Mar 22, 2023

Cara Mengenal Allah dalam Islam

 



Selena, temen - temen SettiaBlog pada bingung saat SettiaBlog bilang Mm..., kasih tahu Selena Mm...itu apa. Sebelum membuat bahasan SettiaBlog melakukan sujud syukur. Lalu SettiaBlog membuka Al Qur'an untuk membaca beberapa ayat. Ya SettiaBlog harus melakukan sujud syukur karena masih di pertemukan bulan Ramadhan. Dan SettiaBlog benar - benar mengucap syukur kepada Allah SWT karena melihat perubahan yang ada di sekitar SettiaBlog tentunya ke arah yang positif, yang SettiaBlog lihat sudah banyak yang sudah mulai menemukan dan mengenal dirinya, kalau masih ada kontradiksi dalam diri mereka itu udah biasa. Saat membaca Al Qur'an, SettiaBlog sempat terhenti sebentar di surat Al - Baqarah ayat 169. Kalau di artikan.
“Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.” (QS. Al - Baqarah 2: Ayat 169)
Penyebab utama seorang Muslim lupa akan kebaikan yang diberikan Allah SWT adalah karena lalai dari mengenal dan mengingat Allah. Dalam QS al-Hasyr ayat 19, Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri ….”
Seseorang mengenal Allah, dia akan mengetahui dirinya sendiri. Dia pun tahu akan ke arah mana harus berjalan dan memperbaiki keadaannya. Ini alasan kenapa SettiaBlog sering membahas tentang mengenal diri sendiri.

Cara mengenal Allah dalam Islam penting untuk diketahui. Sebagai umat Muslim, wajib percaya bahwa Allah SWT sebagai Tuhannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan keimanan terhadap Tuhan dan agamanya. Mengenal Allah lebih jauh dan dalam sangat dianjurkan bagi umat Islam. Hal ini merupakan bentuk upaya memperkuat keimanan. Ada beberapa cara mengenal Allah dalam Islam. Penjelasannya sudah banyak disebutkan lewat Al-Qur’an maupun dalam hadis.

Mengenal Allah akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Dengan begitu, umat Muslim dapat mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Untuk mendapatkan diri yang benar-benar taat dan beriman, penting untuk mendalami cara mengenal Allah dalam Islam.

Mengenal Adanya Wujud Allah SWT

Cara mengenal Allah dalam Islam pertama dengan beriman kepada-Nya. Sebagai umat Muslim, kita harus meyakini bahwa Allah Pencipta seluruh makhluk yang benar-benar ada. Selain melihat segala bentuk ciptaan-Nya yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya maka akal akan menyimpulkan bahwa keberadaan benda-benda tersebut tentu ada yang menciptakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Selain itu, pancaindra kita juga mengakui adanya Allah SWT, karena kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah, dan meminta sesuatu pada-Nya untuk dikabulkan. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.
“Dan ingatlah ketika Rabbmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Rabb kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka’.”  (Al - A’raf: 172-173)

Mengenal Rububiyah Allah

Cara mengenal Allah dalam Islam selanjutnya dengan meyakini keesaan Rububiyah Allah. Sebagai umat Muslim, kita wajib meyakini keesaan Rububiyah Allah berupa bahwa hanya Allah yang mencipta, memiliki, menguasai, dan mengatur seluruh makhluk. Jelasnya, bahwa hanya Allah yang menghidupkan, mematikan, memberi rezeki, mendatangkan kebaikan, hingga mendatangkan bencana. Allah yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum, dan lain sebagainya yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah SWT. Dengan begitu, seorang umat Muslim harus meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang menandingi Allah SWT dalam hal ini. Allah berfirman:
“Segala puji bagi Allah, Rabb (Pemilik, Penguasa) semesta alam" (al-Fâtihah/1:2).
“’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (Al-Ikhlash: 1-4)
Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Mengenal Uluhiyah Allah

