Mar 30, 2022

Untuk yang Sering Galau dalam Fase QLC

 




Yang baca blognya Settia ada ndak yang memperhatikan background "bottom note"  pada bahasan sebelumnya? Itu SettiaBlog buat dari serbuk arang dan semen putih, aslinya ada di klip. Awalnya SettiaBlog buat tekstur warna hitam total, hitam ada tekstur kasar kayak batu alam, ternyata waktu di kamera hasilnya ndak bagus, terus SettiaBlog buat motif marmer. Lha wong itu sebenarnya pot yang SettiaBlog buat.  Apa yang baca juga pengen tahu keluh kesah gendhuk SettiaBlog? Jangan ya! Walaupun yang di ceritakan dalam mimpi itu bukan hal yang penting, biarkan menjadi rahasia SettiaBlog seumur hidup. Untuk orang - orang di sekitar SettiaBlog, maaf! mungkin beberapa bahasan terakhir ini memang kurang enak. SettiaBlog juga paham, mengambil keputusan memang  berat. Keraguan dalam mengambil keputusan (indecisive) bisa terjadi bahkan dalam sebuah keputusan kecil sekalipun. SettiaBlog sering bilang soal "tertipu" berulang - ulang.di beberapa bahasan terakhir juga bukan menuduh seseorang, maksudnya hanya mengingatkan sifat ragu-ragu itu adalah tipu daya setan, jika kita terbiasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan, kita akan menjadi gamang menjalani hidup ini, kita akan menjadi orang yang tidak punya pendirian. Dan untuk gendhuk SettiaBlog, terkadang sesuatu yang kita lakukan itu "seperti mimpi yang terpotong". Awalnya memang terlihat indah tapi kita ndak ngerti akhir mimpi itu seperti apa. Seperti backgroundnya "bottom note"  juga, karena belum terlihat semua bisa jadi ada yang bilang itu granit atau marmer....e...ternyata ketika di perlihatkan semua, lha kok pot yang di motif seperti marmer.Tetap rendah hati, percaya diri dan terus berdo'a!

Dan ini untuk para yunior, yang sering merasa galau, bingung dan susah menentukan arah dan pilihan? Itu hal yang wajar dan normal dialami oleh semua orang. Setiap fase hidup punya tantangannya sendiri. Bagi Anda yang  menginjak usia dimana Anda beralih dari remaja menuju dewasa. Ekspektasi terhadap Anda lebih tinggi dan tanggung jawab yang dibebankan ke pundak Anda terasa lebih berat dari sebelumnya. Istilah untuk fase ini disebut dengan Quarter Life Crisis  (QLC), yang merupakan suatu kondisi krisis diri. Orang yang ada dalam fase ini akan mengalami kondisi krisis emosional yang melibatkan perasaan seperti depresi, frustrasi, terjebak dalam kecemasan yang tidak berujung, tidak bahagia, bingung, ketakutan dan merasa sulit untuk keluar dari emosi-emosi tersebut. Orang yang berada dalam krisis ini akan kehilangan motivasi hidup, merasa gagal, kehilangan percaya diri dan makna hidup, bahkan dalam kondisi ekstrim mereka akan mengucilkan diri dan menarik diri dari pergaulan. Fase peralihan ini memang cukup sulit bagi sebagian orang karena munculnya berbagai problem kehidupan seperti percintaan, karir, keluarga, maupun finansial. Hal yang paling mendasar yang menimbulkan QLC adalah tuntutan untuk bersikap lebih dewasa dalam menentukan arah tujuan hidup dengan tanggung jawab yang besar.  

“Aku harus melakukan apa?”
  “Pilihan aku tepat ndak ya?”
  “Aku sebenernya mau apa sih?”
  “Kenapa dia lebih sukses dari aku?”
  “Aku hidup buat apa”

    Itu adalah beberapa pertanyaan yang akan kerap Anda lontarkan dan Anda terjebak dalam ketakutan terhadap diri sendiri. Menurut peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, ada empat fase dalam QLC. Pertama, perasaan terjebak dalam sebuah situasi entah itu pekerjaan, hubungan atau hal lainnya. Kedua, harapan bahwa akan muncul sebuah perubahan dalam hidup. Ketiga, mulai membangun kembali hidup yang baru. Keempat, mengukuhkan komitmen seputar aspirasi, motivasi dan tujuan.  

Lamanya Anda terjebak dalam fase pertama tergantung dari cara Anda menyikapi situasi. Jangan berlama-lama ada dalam krisis emosi karena akan menghambat proses Anda dalam kejar mimpi. Ada beberapa cara supaya Anda  bisa menghadapi fase Quarter Life Crisis dan fokus pada tujuan Anda.  

1. Bersabar dengan proses diri Anda  

Manusia sudah memiliki jatah rezeki dan kesuksesannya masing-masing. Semuanya tergantung usaha serta konsistensi dalam mencapainya. Proses dan jangka waktu pencapaiannya juga berbeda-beda, karena semua orang punya timeline hidupnya masing-masing.  Anda bukan manusia sempurna, tapi manusia yang sedang mencoba untuk menjadi lebih baik untuk diri Anda sendiri dan mencoba berbagai opsi untuk hasil yang terbaik. Jika belum waktunya untuk berhasil, maka bersabarlah. Bersabar bukan berarti pasrah, tapi membiarkan dan mengizinkan diri Anda untuk melakukan yang terbaik sebisa Anda dan mengharapkan hasil yang terbaik.  

