Oct 14, 2020

Mengenal Cahaya Kehidupan

  


Bahasan ini muncul ketika SettiaBlog berdiri di sawah kemaren sore,  memandang the sun is setting, tapi SettiaBlog sendirian, tidak seperti lirik lagu "moonlight" di atas the sun is setting and you're right here by my side. Semburat cahaya lembayung mengingatkan SettiaBlog pada sesuatu. Kejadian ini sudah lama, sekitar 4 tahun yang lalu. Malam itu SettiaBlog seperti melihat cahaya samar kebiruan dari arah utara menuju ke tempat SettiaBlog. Cukup lama SettiaBlog mencari jawaban kejadian itu. Batin SettiaBlog selalu mengatakan cahaya itu pancaran aura seorang perempuan. Dan batin SettiaBlog mengatakan cahaya biru tersebut merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi anasir langit dan mendasari sifat, watak dan kemampuan ; sembada (kuat, kukuh, patuh, layak), terampil, watak kepemimpinan, dan hati yang luas pandangan hidupnya mengayomi, menentramkan, selalu berada di depan, dan daya penyangga merangkum segala sesuatu, lembut tetapi kuat, tekad kuat. Karakter di atas yang di miliki wanita tersebut. Tapi siapa? Ini yang jadi pertanyaan SettiaBlog sampai sekarang. Dan kenapa Allah memperlihatkan pada SettiaBlog?



Setiap manusia pada dasarnya memiliki aura (cahaya hidup) yang berwujud seperti putaran waktu  atau daya kekuatan hidup yang berputar sepanjang masa atau disebut sebagai Pancamaya( lima cahaya ).

Cahaya hidup manusia yang berbentuk Pancamaya yakni : 1. hitam, 2 merah, 3. kuning, 4. putih, 5. abramarkata (gemerlapan) Dan setiap orang akan mempunyai dominan warna yang berbeda karena tergantung cahaya paling kuat yang sebagai bakat atau kekuatan. Empat warna hitam, merah, kuning dan putih adalah perlambang hawa nafsu, yaitu ; hitam yang menggambarkan watak nafsu rakus, loba, tamak, lapar, haus dan mengantuk, merah yang menggambarkan watak nafsu keras hati, angkaraq murka, cepat marah, kuning yang menggambarkan watak nafsu berkeinginan keras, serba ingin sesuatu, mengumbar kesenangan, putih menggambarkan sifat bijaksana, dan keutamaan, cahaya kelima yang seperti zamrud yaitu pancaran cahaya dari bumi ; air(banyu), api(geni), angin(bayu), akasa(angkasa), matahari(surya), bulan(candra) dan bintang (kartika). Sedangkan wujud cahaya tunggal tanpa bayangan di dekatnya seperti kumbang yang bertaburan banyak sekali dan itulah cahaya dari kalbu dan batin manusia, dan itu pulalah wujud dari niat, keinginang, dan pemikiran, dan kesemuanya ada pada jaman antara(saat sebelum bertindak atau berbuat). Keadaan cahaya tunggal sebenarnya adalah kebahagiaan sejati, yang merupakan wujud dari sukma luhur yang menghidupi badan wadag manusia yang serba tentram dan bahagia sepanjang masa, selalu segar tanpa minum, kenyang tanpa makan, mengantuk tanpa tidur. Sedangkan kedua lubang hidung itu adalah sarang angin (sumber nafas) dan tirta prawita suci  adalah air suci awal kehidupan yang terletak dalam samudera minangkalbu yang bermakna ‘ untuk menemukan sumber awal kehidupan perlu bantuan qalbu atau batin atau matahati kita sendiri.