Cara mengenal Allah dalam Islam selanjutnya adalah dengan meyakini bahwa yang berhak diibadahi hanya Allah SWT. Tidak boleh memberikan ibadah kepada selain Allah, walaupun kepada makhluk yang dekat kepada-Nya, seperti malaikat atau Rasul. Apalagi kepada makhluk yang derajatnya di bawah mereka, seperti manusia, jin, binatang, pohon, batu, senjata, planet, binatang, ataupun lainnya. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (Al-Fatihah: 5)
Tujuan dari pengenalan keesaan Uluhiyah Allah ini adalah agar kita mencintai Allah, tunduk kepada-Nya, takut dan berharap kepada-Nya, serta mengesakan ibadah hanya kepada-Nya. Ibadah kepada Allah yaitu merendahkan diri dan taat kepada Allah SWT dengan penuh kecintaan, pengagungan, mengharapkan rahmat, dan takut terhadap siksa. Hal itu dilakukan dengan cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Adapun ruang lingkup ibadah, yaitu segala yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan dan perbuataan, yang lahir maupun yang batin. Ibadah akan diterima oleh Allah dengan dua syarat, yaitu ikhlas dan mutaba’ah. Ikhlas yaitu: mencari ridha Allah semata, sedangkan mutaba’ah, yaitu mengikuti Sunnah (ajaran) Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, orang yang meyakini keesaan hak Allah untuk diibadahi, dia akan mempersembahkan segala jenis ibadah hanya kepada-Nya semata. Di antara jenis-jenis ibadah adalah ketaatan yang mutlak dengan harap dan takut; kecintaan yang disertai ketundukan mutlak. Do’a; niat di dalam beribadah (ikhlas); menyembelih binatang; takut; tawakal; dan lainnya.

Mengenal Nama-Nama dan Sifat Allah

Cara mengenal Allah dalam Islam lainnya dengan mengimani dan menetapkan seluruh nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang tersebut di dalam Kitab Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih, dengan tanpa menyerupakan dengan makhluk. Allah berfirman:
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (al-A’raf/7: 180)
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (asy-Syûrâ/42:11).

Demikian juga yang paling mengetahui tentang Allah di antara semua makhluk adalah Rasul-Nya. Sehingga penjelasan para Rasul tentang Allah adalah haq. Sedangkan perkataan orang-orang kafir dan musyrik tentang Allah hanyalah dugaan semata. Allah berfirman:
"Maha suci Rabbmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan, dan kesejahteraan dilimpahkan atas Para rasul, dan segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam." (ash-Shaffat/37: 180-182)


Bottom Note

SettiaBlog masih bisa buat puisi atau ndak ya.
Jika ada yang bertanya kepadaku, siapa yang paling menyukai senja, dengan lantang dan keras sekali tentu aku akan menjawab “Aku.. Aku....Aku!!”  Akulah orang yang sangat menyukai senja dengan aneka ornamen pendukungnya, pasir, laut, karang dan siluet burung-burung di langit. Jelas sekali pernyataan itu akan aku lontarkan dengan sangat percaya diri. Banyak orang memuja senja, dengan pesona warna, merah, jingga, unggu, lembayung serta semua spektrum warna langit yang dipancarkannya, termasuk aku si Malika Al Senja itu namaku.

Ada dua alasan besar, yang akan aku ceritakan kenapa aku menyukai senja. Alasan pertama karena memang senja itu penuh keindahan. Senja itu permata warna, melankolis, kecantikan yang dipacarkannya memukau siapa saja, menuangi setiap labirin di keruk kornea setiap mata anak adam yang memandangnya. Mereka yang terpana akan menuliskannya dalam banyak sajak indah, prosa tentang senja, ratusan film bernuansa senja. Tidak hanya itu mereka juga mengabadikannya dengan warna-warni di kanvas, sejuta jepretan piksel lensa kamera. Senja juga di pamerkan dalam galery bilboard, layar komputer, pergelaran musik parade senja, wallpaper cantik, mozaik dalam arsitektur senja, dan tentu bisa melihat kecantikan gendhuk SettiaBlog.


Settia....ini bulan Ramadhan, kok masih ganggu terus tho.... He....he.... Lupa. Settia....jin di bulan Ramadhan libur dulu ganggunya. Ya...ya..., Settia paham.

No comments:

Post a Comment