Dec 28, 2022

Menanam Kerendahan Hati Intelektual

 



Kemaren SettiaBlog lihat kumpulan advertising (iklan) milik Reba di YouTube. SettiaBlog c hanya lihat beberapa, salah satunya iklan Clarins yang ada di atas. Dari iklan - iklan milik Reba yang SettiaBlog lihat bagus-bagus. Kayak iklan di atas, perhatikan, di awali dengan orientasi yang begitu indah, naik terus sampai klimaks, lalu di turunkan dengan begitu renyah oleh Reba. Seandainya Anda ngerti bahasa yang di sampaikan di atas, Anda pasti juga ikut terkesan. Unsur edukasinya, jelas sekali, setting tempat yang di gunakan. Rumah ideal untuk zaman sekarang, dengan dekorasi berkonsep go green. Kita tahu teknologi sekarang serba canggih dan mudah, kayak laptop, handphone dan lain - lain. Namun di balik kemudahan dan kecanggihan itu tentu ada dampak negatif dari peralatan modern tersebut. Salah satunya radiasi bluelight (cahaya biru) dari handphone atau laptop memiliki dampak negatif pada mata, saraf dan organ lain. Biasanya salah satu cara untuk menetralisir dampak tersebut dengan menggunakan warna hijau dedaunan dan tentu untuk membantu mengolah karbondioksida menjadi oksigen yang sangat di butuhkan manusia. Pihak produsen sendiri sebenarnya sudah memberikan himbauan dan juga mengeluarkan banyak dana untuk membantu pengembangan gerakan go green. Ya, semua kembali ke masyarakat. Tiap orang kan punya seleranya masing - masing, tentu dengan segala resikonya. Kalau SettiaBlog pribadi c suka kondisi alam yang hijau dari pada hanya batu di kanan, kiri, atas, bawah, depan dan belakang, ya seperti gua. SettiaBlog ndak mempengaruhi lho ya, kan setiap orang punya selara masing - masing.

Jadi ingat teorinya Plato saat SettiaBlog masih belajar filsafat dulu. Salah satu ilustrasi Plato yang paling terkenal disebut sebagai “Perumpamaan Gua” (Allegory of The Cave). Lewat ilustrasi ini Plato berusaha memperkenalkan konsep seperti realitas dan transendensi kepada pembaca. Meskipun demikian Plato tidak menyampaikan ide ini secara langsung — ia menjelaskannya sebagai cerita dari mulut gurunya, Sokrates, yang sedang mengobrol bersama Glaucon. Dan ceritanya to gini.

Perumpamaan Gua versi Plato yang sebenarnya agak panjang; melibatkan dialog yang cukup intens. Oleh karena itu, untuk memudahkan pembahasan, berikut ini SettiaBlog tuliskan rangkumannya dalam Bahasa Indonesia.

Pertama-tama kita bayangkan sekelompok orang yang ditawan sejak lahir. Orang-orang ini sejak kecil dirantai dalam gua. Tangan, kepala, dan kaki mereka diikat secara ketat, sedemikian hingga seumur hidup cuma bisa menatap dinding di depan mereka. Di belakang mereka terdapat api unggun besar. Apabila ada orang atau binatang lewat, maka bayangannya akan terpantul ke dinding di depan para tawanan. Setiap kali orang atau binatang itu bersuara, suaranya akan bergema sampai ke telinga para tawanan. Karena seumur hidup cuma melihat pantulan di dinding, para tawanan mengira bayangan dan gema itu sebagai “kenyataan sebenarnya”. Mereka tidak menyadari bahwa semua itu sekadar pantulan dari benda di belakang mereka.

Poin utama Plato sampai di sini adalah bahwa manusia menyangka kenyataan berdasarkan apa yang mereka persepsi. Dalam kasus ini, tawanan yang seumur hidup menatap dinding akan terdorong menganggap bayang-bayang — dan suara gema — sebagai sebentuk realitas.
Melanjutkan ide di atas, Plato mengetengahkan:
Akan tetapi, bagaimana kalau kita lepaskan satu orang dari tawanan tersebut? Apabila ia kita seret keluar gua maka ia akan merasa kesakitan. Badannya yang seumur hidup dirantai tak biasa bergerak. Matanya akan perih menatap cahaya terang dunia luar. Orang ini akan mengalami kesakitan yang luar biasa. Meskipun begitu, setelah beberapa waktu, dia akan beradaptasi. Matanya menyesuaikan diri; demikian pula dengan badannya. Dia menyadari bahwa ada kenyataan yang melampaui bayangan dalam gua. Dalam sekejap pengetahuannya bertambah — ia tidak lagi menjadi “orang gua” yang naif. Ketika melihat kembali ke dalam gua, orang ini akan menyadari bahwa kenyataan yang dipercaya selama ini salah. Semua yang ia lihat dan dengar itu bukan kenyataan sebenarnya — melainkan, sekadar refleksi dari kenyataan yang lebih tinggi.
Bagian terakhir, sebagai penutup:
Seandainya orang ini — yang sudah pernah bebas — kembali ke dalam gua menemui teman-temannya. Apa yang akan terjadi? Ada kemungkinan ia akan dikucilkan karena pandangannya tentang kenyataan berbeda dengan mereka. Ada kemungkinan bahwa — apabila hendak membebaskan teman-temannya — ia akan dibenci karena menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Ada juga kemungkinan bahwa ia akan dipandang rendah. Karena matanya sudah beradaptasi dengan dunia luar, ia tidak lagi pandai mengamati bayangan di dinding.

Pada akhirnya, di mata orang-orang yang belum tercerahkan, persinggungan Si Orang Bebas dengan dunia luar tidak ada bagusnya. Boleh jadi ia akan dianggap sebagai orang linglung atau sakit jiwa. Sementara di sisi lain: justru orang-orang dalam gua itu yang sebenarnya naif. Kurang lebih seperti itulah ringkasan dari Alegori Gua versi Plato. Tentunya kemudian timbul pertanyaan. Kira-kira, apa c yang sebenarnya dibicarakan oleh Plato?   

Sebenarnya, Apa yang Dibicarakan oleh Plato?

a. Forma Kenyataan

Sekilas kalau kita perhatikan, ada tema menonjol dalam ilustrasi gua di atas. Tema tersebut adalah persepsi akan kenyataan. Mengenai hal ini ada ceritanya lagi.
Syahdan, sebagai seorang filsuf, Plato percaya akan adanya bentuk Kenyataan Tertinggi (disebut sebagai Forma).  Kenyataan Tertinggi ini bersifat transenden; terpisah dari dunia dan mustahil dipersepsi langsung. Hanya citranya saja yang terpancar di dunia kita. Misalnya begini. Di dunia nyata, kita tidak pernah melihat ada lingkaran sempurna. Kalau kita menggambar lingkaran pasti ada cacatnya: agak terlalu lonjong lah; sisinya bergerigi lah; atau lain sebagainya. Akan tetapi di benak kita, kita tahu seperti apa kira-kira lingkaran sempurna itu. Hanya menemukan contohnya saja yang agak sulit. Bola sepak tidak sepenuhnya sempurna, tetapi, kita sepakat bahwa bentuknya bulat. Nah, ide akan “lingkaran sempurna” itu dianggap Plato sebagai contoh kehadiran Forma.  Citranya terpancar di lingkungan sehari-hari — entah itu bola sepak, meja bundar, atau penampang pohon. Di satu sisi kita tahu mereka tidak bulat sempurna. Akan tetapi kita sepakat bahwa mereka berbentuk lingkaran. Plato berpendapat bahwa Forma itu seperti lingkaran sempurna yang dicontohkan. Forma itu Kenyataan Tertinggi Maha Sempurna. Meskipun begitu kita hidup di dunia serba terbatas. Oleh karena itu, cerminan Forma di dunia tidak mungkin sempurna — sudah pasti di sana-sini ada cacatnya.

Kembali ke kisah gua di atas…

Salah satu tujuan Plato lewat Perumpamaan Gua adalah menjelaskan tentang Forma. Yang namanya manusia, pendapatnya tentang kenyataan dibatasi oleh persepsi. Orang yang sepanjang hidup dipaksa menatap tembok hanya pernah menatap bayang-bayang dua dimensi. Oleh karenanya pengetahuan mereka tentang dunia terbatas di situ. Bahwa dunia itu adanya cuma dua dimensi; diwakili oleh bayang-bayang dan gema suara. Apabila ada bayangan orang lewat, maka dikatakan “ada orang lewat”. Apabila ada bayangan kelelawar terbang, maka dikatakan “ada kelelawar terbang”. Dan seterusnya, dan lain sebagainya. Akan tetapi faktanya, yang dipercaya tawanan gua sebagai “benda” itu bukan benda sebenarnya. Yang mereka sebut sebagai “orang” atau “kelelawar” itu sekadar refleksi. Sementara di sisi lain: benda yang menimbulkan bayangan luput dari perhatian. Di sini Plato hendak mengetengahkan satu hal. Kadang, orang terjebak mengamini apa yang mereka persepsi sebagai “kenyataan sebenarnya”. Sementara faktanya belum tentu — bisa saja apa yang dilihat itu aslinya cuma sebagian kecil. Analogi ini kemudian diperluas ke dunia amatan kita sehari-hari. Mungkinkah bahwa semua rasa, bau, dan warna yang kita persepsi sekadar cerminan? Plato menduga demikian. Dalam filsafat Plato, semua persepsi itu pada dasarnya refleksi dari Forma; bentuk Kenyataan Tertinggi.

 b. Transendensi: Dunia Yang Maha Lain  

Bagian selanjutnya dari Alegori Gua berkisah tentang tawanan yang dibebaskan. Orang ini tadinya seumur hidup menatap dinding. Meskipun begitu ia kemudian diseret keluar; berhadapan dengan dunia luas. Apa yang akan terjadi Pertama-tama, orang tersebut digambarkan mengalami rasa sakit luar biasa. Setelah itu ia digambarkan mengalami kebingungan: ternyata ada dunia di luar dua-dimensi yang selama ini ia tahu. Anggapan tentang realitas yang diyakini selama ini jungkir balik. Bisa dibayangkan bahwa dia tersiksa secara lahir-batin. “The Truth Will Make You Fret” Dunia yang melampaui semua pengetahuan dan persepsinya. Jikapun hendak dijelaskan lewat akal, maka akan mustahil — sebab benaknya tidak pernah berkenalan dengan dunia tiga-dimensi. Boleh dibilang bahwa si mantan tawanan sedang merasakan transendensi. Bagi otaknya yang sederhana, pemandangan di luar gua adalah kenyataan super kompleks yang melampaui akal dan ilmu. Akan tetapi setelah beberapa waktu, dia akan belajar menyesuaikan diri. Perlahan dia akan terbiasa hidup di dunia tiga-dimensi. Ia mulai paham bagaimana hidup bersama sungai, hutan, dan gunung. Dengan satu atau lain cara, ia akan mulai mengerti dunia yang — pada awalnya — bersifat “Maha Lain”.

c. Kembali ke Gua: Kemustahilan Menjelaskan  

Bagian terakhir alegori adalah ketika si mantan tawanan kembali dalam gua. Dikisahkan bahwa si tawanan mencoba bercerita pengalamannya. Meskipun begitu, orang dalam gua tidak dapat memahami ceritanya. Lebih jauh lagi: ia dianggap sebagai orang linglung yang kehilangan akal. Ini karena rekan-rekannya di dalam gua tidak punya bayangan akan apa yang disampaikan. Katakanlah misalnya tentang pohon. Bagaimana mungkin menjelaskan tentang pohon pada orang yang sehari-hari cuma tahu bayangan? Bentuknya yang silinder; warnanya yang hijau; cabangnya yang menyemburat? Di sini kita lihat keterbatasan persepsi menggagalkan orang mengerti kenyataan yang lebih tinggi.