Siapa yang memerintah dan diperintah , bermakna bahwa dalam tubuh ini ada 2 unsur pokok batin, roh atau nurani yang seharusnya selalu dianut segala pendapatnya karena disanalah kebenaran sejati telah dipertimbangkan. Wujudnya adalah dari keinginan, niat dan pemikiran murni sebelum diolah atau dipertimbangkan oleh akal yang menerima informasi tambahan dari luar. Keputusan situasi batin yang disebut sebagai zaman antara, sebelum diperintahkan otak kepada seluruh badan. Kesatuan tanpa perpecahan yakni; antara perintah otak dan perintah suara hati yang harus dijaga selalu sama. Sebenarnya yang memerintah dalam diri kita adalah suara hati atau batin, roh kita dan yang diperintah adalah otak dan anggota badan, karena roh dimasukkan oleh Allah pada embrio saat berumur 120 hari. Roh yang berwujud kesadaran diri, dan badan adalah kawula yang berwujud hidup dan kesadaran yang sudah ada sejak manikem ditangkap oleh indung telur dan terus tumbuh menjadi janin dan bayi, dengan segala anasir-anasir yang mempengaruhinya selama dalam kandungan ibu.

Memahami Hakikat Warna Cahaya Hidup

Cahaya Putih : warna inti pertama yang menyimbolkan manifestasi air, dan memiliki sifat, watak dan kemampuan serat simbol nafsi muthmainah atau spiritual religius, jujur, menerima apa adanya dan kemampuan air ini adalah melarutkan, menghancurkan, daya tairk, angkat, sejuk, menyegarkan, dan lain-lain. Dan orang yang memiliki daya ini dapat menolong orang lain sesuai dengan sifat air tersebut ( seperti air di belah). Dan untuk memperoleh daya air ini manusia harus memiliki itikad baik yang kemauan mutlak dengan berbagai cara, seperti berendam dalam air jernih yang mengalir selama beberapa periode agar terserap daya air ini ke dalam seluruh jaringan tubuhnya, dan dilakukan secara teratur. Dan pada manusia secara alami sebetulnya sudah tertanam daya ini mulai dari air ketuban yang melingkupi bayi sejak dalam kandungan, air embun khususnya yang berada di ujung ilalang pada siang hari dan tertiup angina dan hanya ada pada masa kemarau, air dalam buah kelapa yang masih muda yang biasanya hanya ada setetes saja , uap air yang terdapat di tutup panic sewaktu menjerang air, atau yang paling mudah adalah endapan air laut yaitu garam dilarutkan kembali dengan air yang telah direbus.

Cahaya Merah : merupakan warna inti kedua yang menyimbolkan manifestasi api, dan mendasari watak, kemampuan serta simbol nafsi amarah, memiliki watak, hidup dinamis, awas, teliti, semangat, ambisi, emosi, pemberontak, iri, dengki, culas, pembohong. Cipta dari daya hidupnya adalah merupakan luapan dari energi yang bergerak bersifat prabawa, mengembangkan, memekarkan dan juga memiliki daya menghancurkan, membasmi, memledakkan, membakar dan biasanya orang yang menguasai energi api ini disebut menguasai biotermis dan daya inilah yang memproses pertukaran zat dalam tubuh sehingga melangsungkan kehidupan dan memperpanjang kehidupan, tetapi juga bisa mengahanguskan, dan menghancurka kehidupan yang lain. Daya energi ini dapat di diserap tubuh pada saat pagi hari ( sejak matahari terbit – 10.00) , daya ini bersifat bioelektronis dan akan membentuk daya biotermis dan biomagnetis. Dengan memusatkan nalar budi, cipta dan batin  di sertai nafas teratur  dan kontinyu akan sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Cahaya Kuning : merupakan warna inti ketiga, yang merupakan manifestasi dari angin dan mendasari sifat, watak dan kemampuan serta simbol dari sufiah dan memiliki watak seni budaya , sopan santun, kasih saying, cantik, rapi, toleransi, manusiawi, semu, palsu, gensi, cabul, boros, konsumtif, daya geraknya sperti angina menghidupi, menumbuhkan, menyatu, membaur, menyusup dan daya penyangga mendorong, membongkar, daya angkat, menembus jaringan, dan orang yang menguasai daya ini biasanya di sebut menguasai daya multikomplek (serbaguna), karena dalam angin terkandung energi uap bumi, energi panas, maupun air dan juga sebagai tenaga penghantar tenaga-tenaga gaib seperti ether, listrik, suara, bau, magic. Cahaya kuning juga bisanya bisa sebagai simbol datangnya wahyu, pulung, keluhuran atau nilai unggul

