Mar 6, 2022

Jaga Hubungan Dekat dengan Saudara Kandung

 



Siapa yang ngerti makanan yang ada pada klip di atas? Itu namanya lupis ketan hitam. SettiaBlog kangen dengan makanan ini, sekarang sudah jarang sekali melihatnya. Biasanya di bulan Sya’ban ini, masyarakat muslim Jawa melaksanakan tradisi ruwahan atau megengan. Tradisi ini untuk menyambut bulan suci ramadhan. Di antaranya tradisi ini sebagai pengingat atau renungan atas dosa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang memasak ketan, kolak, apem, lontong bahkan ketupat dan dibagikan kepada tetangga. Selain untuk merekatkan tali persaudaraan, juga bermakna sebagai renungan bahwa terhadap tetangga pun kita memiliki kesalahan. Konon, makanan dari beras ketan sudah ada sejak zaman Majapahit. Ketan diolah menjadi kue dan dihidangkan dalam acara-acara kerajaan dan kerakyatan. Nama ketan menurut orang Jawa diartikan sebagai “kraketan” atau “ngeraketne iketan” berarti merekatkan ikatan. Ini bermakna bahwa ketan merupakan simbol tali persaudaraan. O...ya, sebelum ke bahasan selanjutnya, SettiaBlog di tantang murid les SettiaBlog untuk buat parikan. SettiaBlog itu ndak pinter sastra Jawa, tapi apaboleh buat. Dii bawah ini SettiaBlog buat 2 parikan.
Tape ketan ning jero cangkir
Wis dadi mantan rasah dipikir

Kembang dahlia kembang krisan
kegawa angin tiba nang ratan
Percuma esih nyimpen perasaan
nek wis ora mungkin bisa dadian

Kacau kan ya parikan SettiaBlog...he...he....  E... box parikan di atas bisa berputar lho jika di sentuh, jika Anda beruntung.

Kali ini SettiaBlog hanya ingin membahas yang santai - santai saja. Masih ingat kapan terakhir kali Anda ngobrol dengan saudara kandung? Jawabannya sudah pasti berbeda bagi setiap orang, mulai dari yang rutin bertukar kabar setiap hari sampai yang hanya saling sapa di acara keluarga tahunan. Padahal, beberapa studi sudah menunjukkan bahwa hubungan dengan saudara kandung akan sangat mempengaruhi kualitas kesehatan dan kepuasan hidup Anda saat memasuki usia paruh baya kelak. Perbedaan jarak, usia, pandangan hidup, serta kesibukan sebenarnya tak harus menjadikan hubungan Anda dengan saudara kandung jadi renggang, lho. Ada beberapa tips berikut untuk merekatkan hubungan dengan saudara kandung.

Move On dari Masa Kecil

Masih kesal karena saudara pernah merusak jaket kesayangan Anda saat SMP dulu? Atau malah merasa menyesal karena dulu sering bersikap bossy pada adik? Wajar kalau saat kecil dulu Anda dan saudara sering bertengkar dan berselisih paham, tapi jangan terus terbawa sampai dewasa,. Anggap saja kesalahan kecil di masa lalu sebagai pembelajaran yang sama-sama mendewasakan Anda dan saudara, jadi ndak perlu lagi mengungkit kesalahan apalagi dibahas berulang-ulang. Lebih baik Anda dan saudara kandung fokus untuk meningkatkan kualitas hubungan di masa depan.
Sempatkan Waktu untuk Berkunjung

Bukan cuma dengan pasangan, Anda juga perlu menyisihkan waktu dan perhatian ekstra agar hubungan dengan saudara kandung tetap dekat. Kalau Anda dan saudara tinggal berdekatan, coba saja sesekali sempatkan waktu untuk mampir ke rumahnya atau mengajak makan siang bersama. Di sela kesibukan masing-masing, sedikit waktu bersama yang dimanfaatkan untuk saling berbagi kabar dan bertukar pikiran biasanya ampuh menjaga hubungan dengan saudara kandung tetap dekat, lho.
Hindari Topik Obrolan “Panas”

Perbedaan pendapat itu biasa, tapi jangan sampai hubungan dengan saudara kandung jadi renggang karena membahas topik “panas” yang seringkali memancing emosi, seperti politik atau agama. Supaya sama-sama nyaman, tidak ada salahnya kalau Anda dan saudara menetapkan batasan tentang berbagai hal yang sebaiknya tidak dibicarakan.
Jaga Hubungan Baik dengan Keluarga Saudara