Betapapun si mantan tawanan berupaya menjelaskan, ia tidak akan dapat mengomunikasikan dengan baik. Terlalu banyak gap pengetahuan antara dia dan teman-temannya. Belum lagi cara berpikirnya yang kini sudah masuk tiga-dimensi — berbeda dengan mereka yang masih berkutat di dua-dimensi. Pada akhirnya pengetahuan akan “kenyataan sebenarnya” jadi teronggok sia-sia. Barangkali kalau boleh dibilang, inilah problemnya dengan para nabi dan mistikus dunia kita — kalau memang klaim mereka benar. Mereka merasa telah bersentuhan dengan dunia Tuhan yang dialami. Akan tetapi ketika hendak mengomunikasikannya, mereka gagal total. Cuma bisa lewat perumpamaan dan metafora. Sebab memang yang transenden itu melampaui yang kita kenal sehari-hari.

Mengenai si mantan tawanan sendiri, dikatakan bahwa ada kemungkinan ia menyulut kemarahan. Sebab uraiannya akan “dunia” menyalahi keyakinan umum. Malah Plato menambahkan dalam dialognya: “Seandainya tangan dan kaki teman-temannya tidak terikat, tidakkah mungkin bahwa mereka akan membunuhnya?”

 Di dalam kehidupan ada banyak hal yang kita tidak tahu. Kita sering bertanya tentang banyak hal. Misalnya, apakah dunia gaib itu ada? Bagaimana dengan Tuhan dan Malaikat? Mungkinkah sebenarnya ada dimensi di luar ruang-waktu? Dan seterusnya, dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini susah untuk dijawab, sebab, urusannya tentang ranah yang tak diketahui. Ibaratnya kita seperti tawanan dalam gua di dunia tiga-dimensi. Kita melihat bunga, bukit, pohon; mencium bebauan dan sebagainya. Kadang kita merasa sudah melihat “kenyataan sepenuhnya”. Akan tetapi, benarkah seperti itu? Belum tentu. Boleh jadi ada level-level kenyataan lain yang luput dari amatan kita. Adapun menurut Plato, semua yang kita amati di dunia aslinya sekadar refleksi Kenyataan Tertinggi. Bukan kenyataan sebenarnya — melainkan sekadar citra. Oleh karena itu amat gegabah jika meyakini apa yang kita persepsi sebagai reality as it is. Di sini orang harus ingat untuk berhati-hati. Jangan sampai justru kita bertindak seperti tawanan gua yang naif. Merasa bahwa persepsinya sudah mewakili kenyataan, lalu dari situ mengatakan: “tidak ada apa-apa lagi di luar ini”. Sementara kenyataannya jauh panggang dari api. 

Hanya dengan kerendahan hati orang bisa terbuka pada kebenaran, betapapun mungkin kebenaran itu terdengar absurd. Selalu ada kemungkinan bahwa yang kita lihat itu cuma sepercik kecil dari kompleksitas luar biasa.

Mengutip dialog Shakespeare dalam Hamlet,
“There are more things in heaven and earth, Horatio, Than are dreamt of in your philosophy.”

SettiaBlog ini ngomongin apa c? He...he....lupakan! Ya, mungkin menyikapi teknologi modern saat ini sama rumitnya saat memahami filsafat. Maaf ya!



Bottom Note


Klip yang ada di Bottom Note ini SettiaBlog ambil beberapa hari yang lalu. Pas lagi enak - enak duduk di teras sambil menunggu adzan Maghrib...e...kok di langit ujung barat nampak indah dengan warna sedikit merah tembaga, ya langsung SettiaBlog ambil handphone terus SettiaBlog jepret. Ya namanya handphone murahan yang SettiaBlog pakai, hasilnya ala kadarnya. Terus SettiaBlog kasih lagu "say something" nya Christina. Backgroundnya SettiaBlog gunakan merah tembaga (cooper red) dan border warna kobe.
Ilmu seharusnya membuat kita semakin merendah hati, bukan meninggikan arogansi, dan mendebatkan banyak hal. Ini yang terjadi pada non-believer saat menyikapi ilmu, yang menggunakan ilmu untuk menambahkan gelar dan respect. Sehingga dengan gelarnya, orang lebih mengetahui, bahwa dirinya lebih berilmu. Ilmu untuk menghakimi mana yang salah vs benar. Yang perlu disikapi, rendah hatilah kepada yang lebih berilmu. Pengetahuan kita terbatas.
“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
Itulah sikap seharunya real people of knowledge.
Semoga ilmu yang kita cari, yang kita tuntut, menjadikan hati kita semakin bergetar pada Allah, semakin merendah hati kepada-Nya. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati…

Dec 24, 2022

Memancarkan Inner Beauty agar Lebih Menawan

 



Klip "What I Like About You" di atas milik Poison. Ini untuk ngasih semangat teman - teman SettiaBlog, khususnya Mas Andi yang lagi Ulang Tahun. Liriknya sendiri tentang alasan yang membuat kita menyukai sesuatu. Selera dan aksi kita didorong oleh kekuatan biologis yang tersembunyi. Selera mungkin menjadi faktor terbesar dalam membentuk jati diri kita. Baik dalam hal makanan, minuman, pasangan, atau pilihan politik, selera mencerminkan identitas kita. Jadi wajar jika SettiaBlog beranggapan bahwa kesukaan atau ketidaksukaan dibentuk melalui pertimbangan matang dan pengambilan keputusan yang rasional melalui beberapa pilihan yang SettiaBlog tentukan sendiri. Begitu juga dengan orang - orang menyukai Anda atau tidak, tentu ada alasannya dan Andalah yang menentukannya.

Merasa terkucilkan? Mungkin Anda harus mengubah diri agar bisa disukai. Karena ternyata, menjadi orang yang lebih disukai itu sebenarnya lebih mudah daripada yang kita kira. Ada banyak penelitian tentang ciri-ciri dan perilaku-perilaku yang membuat orang lebih disukai. Semuanya bisa melakukannya secara diam-diam mengubah pribadi Anda jauh lebih baik dan menyenangkan. 

1. Memegang Benda Hangat

Suatu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science menengarai bahwa kehangatan fisik berkaitan dengan persepsi kehangatan antar pribadi (interpersonal). Dalam penelitian kecil tersebut, sebanyak 41 mahasiswa diminta untuk memegang secangkir kopi panas atau secangkir kopi es. Kemudian semua peserta membaca deskripsi hipotesis tentang kepribadian seseorang dan menilai kepribadian itu berdasarkan beberapa ciri, termasuk kehangatan. Terbukti, para peserta yang memegang kopi panas menilai individu itu lebih tinggi untuk kehangatan daripada para peserta yang memegang kopi es, walaupun mereka semua memberi penilaian mirip untuk ciri-ciri lain. Pengalaman dengan suhu fisik itu sendiri berdampak kepada kesan dan perilaku prososial terhadap orang lain, tanpa kesadaran orang akan pengaruh-pengaruh itu.

2. Bicara Dalam Nada Tinggi

 Secara teknis, mungkin kita bisa melakukan kiat yang satu ini agar berhasil. Tapi, ternyata ini bukan semata-mata tentang apa yang kita katakan, melainkan bagaimana kita mengatakannya. Pria dan wanita yang berbicara dalam nada yang lebih tinggi dipandang lebih disukai dan dipercaya. Para peneliti mengamati adanya hubungan antara tinggi nada pembicara dan nilai-nilai yang diraihnya.

3. Gaya Pakaian

  Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal European Journal of Personality terungkap bahwa orang yang ekstrovert dan berpusat pada diri sendiri dianggap sebagai lebih disukai. Sebanyak 73 mahasiswa tingkat pertama di Jerman yang saling tidak mengenal bergantian memperkenalkan diri kepada kelompok. Perkenalan hanya berlangsung selama beberapa detik, dan semua peserta menilainya menurut beberapa hal, misalnya, "Menurutmu, seberapa disukaikah orang ini?" Para peneliti menggali lebih dalam untuk mengerti mengapa mereka yang ekstrovert dan orang-orang yang berpusat pada diri sendiri dianggap lebih disukai. Ternyata, salah satu alasan dua kelompok itu dianggap lebih disukai adalah karena keduanya "memiliki penampilan yang lebih bergaya."

4. Percaya Diri dan Berenergi

 Penelitian yang sama dengan di atas mendapati bahwa hal disukainya seseorang juga bergantung kepada "kecepatan dan energi pergerakan tubuh peserta" dan "keyakinan diri pergerakan-pergerakan tubuh itu." Namun perlu dicatat bahwa "keaslian isi" dalam perkenalan diri oleh peserta juga berperan, tapi tanda-tanda nonverbal mungkin lebih berarti daripada yang kita duga.

5. Meniru Orang yang Bersama Kita

Strategi ini disebut dengan cerminan (mirroring) dan melibatkan peniruan tak kentara terhadap perilaku orang lain yang sedang bersama dengan kita. Ketika berbicara dengan orang lain, cobalah meniru bahasa tubuh, gestur, dan ekspresi wajahnya. Para peneliti New York University mendokumentasikan "dampak bunglon" yang terjadi ketika orang-orang secara tidak sadar saling meniru perilaku sesamanya. Peniruan itu membantu rasa menyukai. Para peneliti meminta 72 pria dan wanita untuk mengerjakan tugas besama dengan seorang rekan. Sambil direkam oleh para peneliti, rekan-rekan mereka (yang bekerja untuk para peneliti) ada yang meniru dan ada juga yang tidak meniru perilaku peserta. Di ujung interaksinya, para peneliti meminta para peserta untuk menilai seberapa mereka menyukai rekan-rekan mereka. Ternyata, para peserta lebih berkemungkinan mengatakan menyukai rekan mereka yang telah meniru perilaku si peserta.

6. Meluangkan Waktu dengan Orang yang Ingin Dijadikan Teman

Berdasarkan dampak paparan-kebiasaan, orang cenderung menyukai orang lain yang familiar dengan dirinya. Dalam suatu contoh fenomena ini, para ahli psikologi University of Pittsburgh meminta 4 wanita untuk berpura-pura menjadi mahasiswi dalam sebuah kelas kuliah psikologi. Masing-masing wanita itu hadir dalam kuliah dalam jumlah yang berbeda. Ketika para peneliti menunjukkan foto 4 wanita itu kepada 130 mahasiswa, mereka menunjukan kedekatan yang lebih kepada wanita-wanita yang lebih sering mereka lihat di kelas walaupun tidak pernah berinteraksi dengan wanita-wanita itu.

