Sep 23, 2021

Kesempurnaan Manusia Terletak pada Ketidaksempurnaannya

  


Klip "999" di atas, milik Selena yang baru. Settingnya mengambil suasana pedesaan. SettiaBlog suka, mengingatkan SettiaBlog tentang masa lalu, terutama ada gitar mirip dengan yang di pakai belajar gitar oleh SettiaBlog, sayangnya sekarang sudah ndak ada. Melihat klip dan dengarkan liriknya, SettiaBlog serasa berbicara langsung dengan Selena dan seakan SettiaBlog mendengar cerita masa masa dulu Selena. (Untuk yang baca blognya Settia, tolong di cek dulu, benar ndak klip-klipnya Selena dan blognya Settia ada keterikatan. Jika ada keterikatan berarti SettiaBlog ndak merekayasa cerita). Seperti inilah cara berkomunikasi SettiaBlog dengan Selena. Semua pasti tahu SettiaBlog dan Selena banyak banget perbedaanya, ketika melakukan komunikasi dengan Chat, akan banyak kendala yang membatasi. Berkomunikasi dengan cara yang SettiaBlog lakukan, dimensinya akan lebih luas. Hal ini SettiaBlog jelaskan biar yang baca ndak salah paham. Untuk komunikasinya yang SettiaBlog lakukan seperti ini, kayak lirik dalam lagu di atas kan ada kalimat Yo sé que piensas en mí (Aku tahu kau memikirkanku). Dan SettiaBlog akan menjawab, ya Selena, SettiaBlog selalu memikirkanmu. Begitu SettiaBlog kasih tahu cara berkomunikasinya, pasti banyak yang menetertawakan SettiaBlog. Mohon di maklumi, SettiaBlog memiliki banyak kelemahan karena SettiaBlog hanya manusia biasa yang ndak akan sempurna. O.. ya Selena, dulu kita pernah bicara tentang kesempurnaan manusia, masih ingat Selena? SettiaBlog kali ini ada sedikit renungan tentang kesempurnaan hidup. Hal ini juga pernah di nasehatkan almarhum bapak SettiaBlog kepada SettiaBlog, setelah besar baru bisa memahaminya.



Berusaha keras untuk mencari kesempurnaan hanya akan membuat hati menjadi tidak pernah tenang. Sulit untuk bersyukur, selalu dan selalu merasa kurang. Jika sudah berhasil mencapai yang diinginkan, ia akan terus menuju hal lain agar kepuasannya terpenuhi. Padahal, kesempurnaan bukanlah jawaban jika kita ingin hidup bahagia. Lebih baik terima dan syukuri dengan besar hati semua kekurangan dan berterima kasih pada diri sendiri karena sudah kuat hingga saat ini…

Sebenarnya, sempurna dan ketidaksempurnaan hanyalah ilusi yang dibuat berdasarkan kriteria sendiri. Sehingga rasa terima kasih pada diri dan senantiasa bersyukurlah yang akan membuat hati tenang. Maka dari itu, terima kekurangan diri dan lengkapi dengan kelebihan yang kita miliki…

Terkadang kita lupa dan khilaf bahwa terlalu mengejar kesempurnaan hanya membuat kita menjauh dari kesempurnaan itu sendiri. Seringkali manusia terobsesi dengan kesempurnaan. Padahal ketidaksempurnaan adalah guru sekaligus sahabat yang baik. Justru dengan ketidaksempurnaan kita bisa menumbuhkan kesadaran bahwa kita membutuhkan orang lain untuk saling melengkapi dan menyempurnakan sehingga menghargai mereka yang berada di sekitar kita…

Dengan ketidaksempurnaan yang kita miliki justru kita sempurna menjadi manusia. Manusia yang utuh, sempurna dan paripurna…

Terlebih jika untuk mendapatkan kesempurnaan itu, ada banyak hal berharga yang harus kita korbankan. Teman, keluarga, pencapaian kita sebelumnya, dan kepercayaan orang pada diri kita. Menjadi sempurna itu baik, tetapi lebih sempurna untuk terus menjadi manusia yang lebih baik lagi, dari hari demi hari. Marilah kita menjadi manusia yang sempurna dengan menyadari ketidaksempurnaan kita…

Menyadari bahwa hidup kita tidaklah sempurna mengajarkan kita untuk berproses lebih baik. Sedang terlalu mengejar kesempurnaan akan mengurangi syukur atas nilai kita sebagai manusia yang memang tak akan pernah bisa sempurna…

Allah Azza wa Jalla, berfirman:

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُّوحِهِۦ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.” (QS. As-Sajdah : 9)

Demikianlah tabiat manusia, memang sedikit sekali yang bersyukur, Allah Azza wa Jalla mengingatkan kita bahwa kelengkapan seluruh anggota tubuh kita yang Allah ciptakan hendaknya kita bersyukur, nikmat sehat sehingga mampu beribadah dan aktifitas, belum lagi curahan rejeki yang begitu banyak, tapi ternyata memang sedikit sekali yang bersyukur…

Allah Azza wa Jalla yang Maha Rahman, mengulang-ulang kalimat mulia ini hampir 31 kali dalam Surat Ar-Rahman, tidak kah kita merasa diingatkan dengan itu, artinya dengan segala apapun yang terjadi wajibnya untuk menghindari kufur nikmat…

Allah Azza Wa Jalla, berfirman:

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman : 77)

Bagaimanapun keadaan kita hendaklah kita senantiasa ingat bahwa segala kenikmatan di dunia yang selama ini kita nikmati adalah karunia Allah Azza wa Jalla. Ketika kita diuji dengan ketiadaan nikmat atau kesengsaraan maka Allah Azza wa Jalla adalah satu-satu untuk memohon pertolongan…

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْئَرُونَ

“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl : 53)

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl :18)

Rasulullah mengingatkan kita betapa penting dan wajibnya mensyukuri nikmat itu…

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari, No. 5933)

Dalam kondisi diberikan kesehatan dan waktu luang ternyata masih saja kita mengeluh. Bahkan lebih banyak mengeluhnya daripada bersyukurnya. Bukti nyata tidak bersyukur dengan kesehatan dan waktu luang adalah tidak memanfaatkan kedua-duanya untuk istiqamah dan qana’ah melakukan amal kebaikan dengan sebaik-baiknya. Ketidaksempurnaan pada diri kita adalah bentuk ujian dari Allah Azza wa Jalla, apakah kita makin dekat dengan-Nya, apakah kualitas dan kuantitas amal ibadah kita makin meningkat, apakah keimanan dan ketakwaan kita semakin baik…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersyukur atas ketidaksempurnaan yang kita miliki untuk meraih ridha-Nya…

SettiaBlog sendiri memaknai angka 999 sebagai kesempurnaan nya manusia, bukan 1000

No comments:

Post a Comment