Setelah menikah, keluarga kecil saudara kandung Anda pasti kini menjadi prioritas dalam hidupnya. Karena itulah, menjaga hubungan baik dengan suami atau istri saudara serta mencurahkan perhatian dan menjalin kedekatan dengan anak-anak mereka, dijamin ampuh mempererat hubungan Anda dan saudara kandung. Hal sederhana seperti ucapan selamat di hari ulang tahun dan anniversary, membuatkan kue, atau mengajak keponakan bermain pasti akan membuat saudara Anda merasa sangat bahagia.
Rajin Menyapa di Aplikasi Pesan

Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” juga berlaku untuk hubungan Anda dengan saudara kandung, lho. Meski merasa sudah mengenal kakak atau adik Anda karena tinggal serumah sejak kecil, perjalanan hidup pada akhirnya membuat mereka menjadi pribadi yang lebih kompleks dari yang selama ini Anda kenal. Kalau tak lagi tinggal serumah dan masing-masing punya kesibukan sendiri, biasakan rajin menyapa di aplikasi pesan supaya hubungan terus dekat. Nggak mesti selalu ngobrol serius, tapi tetap tunjukkan perhatian Anda, seperti menyemangati saat saudara akan menghadapi ujian di kampus atau menanyakan pendapat mereka tentang sesuatu. Ini akan membuat Anda dan saudara kembali belajar untuk lebih mengenal satu sama lain setelah dewasa dan melepaskan bayangan masa kecil.

Menurut psikolog Victor Cicirelli, saat memasuki usia paruh baya atau manula, berbagai indikator kesejahteraan hidup (seperti tingkat mood, kesehatan, semangat hidup, stress, depresi, perasaan kesepian, kepuasan hidup) akan sangat bergantung pada perasaan dan hubungan Anda pada saudara kandung. Jadi mumpung masih muda, jangan lewatkan kesempatan untuk mempererat hubungan dengan saudara kandung Anda!

Ya, terkadang kita sering mengabaikan dan melupakan hal-hal di atas, maklum karena kesibukan mengais rezeki, termasuk SettiaBlog. Terkait dengan rezeki SettiaBlog ada sedikit cerita.
Tatkala turun perintah hijrah dari Makkah menuju Madinah, seorang sahabat Rasulullah, Abdurrahman bin Auf berada dalam rombongan tersebut. Ia adalah salah seorang sahabat Rasul yang kaya raya, dermawan, saleh, dan dijamin masuk surga. Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Pada saat itu, Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan seorang penduduk Madinah (kaum Anshar) yang kaya raya dan pemurah bernama Sa’ad bin Rabi’. Setelah mereka berdua berikrar dan saling berpelukan, kemudian Sa’ad bin Rabi’ menawarkan harta dan istrinya kepada Abdurrahman bin Auf.
“Aku memiliki harta yang banyak dan dua orang istri. Ambillah separuh dari hartaku dan pilihlah salah satu istriku yang menurutmu paling cantik. Aku akan menceraikannya agar kau dapat memperistrinya.” ujar Sa’ad. “Tidak, terima kasih, saudaraku. Tolong tunjukkan padaku di mana letak pasar di sini agar aku bisa berdagang.” Abdurrahman menjawab.

Dengan penuh keyakinan atas rezeki yang pasti diberikan Allah kepadanya, Abdurrahman bin Auf langsung meminta ditunjukkan pasar kepada saudara angkatnya, Sa’ad bin Rabi’ dari kalangan Anshar. Ia bersemangat menjemput rezeki-Nya dengan cara berniaga hingga menjadi pengusaha, saudagar kaya, dan seorang sahabat dermawan pada masa itu. Allah SWT memang tidak pernah melupakan seluruh makhluk-Nya. Dia akan memberikan rezeki kepada ciptaan-Nya tanpa kecuali. Dari mulai hewan, tumbuhan, manusia, dan segenap ciptaan-Nya yang ada di muka bumi akan mendapatkan rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup. Seekor cicak yang melata di dinding, misalnya, selalu mendapatkan rezeki dari sekelilingnya.

Tumbuhan yang ada di muka bumi juga tumbuh dengan rezeki yang diberikan-Nya. Apalagi, umat manusia yang berpikir dan memiliki semangat. Tentunya, telah disediakan rezeki oleh Allah agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Allah SWT berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Huud [11]: 6). Iktibar yang digunakan dalam ayat ini bermakna bahwa binatang diberi rezeki yang telah tertulis di Lauh Mahfuzh. Kemudian, dalam surah yang lain Allah SWT menegaskan kepada kita, “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS al-Ankabut [29]: 60). Ayat ini, maknanya lebih dikhususkan pada umat manusia.