7. Sentuhan Kasual pada Rekan Bicara

Sentuhan subliminal terjadi ketika kita menyentuh seseorang dengan sangat tidak kentara sehingga mereka hampir tidak menyadarinya. Contoh paling lazim adalah tepukan punggung seseorang atau sentuhan pada lengan yang bisa membuat mereka menjadi lebih hangat kepada kita. Dalam sebuah penelitian di Prancis yang terbit dalam jurnal Social Influence, kaum pria muda ditugaskan berdiri di pojok-pojok jalan dan berbicara kepada para wanita yang melintas. Eksperimen itu berrjalan selama 3 minggu dan melibatkan 120 wanita. Hasilnya, beberapa pria memiliki angka kesuksesan dua kali lipat dalam memulai obrolan ketika secara ringan menyentuh lengan si wanita ketika mereka mengobrol dibandingkan dengan yang tidak melakukannya sama sekali. Sebuah eksprimen oleh University of Mississippi dan Rhodes College meneliti dampak sentuhan antar orang (interpersonal) untuk pemberian tip di restoran. Beberapa pramujasi ditugaskan untuk secara singkat menyentuh tangan atau bahu pelanggan ketika memberikan uang kembalian. Ternyata, para pramusaji yang melakukan hal tersebut meraup jauh lebih banyak tip daripada para pramusaji yang tidak menyentuh para pelanggan mereka.

8. Senyum

Dalam suatu penelitian University of Wyoming, sekitar 100 mahasiswi S1 melihat foto-foto seorang wanita lain dalam 1 di antara 4 gaya, yaitu senyum dalam posisi tubuh membuka, senyum dalam posisi tubuh menutup, tidak senyum dalam posisi tubuh membuka, dan tidak senyum dalam posisi tubuh menutup. Hasilnya menengarai bahwa wanita yang ada dalam foto paling disukai ketika ia tersenyum, tidak tergantung kepada posisi tubuhnya – membuka atau menutup. Dalam penelitian yang lebih baru, para peneliti di Stanford University dan University of Duisburg-Essen mendapati bahwa para mahasiswa yang berinteraksi satu sama lain melalui avatar merasa lebih positif tentang interaksi itu ketika avatar-nya menampilkan senyum yang lebih lebar.

9. Biarkan Orang Lain Bicara

 Secara umum, orang menghargai seorang pendengar yang baik. Dalam sebuah penelitian, para peneliti meminta para peserta duduk dalam mesin fMRI dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan tentang pendapatnya ataupun pendapat orang lain. Para peserta diminta untuk membawa seorang teman atau anggota keluarga ke eksperimen dan pengiring itu duduk di luar mesin fMRI. Dalam beberapa kasus, para peserta diberitahu bahwa tanggapan-tanggapan mereka akan dibagikan kepada teman atau kerabat. Dalam beberapa kasus lain, tanggapan mereka tidak diteruskan ke siapapun. Hasilnya menunjukkan bahwa kawasan-kawasan otak yang berkaitan dengan motivasi dan ganjaran menjadi paling aktif ketika para peserta berbagi informasi secara publik, tapi juga aktif ketika mereka bicara tentang dirinya walau tidak ada yang mendengarkan. Dengan kata lain, membiarkan orang lain membagikan satu atau dua kisah tentang hidupnya daripada kita sibuk bicara tentang kisah kita, dapat memberi kenangan yang lebih positif dalam interaksi.

Dan yang tak kalah pentingnya dari sikap di atas adalah memunculkan inner beauty. adalah kecantikan dalam yang terpantul keluar dalam wujud sikap-sikap positif. Kecantikan berarti suasana batin yang mendorong seseorang menerima sesuatu dengan sepenuh hati, karena telah tertanam rasa suka dalam jiwa. Lalu apa yang dimaksud dengan inner beauty dalam pandangan Islam ? Al-Qur’an menggunakan berbagai macam kata untuk mengungkapkan kecantikan, di antaranya Al-Jamal, Al-Husn, Al-Bahjah  dan Al-Jinah. Al-Qur’an menggunakan kata Al-Jamal  sebanyak delapan kali yang semuanya berbicara dalam konteks akhlak, kecuali dalam Surat An-Nahl ayat 6 :
“Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan”. (Q.S. An-Nahl : 6)
Sementara yang lain terdapat dalam Surat Yusuf ayat 18 dan 83 yang berbicara tentang “kesabaran yang baik”. Dalam Surat Al- Hijr ayat 85 yang berbicara tentang “cara memaafkan yang baik”. Dalam Surat Al-Ahzab ayat 28 dan 49 yang berbicara tentang “cara menceraikan yang baik”. Dalam Surat Al-Ma’arif ayat 5 yang berbicara tentang “perintah untuk bersabar dengan baik”. Semuanya berbicara dalam konteks akhlak.

Kata Al-Husn banyak sekali dijumpai dalam Al-Qur’an dengan bentuk kata yang berbeda-beda. Kata tersebut dipakai untuk menunjukkan kebaikan rupa maupun perilaku. Namun kecantikan fisik yang mencakup kecantikan raut muka dan tubuh tidak tersebut dalam Al-Qur’an, kecuali hanya dua kali saja.
Pertama, manakala Allah SWT mengingatkan Rasul-Nya agar tidak terlena oleh fenomena luar dari orang-orang munafik. Dan apa yang tampak di mata dalam banyak hal tidak mengisyaratkan kebenaran. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Munafiqun ayat 4 :
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”. (Q.S. Al-Munafiqun : 4)
Kedua, adalah tatkala Allah berbicara pada Rasul-Nya dalam Surat Al- Ahzab ayat 52. Allah berfirman :
“Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) menggantikan mereka dengan istri-istri (yang lain) meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan Allah Maha Mengawasi segala sesuatu”. (Q.S. Al-Ahzab : 52)
Maksud dari kata husnuhunna di sini adalah keelokan wanita, keindahan raut muka atau tindakan tubuh secara umum. Namun tatkala Allah menyebutkan kecantikan dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah menyebutkan sifat bidadari surga :
“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik”. (Q.S. Al-Rahman : 70)

Meskipun begitu kata “yang baik-baik” didahulukan daripada kata “yang cantik-cantik”. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa wanita yang baik (yang memiliki sifat-sifat terpuji) lebih utama dari wanita yang hanya memiliki kecantikan fisik saja. Allah SWT tidak menetapkan keindahan lahiriah dan fisik sebagai standar untuk menilai manusia. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupamu dan hartamu tetapi dia melihat amal perbuatanmu dan hatimu”.  (HR. Ibnu Majah)
Isi hadits di atas sangat jelas menerangkan bahwa kecantikan lahiriah tidak ada harganya di mata Allah jika tidak disertai kecantikan hati, kedudukan dan jabatan yang tinggi serta harta benda yang melimpah tidak ada nilainya di hadapan Allah jika tanpa disertai akhlak dan amal perbuatan yang mulia. Sesungguhnya Allah telah menentukan standar lain untuk memuliakan hambanya yaitu orang yang bertaqwa yang mempunyai kemuliaan hati dan keluhuran akhlak.

Bagi Allah yang Maha Bijaksana, hati merupakan inti kepribadian manusia yang pantas untuk dijadikan petunjuk tentang diri seseorang. Jika hati seseorang baik, bersih dan hidup, maka baiklah pribadinya. Sebaliknya bila hati itu rusak, kotor bahkan berpenyakit, maka buruklah pribadi manusia yang memilikinya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“Sungguhnya dalam hati manusia itu ada segumpal darah, jika sehat, sehatlah seluruh tubuhnya. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuhnya. Segumpal darah itu hati”.
Menyimak hadits di atas, membuat mereka yang berwajah pas-pasan termotivasi untuk mempercantik diri dengan biaya murah, yaitu dengan mempercantik hati, yang terpenting adalah adanya kemauan dan kesungguhan. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu”. (Q.S. Al-Hujurat : 13)

Alangkah indahnya ayat tersebut, bagi Allah SWT, segala perangkat atau atribut dunia, baik kebangsaan, kesarjanaan, kekayaan dan kedudukan tidaklah berarti. Cukuplah seseorang itu melakukan “make up” bagi hatinya dengan taqwa. Niscaya dengan demikian ia akan mampu merebut posisi penting di hadapan Allah SWT. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW memerintahkan kepada seluruh umatnya agar selalu bertaqwa dimanapun berada dan bergaul dengan sesamanya dengan akhlak yang baik. Sebagaimana sabda beliau :
“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun berada dan ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. (H.R. Tirmidzi)
Demikianlah komitmen Nabi Muhammad sebagai Rasul penyeru kebajikan. Akhlak terpuji atau budi pekerti luhur (positive attitudes) yang melekat pada diri beliau telah mengantarkannya mencapai derajat kemuliaan di hadapan-Nya. Juga di tengah-tengah umat manusia, karena sesungguhnya Rasulullah SAW diutus di dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang bagus”.  (HR. Ahmad Bin Hambal)
Selain diperintah untuk bertaqwa dan berhias dengan akhlak yang baik, manusia juga diperintah untuk menuntut ilmu dan mengembangkan akal demi menggapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW :
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”.  (HR. Ibnu Majah)
Perintah untuk menuntut ilmu tersebut tidak hanya ditujukan kepada kaum pria saja tetapi juga kepada kaum wanita. Sejak hari pertama perjalanan Islam, wanita muslimah pada masyarakat Islam pada saat itu telah mengenal kedudukan ilmu. Mereka sadar betul kedudukan wanita sama dengan kedudukan pria dalam menuntut ilmu. Sehingga pada suatu ketika ada beberapa wanita yang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata :
“Ya Rasulullah, kami tidak mendapatkan peluang untuk belajar di majlismu yang dipenuhi kaum laki-laki, maka berilah kami kesempatan agar kami dapat belajar darimu pada kesempatan itu”.
Kemudian Rasulullah SAW menjawab :
“Bagianmu adalah di rumah Si Anu”.
Maka beliau datang kepada mereka (kaum wanita) pada hari dan tempat yang telah dijanjikan dan beliau mengajar mereka. Dari riwayat di atas terlihat, bahwa setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan wajib mengisi hidupnya dengan pengetahuan, tidak terbatas pada baca tulis, melainkan dengan ilmu. Khususnya bagi wanita, Nabi menandaskan bahwa mereka hendaknya diberikan pelajaran-pelajaran lain sebanyak mungkin, selama tidak keluar dari kodratnya, hal tersebut sangat dianjurkan oleh agama.

