Jul 27, 2023

Tip's Menentukan Pilihan

 



Video klip di atas  "I Choose" milik Alessia Cara dari soundtrack film The Willoughbys. Tema lagu tersebut tentang keteguhan Alessia Cara dalam menentukan pilihan dengan segala resikonya. SettiaBlog  juga sering bertanya - tanya, kenapa dalam soal bahasa Indonesia sering ada potongan drama yang temanya tentang sebuah pilihan. Di bawah ini ada contoh soal kelas 10 kalau ndak salah.
Fenita : Kamu harus menentukan sikap. Pilih aku atau dia, sekarang juga!

Andi : Beri aku kesempatan sekali lagi....

Fenita : Tidak perlu basa-basi, kalau tidak aku yang memutuskan, titik!

Biasanya c pertanyaannya, potongan drama tersebut bagian apa dan kebanyakan ada di bagian konflik. Lambat laun SettiaBlog baru ngerti soal - soal kayak gitu fungsinya untuk menyadarkan anak bahwa salah satu hal tersulit dalam perjalanan kehidupan ini adalah menentukan pilihan. Semua pasti setuju kan ya, berada dalam sebuah kondisi yang penuh pilihan memang bisa menyulitkan. Tapi kita bisa membuatnya jadi mudah kok.

Setiap hari, kita menghadapi situasi yang mengharuskan kita mengambil keputusan. Dari yang kecil dan remeh seperti makan siang di mana hingga yang penting dan akan berdampak besar dalam kehidupan kita, keputusan menerima tawaran kerja atau kapan waktu ideal untuk melamar kekasih. Untuk sekian banyak keputusan yang harus diambil setiap hari itu, selalu ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan. Memang, ada kalanya kita bisa memutuskan dengan cepat, tanpa pertimbangan rumit. Tapi kerap kali, bahkan untuk memutuskan makan siang di mana pun, kita memerlukan lebih dari satu pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan akan makan siang di mana hari itu. Apalagi bila keputusan yang akan dibuat menyangkut hal-hal yang akan berpengaruh besar bagi kehidupan kita. Ada begitu banyak elemen dan konsekuensi dari berbagai keputusan besar yang perlu kita pertimbangkan dan membuat kita semakin bingung dan ragu untuk mengambil keputusan. Akibatnya, kita kerap mengulur waktu, padahal penguluran waktu itu justru membuat kita makin sulit memutuskan. Pertimbangan dan analisa tentu saja kita butuhkan, juga berbagai prediksi tentang apa yang akan terjadi setelah keputusan dibuat. Tapi bukankah hidup sejatinya sulit diprediksi dan bisa bergulir di luar kuasa kita? Apa yang perlu kita perhatikan saat dihadapkan dengan pilihan hidup?

Tentukan Visi Hidup

Mungkin ini terdengar terlalu serius. Tapi menentukan visi hidup akan membantu kita memiliki arah tentang apa yang ingin kita tuju dan raih. Hal itu bisa menjadi landasan dan bahan referensi untuk segala yang ingin kita putuskan, baik dalam karir, relasi, keuangan, gaya hidup dan sebagainya. Buatlah poin-poin penting dari visi kita dan tulis apa saja yang bisa mendefinisikan visi tersebut. Namun visi ini tak bersifat permanen. Kita bisa memperbarui visi kita tersebut tiap kali dirasa perlu. Tiap kali keharusan mengambil keputusan datang, kita bisa kembali mengingat visi-visi ini dan menjadikannya acuan. Berusahalah untuk tidak melenceng terlalu jauh dari visi yang kita jadikan acuan agar tidak merasa menyesal. Begitu pula bila bila ingin mengevaluasi pilihan yang telah kita putuskan. Berfokuslah pada hal-hal yang memiliki kaitan paling dekat dengan visi tersebut.

Evaluasi Pro dan Kontra

Hitung kemugkinan adanya konsekuensi dari keputusan yang kita ambil, baik positif maupun negatif. Bila perlu, buat catatan dengan menulis daftar hal baik dan hal buruk, ditambah alternatif lain yang mungkin kita miliki. Prioritaskan poin-poin paling penting di bagian atas daftar. Lakukan pula hal yang sama dengan hal-hal dalam baris kontra. Apa saja yang bisa menimbulkan implikasi yang kontradiktif dengan keinginan kita. Pertimbangkan, apakah kita bisa menerima hal-hal yang berpotensi menjadi kegagalan atau konsekuensi negatif dari pilihan yang akan diambil dan apakah ada hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir hal tersebut.

