Mar 8, 2023

Langkah Manajemen Risiko yang Perlu Di Ketahui

 



Sebenarnya SettiaBlog belum ada niatan buat postingan, lha kok tadi siang SettiaBlog  mencium aroma Citrus yang halus dan sedep. Ndak tahu kok langsung  kepengen buat bahasan. Bahas yang santai - santai aja ya. Di bawah ini ada sedikit anekdot.
 
Pada hari Jum'at Legi terlihat seorang Ayah dan Anaknya pulang dari Shalat Jum'at. Dan terjadilah percakapan di antara mereka.
Ayah: Nak, tadi dengerin khotbahnya ndak?
 Anak: Dengerin dong, yah...
 Ayah: Sekarang ayah mau tanya kamu sebagai Anak. Kamu harus berbakti pada siapa?
Anak: Ibu.
 Ayah: Kemudian siapa lagi?
 Anak: Ibu.
Ayah: Selanjutnya siapa?
Anak: Ibu lagi.
 Ayah: Bagus. Setelah itu siapa?
 Anak: Ayah.
 Ayah: Pinteeer anak ayah.. jadi Ibunya ada berapa tadi?
 Anak: Ada Tiga.
Ayah: Ayahnya berapa? 
Anak: Satu.
 Ayah : Ibu kamu berapa? 
Anak : Satu.
 Ayah : Berarti kurang berapa?
 Anak : Dua... 
Ayah : Siiip.. Nanti sampai rumah bilang sama ibumu begitu ya..
Sesampai di rumah 
Anak: Ibu, ibu.. tadi kata ayah, seharusnya aku punya tiga ibu. Tapi sekarang baru ada satu ibu. Berarti masih kurang dua.
 Ibu: Nak, kamu tau ini sayur apa? (sambil nunjukin terong) 
Anak : Terong,
 Ibu: Ada barapa? 
Anak: Satu,
 Ibu: Bagaimana caranya agar satu terong ini bisa dinikmati oleh tiga orang ? 
Anak: Dipotong tiga.
 Ibu: Anak pintar. Nanti bilang pada ayahmu ya.. kata ibu mau ndak terongnya dipotong tiga? 

Maksud dari anekdot di atas itu sebenarnya apa? Setiap omongan dan setiap perbuatan pasti ada risiko yang di tanggungnya. Kalau ndak percaya, coba aja Anda ngomong gitu ke anak Anda. Anda sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. Itu risiko dari omongan, setiap tindakan kita juga sama pasti ada risikonya. Ya tapi ndak harus terus takut atau terlalu kwatir dengan risiko, kalau dalam lagu "no one" milik Alicia Keys yang di cover Davina di atas ada ungkapan,
I don't worry 'cause, Everything's going to be alright, People keep talking they can say what they like, But all I know is everything's going to be alright
Seberapapun tinggi keyakinan kita, untuk hal - hal besar yang menanggung hajat orang banyak tetap di butuhkan yang namanya manajemen risiko. Manajemen risiko  adalah memikirkan kejadian terburuk apa yang mungkin menimpa perusahaan, berapa besar kemungkinannya, dan mengambil tindakan preventif sebelum hal buruk terjadi. Terkadang, kontrak juga dapat menjadi berisiko apabila perusahaan kurang teliti, sehingga perusahaan juga perlu memerhatikan Manajemen Kontrak. Adanya manajemen risiko  yang baik akan menghindarkan Anda dari kejadian-kejadian tersebut. Manajemen risiko berguna sebagai pencegahan sebelum terjadinya bencana yang menimpa perusahaan Anda. Pada kenyataannya, manajemen risiko tidaklah serumit yang kita bayangkan. Yang perlu diperhatikan yaitu prosesnya harus melibatkan seluruh aspek perusahaan Anda dan duduk bersama untuk membahasnya. Seorang manajer harus mengetahui cara menjalankan manajemen risiko dengan baik. Mengapa demikian, karena manajer adalah seseorang yang mengetahui bagaimana jalannya operasional perusahaan, sehingga dengan pemahaman manajemen risiko  yang baik maka segala risiko kegagalan perusahaan dapat diatasi. Beberapa langkah dalam manajemen risiko.