Setelah mempelajari semuanya, wanita mesti kembali memperhatikan kewajiban pokoknya mengurus rumah tangga dan mendidik putra-putrinya. Dengan seperangkat ilmu itulah wanita membenahi kepribadiannya. Dengan ilmu pula wanita memperoleh derajat kemuliaan di sisi Allah SWT. Juga di mata manusia lainnya. Derajat tersebut seperti yang dijanjikan oleh-Nya sebagai berikut :

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujadilah : 11)
Dan firman-Nya :
“Katakan, adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu ?” (Q.S. Az-Zumar : 9)
Demikianlah keutamaan ilmu dalam pandangan Islam. Manfaatnya bukan menjadi dominasi pemiliknya, melainkan juga bagi orang lain yang belum mempunyai pengetahuan, yang belajar darinya. Allah SWT berfirman :
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu mengetahuinya”.  (Q.S. An-Nahl : 43)
Selain diperintah untuk menjaga hati, berakhlak mulia dan menuntut ilmu serta berusaha untuk memperluas wawasan, kaum wanita juga dianjurkan untuk memelihara ruh dan jiwanya. Dengan mencermati ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi tersebut di atas, kiranya cukup jelas bahwa Islam sangat menekankan arti penting kecantikan hakiki, yaitu kecantikan yang memiliki makna lebih luas dan mendalam, bukan sekedar pesona jasmani. Kecantikan itu adalah ketaqwaan, kebersihan hati dan jiwa, tingkah laku (sifat positif) dan keluasan cakrawala berfikir. Adapun wanita yang memiliki kecantikan hakiki adalah wanita yang disebut wanita shalihah, wanita yang mampu menghadirkan pesona dan kebahagiaan hati yang menjadi perhiasan dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”. (HR. Ibnu Majah)
Dengan demikian jelas bahwa Islamlah penganjur inner beauty. Islam menganjurkan kepada para wanita agar memiliki “inner beauty” dengan cara menuntut ilmu dan berusaha memperluas wawasannya, membersihkan jiwa dan hatinya serta berhias dengan keluhuran tingkah laku.



Bottom Note

Background yang SettiaBlog gunakan di Bottom Note ini apa? Ada yang ngerti ndak? Ini bandana yang biasa SettiaBlog gunakan saat aktivitas outdoor. SettiaBlog gunakan untuk melapisi caping. Caping kan terbuat dari anyaman bambu, makanya SettiaBlog lapisi dengan bandana biar ndak sakit di jidat. Di samping itu SettiaBlog gunakan untuk menahan keringat agar tidak menetes ke muka atau mata. Beberapa hari ini SettiaBlog gunakan yang warna navy, produknya Mahameru, motifnya Surya Majapahit yang sudah di modif, sebenarnya ada maksudnya.

Bandana ini juga SettiaBlog gunakan sebagai pengganti iket atau udeng. Dalam tradisi Jawa udeng di gunakan sebagai simbol dari ngiket manah atau pemusatan pikiran. Beberapa waktu lalu SettiaBlog di ingatkan eyang - eyang SettiaBlog untuk terus menjaga hati dan pikiran.

SettiaBlog sekedar mengingatkan pada diri SettiaBlog dan keluarga, teman - teman SettiaBlog agar selalu menjaga hati dan pikiran. Khususnya Mas Andi dan keluarga yang kemaren berulang tahun, semoga Allah SWT selalu melimpahkan keberkahan di sisa umur yang diberikanNya.

Dec 20, 2022

Manfaat Ketika Anda Mampu Mengendalikan Diri dengan Baik

 



Selena, ngerti ndak, buah apa yang ada di koin dalam klip di atas? Buah ini daunnya di buat bumbu masak, Selena. Yang baca blognya Settia ada yang tahu ndak? Itu buah SALAM, ya. Buahnya bulat kecil-kecil, bentuknya kayak buah Delima. Kalau sudah matang warnanya merah sampai ungu. Selain di gunakan bumbu masak, daun Salam juga di pakai bahan obat. Buah Salam juga biasa di pakai obat kayak obat Diabetes, caranya juga mudah, Anda cukup mengkonsumsi buah salam secara rutin. Ini akan membantu merangsang hormone insulin dalam tubuh Anda.  Selain dapat mengobati Diabetes, buah Salam juga mampu mengobati asam urat. Ini juga membantu mengatasi asam urat yang kambuh secara mendadak. Anda hanya perlu minum air rebusan buah Salam secara rutin.

Koinnya sendiri SettiaBlog bentuk lingkaran, ada gambar buah SALAM di tengah dengan tulisan Settia 2016. Bagus kan ya, motif buah SALAMnya? he...he.... Bentuk lingkarannya itu ada maksudnya lho. SettiaBlog ingin mengingatkan adanya 3 lingkaran. Ya, ada tiga lingkaran kehidupan yang dihadapi oleh semua orang, yaitu lingkar kendali, lingkar pengaruh dan lingkar perhatian.

Pertama, Lingkar kendali (Circle Of Control). Lingkar ini berada paling dalam, sangat dekat dengan diri kita dan paling banyak mengeluarkan energi dan pikiran. Wilayah dimana kita bisa secara langsung mengontrol penuh keadaan tersebut sesuai dengan kehendak kita. Kita dapat melakukan sesuatu secara langsung tanpa khawatir ada yang mengganggu. Misalnya, apa yang kita sukai, apa yang ingin kita beli dan lain lain.

Kedua, Lingkar Pengaruh (Circle of Influence). Dalam hal ini posisi kita hanya bisa mempedulikan atau hanya sekedar mempengaruhi tanpa bisa merubah terlalu banyak. Katakanlah misalnya pemilik Lingkar Pengaruh adalah seorang kakak yang mengingatkan adiknya untuk tidak ugal ugalan dijalan, sedangkan Lingkar Kendali berada di tangan adik kita sepenuhnya. Seorang kakak hanya bisa mengingatkan agar tidak sampai mengancam keselamatan dirinya sendiri dan orang lain. 

Ketiga, Lingkar Perhatian (Circle of Concern) Dalam hal ini, kita seperti seorang yang membaca berita tentang Pelanggar lalu lintas, Posisi kita tidak dapat mengubah apapun. Percuma menghabiskan waktu dan energi mengurusi hal ini. Kebanyakan dari kita reaktif dan menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk sekedar memikirkan persoalan persoalan yang terjadi di luar sana ( cirle of concern) yang bakhan di luar kontrol kita. Inilah yang menyebabkan seseorang tidak produtif dan suatu saat akan merasa frustrasi karena tidak menemukan jalan keluar atau penyelesaian. Kita seharusnya tidak perlu ikut stres dengan masalah yang di luar kontrol kita. Namun, cukup kita perhatikan untuk dijadikan pelajaran agar bisa mengaplikasikan di lingkar pengaruh kita. Perhatian utama kita seharusnya adalah bagaimana kita beradaptasi semaksimal mungkin dan fokus kepada mengaplikasikan lingkar kendali dan pengaruh yang kita miliki secara tepat dan benar. Dengan begitu diharapkan lingkar pengaruh kita akan meningkat seiring waktu . Semakin besar lingkar pengaruh seseorang maka semakin besar pula Ia mempengaruhi banyak orang karena kepercayaan dan memberi manfaat sebanyak banyaknya kepada orang lain. Bahkan yang awalnya hanya ada di lingkar peduli dapat bergeser ke lingkar pengaruh orang tersebut.
“Orang yang sukses, adalah orang yang efektif melakukan di lingkar pengaruhnya,”

Ketika ekspektasi tidak sesuai kenyataan, tentu saja Anda akan merasa emosi dan kecewa. Maka dari itu, dibutuhkan kemampuan mengendalikan diri, sebab ketika Anda mampu mengendalikan diri dengan baik akan membuat Anda lebih mudah menerima kondisi yang tidak Anda harapkan. Bukan hanya itu, hal tersebut juga akan memberikan beberapa manfaat untuk Anda.

• Memiliki Rasa Sabar yang Besar

Dengan Anda mampu mengendalikan diri dengan baik, tentu saja Anda akan memiliki rasa sabar yang besar. Sebab, Anda selalu bisa menerima situasi yang tidak seperti Anda harapkan. Bukan hanya itu, dengan Anda mampu mengendalikan diri dengan baik, juga akan membuat Anda dengan mudah menjalani hidup dengan tenang dan tanpa rasa cemas. Anda menjadi selalu menggunakan kesabaran dalam melakukan semua hal.

• Tidak Gegabah

Dalam melakukan sesuatu Anda tidak gegabah, sebab setiap kali Anda ingin mengambil sebuah keputusan Anda selalu memikirkannya secara matang. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari sebuah kesalahan. Bukan hanya itu, dengan Anda mampu mengendalikan diri dengan baik, juga akan membuat Anda dalam melakukan tindakan cenderung selalu berhati-hati. Anda akan dengan mudah mendapatkan apa yang Anda inginkan.

• Terhindar dari Penyesalan

Ketika Anda mampu mengendalikan diri dengan baik, tentu saja dalam melakukan hal apapun Anda tidak pernah sembarangan. Hal tersebut membuat Anda jarang sekali melakukan kesalahan, sebab setiap kali Anda mengambil keputusan selalu tepat. Hal itu juga akan membuat Anda terhindari dari penyesalan.

• Tidak Boros

Ketika Anda sedang berbelanja, pasti Anda selalu ingin membeli barang yang Anda inginkan. Bahkan, barang tersebut sebenarnya tidak menjadi kebutuhan Anda. Namun, kalau Anda mampu mengendalikan diri dengan baik, tentu saja dalam berbelanja Anda tidak akan boros. Pasalnya, Anda bisa mengendalikan diri Anda dengan cara membedakan antara keinginan dan kebutuhan.



Bottom Note

Lagunya sendiri "100 Years" milik Five for Fighting. Liriknya c tentang seseorang yang berusaha memaksimalkan potensi yang dia punya, dan menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab. Agar tidak menyesal di kemudian hari, terlebih di hari tua. Bahkan ketika kita diberi umur 100 tahun sekalipun, kita akan sadar bahwa nikmat umur dan waktu sangatlah berharga. Berapapun umur dan waktu yang diberikan Allah SWT.
“Anda di sini hanya untuk persinggahan yang singkat. Jangan terburu, jangan khawatir. Yakinlah bahwa Anda menghirup wangi bunga sepanjang perjalanan.”
Kehidupan Anda hanyalah sementara. Suatu saat semua yang bernyawa pasti akan mati dan kembali kepada pencipta-Nya. Jangan menjalani hidup Anda tanpa arti. Setidaknya, Anda bisa kembali dengan membawa kenangan baik dan tidak terlupakan. Anda tidak harus menjadi orang kaya untuk bisa membuat kenangan yang baik, tapi setidaknya bisa berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Anda juga tidak harus bekerja setiap hari sampai larut malam hingga mengorbankan jam istirahat. Cukup kerjakan semampu dan sewajarnya tanpa harus kehilangan momen berarti bersama keluarga. Cintai hidup Anda, tetapi jangan terlalu mencintai apa yang ada dalam hidup Anda, karena Anda tidak pernah tahu kapan mereka akan berhenti mencintai Anda.

