Jul 4, 2023

Kita Belajar Mengenali Diri, Apakah Anda Manusia Kontradiktif?

 


Background yang SettiaBlog gunakan ini bukan gambar lho ya, SettiaBlog gunakan radial gradient untuk menumpulkan sudut. Ini warna apa ayo? Backgroundnya SettiaBlog rubah ya, ini bukti kalau backgroundnya bukan gambar dan SettiaBlog bisa sesukanya merubah dan istri SettiaBlog kalau pakai warna ini terlihat anggun. Dia itu suka dengan warna yang kontradiksi tapi kalau ini warnanya senada. Untuk background ini SettiaBlog kasih pemanis dotted border warna putih. Video klipnya SettiaBlog kasih "copa vasia" milik Shakira. "Copa vasia" sendiri memiliki arti cangkir kosong, di sini di artikan keinginan yang tak terpenuhi.

O...ya, SettiaBlog sering mendapati pertanyaan, apakah kita termasuk manusia kontradiktif? Bareng - bareng ya kita belajar mengenali diri masing - masing! Pertanyaan di atas dapat kita jawab dengan lebih dulu menyepakati apa yang dimaksud dengan manusia kontradiktif itu. Sesungguhnya definisinya sederhana saja. Orang yang kontradiktif adalah orang yang menginginkan suatu hal tetapi melakukan hal yang berlawanan dengan yang ia katakan. Ada banyak contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita ingin sehat tetapi ndak kunjung berolah raga. Kita ingin diet tetapi ndak tahan melihat kue cokelat yang menggiurkan. Kita ingin punya rumah sendiri tetapi ndak pernah bisa menabung. Kita ingin naik pangkat tetapi malas membangun hubungan dengan atasan. Kita ingin punya keluarga yang bahagia tetapi hanya meluangkan sedikit waktu di rumah.

Semua contoh di atas menunjukkan betapa seringnya kita menjadi manusia kontradiktif. Kita bukan hanya tidak melakukan apa yang kita inginkan, melainkan malah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan kita. Inilah yang menyebabkan banyak resolusi tahun baru gagal dilaksanakan sampai datangnya tahun berikutnya. Fenomena ini terjadi karena kita mempunyai dua diri yang berbeda. Diri pertama disebut present self  (PS). Inilah diri kita saat ini. Diri kedua disebut future self (FS). Ini adalah diri kita di masa depan. Masalahnya kedua diri kita itu mempunyai karakteristik yang berbeda. FS senantiasa menginginkan kebaikan, tetapi sayangnya yang mengambil keputusan dalam hidup kita adalah PS. Sesungguhnya setiap saat selalu terjadi pertarungan antara FS dengan PS. Pertarungan ini sungguh ndak seimbang. PS memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, karena dialah yang memegang kendali. PS memiliki tangan kuat yang bisa membuat Anda memasukkan kue cokelat ke mulut Anda. Sebaliknya FS ndak berdaya sama sekali karena kekuatannya hanyalah dalam bentuk imajinasi di pikiran kita. FS tidak memiliki bentuk yang konkret. Inilah yang menyebabkan FS selalu kalah ketika bertarung melawan PS.

Masalahnya, PS-lah yang merasakan kenikmatan saat ini. Dialah yang menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. FS sebaliknya, ia berada di posisi yang aman. Itulah sebabnya setiap orang yang ditanya mengenai keinginannya pasti mengatakan bahwa ia menginginkan kebaikan dan kemuliaan. Mengapa demikian? Karena ketika orang itu menjawab sebenarnya FS-nyalah yang menjawab. SettiaBlog yakin setiap pejabat yang korupsi akan mengatakan bahwa mereka menginginkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Semua orang yang berselingkuh pasti akan mengatakan bahwa mereka mendambakan keluarga yang bahagia. Semua pencuri dan perampok ingin membangun kehidupan yang baik dan diberkahi Tuhan. Semua jawaban mereka itu benar dan ideal, karena ketika menjawab FS merekalah yang mengambil alih. Ini sejatinya juga bukti bahwa fitrah manusia itu senantiasa menginginkan kebaikan. Namun sayangnya yang menentukan hidup kita saat ini adalah PS. Semua kesalahan dibuat oleh PS yang ndak mampu melawan godaan, yang selalu ingin mendapatkan kenikmatan saat ini juga.

Ada sebuah penelitian menarik di Amerika Serikat terhadap orang yang mengikuti kebugaran. Mereka diminta memilih dua paket. Paket pertama, membayar setiap bulan dan boleh datang kapan pun (unlimited). Paket kedua, membayar per kedatangan. Manakah paket yang lebih menarik? Tentu saja yang unlimited, dengan membayar sekali setiap bulan. Pertanyaannya, apakah orang-orang yang membayar unlimited itu beruntung atau merugi bila dibandingkan dengan kehadiran riil mereka di tempat kebugaran? Penelitian membuktikan pemilihan paket unlimited itu justru membuat mereka rugi. Kenyataannya, jumlah kunjungan mereka hanya sedikit, dan mereka malah membayar 70% lebih mahal dibanding membayar per kedatangan. Pertanyaannya, mengapa penelitian ini selalu memberikan hasil yang konsisten: orang cenderung memilih paket unlimited ketimbang per kedatangan?

Di sinilah rahasianya. SettiaBlog yakin para pengelola kebugaran memahami teori ini. Ketika orang memilih paket unlimited mereka didorong oleh FS-nya untuk hidup lebih sehat. Mereka ingin datang ke tempat kebugaran sesering mungkin. Masalahnya, ketika mereka sampai pada waktu yang riil, PS-lah yang memutuskan. Dan ternyata tantangan untuk secara disiplin datang ke tempat kebugaran cukup besar, sehingga akhirnya frekuensi berkunjung jadi semakin jarang. Namun hal ini ndak terjadi pada orang-orang yang hebat. Orang-orang hebat hidupnya lebih dikendalikan oleh FS. Mereka mampu membuat komitmen dan menjalankannya dengan sepenuh hati. Kreasi mental mereka sungguh kuat, dan inilah yang mengatur kreasi fisik mereka, agar selalu melakukan yang terbaik yang sesuai dengan cita-cita dan mimpi mereka.


