Jan 3, 2023

Menjaga Kelestarian Iman Agar tetap Kokoh

 



Klip di.atas milik Cellodeck yang di cover dari theme songnya "princess Mononoke", ya mungkin bagi pecinta anime sudah kenal dengan film tersebut. Ceritanya c sederhana, mengingatkan betapa pentingnya menjaga kelestarian alam. Tentang alam lagi, ndak apa kan ya membahas tentang alam lagi. Sebenarnya, kemaren SettiaBlog melihat ada buah Nanas yang ndak di makan,  SettiaBlog coba pegang sepotong dan memerasnya buah tersebut. Dalam hati SettiaBlog berpikir, bukankah buah Nanas ini banyak mengandung Asam Laktat.  Terus SettiaBlog ingat KNF (Korean Natural Farming), ini sistem pertanian organik yang memanfaatkan mikroorganisme asli (IMO) ( bakteri , jamur , nematoda , dan protozoa ) untuk menghasilkan tanah subur yang menghasilkan hasil tinggi tanpa menggunakan herbisida atau pestisida. Beberapa hari sebelumnya SettiaBlog sebenarnya juga sudah membuat bakteri fotosintesis. Kalau di Jawa ada juga yang gunakan jamur sebagai penyubur, namanya Jakaba (jamur keberuntungan abadi), SettiaBlog pernah juga membuatnya. Bentuknya mirip jamur Dipo, ada yang pernah tahu ndak jamur Dipo itu apa? Itu lho, kalau orang - orang bilangnya teh Kombucha. Kalau di Bali biasa di sebut teh Wong. O...ya, salam organik untuk masyarakat Bali, terus semangat. SettiaBlog ini ngomongin apa tho yo...yo..., ndak jelas blasss....he...he...

Dulu SettiaBlog bilang buat tanah terra preta, sekarang bilang sistem KNF. Yang jelas, omongan SettiaBlog ndak usah di tanggapi serius. Yang tak kalah penting dari menjaga kelestarian alam adalah menjaga kelestarian iman agar tetap kokoh. Seperti yang kita tahu, inti dari ajaran tasawuf terletak pada keyakinan hati dan keteguhan iman. Kekuatan iman mampu membuat perkara yang mustahil dan tidak bisa dicerna akal manusia menjadi sangat riil di hadapan mata hati. Menurut Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad dalam  Risalah al-Mu’awanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mu’minin fi Suluk Thariq al-Akhirah, menghadirkan urusan gaib yang berada di luar indra manusia menjadi nyata dan tampak kasat mata. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, seandainya tabir penutup dibuka, niscaya keyakinan akan bertambah. Pada dasarnya, tiap Mukmin punya rasa yakin, tetapi yang membedakan hanya satu, yaitu kadar iman yang dimiliki. Semakin kuat iman yang dipelihara seorang hamba, dia laksana gunung yang berdiri tegak dan kokoh.  Dalam salah satu kaidah usul fikih, disebutkan al-Yaqinu La Yuzalu bi al-Syak (keyakinan yang kuat tidak akan berubah dengan sebuah keragu-raguan).  Keyakinan tersebut tak akan sanggup diempas dengan mudah oleh tiupan keragu-raguan ataupun oleh angin waswas yang di sebarkan oleh setan. Karena, setan tidak akan berhenti bermanuver guna menyesatkan anak Adam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Setan akan menyesatkan manusia dan tidaklah seseorang mengambil jalan lain, kecuali setan juga akan menempuhnya.” 

Sehingga, apabila dikelompokkan, tingkatan keimanan bisa dibagi ke dalam tiga lapisan.
Pertama, tingkatan dasar atau disebut iman. Kategori ini biasanya diisi kalangan awam yang kadar keimanannya masih sering naik turun dan berubah-ubah, ya kayak SettiaBlog. 
Tingkatan kedua, tingkatan iman yang kokoh di hati dan tidak goyah sehingga pada level ini, hampir saja seseorang mampu melihat yang gaib. Tingkat keimanan ini disebut yakin. 
Level keimanan ketiga yang tertinggi dikenal dengan istilah kasyaf. Tingkatan ini setara dengan level para wali dan nabi yang tidak lagi ada batas antara yang gaib dan alam kasat mata.

Selanjutnya, terdapat tiga cara yang bisa ditempuh untuk membangun benteng keimanan yang kuat.
Pertama, mendengarkan, membaca, dan merenungkan ayat-ayat serta hadis-hadis yang menegaskan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.  Selain itu, juga teks-teks agama yang mengisyaratkan secara jelas perihal kebenaran dakwah yang disampaikan para rasul dengan segala konsekuensi yang didapat, baik dari ketaatan maupun sanksi yang diperoleh akibat pelanggaran apabila mengingkari risalah ilahiah tersebut. Cara ini sesuai firman Allah: 
“Dan, apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka.” (QS al-Ankabut [29]: 51). 

Kedua, merenungkan keajaiban penciptaan alam semesta, hamparan langit nan luas, bumi tempat berpijak, serta pesona unsur-unsur yang menjadi pelengkap dan kebutuhan kelangsungan hidup. Sebagaimana firman-Nya,
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri.” (QS Fushilat [41]: 53).

Sedangkan, cara ketiga, keyakinan yang telah didapat mesti diterapkan baik secara lahir maupun batin dan berupaya sebisa mungkin menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena, dengan keteguhan iman dan keyakinanlah, Allah SWT akan senantiasa membimbing dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia. Allah berfirman,
“Dan, orang-orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS al-Ankabut [29]: 69).



Bottom Note



Ya, mungkin selama ini kita semua sudah terlanjur nyaman dengan keadaan yang ada. Kayak lagu yang di cover Josephine Alexandra di Bottom Note ini. Kita baru akan sadar ketika melihat pepohonan mulai punah. Terlalu nyaman juga kurang bagus untuk perkembangan dan kepribadian kita.
Anda akan mensugesti diri untuk terus memanjakan diri
Anda bisa menjadi pribadi yang angkuh
Anda menjadi kurang peka dan kurang sigap dalam menghadapi permasalahan
Anda jadi gampang menyepelekan banyak hal yang bahkan dulu pernah kamu anggap penting
Cepat atau lambat, Anda akan menjadi seorang pemalas
Pada akhirnya Anda akan menyadari bahwa Anda membuang waktu sia-sia

No comments:

Post a Comment