Dec 18, 2022

Menjadi Orang Sukses dengan Meniru Kebiasaan Orang Sukses

   



Klip "iris" di atas milik Goo Goo Doll yang sudah di cover, sebenarnya SettiaBlog pengen yang versinya Avril, habisnya kangen vokalnya Avril tapi ndak jadi. Backgroundnya itu bunga Iris yang ada di taman Hakko Gakuen Jepang. SettiaBlog kok suka banget sama budaya Jepang c? SettiaBlog seorang wibu? Ya, SettiaBlog itu seorang wibu dan juga otaku. Wibu? Otaku? Ngomong apa c Settia ini. Wibu, kalau dalam bahasa Inggris, "weaboo". Wibu itu sebutan untuk seseorang yang begitu kagum budaya Jepang. Tapi ya ndak semua budaya Jepang SettiaBlog suka. Kalau otaku itu julukan untuk seseorang yang fanatik dengan dunia anime, seperti buku komik dan tontonan serial anime Jepang. 'Iris' sendiri memiliki arti pelangi karena bunga Iris memiliki banyak jenis warna. Bunga Iris yang warna ungu merupakan bunga Nasional Perancis. Bau bunganya harum tapi bunga Iris ini termasuk bunga musiman, setahun hanya berbunga sekali walaupun sudah ada yang hybrid berbunga dua kali dalam setahun. Untuk menikmati keindahan dan keharuman bunga Iris ini harus menunggu satu tahun. Ya, seperti itulah kehidupan. Keindahan, kebahagiaan, kesuksesan di dapat dengan melalui proses, proses sendiri perlu waktu dan juga ndak selamanya keindahan, kebahagiaan, kesuksesan menaungi kita.

Kesuksesan merupakan impian semua orang yang ada di dunia. Akan tetapi, pernahkah terbesit dipikiran mengenai bagaimana cara menjadi orang sukses? Dalam mencapai sebuah kesuksesan tentu membutuhkan usaha yang maksimal dan semangat pantang menyerah. Namun, cara mencapai kesuksesan dengan cara tersebut tentu tidak cukup. Kita membutuhkan cara lain supaya lebih mudah dalam menggapai tujuan yang sudah diimpikan sejak dulu. Pasti kita semua tahu bahwa meraih kesuksesan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Supaya seseorang dapat meraih kesuksesan, maka Ia harus melalui berbagai rintangan dan juga proses yang tidak mudah dan tidak sebentar. Tak ada sebuah kesuksesan yang bisa digapai dengan mudah, kecuali memang kita sudah memiliki privilage yang membuat hidup kita berjalan lebih mudah dari seharusnya. Namun pada umumnya, tentu kita membutuhkan kebiasaan disiplin dan juga semangat membara dalam menjalani proses menuju sukses. Bahkan, dari kebiasaan kecil yang kita lakukan sehari-hari mampu menjadi tolok ukur kemampuan kita dalam menggapai kesuksesan. Setiap usaha yang kita jalankan, sekecil apapun itu, pasti akan memberikan dampak yang baik bagi proses untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Kebiasaan Orang Sukses yang Dilakukan Setiap Harinya

Seorang penulis bernama Thomas Corley melakukan sebuah penelitian mengenai kebiasaan sehari-hari dari orang kaya dan juga orang miskin. Berdasarkan 233 responden yang telah terkumpul dari orang-orang kaya dan 128 responden dari orang miskin, peneliti tersebut menemukan bahwa 6 kebiasaan orang sukses yang dilakukan setiap harinya :

1. Bangun 3 Jam Sebelum Mulai Bekerja

Ketika hari masih sangat pagi, orang-orang sukses biasanya sudah bangun dan mulai bersiap untuk menyambut hari. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, ada sekitar 44% orang sukses yang bangun 3 jam sebelum berangkat kerja atau mulai bekerja. Hal tersebut dilakukan supaya mereka bisa mempunyai cukup waktu untuk bersiap dan menenangkan diri. Sehingga bisa memulai pekerjaan dengan kondisi yang fresh dan tenang. Selain itu, dengan bangun lebih awal, mereka mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukan berbagai hal sebelum mulai bekerja. Kebiasaan tersebut patut ditiru apabila Anda ingin menjadi orang sukses. Dengan bangun lebih awal, maka kita akan mendapatkan banyak keuntungan yang bisa dinikmati, entah itu untuk saat ini atau di masa mendatang. Dengan bangun lebih pagi, kita tidak akan merasa terburu-buru untuk bersiap-siap.

2. Mempunyai Target Harian

Mindset orang-orang sukses tidak pernah berpikir tentang berapa lama mereka harus bekerja pada hari itu atau berpikir tentang kapan mereka bisa liburan. Setiap hari, sebelum memulai dari mereka sudah merencanakan banyak hal supaya harinya dihabiskan untuk hal-hal yang produktif. Tak hanya itu, mereka juga akan berpikir tentang bagaimana cara menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu dengan maksimal. Segala sesuatu yang perlu diselesaikan pada hari itu sudah diatur dengan jelas di hari sebelumnya. Sehingga mereka tinggal menyesuaikan saja sesuai rencana. Membuat target harian perlu kita lakukan agar termotivasi untuk bekerja lebih giat. Sebab dengan memiliki daftar rencana atau target yang jelas, maka semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Jadi, tidak ada lagi waktu yang terbuang sia-sia.

3. Tak Pernah Berhenti Untuk Belajar

Salah satu ciri orang sukses paling terlihat adalah keinginan mereka untuk selalu belajar. Tak hanya bentuk membaca buku atau belajar di sekolah, namun proses belajar tersebut bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja serta dari siapa saja. Hal-hal baru tentu akan selalu ada di setiap tempat. Itulah salah satu hal yang bisa mendorong orang-orang sukses untuk terus belajar. Jadi, semakin sering kita belajar maka akan semakin cerdas dan memiliki wawasan yang luas. Apabila kita sudah memiliki wawasan yang luas, kita bisa berkomunikasi dan melakukan banyak hal dengan baik. Sehingga ketika kesempatan datang, kita sudah bisa mengambilnya karena kita sudah memiliki wawasan mengenai hal tersebut.

4. Menambah Relasi

Kebiasan orang sukses yang mungkin seringkali dianggap tidak penting dan membuang-buang waktu adalah memperluas relasi dengan menambah teman. Padahal hal tersebut sangat penting untuk kita lakukan agar relasi kita semakin luas. Dengan begitu, kesempatan untuk meraih kesuksesan menjadi semakin besar. Tapi sayangnya, kebanyakan orang cenderung lebih tertutup dan memilih untuk melakukan bisnis dengan orang-orang yang sudah mereka kenal saja. Tapi perlu Anda pahami bahwa dengan membangun relasi yang baik dengan orang-orang baru, maka tingkat kepercayaan orang lain terhadap diri kita akan semakin besar. Hal itulah yang selama ini dilakukan oleh orang-orang sukses. Mereka justru meluangkan waktu untuk menambag serta menjaga relasi yang baik dengan orang lain. Sebab, mereka paham tentang betapa besarnya pengaruh teman untuk kesuksesan mereka.

5. Memiliki Pola Hidup Sehat

Kesehatan adalah salah satu aset yang perlu kita jaga dengan baik. Sebab, kesehatan sendiri mempunyai dampak yang cukup besar bagi kesuksesan kita. Dengan memiliki tubuh yang sehar, maka pikiran kita juga akan lebih senang. Sehingga akan ada banyak ide yang dapat membuat kita bisa meraih kesuksesan. Selain itu, dengan memiliki pola hidup yang sehat, maka kita akan terhindar dari berbagai jenis penyakit. Jadi, kita dapat melakukan apapun dengan maksimal dan lebih produktif dalam bekerja. Biasanya, orang sukses akan pergi olahraga setelah pulang dari bekerja. Mereka akan pergi ke tempat pusat kebugaran untuk melakukan aktivitas olahraga dan juga menambah relasi pertemanan. Selain itu, gaya hidup yang sehat juga bisa dilakukan dengan cara menjaga pola makan. Jika dilihat dari poin ke lima ini, bisa disimpulkan bahwa orang-orang sukses sudah disiplin sejak dalam mengatur pola hidup dan pola makan.

6. Lebih Banyak Membaca

Proses pembelajaran yang paling sering dilakukan oleh orang sukses adalah membaca. Sebab, ketika membaca otak kita akan mengulang apa yang kita baca. Sehingga informasi yang masuk ke dalam otak kita akan lebih mudah untuk diingat. Tak heran jika membaca menjadi salah satu cara untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita. Sebenarnya, menonton TV atau tayangan YouTube juga bisa memberikan kita pengetahuan dan wawasan yang baru. Akan tetapi, orang-orang cenderung mencari tayangan yang menghibur dan tayangan yang sebenarnya tidak berguna untuk ditonton. Oleh karena itu, menonton TV atau tayangan video lainnya hanya akan membuang waktu kita saja.

Cara Menjadi Orang Sukses

Cara menjadi orang sukses menjadi salah satu kata kunci yang seringkali menempati posisi teratas di halaman pencarian Google. Hal tersebut menunjukkan bahwa sekarang ini masih banyak orang yang sedang bejuang mencari cara untuk menggapai kesuksesan yang selama ini diimpi-impikan. Walaupun tidak bisa dikatakan mudah, namun menjadi seseorang yang sukses di usia muda bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Bahkan, beberapa pengusaha yang kini sudah sukses, mereka meraihnya di usia yang masih muda. Namun yang menjadi masalah sebenarnya adalah kebanyakan orang hanya berani untuk bermimpi tanpa melakukan usaha untuk mewujudkan hal tersebut.

Memperkuat karakter merupakan salah satu cara menjadi orang sukses. Jika kita tidak memenuhi karakteristik dari orang sukses, maka tentu kita tidak bisa meraih kesuksesan yang diimpi-impikan. Dan beberapa karakteristik dari orang sukses yang perlu ditiru:

• Berani Untuk Memulai

Orang yang sukses tidak selalu berasal dari orang-orng yang pandai dan selalu juara di kelas. Tapi, orang sukses justru berasal dari orang-orang yang berani untuk memulai. Salah satu musuh terkuat seseorang untuk menggapai kesuksesan adalah rasa tidak percaya diri. Di dunia ini, ada banyak sekali orang yang memiliki ide cemerlang, tapi sedikit dari mereka yang berani dan percaya diri untuk mengungkapkan serta memulai hal baru yang belum pernah mereka lakukan. Keberanian untuk memulai sesuatu hal yang baru adalah salah satu modal untuk para calon pengusaha untuk mencapai kesuksesan. Terlebih lagi, untuk kita yang masih muda dan mempunyai ide-ide baru untuk diwujudukan. Sebagai anak muda, kita masih mempunyai banyak waktu untuk belajar lebih maksimal dari pengalaman serta kegagalan usaha yang dulu pernah terjadi di dalam hidup kita sendiri maupun orang lain.

• Berpikir Kritis

Untuk menjadi orang yang sukses, kita perlu berpikir kritis terhadap apapun yang ada di depan kita. Terutama pada semua hal yang menghalangi jalan kita untuk menuju kesuksesan. Kita harus bisa menganalisa fakta serta opini yang muncul di masyarakat. Kemudian hal tersebut kita jadkan sebagai solusi untuk setipa masalah yang hadir, baik itu berpengaruh pada pekerjaan kita atau tidak. Dengan memiliki pikiran yang kritis dan selalu berpikir positif, kita bisa semakin berkembang dan bergerak maju untuk menggapai kesuksesan.

