa yang penuh dengan kekacauan (fitnah) dan kelalaian adalah masa-masa yang membutuhkan kesiap-siagaan pada diri setiap insan. Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beribadah di kala fitnah berkecamuk laksana berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim)

Menjadi orang yang teguh di atas kebenaran jelas merupakan sebuah keutamaan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam datang dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Muslim) Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang asing itu? Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa mereka itu adalah, “Orang-orang yang berbuat baik tatkala orang-orang lain berbuat kerusakan.” (HR. Thabrani, disahihkan sanadnya oleh Syaikh al-Albani)

Kebaikan paling utama yang saat ini banyak dilalaikan oleh manusia adalah tauhid, iman dan keikhlasan. Tentang keutamaan tauhid, maka kita semua ingat bahwa tauhid inilah yang menjadi tujuan diciptakannya seluruh jin dan manusia. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56).
Para ulama salaf menafsirkan bahwa makna ibadah di sini adalah tauhid, kita semua tahu betapa besar bahaya dosa yang satu ini, sampai-sampai Allah mengatakan (yang artinya),  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik, yaitu bagi orang-orang yang Allah kehendaki.” (QS. an-Nisaa’: 48)
Tentang pentingnya keimanan, maka terlalu banyak dalil yang menunjukkan betapa besar peranan iman bagi kehidupan setiap insan. Di antaranya Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan, dan mereka itulah orang-orang yang diberikan hidayah.” (QS. al-An’aam: 82). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya semua manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amalan-amalan sebelum datangnya fitnah-fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seorang masih beriman namun di sore harinya dia menjadi kafir, atau pada sore hari dia beriman namun di pagi harinya dia menjadi kafir. Dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan dunia.” (HR. Muslim)
Adapun, tentang keagungan ikhlas… maka banyak sekali dalil yang menunjukkan hal itu kepada kita. Di antaranya, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah mereka diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya…” (QS. al-Bayyinah: 5).
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu diukur dengan niatnya. Dan setiap orang akan diberi balasan seperti apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, niscaya hijrahnya akan sampai kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena motivasi dunia atau karena keinginan menikahi seorang wanita, maka hijrahnya hanya akan mendapatkan balasan seperti apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penyakit riya’ dan ujub seolah telah menjadi wabah yang merambah kemana-mana… Orang yang sholat, orang yang bersedekah, orang yang berdakwah, orang yang mengajarkan kebaikan… tidaklah ada satu celah kebaikan kecuali setan berusaha untuk membidikkan anak panah ujub dan riya’ ini kepadanya. Oleh sebab itu, Allah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa membaca Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in di dalam sholat kita… Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan -menukil keterangan gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah- bahwa iyyaka na’budu merupakan senjata untuk melawan penyakit riya’, sedangkan iyyaka nasta’in merupakan senjata untuk melumpuhkan penyakit ujub…

Semoga Allah meneguhkan kita semua di atas kebenaran.. Tauhid, iman dan keikhlasan inilah yang menjadi perisai hidup seorang muslim. Tidak ada nilainya harta dan keturunan apabila tidak diiringi dengan tauhid, iman dan keikhlasan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari -kiamat- tidaklah berguna harta dan keturunan kecuali bagi orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara’: 88-89)
Tidaklah seorang hamba mendapatkan kemuliaan derajat di sisi Allah kecuali karena tauhid, iman dan keikhlasan yang mewarnai tindak-tanduk dan perilakunya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan yang diberi naungan oleh Allah pada hari tiada lagi naungan kecuali naungan dari-Nya:
[1] Seorang pemimpin yang adil,
[2]  pemuda yang tumbuh dalam ketekunan beribadah kepada Allah,
[3] lelaki yang hatinya bergantung di masjid,
[4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka bertemu dan berpisah karena-Nya,
[5] seorang lelaki yang diajak berbuat keji oleh seorang wanita berkedudukan dan cantik namun ia mengatakan, ‘Aku takut kepada Allah’,
[6] orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan
[7] seorang yang mengingat Allah di kala sepi lalu berlinanglah air matanya.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka di masa-masa yang penuh dengan fitnah dan kelalaian semacam ini setiap muslim harus berjuang mempertahankan tauhid, keimanan dan keikhlasan yang ada di dalam dirinya. Semoga Allah ta’ala menunjuki kita kepada kebenaran dan meneguhkan kita di atasnya, dan semoga Allah menunjuki kita kebatilan dan menjauhkan kita darinya.


Backgroundnya ini SettiaBlog ambil Vanila. Dan di bawah ini ada Purity rings.



Ini merupakan simbol kesucian, kebersihan hati dan pikiran.

Bottom Note

Background di Bottom Note ini Amber. Harapan SettiaBlog c keharuman kombinasi Vanila dan Amber ini akan menambah suasana jadi menyegarkan. Dan di bawah ini SettiaBlog akan menunjukkan keistimewaan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.
Pertama, azizun ‘alaih ma’anittum (berat terasa olehnya penderitaanmu). Karena sepanjang hayatnya, terutama yang dipikirkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah umatnya. Ia sama sekali tidak menginginkan umatnya menderita di hari kemudian. Bahkan, beberapa riwayat menyebutkan ketika Malaikat Izrail mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk mencabut nyawanya. Tentu saja perintah Allah tersebut terasa berat bagi Izrail untuk mencabut manusia yang paling dicintai Allah. Di dalam obrolan sebelum mencabut nyawa Sang Nabi, Izrail memberikan kabar gembira tentang kesempurnaan dan kenikmatan surga bagi Rasulullah SAW. Bukan malah bergembira, Nabi Muhammad SAW justru teramat sedih dan menderita sehingga membuat Izrail bertanya-tanya. Nabi Muhammad SAW berkata, "Lalu, bagaimana dengan umatku?" Pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa Nabi tidak akan pernah membiarkan umatnya menderita meski merekalah yang membuat sengsara dirinya sendiri. Kondisi ini membuat berat terasa oleh Nabi Muhammad SAW atas penderitaan umatnya.
Kedua, harishun ‘alaikum (sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu). Ini merupakan ungkapan cinta, kasih sayang sekaligus harapan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.
Ketiga, bil mu’minina raufur rahim (amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin). Beliau memiliki rasa kasih sayang teramat mendalam pada kaum beriman. Tiga sifat itulah yang kemudian menopang keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. Akhlak mulia, cinta, dan kasih sayang. Pondasi dakwah Nabi dengan mengedepankan akhlaqul karimah karena karena tersimpan harapan besar Nabi kepada umatnya.

Untuk semuanya, Settiablog mohon do'anya semoga SettiaBlog mampu menjalankan kewajiban yang SettiaBlog emban. Terima kasih dan maafkan kesalahan SettiaBlog selama ini.

No comments:

Post a Comment