Pikirkan Kemungkinan Terburuk yang Mungkin Terjadi

Buat daftar kemungkinan terburuk apa saja yang bisa menimpa proyek, atau mengganggu jalannya perusahaan. Bertukar pikiran (brainstorming)  dengan manajemen perusahaan adalah cara yang tepat untuk mencari tahu kemungkinan apa yang bisa terjadi. Dengan membuat daftar seperti ini, Anda bisa melihat kemungkinan buruk mana saja yang bisa saling tumpang tindih. Dengan demikian Anda bisa menghindari dua hal buruk yang bisa menimpa perusahaan sekaligus, yang sudah pasti sangat merugikan perusahaan Anda. Selain itu, dengan menyiapkan solusi secepat mungkin, maka permasalahan yang terjadi pun akan semakin cepat teratasi, sehingga meminimalisir kemungkinan-kemungkinan terburuk terjadi.

Perkirakan Kapan Kemungkinan ini Akan Terjadi

Setelah membuat semua daftar risiko, beri tanggal kapan kiranya risiko tersebut bakal terjadi. Mengetahui hal ini adalah langkah penting untuk mempersiapkan diri agar jangan sampai risiko benar-benar terjadi. Cara ini memungkinkan Anda untuk memberikan prioritas pada risiko yang mungkin terjadi lebih dulu. Anda juga bisa memberi tanda pada risiko yang tak mungkin lagi terjadi karena melakukan mitigasi untuk risiko tersebut sudah terlebih dahulu.

Ukur Dampak Risiko

Langkah selanjutnya adalah mengukur dampak dari masing-masing risiko. Ada dua hal yang harus diukur, yakni berapa besar kemungkinan risiko itu akan terjadi, dan seberapa besar dampak dari risiko tersebut, lalu berikan skor masing-masing. Sebagai contoh, kita berikan rentang skor dari 1 sampai 5 untuk kedua hal yang harus diukur di atas. Setelah itu kita kalikan kedua hal tersebut untuk mendapatkan rating dari setiap risiko.
RisikoKemungkinanDampakRating
Risiko A144
Risiko B 4520
Risiko C3412

Dari tabel di atas kita bisa melihat bahwa Risiko A kemungkinan terjadinya kecil sekali, meski dampaknya cukup besar terhadap perusahaan. Maka dari itu risiko A mendapat rating 4, yang mana mendapat prioritas yang rendah. Sementara Risiko B tinggi sekali kemungkinannya untuk terjadi dan berdampak pada mandeknya kelangsungan proyek atau bisnis Anda. Maka dari itu Risiko B perlu mendapatkan prioritas yang lebih tinggi. Mengenai rentang risiko, Anda bisa menentukan sendiri. Misalnya mengkategorikan dari 1 sampai 10 "tak mengkhawatirkan", 11 sampai 18 terbilang "perlu diwaspadai", dan 19 sampai 25 masuk dalam taraf "berbahaya" dan harus diprioritaskan mitigasinya.

Tentukan Langkah Mitigasi

Ada 4 Iangkah yang bisa dilakukan sebagai mitigasi risiko, yakni acceptance, avoidance, limitation, dan transference.

1. Acceptance  Mitigasi pertama yang bisa dijalankan yakni acceptance

atau biarkan saja risiko itu terjadi. Umumnya mengambil langkah ini saat risiko tak memiliki dampak yang signifikan atau kecil kemungkinannya untuk terjadi.

2. Avoidance

  Anda melakukan berbagai macam cara untuk menghindari risiko tersebut menimpa proyek atau perusahaan Anda. Umumnya mitigasi semacam ini butuh investasi yang cukup besar, dan mempertimbangkan jika kemungkinan terjadinya cukup tinggi dan imbasnya cukup besar.

3. Limitation

Anda tahu bahwa risiko tersebut pasti terjadi dan imbasnya cukup besar. Opsi ini saat Anda tak bisa menghindarinya, namun sangat mungkin untuk meminimalisir dampak kepada perusahaan saat risiko menghampiri.