• Disiplin

Jangan terlalu berharap untuk menjadi seorang yang sukses jika kita belum bisa menerapkan sikap disiplin di dalam hidup kita. Kenapa? Sebab, sikap disiplin adalah salah satu karakter umum yang dimiliki oleh orang-orang sukses. Sehingga jika kita ingin menjadi orang sukses, maka kita juga perlu menerapkan sikap disiplin atas diri kita sendiri. Mulailah dengan membuat jadwal dan hindari untuk menunda pekerjaan. Usahakan untuk menyelesaikan semua pekerjaan secara tepat waktu. Dengan konsisten melakukan hal tersebut, maka sikap disiplin akan terbentuk di dalam diri kita.

• Cepat Beradaptasi

Perkembangan zaman kini sudah begitu pesat, jadi mau tidak mau kita harus menjadi seseorang yang bisa beradaptasi dengan cepat. Hal penting yang harus kita lakukan adalah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren terkini. Sebab, jika kita tidak update, maka akan sangat sulit mengimbangi tren dan juga teknologi yang semakin hari semakin maju. Kenapa hal tersebut penting? Sebab, perkembangan zaman, tren, dan juga teknologi bisa mempengaruhi minat serta keinginan kita dalam merencanakan masa depan untuk mencapai kesuksesan.

• Terbuka Dengan Kritik dan Saran

Kritik dan saran merupakan faktor yang bisa mempengaruhi sikap kita. Oleh sebab itu, jangan sampai kita tidak terbuka dalam menanggapi kritikan dan juga saran yang berkaitan dengan diri kita sendiri. Terlepas dari siapa orang yang memberi kritian, sebaiknya kita menerimanya terlebih dulu. Jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk terus berkembang dan melangkah lebih maju. Jangan jadikan kritikan sebagai masalah yang berat dan bisa menghancurkan fokus kita. Kadang-kadang, seseorang menjadi terlalu angkuh atau sombong sampai tidak mau menerima kritik dan juga saran dari orang lain. Padahal hal tersebut adalah salah satu cara menjadi orang sukses yang sesungguhnya.

Dan SettiaBlog mengingatkan lagi, untuk menjadi seorang yang sukses, kita tidak harus berfokus pada satu bidang saja. Ada banyak sekali orang yang sudah sukses dan ternyata mereka sudah melakukan banyak sekali hal dari berbagai bidang sebelumnya. Tidak peduli apapun bidang yang kita minati, yang penting memiliki,

- Komitmen

Mempunyai komitmen yang kuat di dalam diri merupakan salah satu cara efektif menjadi seorang yang sukses. Ketika seseorang melakukan suatu hal dengan setengah hati, maka hal tersebut akan menjadikan mereka  sulit untuk mencapai kesuksesan. Supaya kita bisa berhasil terhadap segala sesuatu yang kita lakukan, kita harus mempunyai komitmen yang kuat, baik itu dalam niat maupun tindakan. Kita juga tidak boleh mudah menyerah jika usaha yang kita lakukan belum menunjukkan hasil. Namun kita harus tetap berjuang dan berusaha. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen kita terhadap segalam sesuatu yang sedang kita lakukan.

- Membentuk Kebiasaan Baik

Selain mengukur sebuah kemajuan dari proses yang kita lakukan, cobalah untuk memulai membentuk kebiasaan baik sebagai salah satu hal yang kita lakukan setiap harinya. Misalnya, kita berniat untuk ahli dibidang tertentu. Maka mulailah untuk membentuk kebiasaan yang bisa membuat kita bisa mencapai keinginan kita dalam menguasai bidang tersebut. Tak perlu merasa berat atau bahkan terbebani dalam mempelahari hal baru. Sebaiknya kita menganggap hal tersebut sebagai kebiasaan baru yang memang wajib kita lakukan setiap harinya. Dengan begitu, kita akan lebih mudah dalam menjalaninya.

- Melakukan Evaluasi Diri

Salah satu hal yang seringkali luput dari pikiran kita adalah tidak mau melakukan evaluasi terhadap apa saja yang sudah kita lakukan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Jadi, mulai sekarang, apapun tujuan yang kita inginkan, cobalah untuk melakukan evaluasi dan bertanya kepada diri kita sendiri, apakah ada hal-hal yang perlu diperbaiki, dikembangkan lagi, atau yang lainnya. Dengan mengevaluasi setiap hal yang kita lakukan bisa membuat kita semakin paham terkait mana saja yang berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki lagi.

- Fokus Terhadap Proses Bukan Hasil

Jika selama ini kita selalu fokus pada hasil yang diperoleh saja, sebaiknya sekarang kita mengubah mindset kita untuk mulai berfokus pada proses untuk menggapai hasil tersebut. Cara seperti itu akan lebih bisa membuat seseorang mempertahankan motivasinya dalam mencapai tujuan atau kesuksesan. Ketika kita terlalu fokus terhadap hasil yang diperoleh, maka motivasi yang kita miliki bisa menurun jika mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Setelah Anda menerapkan semua cara yang sudah disebutkan di atas, hal tersebut tidak akan menjamin kita akan langsung menjadi orang sukses. Tapi dengan menerapkan kebiasaan di atas, maka kesempatan untuk menjadi orang sukses akan semakin besar. Sukses atau tidaknya seseorang tidak bisa ditentukan dengan apa yang dilakukannya, tapi semua itu ditentukan oleh diri kita sendiri.



Bottom Note


Kalau klip yang ada di Bottom Note ini, "rich man" milik Little Big Town. Anda bisa lihat klipnya, salah satu aset yang paling berharga adalah keluarga, tentu keluarga yang harmonis. Sabar dan qonaah sebagai faktor yang menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis tidak lengkap kalau tidak didasari dengan perasaan “cinta” yang dalam. Cinta sangat penting untuk membangun keharmonisan keluarga. Kata cinta memang tidak bisa didefinisikan secara operasional, tetapi bisa dirasakan dengan penuh penghayatan. Ketika seseorang lelah, stress, pusing mikir pekerjaan, dan perilaku kecemasan lainnya muncul, kalau keluarga inti penuh dengan rasa cinta semua akan sirna. Orangtua memainkan peran penting dalam membentuk cinta dalam keluarga. Wujud cinta itu adalah orangtua menyayangi anaknya dan anak menghormati orangtua. Tidak ada saling menuntut, mengeluh, bahkan merasa ada yang salah dalam keluarga. Mereka membangun satu visi kehidupan yang didasari nilai-nilai ilahiyah dan insaniyah yang dalam. Inilah pilar penyangga keluarga, harta yang paling berharga dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

Dec 16, 2022

Menemukan Kesadaran Diri

 



Klip "lavender haze" di atas milik Taylor Swift. Sengaja SettiaBlog gunakan klip di atas, lha SettiaBlog beberapa hari yang lalu di sindir e. SettiaBlog ndak lupa kok sama bau minyak lavender dan juga ndak lupa angka 13. Warna lavender sendiri turunan dari warna ungu. Dalam ilmu aura tubuh yang dikenal sebagai warna cakra, ungu adalah chakra mahkota. Chakra mahkota, juga dikenal sebagai Sahasrara, terletak di bagian atas kepala. Ini terkait dengan mahkota kepala, sistem saraf, dan otak, dan mewakili pemikiran murni. Cakra ini menghubungkan seseorang dengan kesadaran tanpa batas. Saat membuka cakra ini akan membantu memasuki pemahaman spiritual yang mendalam. Lirik dari "lavender haze" sendiri mengingatkan kita semua agar fokus pada tujuan, ndak usah pedulikan omongan negatif dari orang lain.

Pernahkah Anda ketika pagi hari terbangun dalam suasana damai kemudian menulis apa saja inspirasi yang ada di benak Anda lalu Anda tuangkan dalam tulisan tanpa banyak mikir dan hambatan dan beberapa hari setelahnya, ketika Anda membacanya Anda tertegun akan isi tulisan tersebut? Atau mungkin banyak diantara kita yang sering punya berbagai permasalahan, kebingungan dan uneg-uneg yang ingin kita tanyakan kepada Guru atau orang bijak atau orang yang dianggap tahu? Bayangkan bagaimana bahagianya kita ketika kita memiliki penuntun, Guru yang bisa menuntun dan menjawab pertanyaan dan kebimbangan kita. Atau bagi suka menulis seringkali ketika diniatkan dan dipaksa untuk menulis inspirasi tidak datang-datang dan kata-kata kita mentok ndak bisa menyelesaikan tulisan kita, tetapi ada saat kita merasakan tanpa diniatkan pada suatu waktu kita duduk dan inspirasi mengalir dan kitapun mengambil alat tulis, handphone atau laptop kemudian langsung menulis kata demi kata secara lancar tanpa hambatan, seolah kata itu mengalir saja seperti air mengalir pada sungai yang bebas hambatan atau  bisa disebut “trance writing”, alias seseorang yang dianggap punya spirit atau kemampuan tertentu untuk menghasilkan karya seni. Mungkinkah itu sang jiwa atau spirit atau yang dikenal dengan sebutan “Higher Self” mengekspresikan dirinya dalam suatu karya ? Alhamdulillah SettiaBlog sampai saat ini masih di beri kemudahan dalam membuat bahasan di blog, tentu SettiaBlog lakukan juga dengan kesadaran. Lho, beneran...SettiaBlog membuat bahasan di blog dengan kesadaran dan kewarasan, buktinya SettiaBlog masih bisa ingat bau minyak lavender dan masih ingat angka 13, ya kan Tay...he...he...

Setiap individu yang hidup di dunia ini tentu memiliki kesadaran. Kesadaran akan bagaimana yang seharusnya dia lakukan di dunia ini, kesadaran akan pentingnya memaknai hidup, kesadaran akan agama yang akan menuntun kita untuk menjalani dunia ini dan yang pasti kesadaran akan tuhan yang selalu mengawasi setiap tindak laku kita di dunia. Artinya mayoritas apa yang kita lakukan di dunia ini kita lakukan dengan kesadaran. Kesadaran sangat penting untuk kita miliki, kesadaran atau conscious  ini harus dimiliki oleh setiap individu. Agama SettiaBlog islam sangat detail menjelaskan tentang konsep kesadaran khusunya konsep kesadaran diri. Kesadaran diri dalam Al-Qur’an mengandung pengertian menemukan jati diri dengan cara mendidik dan menghidupkan potensi-potensi fitrah dan internal yang ada pada wujud dirinya dan kemudian menjiwai (memahami dengan hati) hakikat-hakikat keberadaan dan nama-mana serta sifat-sifat Ilahi. Dengan demikian, kesadaran diri memiliki tingkatan dan cabang-cabang yang beragam, yang mana tingkatan sempurnanya itu adalah kesadaran diri irfani (sufistik), kesadaran yang terkait dan menyatu dengan hubungan dan korelasi manusia dengan realitas serta kesejatian hakikinya yang tidak lain hal itu adalah khalifatullah.