Rezeki, selain diberikan kepada binatang juga pasti diberikan kepada umat manusia.  Dua ayat dari surah yang berbeda di atas menjelaskan ikhwal pentingnya meyakini bahwa kita tidak boleh takut kekurangan rezeki. Dalam bahasa lain, rezeki itu pasti, bukan sebuah misteri dan teka-teki. Sebab, seluruh makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia, akan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Karena itu, takwa dan tawakal kepada-Nya dapat membuat kita merasakan kemudahan dalam memperoleh rezeki tersebut. Firman-Nya, “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya (ketika ditimpa kesulitan), dan Dia memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan, barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS ath-Thalaq [65]: 2-3). Rezeki itu bukan hanya persoalan matematis logis, tetapi menyangkut keyakinan spiritual dan teologis juga. Rezeki yang kita peroleh merupakan salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah. Dia (Allah) tidak pilih kasih memberikan rezeki kepada umat manusia. Antara orang mukmin dengan kafir, kedua-duanya mendapatkan rezeki yang setimpal. Inilah bukti kasih sayang Allah kepada seluruh ciptaan-Nya. Yakinlah Allah akan memberikan rezeki-Nya, kemudian jemputlah rezeki tersebut dengan mengoptimalkan segenap usaha dan doa seperti yang dilakukan Abdurrahman bin Auf.


BOTTOM NOTE

Kenapa box di parikan bisa berputar? Karena SettiaBlog gunakan transformasi dan rotasi 360°. Begitu juga dalam kehidupan, harus mampu melakukan transformasi diri. Karena tidaklah mudah untuk menerima perubahan hidup, sebab sesuatu yang tak terduga seringkali menekan. Namun sebaliknya, jika hidup terasa datar dan begitu-begitu saja, bisa jadi rasa bosan akan menghampiri. Mencari dan menemukan ulang apa yang sedang dituju serta bagaimana mencapainya dapat dilakukan segala usia, seperti rotasi 360°.  Membuat diri terasa baru atau melakukan transformasi diri dalam psikologi disebut dengan reinventing yourself. Dan ada beberapa langkah dalam melakukan transformasi diri.
Vision and Goals.
Menentukan Visi dan Tujuan hidup kita merupakan langkah pertama yang paling penting. Memiliki tujuan atau mimpi berarti kita mengetahui arah hidup kita dengan jelas.
One thing rule
Setelah memiliki mimpi atau tujuan hidup, langkah selanjutnya adalah mengerjakan satu hal kecil setiap hari.
Decision Making
Untuk dapat memutuskan satu hal kecil yang bisa kita lakukan setiap hari, maka kita perlu mengetahui skala prioritas terutama dalam membuat keputusan. 
Big picture-small Picture
Selain skala prioritas, hal penting dalam melangkah dan membuat keputusan adalah  mengetahui big-picture (gambaran besar) dalam hidup kita.
Emotion
Gunakan Emosi sebagai kompas hidup.
Meditation
Sholat atau sembahyang atau meditasi dapat membawa kita ke titik “Jernih” dan “Fokus”.
The Shift: From Self To Service
Pergeseran paradigma dari “Self” to “Service”. Pentingnya melakukan pergeseran paradigma dari “melihat diri sendiri” menuju “melihat kepentinggan atau kemauan customer”.
Resourceful
Mengetahui sumber daya yang ada. Kita harus mengetahui sumber daya yang kita punya. Kemampuan kita yang terbaik dibidang apa?
Creativity
Untuk membuat sebuah inovasi atau memberikan pelayanan yang sukses, kreativitas sangat diperlukan.  
Question and Reflection
Pertanyaan dan evaluasi merupakan langkah penting terakhir yang disampaikan. Kalau kita mau sukses kita harus selalu bertanya dan mengevaluasi diri, seberapa jauh kita sudah melangkah, apa lagi yang perlu dilakukan, apa kendala yang sering dihadapi dalam upaya mengubah atau mentransformasi diri. Pertanyaan harus selalu Kritis. “Kegagalan itu biasa. Coba lagi dan lagi!” itulah yang sering disampaikan oleh orang-orang sukses.

Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.

No comments:

Post a Comment