Jan 11, 2023

Menentukan Pilihan

 



Klip di atas milik The Big Moon saat perform live di Regent's Canal, yang melintasi utara pusat kota London, Inggris. Dalam klip tersebut ada 4 lagu; wide eyes, the love, 2 lines dan ladye bay. SettiaBlog kan udah pernah cerita saat kecil, rumah SettiaBlog juga dekat sungai. Sering SettiaBlog ikut naik gethek (gedebok pisang yang di rangkai jadi rakit), terkadang juga sering kalau Bibi SettiaBlog panen kelapa. Jarak kebun kelapa ke rumah Bibi sekitar 500 meter-an. Saat panen, kelapa yang kering di pohon, jumlahnya banyak di rangkai jadi satu terus di hanyutkan ke sungai dan SettiaBlog sering ikut naik di atas kelapa tersebut. Enak lho itu, ndak ada kan yang punya pengalam kayak SettiaBlog yang seperti itu...he...he... Pernah sampai SettiaBlog punya keinginan, di kota SettiaBlog ada sungai seperti dalam klip di atas. Biasa kan ya, namanya juga masih kecil, tentu punya keinginan dan harapan. Begitu makin dewasa keinginan dan harapan kan juga makin bertambah. Saking banyaknya cabang keinginan, sering membuat kita jadi mumet. Dua keinginan dan harapan yang berbeda, kayak lagu "2 lines" di atas ae sudah pusing, apalagi banyak keinginan. Dalam lagu tersebut juga di singgung, I'd climb right to the top and I'd look at how life's gonna be. Seandainya bisa melihat, kita akan seperti apa dan menjadi apa di masa depan c enak. Namun masa depan kan milik Allah SWT, Sang Maha Berkuasa dan Maha Menentukan.

Berada dalam sebuah kondisi yang penuh pilihan memang bisa menyulitkan. Tapi kita bisa membuatnya jadi mudah. Setiap hari, kita menghadapi situasi yang mengharuskan kita mengambil keputusan. Dari yang kecil dan remeh seperti makan siang di mana hingga yang penting dan akan berdampak besar dalam kehidupan kita, keputusan menerima tawaran kerja atau kapan waktu ideal untuk melamar kekasih. Untuk sekian banyak keputusan yang harus diambil setiap hari itu, selalu ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan. Memang, ada kalanya kita bisa memutuskan dengan cepat, tanpa pertimbangan rumit. Tapi kerap kali, bahkan untuk memutuskan makan siang di mana pun, kita memerlukan lebih dari satu pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan akan makan siang di mana hari itu. Apalagi bila keputusan yang akan dibuat menyangkut hal-hal yang akan berpengaruh besar bagi kehidupan kita.

Ada begitu banyak elemen dan konsekuensi dari berbagai keputusan besar yang perlu kita pertimbangkan dan membuat kita semakin bingung dan ragu untuk mengambil keputusan. Akibatnya, kita kerap mengulur waktu, padahal penguluran waktu itu justru membuat kita makin sulit memutuskan. Pertimbangan dan analisa tentu saja kita butuhkan, juga berbagai prediksi tentang apa yang akan terjadi setelah keputusan dibuat. Tapi bukankah hidup sejatinya sulit diprediksi dan bisa bergulir di luar kuasa kita? Apa yang perlu kita perhatikan saat dihadapkan dengan pilihan hidup?

Tentukan Visi Hidup

Mungkin ini terdengar terlalu serius. Tapi menentukan visi hidup akan membantu kita memiliki arah tentang apa yang ingin kita tuju dan raih. Hal itu bisa menjadi landasan dan bahan referensi untuk segala yang ingin kita putuskan, baik dalam karir, relasi, keuangan, gaya hidup dan sebagainya. Buatlah poin-poin penting dari visi kita dan tulis apa saja yang bisa mendefinisikan visi tersebut. Namun visi ini tak bersifat permanen. Kita bisa memperbarui visi kita tersebut tiap kali dirasa perlu. Tiap kali keharusan mengambil keputusan datang, kita bisa kembali mengingat visi-visi ini dan menjadikannya acuan. Berusahalah untuk tidak melenceng terlalu jauh dari visi yang kita jadikan acuan agar tidak merasa menyesal. Begitu pula bila bila ingin mengevaluasi pilihan yang telah kita putuskan. Berfokuslah pada hal-hal yang memiliki kaitan paling dekat dengan visi tersebut.

