Jun 9, 2021

Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah di Bumi

 


 Selena, jangan marah ya! SettiaBlog sertakan video kamu di bahasan sebelumnya, demi kepentingan orang banyak, biar mereka semua juga belajar introspeksi diri. Terus SettiaBlog juga bilang kalau punya tanggung jawab yang memiliki banyak ujian dan cobaan. Pasti pada bertanya kan, tanggung jawab apa itu? Sekarang SettiaBlog balik bertanya, apa tanggung jawab Anda sebagai khalifah di bumi? Selama ini SettiaBlog sering bicara tentang bunga dan tanaman-tanaman lain. Pasti ada yang berasumsi SettiaBlog ini setengah laki-laki, setengah perempuan. SettiaBlog ini murni (100%) laki-laki. Kenapa sering bicara tentang bunga, tujuannya ingin mengajak semua untuk mengulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya- karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia. (ini salah satu tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi ini). Dan itu semua bisa di mulai dari lingkungan kita sendiri, salah satu tanaman yang mudah di rawat adalah bunga. Kenapa SettiaBlog bilang tanggung jawab ini banyak ujian dan cobaan? Penjelasannya ada di bawah ini, sambil dengerin lagu "earth song" milik Michael Jackson di atas.

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini dapat dipahami dari firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 30, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka berkata :” Mengapa engkau hendakmenjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akn membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami enantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata “khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang terdahulu). Sedangkan arti kata khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, dan adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti. Pengertian terakhir inilah yang dimaksud dengan “Allah SWT mengangkat manusia khalifah di muka bumi”, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Fathir ayat 39, Q.S Al an’am ayat 165. Manusia adalah makhluk yang termulia di antara mahluk- makhluk yang lain (Q.S Al Isra : 70) dan ia dijadikan oleh Allah SWT dalam sebaik- baik bentuk/ kejadian, baik fisik maupun psihisnya (Q.S At Tin : 5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi- potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi.



Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi antara lain menyangkut tanggung jawab mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S Hud : 61 ), serta mewujudkan keselamatan dan kebahgiaan hidup di muka bumi (Q.S al-maidah : 16), dengan cara beriamn dan beramal shaleh (Q.S Al-ra’ad : 29), bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S Al-Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah SWT sejak manusia pertama hingga manusia akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (abdullah). Tanggung jawab kekhalifahan tersebut menyangkut :

Tanggung jawab kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi :

Menuntut ilmu pengetahuan (Q.S Al-Nahl : 43) karena manusia itu adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/ diajar (Q.S al-baqarah :31) dan yang mampu mendidik atau mengajar (Q.S Ali imran:187, al-an’am :51)

Menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan (Q.S al-Tahrim : 6) termasuk di dalamnya adalah menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan sebagainya

• Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Kata akhlak berasal dari kata khuluq atau khalq. Khuluq merupakan bentuk batin atau rohani, dan khalq merupakan bentuk lahir/ jasmani.

Tanggung jawab kekhalifahan dalam keluarga atau rumah tangga meliputi :

Membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera atau keluarga sakinah, mawaddah dan wa rahmah atau cinta kasih (Q.S ar-Rum : 21) dengan jalan menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai suami-istri atau ayah-ibu dalam rumah tangga.

Tanggung jawab kekhalifahan dalam masyarakat meliputi :

Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S al-Hujurat : 10 dan 13, al-Anfal : 46 )

Tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S al-Maidah : 2)

Menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S al-Nisa : 135 )

Bertanggung jawab terhadap mar ma’ruf nahi munkar ( Q.S Ali Imran 104 dan 110) Berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di dalamnya adalah para fakir miskin serta anak yatim (Q.S al Taubah : 60, al Nisa’ : 2), orang yang cacat tubuh (Q.S ‘Abasa : 1-11), orang yang berada di bawah penguasaan orang lain.

Tanggung jawab kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi :

• Mengulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya- karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia.

• Menaturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya atau hasi karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi aam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidakmenimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya.

• MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai- nilai Islam (karena SettiaBlog beragama Islam) yang rahmatan lil-‘alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.

Kira-kira tanggung jawab di atas itu banyak ujian dan cobaannya atau ndak? Pasti yang baca pada mencibir sambil bilang (kalau dalam bahasa Bojonegoro), "dapurmu Settia....Settia....,dadi wong iku mbok ndak usah muluk-muluk". He...he...yang muluk-muluk itu lho siapa, SettiaBlog itu hanya ngajak semua untuk tanam-tanam pohon di sekitar rumah. SettiaBlog juga tahu tanggung jawab di atas itu pasti berat, banyak cobaan dan ujiannya. Lha wong SettiaBlog itu siapa, semua juga sudah pada tahu...SettiaBlog itu cengengesan, ndak serius, pinternya cuma bikin orang emosi dan marah, habis SettiaBlog itu paling suka lihat cewek marah, makin kelihatan cantik. (udah...udah...SettiaBlog tambah ngacau).
Jujur SettiaBlog katakan, ini juga baru SettiaBlog rasakan akhir-akhir ini. Ada kenikmatan yang luar biasa ketika kita dekat alam, apalagi menata dan mengelolanya. Gimana ya...rasanya, pokoknya beda, tenang, damai, tentram, bahagia.....coba sendilah! Susah di katakan.

No comments:

Post a Comment