2. Lakukan hal yang membuat Anda nyaman  

Dalam fase transisi yang akan menguras emosi, Anda disarankan untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda nyaman. Pasang musik atau olahraga untuk meningkatkan mood, baca buku self-help  supaya bisa menambah motivasi. Jangan memaksa diri untuk melakukan hal yang sekiranya tidak akan membuat Anda nyaman. Hal yang paling Anda butuhkan saat ini adalah ketenangan dan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.  

3. Jauhkan diri dari orang yang memberikan dampak negatif  

Selain rasa nyaman, Anda butuh dikelilingi oleh orang-orang yang bisa memberikan Anda hawa positif. Pintar-pintar pilih pergaulan, jangan sampai terjerumus ke pergaulan ‘toxic’ yang akan memperkeruh suasana hati Anda. Pertemanan itu seharusnya positif dan saling membangun, bukan merugikan dan merusak ketenangan pikiran Anda.  

4. Cari hobi untuk mengurangi stres dan lebih bahagia  

Punya aktivitas kegemaran atau hobi bukan hanya berguna untuk menghilangkan penat, tapi ternyata bisa membuat hidup lebih sehat. Penelitian terbaru membuktikan bahwa melakukan hobi bisa membuat hidup jauh lebih sehat serta menjauhkan kita dari segala macam penyakit. Matthew Zawadzki, assistant professor of psychology di University of California, menganalisa detak jantung dan tingkat stres dari 115 orang dengan rentang usia 20 hingga 80 tahun untuk mencari tahu aktivitas mana yang menghasilkan tingkat stres paling rendah. Partisipan juga diminta untuk menulis dalam buku harian mengenai aktivitas yang dijalani dan perasaannya saat menjalani kegiatan tersebut. Hasilnya, responden yang menjalani hobinya memiliki detik jantung dan tingkat stres yang lebih rendah. Selain itu, sebanyak 18 persen responden juga merasa lebih bahagia setelah melakukan aktivitas tersebut.  

5. Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain  

Anda  boleh melihat kesuksesan orang lain sebagai motivasi untuk memacu semangat Anda, tapi tidak untuk menjadikan Anda terpuruk karena Anda merasa kurang sukses. Jalan dan cerita hidup masing-masing orang berbeda. Fokus dengan tujuan serta progres Anda, dan nikmati prosesnya.  

6. Bersyukur dengan pencapaian Anda hari ini  

Untuk mendapatkan ketenangan batin, kita wajib bersyukur untuk segala hal yang kita capai di hari ini. Bersyukur tidak perlu menunggu hasil yang besar karena ada banyak hal kecil yang membuat Anda  hebat dan unik dibandingkan orang lain, dan Anda  patut bersyukur untuk hal itu. Bersyukur juga untuk sandang pangan papan yang masih tercukupi hingga hari ini.  

7. Hiduplah di masa sekarang  

Hindari berpikir “seandainya”, karena hanya akan membuat Anda  menyesali keputusan yang sudah Anda  buat. Masa lalu tidak bisa dirubah, fokus di hari ini dan masa depan. Masa lalu untuk direfleksikan dan dievaluasi, sehingga Anda  bisa berdamai dengan diri sendiri.  

8. Berbagi dan menjadi manfaat bagi orang lain  

Salah satu yang membuat kita merasa berarti adalah pengakuan dari orang-orang di sekitar kita. Pengakuan tersebut mulai dari ucapan terima kasih, syukur maupun ungkapan sayang. Akan ada kebahagian tersendiri ketika kita membuat orang tua tersenyum, membantu teman yang sedang dalam kesulitan, berbagi makanan ke orang-orang yang membutuhkan. Dengan begitu, pikiran Anda yang mengatakan bahwa Anda  ‘tidak berguna’ akan terbantahkan.  

9. Berdoa dan berserah diri  

Kita semua adalah manusia yang diwajibkan untuk berusaha dan berserah diri. Kita tidak akan mampu melakukan apapun tanpa ada bantuan dari campur tangan Allah SWT. Berserah diri atas hasil akhir kepada Allah SWT akan membuat pikiran dan jiwa Anda tenang. Rencana Allah SWT  pastinya akan selalu indah dan tepat buat Anda.  

10. Temukan motivasi

  Motivasi bisa didapat dari mana saja, baik dari teman, buku, film maupun bergabung di komunitas. Anda  bisa bergabung di komunitas gerakan sosial yang fokus pada pembentukan karakter positif anak-anak muda . Dengan berkumpul bersama teman-teman yang positif dan punya semangat serta jiwa sosial, Anda akan terpacu untuk maju dan tidak terpuruk dalam krisis emosi di fase Quarter Life Crisis  Anda.  
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.

No comments:

Post a Comment