Cahaya Hitam : merupakan warna inti keempat, yang menyimbolkan manifestasi dari bumi atau tanah  dan mendasari watak, sifat dan kemampuan serta simbol nafsi lawwammah yang bersifat produktif, materi, kreatif, inovatif, bisosiatif(mampu memperbaiki system kearah lebih baik dan mampu mengarahkan potensi lingkungan dengan baik untuk direalisasikan dengan ketangguhan momentum kerja secara tepat ), tega, egois, sadis, jahat, daya cipta suara hatinya menumbuhkan, langgeng serta daya penyangga menghisap, segala sesuatu melebur atau menetralkan tapi juga mematikan.

Secara lahiriah sebenarnya tidak tampak tapi sesungguhnya sangat dominan di banding tiga warna lainnya karena merupakan manifestasi pancaran anasir bumi yang ada dalam diri manusia. Dan daya ini diserap tubuh dengan sangat sederhana ; 1. berdiri tegak lurus, 2. rileks, 3. tata nafas diperhalus, perlahan dan teratur, 4. membayangkan wajah sendiri (konsentrasi), 5. menyebut nama Allah memohon anugerah daya inti bumi.

Cahaya Gemerlapan : sinar zamrud merupakan cahaya gabungan (hasil induksi dari cahaya inti yang saling berdempetan sehingga membentuk warna baru sebagai cahaya pamor(campuran). Merah kuning menjadi hijau, hitam putih jadi abu-abu, dan seterusnya. Walaupun menjadi gabungan namun tetap tergolong sebagai cahaya dominan yang ada dalam alam semesta ini, karena ini merupakan cahaya hidup yang berpengaruh dan berada dalam tubuh manusia , sedangkan sifat dan watak dan kemampuan yang menonjol dari cahaya-cahaya tersebut adalah sebagai berikut :

Cahaya Hijau : merupakan gabungan yang menyimbolkan manifestasi dari anasir tumbuhan, yang mendasari watak atau sifat  dan kemampuan; religius, damai, tentram, tenang,dan memiliki daya getar kemampuan menghidupi, berkembang, mengayomi dan daya penyangga menghisap, menyerap segala sesuatu dan menetralkan.

Cahaya Biru : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi anasir langit dan mendasari sifat, watak dan kemampuan ; sembada(kuat, kukuh, patuh, layak), terampil, watak kepemimpinan, dan hati yang luas pandangan hidupnya mengayomi, menentramkan, selalu berada di depan, dan daya penyangga merangkum segala sesuatu, menyatukan lembut tetapi kuat, tekad kuat.

Cahaya ungu : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan mafestasi dari anasir langit menjelang pagi  antara pukul 03.00 – 05.00, dan mendasari watak, sifat dan kemampuan ; hamangku ( melindungi, menjaga) hamengkoni ( melingkupi merangkum dan menguatkan), prabawa, sugestif ( cepat tanggap, kuat pengaruh dan ginugu ( dipercaya dan dianut kata-katanya),. Cipta suara hatinya daya getar hidupnya memiliki kemampuan anasir langit pagi hari, yakni ; menyejukkan, perasaaan sesama, menentramkan segala hal, mantap langkah hidupnya dan daya penyangganya adalah membingungkan lawan, mendobrak menghancurkan dan mematikan.

Cahaya Abu- Abu : merupaka cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi  dari anasir mega (awan), dan mendasari watak, sifat dan kemampuan ; mobah mosik (selalu bergerak gerik, berubah-ubah, tidak tetap pendirian, pintar beradaptasi, gampang bergaul, supel. Cipta suara hatinya menggelapkan suasana, menimbulkan saling curiga, mengadu domba dan memiliki daya penyangga memporak porandakan lawan, memanfaatkan tenaga lawan, mengecoh sasaran Inilah yang sering di sebut Lima Cahaya Hidup dan dalam pewayangan digambarkan sebagai cakra yang mampu melindungi kehidupan manusia baik jasmani dan rohani.

SettiaBlog potong di sini saja, ini hanya sedikit gambaran tentang aura yang ada dalam diri manusia.

No comments:

Post a Comment