Dalam kesadaran dalam islam ada yang namanya kesadaran fitrawi. Kesadaran fitrawi bukan merupakan sebuah bentuk persfektif dan sebuah pengetahuan yang sifatnya hushuli, namun merupakan sebuah kesadaran dan sebuah ilmu hudhuri. Kesadaran diri yang bersifat hudhuri mengandung makna bahwa: saya ada dan saya punya serta memiliki kesadaran serta pengetahuan terhadap keberadaan dan eksistensi ini melalui potensi-potensi internal saya. Hal ini merupakan sebuah pengetahuan dan kesadaran prinsipil dan nyata serta sama persis dengan pribadinya. Pada pengetahun dan kesadaran ini, manusia memperoleh dan akan meraih sebuah realitas bernama “saya” dan hal itu sama dengan pengetahuan dan kesadaran terhadap diri pribadinya. Kemudian setelah kesadaran fitrawi ada juga kesadaran universal. Kesadaran diri yang bersifat global dan universal memiliki pengertian kesadaran dan pengetahuan terhadap diri dalam kaitannya dengan alam bahwa: dari mana saya datang? Saya berada di mana sekarang? Dan nanti saya akan kemana? Pada kesadaran diri semacam ini, manusia akan menyingkap bahwa dirinya merupakan salah satu bagian dari “keseluruhan” (kull) yang bernama alam dunia, ia akan mengetahui bahwa dirinya itu tidak independen dan tidak mandiri, dirinya itu bergantung, yakni ia ada bukan dengan sendirinya, ia hidup bukan dengan sendirinya dan akan meninggalkan dunia ini bukan melalui dirinya, ia hendak memperjelas kondisi dirinya pada “keseluruhan” ini. Ali bin Abi Thalib r.a suatu waktu pernah menyinggung bentuk kesadaran semacam ini. Ali bin Abi Thalib r.a berkata sebagai berikut: ”Semoga Allah SWT merahmati…orang yang mengetahui bahwa dirinya datang dari mana? Sedang berada di mana? Dan hendak menuju ke mana?”

Yang terakhir ada kesadaran irfani atau dalam bahasa lain disebut kesadaran sufistik. Kesadaran irfani adalah sebuah kesadaran terhadap diri sendiri dalam kaitannya dengan Allah SWT. Hubungan ini adalah sebuah hubungan dua wujud dan eksistensi yang bukan bersifat sejajar atau horizontal, akan tetapi suatu hubungan antara cabang dengan pohon, hubungan antara majazi dengan hakikat tunggal (Allah SWT), dan merupakan sebuah hubungan antara muqayad (tergantung) dan mutlaq (absolut). Keinginan seorang ‘arif adalah keinginan yang bersifat internal dan merupakan sebuah kebutuhan fitrah diri.

Menurut pandangan seorang ‘arif, ruh dan jiwa, bukan “saya” yang hakiki dan kesadaran akannya, bukan pula kesadaran diri, akan tetapi ruh dan jiwa itu merupakan manifestasi dan ejawantah dari “diri” dan “saya” dan “saya” yang hakiki itu adalah Allah SWT. Ketika manusia tenggelam dalam dirinya (fana’) dan ia tidak lagi menyaksikan kejelasan-kejelasan i>(ta’ayyunat)

, tidak ada lagi pengaruh ruh dan jiwa, manusia telah sampai pada kesadaran diri yang hakiki.


Bottom Note

Lavender haze sendiri memiliki banyak makna, nuansa ungu dengan semburat biru dan hitam spektrum dari matahari terbenam yang terlihat menyejukkan, aroma terapi lavender dan banyak lagi maknanya. Memang prase 'lavender haze' ini memiliki banyak makna, boleh di bilang banyak rahasianya. Background di Bottom Note ini juga ada rahasianya, jika Anda singkap penutupnya maka akan terlihat kecantikannya dan juga mokongnya itu terlihat...he...he...SettiaBlog ngacau. O..ya, kalau rahasia ketenangan hidup itu seperti ini :
• Aku yakin bahwa rezekiku tidak tertukar, karena itu hatiku tenang
• Aku yakin amalku tidak mungkin digantikan oleh yang lain, karena itu aku semangat beribadah
• Aku Yakin bahwa Allah SWT mengawasiku, karena itu aku malu bermaksiat
• Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap untuk menghadapinya
Allah SWT berfirman yang artinya,
“ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram ” (QS Ar-Ra'd:28). Artinya: dengan berzikir kepada Allah SWT segala kegalauan dan kegundahan dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan.
Bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi berzikir kepada Allah SWT.
Salah seorang ulama salaf berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”. Maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?” Ulama ini menjawab, “ Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya ”.

Dec 10, 2022

Perilaku Mencerminkan Isi Hati

 



Klip di atas itu pepohonan yang ada di tepi jalan. Itu SettiaBlog ambil di daerah Bojonegoro wilayah timur tapi yang masuk ke desa - desa. Tepatnya di daerah Balen arah ke Selatan. Kalau soal jalannya, di kota SettiaBlog Bojonegoro, sudah mulus semua, sampai ke pelosok jalannya mulus. Alhamdulillah kota SettiaBlog Bojonegoro mulai berbenah dan menata diri. Lagunya sendiri "knockin' on heaven's door" versinya Bob Dylan yang di cover oleh Park Daeun. Kalau makna lagunya c banyak versi, SettiaBlog ambil pemaknaan tentang seseorang yang putus asa karena pengaruh masa lalunya yang kelam. SettiaBlog hanya mengingatkan pada kita semua agar jangan sampai putus asa, karena Allah SWT tidak ridho kepada orang yang putus asa. SettiaBlog sendiri kan juga ndak mungkin ngerti, seseorang itu memiliki masa lalu yang kelam atau tidak, karena mengetahui isi hati seseorang adalah hal yang tidak mungkin tetapi isi hati akan tergambar melalui sikap dan perkataan lho.

Dalam Islam sendiri diajarkan, isi selalu berpengaruh kepada penampilan. Ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis, "Dalam setiap tubuh ada segumpal daging. Jika daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ketahuilah, itu adalah kalbu." (HR Bukhari Muslim).

Kalbu yang dimiliki seseorang akan memengaruhi seluruh tubuhnya. Baik buruknya anggota tubuh merupakan cerminan dari baik buruknya kalbu seseorang. Ibnu Ataillah dalam Kitab Al Hikam menyebutkan, apa yang tampak pada lahiriah seseorang merupakan cerminan dari batiniahnya. Seseorang yang hatinya beriman dan dekat dengan Allah SWT akan terpancar dari tubuhnya. Orang-orang di sekelilingnya bisa menilai dan merasakan bagaimana buruk dan baiknya hati seseorang dengan melihat tingkah laku lahiriahnya. "Sesuatu yang tersembunyi di balik rahasia-rahasia hati dapat terungkap nyata disaksikan dalam realitas kehidupannya," ungkap Ibnu Ataillah dalam Kitab Al Hikam bab ke-28. Ini pulalah alasannya, seseorang tidak dikatakan beriman hatinya sementara tingkah polahnya masih jahiliyah. Tidak mungkin orang yang saleh hatinya, tetapi berakhlak buruk. Rasulullah SAW pernah menyatakan, tidak beriman seseorang yang tidur dalam perut kenyang, sementara tetangganya kelaparan. (HR Thabrani).

Iman di hati dan praktik dengan tingkah laku merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA dikatakan, suatu kali Rasulullah SAW pernah melihat seseorang memainkan jenggotnya ketika shalat. Melihat itu, Beliau SAW pun bersabda, "Seandainya hatinya khusyuk maka khusyuk pula anggota badannya." (HR Tirmidzi).

Apa yang terlihat dari tindak-tanduk seseorang semuanya lahir dari hatinya. Rasulullah SAW dapat dengan mudah menilai orang yang tidak khusyuk tersebut. Analoginya sederhana saja. Jika fisiknya bermain-main ketika shalat, sudah dipastikan hatinya juga tengah bermain-main. Karena, apa yang ada pada lahiriah asalnya dari batiniah. Ibarat menilai buah yang sudah matang atau belum, tentu dapat terlihat dari penampilan fisiknya. Dari segi warna, buah yang sudah matang akan berubah dari hijau menjadi kuning. Baunya pun akan semakin sedap untuk disantap. Demikian pula rasanya, akan terasa ranum di lidah. Jadi, interpretasi Islam berlawanan dari pepatah tadi. Dalam Islam, isi akan selalu serupa dengan sampulnya. Pernahkah Anda rasakan, ketika berada di sekitar orang saleh ada nuansa kesejukan dan kedamaian hati? Memang, hal itu dapat didapati dari segolongan orang yang mempunyai aura baik. Jangankan berinteraksi secara langsung dengannya, melihat kepadanya saja hati sudah tenteram. Jangankan bertemu langsung dengannya, mendengar namanya saja hati sudah rindu.

Namun, ada pula mereka yang tampil dengan sosok antagonis. Entah mengapa, hati terasa sesak saja ketika berada didekatnya. Melihat wajahnya saja sudah membuat kesal. Segagah apa pun penampilannya, tetap saja hati menjadi keruh memandangnya. Mengapa bisa sampai sedemikian itu? Inilah yang ingin disampaikan Ibnu Ataillah bahwa penampilan lahiriah adalah cerminan dari batiniah. Jiwa yang tenang akan memancarkan aura yang tenang pula. Hati yang tenteram akan membuat jiwa raga, bahkan orang disekelilingnya terasa tentram pula. Jadi, tidak berlebihan rasanya ketika seorang ulama salaf Yusuf bin Husain berpesan, "Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya, dia akan mengingatkanmu kepada Allah." Yusuf bin Husain berpendapat, setiap orang saleh mempunyai aura kesalehannya. Bahkan, dengan memandangnya saja orang sudah bisa ingat kepada Allah SWT.

Untuk itu kita harus hati-hati juga dengan apa yang kita fikirkan. Apa yang kita fikirkan akan tergambar dari tindakan yang kita lakukan. Bila kita sedih dan tidak bersemangat maka akan terlihat dari sikap. Orang boleh tertawa, semua tertawa namun orang yang bersedih juga akan mengikuti tertawa yang tak lepas atau terpaksa. Hal itu akan terlihat dari sikap dan tindakan kita. Tergambar jelas di raut wajahnya. Jika kita semangat dan bahagia , maka Kitapun akan bahagia. Sukses itu tergantung fikiranmu. Perbaiki fikiranmu, semangatmu agar sukses menghampirimu. Saat kita sedang ngedown segera motivasi diri agar tidak lama mengikuti rasa sedih atau frustasi. Teruslah berusaha agar bisa terus termotivasi dengan memulai hari dengan ucapan-ucapan syukur. Ucapan syukur dimulai saat pagi hari dengan vibrasi positif. Diucapkan bersuara ataupun dalam hati atau bahkan di tulis. Sebanyak-banyaknya. Dimulai dengan kalimat contoh berikut :

1. Alhamdulillah aku bersyukur dibangunkan dari tidur dalam keadaan sehat

2. Alhamdulillah Aku Bersyukur bisa bangun pagi dan sholat Shubuh

Lanjutkan sampai beberapa nomor, sebanyak- banyaknya. Pendidikan banyak senyum, motivasi diri untuk bahagia dengan terus berfikir dan berprasangka positif.