4. Transference

Alih-alih menelan pil pahit risiko, Anda meminta pihak lain yang mau dan mampu menenggaknya tanpa ragu. Mitigasi risiko semacam ini umum dilakukan perusahaan di aspek manajemen.

Tetapkan Pihak yang Akan Bertanggung Jawab

Meski dalam melakukan perumusan manajemen risiko secara bersama-sama, namun tak serta merta menanggung setiap risiko bersama. Harus ada satu penanggung jawab untuk masing-masing risiko. Orang yang akan memilih penanggung jawab tersebut harus menjalankan mitigasi. Tak bijak rasanya jika Anda harus membebankan pekerjaan mitigasi pada orang yang tak hadir dalam diskusi ini, karena sudah pasti orang tersebut akan menolak tanggung jawab tersebut mentah-mentah. Berikan pada peserta diskusi karena sudah pasti ia memahami betul harus melakukan mitigasi seperti apa.

Kenapa Manajemen Risiko itu Penting bagi Bisnis?

Setelah mengetahui 5 langkah untuk melakukan manajemen risiko. Kita akan membahas mengapa suatu perusahaan memerlukan adanya manajemen ini. Manajemen risiko penting untuk perusahaan terapkan karena dapat mempersiapkan perusahaan dalam menghadapi kondisi tertentu yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Adapun manfaat manajemen risiko bagi perusahaan sebagai berikut :

Manajemen risiko
Manajemen risiko dapat melindungi perusahaan dari risiko murni, karena pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang memiliki asuransi tertentu sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan public image.

Manajemen risiko  dapat memberi informasi dan persektif kepada pihak manajemen perusahaan tentang profil risiko. Perubahan yang mendasar tentang produk, pasar, lingkungan bisnis, dan perubahan lainnya yang diperlukan dalam proses manajemen risiko.

Manajemen risiko dapat membuat cadangan yang lebih memadai untuk mengantisipasi risiko yang telah diperkirakan sehingga potensi kerugian yang relatif lebih besar bisa dihindari.

Manajemen risiko dapat menghitung dan mengukur besarnya risk exposure dan menetapkan alokasi sumber-sumber dana sekaligus limit risiko yang lebih tepat.

Bottom Note

Di atas itu bahasan apa Settia? Ndak tahulah, SettiaBlog juga kurang paham. Pada dasarnya SettiaBlog hanya ingin mengajak semua tetap semangat berkarya, tetap semua pasti ada risiko yang harus kita hadapi. Dan berani mengambil resiko adalah salah satu kunci dalam memulai usaha, karena dalam komponen ini banyak sekali item yang mengikutinya, yaitu berani rugi, berani mengambil keputusan, berani menghadapi masalah, berani menahan diri untuk tidak menggunakan uang perusahaan untuk bersenang-senang, serta berani untuk bangkrut. Itu baru sedikit resiko yang ada saat mendirikan bisnis. Oleh karena itu, seorang calon pebisnis harus mampu menghilangkan rasa takut terhadap semua risiko yang ada, caranya:

Lakukan survey atau pengamatan, sehingga mengetahui rintangan yang akan dihadapi, sehingga dapat strategi dalam menghadapi semua rintangan yang ada.

Pilihlah bisnis yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Sesuaikan modal dengan besaran bisnis yang akan dibangun.

Konsultasi dengan orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidangnya.

Mau terima kritikan atau masukan dari orang lain, akan tetapi harus bisa memilah mana masukan yang baik.

Tidak terburu-buru atau terlalu ambisi dalam mengembangkan bisnis.

Buat bisnis plan sehingga dalam mengembangkan bisnis dapat terencana dengan baik.

Ada yang tahu ndak, yang SettiaBlog gunakan background di Bottom Note ini apa? Ini gambar benur udang Vaname. Sebenarnya ini udang import, kalau ndak salah dari California, cuma sekarang sudah banyak di budidayakan di Indonesia. Enak lho udang ini, di guring pakai mentega gitu wes tha....mantap, rasanya gurih ada manisnya dikit, eemmm ..mm... jadi ngiler<//i> SettiaBlog.

No comments:

Post a Comment