Evaluasi Pro dan Kontra

Hitung kemugkinan adanya konsekuensi dari keputusan yang kita ambil, baik positif maupun negatif. Bila perlu, buat catatan dengan menulis daftar hal baik dan hal buruk, ditambah alternatif lain yang mungkin kita miliki. Prioritaskan poin-poin paling penting di bagian atas daftar. Lakukan pula hal yang sama dengan hal-hal dalam baris kontra. Apa saja yang bisa menimbulkan implikasi yang kontradiktif dengan keinginan kita. Pertimbangkan, apakah kita bisa menerima hal-hal yang berpotensi menjadi kegagalan atau konsekuensi negatif dari pilihan yang akan diambil dan apakah ada hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir hal tersebut.

Minta Pendapat Orang Lain

Meski kadangkala tak banyak membantu dan justru membuat kepala makin pening dan kita makin kesulitan mengambil keputusan, tak ada salahnya meminta pendapat orang terdekat atau konsultan profesional seperti psikolog atau life coach  untuk memberi masukan tentang keputusan yang akan kita ambil. Jangan terlalu banyak juga. Cukup dua atau tiga orang yang benar-benar bisa kita percaya dan kita yakin dapat memberi masukan yang baik. Ceritakan pada mereka visi hidup kita, bila perlu tunjukkan pada mereka daftar pro dan kontra yang sudah kita buat, lalu minta mereka untuk memberi masukan tentang keputusan yang akan kita ambil. Dudukkan mereka hanya sebagai pemberi saran, dan bukan wakil yang akan mengambilkan keputusan untuk kita. Jadi, bila ternyata masukannya tak terasa cocok dengan apa yang kita inginkan, kita tak perlu merasa bersalah karena tak mengambil keputusan berdasarkan saran mereka.

Riset dan Pengalaman

Cari tahu sebanyak mungkin tentang pilihan yang akan kita ambil. Lakukan riset data, bertanya pada orang yang pernah melakukan dan mengalaminya, berbincang dengan orang yang pernah mengalami kedua bentuk skenario –pro dan kontra- yang kita buat. Ada baiknya juga berbincang dengan orang yang pernah mengalami hasil yang kita jadikan sebagai alternatif. Boleh juga menjalani tahap ini dengan pergi menyepi dan berkontemplasi mencoba berbicara secara intensif dengan diri sejati kita, yang biasanya sudah memberi tahu pilihan mana yang sebaiknya kita ambil lewat kata hati yang kerapkali kita abaikan.

Jangan Melihat ke Belakang

Setelah melewati berbagai tahapan, ambil keputusan, melangkah dan jangan lagi melihat ke belakang. Yakini bahwa keputusan yang kita ambil adalah pilihan terbaik bagi kita. Tak ada salahnya menjadikan diri kita sebagai pusat kepentingan, sehingga kita hanya membutuhkan pertimbangan mengenai apa yang terbaik bagi kita. Percayalah, bahwa ketika kita bahagia dan menjalani hidup dengan gembira, orang-orang di sekitar kita akan merasakan hal yang sama.

Berlatih Fokus dengan Membaca

Berdasarkan interaksi dengan teman-teman secara daring, menurut SettiaBlog generasi sekarang tetap masih punya minat dalam membaca hanya saja mungkin perlu diarahkah. Dalam artian untuk bisa memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan selera mereka diantara banyaknya pilihan buku atau bacaan.


Bottom Note



Beberapa hari yang lalu SettiaBlog main puzzle dengan Si bocil Sazia. Saat menata puzzle SettiaBlog menempatkan satu block pada posisi yang salah. Si bocil bilang, itu bukan achoo ...". SettiaBlog ngeyel kalau block yang SettiaBlog pasang benar, ini sudah benar Zia.... Lalu Si bocil Sazia teriak, "piye tho iki....gething aku... (gimana tho ini, benci aku) Ya, SettiaBlog jadi tertawa lihat tingkah Zia dan ungkapannya. Lha ya, Si bocil ini meniru siapa....he...he...

Permainan puzzle memang melatih ketelitian anak. Dalam melaksanakan suatu perencanaan juga seperti menyusun puzzle. Di butuhkan ketelitian dan kejelian. Salah satu block saja, bisa - bisa harus mengulang dari awal.

Namun saat mental terbentuk dengan baik, ketika salah sedikit dalam menjalankan rencana masih bisa tetap tenang. Seperti klip "praise you" di Bottom note ini. Kesalahan teknik di panggung itu sudah biasa, jadi harus tetap tenang. Lagunya sendiri "praise you", hati - hati dengan pujian. Pujian bisa mencekik secara perlahan. Begitu juga sebaliknya, tetap tenang ketika di komentari atau di caci. Ya, biasanya mereka melakukan itu karena iri dengan Anda. Tidak semua orang berani berinovasi dan berkreasi, bisanya hanya memberi komentar negatif karena ketidak keberaniannya berinovasi dan berkreasi.

No comments:

Post a Comment