Bottom Note

Untuk backgroundnya ini warna apa, ayo...siapa yang tahu? Dan kenalkan ini future self Anda. Bayangkan situasi berikut.  Anda sedang duduk santai, ngopi di sebuah sore yang cerah, lalu datang menemani Anda, future self Anda, diri Anda 10 atau 20 tahun lagi.  Bila Anda bisa berinteraksi dengannya, apa yang ingin Anda tanyakan?  Bila Anda mendapatkan input darinya tentang apa yang sebaiknya Anda lakukan saat ini untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik, apakah Anda akan melakukannya? Pertanyaan ini terkesan main-main, tetapi tidak kurang dari seorang Psikolog peneliti Hal Ersner-Hershfield yang begitu serius mengolah ide ini sehingga ia membuat Avatar dari respondennya, yang menggambarkan sosok respondennya ketika sudah tua.  Hershfield ingin memberikan pengalaman se riil mungkin dalam dialog antara diri mereka saat ini dengan masa depan.

Menurut Anda, ketika kita membayangkan future self  kita, bagian otak sebelah mana dari seseorang yang aktif?  Apakah areanya sama dengan ketika ia sedang melakukan refleksi diri?  Jawabannya ternyata tidak sama.  Bagian otak kita yang aktif justru bagian otak yang sama dengan ketika kita membayangkan orang lain. ‘Mengobrol’ dengan senior kita dalam bentuk avatar, ternyata bisa membuat kita lebih bertanggung jawab mengenai pilihan apa yang kita lakukan pada saat ini.  Kita bisa membayangkan betapa renta-nya kita.  Kita membayangkan betapa tidak berdayanya dan tidak banyak pilihan yang masih tersedia untuk diri kita.  Baik terkait karir, pendapatan, fisik kita, dan seterusnya.

Ketika seseorang bisa membayangkan future self nya dengan lebih riil maka ia akan lebih menjaga kondisi fisik dan finansial sehingga future self  tersebut dapat menjalani harinya dengan lebih baik.  Walaupun demikian, hasil dari penelitian umumnya menunjukan bahwa umumnya kita memberikan beban 2 kali lebih berat pada future self  kita daripada pada diri kita saat ini.  Kita meminta future self kita menabung lebih banyak daripada yang kita bersedia lakukan saat ini.  Kita meminta ia berolah raga lebih rajin dan lebih menjalankan pola hidup sehat.  Padahal kita tahu persis bisa jadi sudah terlambat bila kita menunda pola hidup sehat kita ke masa tua. 

Bila kita berhasil memberikan cinta yang sama pada diri kita di masa tua, dengan dengan diri kita pada saat ini, maka kita sudah berhasil melakukan Manajemen Produktivitas Diri (MPD) dengan baik. Pertanyaan yang sudah sering kita dengar dan kita coba jawab adalah ini:  apa cita-cita Anda (sering ditanyakan ketika kita kecil) atau apa mimpi Anda (sering ditanyakan dalam training motivasi).  Tetapi kedua pertanyaan ini hanya memberikan gambaran masa depan yang ideal seolah pencapaian hal tersebut tidak ada hubungan dengan apa yang kita lakukan saat ini.  Keseimbangan yang selalu ditekankan Manajemen Produktivitas Diri adalah masa depan dan masa kini.  Menjalankan hari dengan menyenangkan di siang hari dan merasa puas di malam hari ketika kita mengevaluasi apa yang kita lakukan di siang hari tersebut.

Bagaimana kalau ketika kita melakukan sesuatu saat ini, kita sudah mencoba mengintegrasikan kepentingan kita masa depan dan saat ini.  "Ketika saya beristirahat saya ingin badan tetap sehat sehingga di masa depan kita tidak sakit-sakitan.  Demikian juga ketika saya mengelola stres, atau ketika saya mendisiplinkan diri saya untuk melakukan hal yang penting yang saya lakukan saat ini, maka itu saya lakukan sehingga di malam hari saya tidak merasa menyesal karena sudah membuang waktu hari ini dengan percuma."

Integrasi antara diri kita saat ini dengan diri kita di malam hari akan membuat kita selalu mencoba menyeimbangkan antara apa yang kita ingin lakukan dengan apa yang sebaiknya kita lakukan.  Kesulitan kita dalam mencapai hal tersebut terutama karena satu hal ini.  Yang sangat jelas.  Yaitu ganjaran lebih real terasa di saat ini daripada di masa depan.  Karena itu kita perlu memahami dan menginternalisasikan ganjaran yang ada di masa depan, se riil mungkin.  Dan kita perlu terus mendidik dan membiasakan diri kita untuk bertindak dengan bayangan ganjaran masa depan tersebut. Para neurolog menemukan pertarungan masa depan dan masa kini tersebut berlangsung di bagian otak kita yang bernama prefrontal cortex.  Pertarungan terjadi sistem limbic, yang menginginkan kenikmatan saat ini dan bagian dari diri kita yang menginginkan kehidupan masa depan yang lebih baik.  Keberhasilan mengintegrasikan kepentingan masa depan dan saat ini dari moment ke moment akan mengurangi rasa penyesalan kita di malam hari, ketika kita mengevaluasi berjalannya hari.  Juga, terutama penyesalan di masa tua, ketika kita mengenang kembali masa muda kita.

No comments:

Post a Comment