Bottom Note

Background di Bottom Note ini, embun menempel di rumput, ini SettiaBlog ambil di tepi jalan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan ridha Allah SWT:

• Jagalah dan rawat kesucian aqidah/tauhid/keimanan

Di dalam sholat kita sering mengulang-ngulang surat Al Fatihah, salah satunya ayat kelima yang berbunyi:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Itu adalah janji kita kepada Allah SWT, Allah itu ridha kepada orang-orang yang hanya menghamba kepada-NYA. Dalam kehidupan pasti setiap orang mempunyai masalah baik kelebihan ataupun kondisi kekurangan. Maka orang-orang yang senantiasa menjaga aqidahnya pasti akan mengadukan semua itu hanya kepada Allah tidak kepada selain-NYA.

• Menjadi penolong agama Allah.

Dengan mempelajari Al-Qur’an, menyeru manusia kejalan kabaikan itu adalah contoh diantaranya menolong agama Allah sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

• Bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam beramal

Didalam QS. Al-Bayyinah ayat 5 disebutkan bahwa
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Kita harus ikhlas dalam mena’ati perintah Allah dengan menjalankan perintah-perintah Allah, seperti : melaksanakan sholat, menunaikan zakat serta jalan yang lurus artinya jauh dari kesyirikkan dan kesesatan. Dalam kehidupan keseharian kita, yang sudah menjadi orang tua wajib mendidik keluarga dengan sungguh-sungguh dengan cara yang terbaik. Dan ini merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT.

• Kendalikan hawa nafsu

Dalam diri manusia ada dua dorongan nafsu yang saling tarik menarik dari awal hidup sampai dengan kita mati. Yaitu dorongan nafsu baik dan nafsu buruk. Jika kita ingin mendapatkan ridha Allah, maka kita harus berjuang untuk mengendalikan nafsu buruk yang telah melekat pada diri kita.
(QS. An-Naz’iat: 40-41)
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).

Dec 4, 2022

Penyesalan yang Akan Kita Alami

 



Klip "forgotten season" di atas milik Cellodeck. SettiaBlog suka kombinasi warna yang di gunakan, syal Korea warna wintergreen dream (warna ini termasuk 'soil color') di kombinasi warna maroon. Terlihat klasik dan romantik, apalagi di tambah background Samsan Park dengan daun Maple yang berjatuhan. Daun Maple sendiri melambangkan keharmonisan dan kesetiaan. Keharmonisan ditandai dengan transformasi warna daun Maple itu sendiri seiring dengan perubahan musim, dari musim semi sampai musim gugur, warna daun Maple berubah dari hijau sampai merah atau kuning. Keharmonisan itu terjadi antara alam dan pohon Maple. Kesetiaan ditandai dengan bergugurannya daun Maple dari ranting pohon hanya pada waktunya saja yaitu musim gugur. SettiaBlog ambil potongan lirik dari 'forgotten season',
A season that always returns
Bestows me with a dream…however
A dream that can’t be realized is sorrowful
Brings me to tears

Musim akan terus berganti dan setiap musim, setiap masa dan setiap waktu akan ada harapan baru. Namun tidak semua harapan yang kita impikan akan jadi kenyataan.

Percayakah Anda, bila SettiaBlog katakan bahwa setiap manusia, tanpa terkecuali apakah ia orang baik atau tidak baik, akan merasakan penyesalan? Mungkin Anda bertanya, bagaimana orang baik merasakan penyesalannya? Dan untuk hal apa ia menyesal? Bagi seorang muslim, tentunya sangat hafal dengan sebuah surat pendek Q.S Al ‘Ashr (waktu) berikut ini:
“Demi waktu. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (Q.S Al ‘Ashr: 1–3)

Q.S Al ‘Ashr mendiskusikan aset penting dalam hidup, yang disediakan gratis oleh Allah SWT untuk dikelola. Aset tersebut dimiliki oleh setiap makhluk hidup, namun tidak semua makhluk hidup mampu mengelolanya. Aset tersebut adalah waktu. Manusia dan jinlah yang diberikan kemampuan sebagai pengelola aset tersebut. Siapapun yang gagal mengelola aset tersebut, maka akan merasakan penyesalan. Surat Al Ashr juga menginformasikan kepada kita bahwa semua manusia akan merasakan rugi dan menyesal, bahkan orang yang telah berbuat baik sekalipun, akan menyesal, mengapa ia tidak berbuat baik lebih banyak. Hal ini setidaknya dapat kita lihat dalam sebuah kisah di zaman Nabi Muhammad SAW berikut ini.

Seorang sahabat bernama Sya’ban radhiallahu ‘anhu meninggal dunia, Nabi Muhammad SAW bertakziah ke rumah beliau. Saat itu, Istri Sya’ban ra. bertanya:
“Ya Rasulullah ada sesuatu yang menjadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya.”
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.
“Di masing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh! Aduh kenapa tidak yang baru! Aduh kenapa tidak semua!’” jawab istri Sya’ban.

Rasulullah SAW pun melantunkan ayat yang terdapat dalam Q.S Qaaf: 22,
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.”
“Apa yang dilihat oleh Sya’ban ra. (dan orang yang sakaratul maut) tidak dapat disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra. melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalat berjama’ah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban ra. diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah SAW.

Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai ganjarannya. Saat dia melihat, dia berucap:
“Aduh mengapa tidak lebih jauh”,
timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat saat ia akan berangkat shalat berjama’ah di musim dingin. Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Ia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Ia memakai dua baju, Sya’ban memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.

Ia berpikir, jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan ketika sampai di masjid ia dapat membuka baju luar dan shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika dalam perjalanan menuju masjid, ia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban ra pun merasa iba dan segera membukakan baju yang paling luar lalu dipakaikan kepada orang tersebut, kemudian ia memapahnya ke masjid agar dapat melakukan shalat shubuh bersama-sama.

Orang itu pun selamat dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat jama’ah. Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya surga, sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian ia berteriak lagi
“Aduh!! Kenapa tidak yang baru”,
timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra. Jika dengan baju butut saja dapat mengantarkannya mendapat pahala besar, sudah tentu ia akan mendapatkan surga yang lebih indah jika dia memberikan pakaian yang baru. Berikutnya, Sya’ban ra. melihat lagi suatu adegan. Saat ia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. Bagi yang pernah ke tanah suci, tentu mengetahui ukuran roti Arab (sekitar tiga kali ukuran rata-rata roti Indonesia). Ketika baru saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan volume yang sama rata, kemudian mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudian memperlihatkan Sya’ban ra. dengan surga yang indah. Ketika melihat itupun Sya’ban ra. berteriak lagi,
“Aduh kenapa tidak semua!!”
Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya ia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut, maka pasti ia akan mendapat surga yang lebih indah. Masyaallah, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, melainkan menyesali mengapa tidak optimal.

Melihat kisah indah tersebut, hampir dapat dipastikan, SettiaBlog dan Anda termasuk orang yang akan menyesal di saat akhir nanti. Karena kita kurang mampu memanajemeni aset secara optimal untuk dapat lebih banyak melakukan kebaikan. Yang mungkin dapat kita lakukan saat ini adalah berusaha meminimalkan penyesalan.



Bottom Note



Klip di Bottom Note ini "forgotten season" versi gitar akustik, enak lho ini vokalnya. Backgroundnya sendiri SettiaBlog gunakan soil color.  Soil (tanah). Hadits Rasulullah SAW :
"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus kepadaku seperti seperti perumpamaan air hujan (ghaits) yang mengenai bumi. Tanah itu menerima air lalu dengannya tumbuh tanaman dan rerumputan yang banyak. Di antaranya hujan juga mengenai tanah cadas yang mampu menahan air, lalu memberikan manfaat kepada manusia dengannya. Mereka bisa minum darinya, mengambil air maupun bercocok tanam dengannya. Adakalanya hujan juga mengenai bidang tanah yang lain seperti tanah gersang. Tanah itu tak bisa menanhan air dan tidak pula tumbuh tanaman darinya. Itulah perumpamaan orang yang faqih perihal agama Allah. Ia bisa mendapatkan manfaat dari ilmu yang Allah ustus diriku dengannya. Dia memiliki ilmu dan mengajarkan ilmunya. Juga perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepalanya (untuk ilmu), tidak menerima petunjuk Allah yang aku utus dengannya. (HR Bukhari dan Muslim).

Fungsinya Ilmu yang kita cari dan gali adalah untuk menghidupkan hati yang mati atau untuk membasahi hati yang gersang pada diri kita. Rasulullah SAW memberikan permisalan yang mudah untuk kita pahami yaitu ilmu dan hidayah dengan air hujan, karena air hujan memiliki fungsi yang sama, yaitu membasahi dan menumbuhkan tanaman. Fungsi air hujan inipun akan bermanfaat atau tidak tergantung bagaimana tanah yang dibasahi oleh air hujan, suburkah? atau gersang? atau bahkan subur namun bibit atau biji yang ada adalah biji rerumputan yang tidak bermanfaat? Jika hujan diibaratkan dengan hidayah dan ilmu, maka kita diibaratkan dengan tanahnya. Dari hadis ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik manusia diibaratkan dengan sifat-sifat tanah:

Pertama, seperti tanah subur yang menerima air hujan lalu bisa tumbuh darinya tanaman dan rerumputan. Merekalah yang memiliki diri yang subur, mampu menerima ilmu dan bermanfaat bagi dirinya dan bagi sekitarnya. Seperti sahabat Abu Hurairah ra yang meriwayatkan 5.374 hadis Nabi Saw, Abdullah bin Umar ra meriwayatkan 2.630 hadis, Anas bin Malik meriwayatkan 2.286, Abdullah bin Abbas meriwayatkan 1.660 hadits dan sahabat lainnya. Mereka mampu menghafalnya, memahami isinya, mengamalkan dan bisa mengajarkan kepada orang lain. Bahkan ilmunya sampai pada kita dengan berbagai kemudahan untuk memperolehnya. Karena sifat air mengalir, maka begitu pula dengan ilmu, akan dialirkan oleh ahli ilmu menembus zaman dan negeri. Jikalaupun air tidak langsung habis, paling tidak akan tersimpan di dalam bumi dan menjadi mata air yang jernih tersaring oleh tanah.

Kedua, tanah yang mampu menahan air. Di atas tanah tersebut memang tidak tumbuh tanaman, akan tetapi ia bisa menahan atau menampung air. Sehingga orang bisa mengambil manfaat darinya; baik untuk minum, mengairi ladang maupun untuk memberi minum ternak-ternaknya.

Ketiga, tanah gersang. Ketika air hujan mengenai tanah tersebut, tanah itu menyerapnya begitu saja. Tidak ada tanaman yang tumbuh darinya, tidak pula tersisa air di atasnya. Tidak ada pengaruh apa-apa dari air hujan, meskipun hujan telah mengguyurnya. Ini seperti perumpamaan orang yang mendengar ilmu agama, namun tidak tergerak untuk mengambil manfaat darinya. Bahkan ia berpaling darinya. Tidak ada manfaat bagi dirinya dan juga tidak bermanfaat bagi yang lainnya. Sayang seribu sayang, orang yang mendapati hujan emas di depannya, namun tidak tertarik  untuk mengambilnya.