Minta Pendapat Orang Lain

Meski kadangkala tak banyak membantu dan justru membuat kepala makin pening dan kita makin kesulitan mengambil keputusan, tak ada salahnya meminta pendapat orang terdekat atau konsultan profesional seperti psikolog atau life coach untuk memberi masukan tentang keputusan yang akan kita ambil. Jangan terlalu banyak juga. Cukup dua atau tiga orang yang benar-benar bisa kita percaya dan kita yakin dapat memberi masukan yang baik. Ceritakan pada mereka visi hidup kita, bila perlu tunjukkan pada mereka daftar pro dan kontra yang sudah kita buat, lalu minta mereka untuk memberi masukan tentang keputusan yang akan kita ambil. Dudukkan mereka hanya sebagai pemberi saran, dan bukan wakil yang akan mengambilkan keputusan untuk kita. Jadi, bila ternyata masukannya tak terasa cocok dengan apa yang kita inginkan, kita tak perlu merasa bersalah karena tak mengambil keputusan berdasarkan saran mereka.

Riset dan Pengalaman

Cari tahu sebanyak mungkin tentang pilihan yang akan kita ambil. Lakukan riset data, bertanya pada orang yang pernah melakukan dan mengalaminya, berbincang dengan orang yang pernah mengalami kedua bentuk skenario –pro dan kontra- yang kita buat. Ada baiknya juga berbincang dengan orang yang pernah mengalami hasil yang kita jadikan sebagai alternatif. Boleh juga menjalani tahap ini dengan pergi menyepi dan berkontemplasi mencoba berbicara secara intensif dengan diri sejati kita, yang biasanya sudah memberi tahu pilihan mana yang sebaiknya kita ambil lewat kata hati yang kerapkali kita abaikan.

Jangan Melihat ke Belakang

Setelah melewati berbagai tahapan, ambil keputusan, melangkah dan jangan lagi melihat ke belakang. Yakini bahwa keputusan yang kita ambil adalah pilihan terbaik bagi kita. Tak ada salahnya menjadikan diri kita sebagai pusat kepentingan, sehingga kita hanya membutuhkan pertimbangan mengenai apa yang terbaik bagi kita. Percayalah, bahwa ketika kita bahagia dan menjalani hidup dengan gembira, orang-orang di sekitar kita akan merasakan hal yang sama.
   

Bottom Note

Video klip di Bottom Note ini "princesses don't cry" project dari Selena Gomez.  Kata siapa ndak boleh menangis. Boleh kok, menangis.  Kalau Anda sedih, apa yang akan Anda lakukan? Biasanya, sebagian orang akan mengungkapkan kesedihan dengan menangis, karena menangis bikin perasaan lega. Sayangnya, beberapa orang menganggap kalau orang yang suka menangis sebagai orang yang “lemah”. Padahal, sebuah studi menunjukkan bahwa menangis baik untuk kesehatan mental.

Pernah ndak Anda bertanya kenapa wanita lebih sering menangis dibandingkan pria? Jawabannya tentu bukan karena mereka mau, tapi karena wanita memiliki hormon prolaktin 60 persen lebih banyak dibandingkan pria. Prolaktin adalah hormon yang terlibat dalam mekanisme stres, dimana semakin banyak tingkatan prolaktin di dalam tubuh, maka semakin sering frekuensi tangisan emosional yang terjadi. Jadi, ndak perlu heran lagi ya kenapa wanita lebih mudah dan lebih sering menangis.

Setiap orang menangis karena penyebab yang berbeda-beda. Ada yang menangis karena bahagia, sedih, kecewa, dan marah. Ada pula yang menangis karena mata kelilipan debu. Lantas, apakah ada perbedaan antara tangisan emosional dengan tangisan spontan? Tentu ada. Sebuah studi bahkan telah menunjukkan bahwa tangisan emosional memiliki tingkatan hormon stres lebih banyak dibandingkan tangisan spontan, misalkan saat mata kelilipan debu. Tangisan emosional juga banyak berperan dalam pelepasan stres dan mengaktifkan saraf parasimpatik yang berperan dalam respon relaksasi sehingga membuat perasaan Anda  menjadi lebih tenang dan lega setelah menangis.

Kata siapa menangis itu tanda kalau Anda lemah? Justru, menangis adalah tanda kalau Anda tahu bagaimana cara memperbaiki keadaan, termasuk perasaan Anda. Meskipun menangis ndak bisa membuat masalah Anda  langsung selesai, setidaknya, menangis bisa membuat perasaan jadi lebih baik. Sebuah studi bahkan telah membuktikan kalau menangis itu baik untuk kesehatan mental, karena dengan menangis, hormon penyebab stres akan keluar bersama air mata. Aktivitas menangis juga merangsang tubuh untuk memproduksi hormon endorfin, zat kimia yang dapat mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan senang dan tenang. Dengan menangis, hormon mangan yang menyebabkan kecemasan dan stres juga akan berkurang. Akibatnya, aktivitas menangis tidak hanya mengurangi rasa sakit dan memperbaiki perasaan, tetapi juga membuat mental makin kuat, terutama dalam menghadapi permasalahan di dalam hidup.

No comments:

Post a Comment