Jul 21, 2016

Agar Tegar Ketika Gagal


Tak selamanya hadiah berbungkus indah, kadang bentuknya masalah. Namun kalau kita tabah, kelak kita akan menemukan isinya, penuh hikmah dan penuh berkah. Masya Allah, indah!

Sungguh, kita mesti berani melompat dan terbang seperti burung. Yang penting, hentakkan kaki dan kepakkan sayap. Berikhtiar. Selebihnya, yah biar Allah yang membantu. Sudah menjadi sunatullah, dari waktu ke waktu yang namanya tantangan dan tekanan, tidak pernah menjadi lebih mudah. Nah, dari pada berharap tantangan dan tekanan menjadi lebih mudah, mending berusahalah menjadi lebih tangguh dan lebih sabaran. Insya Allah ada jalannya.


Di sekitar kita, begitu banyak orang yang bermimpi besar, sayangnya action-nya tidak sebesar impiannya. Hasilnya? Yah, malah nol besar! Mereka tidak tahan terhadap tantangan dan tekanan. Terhadap tantangan mereka hanya berkeluh kesah. Sampai-sampai kita muak dan mual mendengar keluhannya. Ketahuilah, sebilah pedang hanya bisa kuat dan tak terpatahkan, kalau ditempa dengan panas dan tekanan yang luar biasa! Demikian pula dengan manusia, agar hebat dan tak terhentikan, perlu ditempa dengan tantangan dan tekanan yang luar biasa! Simaklah pesan Kelly Clarkson dalam sebuah lagunya, "What doesn't kill you makes you stronger!"

(9 X Gagal + (10 X Bangkit) = Sukses

Sejatinya, bagi mereka yamg bermental "Sang pemenang", kegagalan dan tekanan adalah ruang belajar. Yah, bukan berarti mereka pengen gagal. Namun mereka berusaha memetik ilmu dan hikmah di balik kegagalan. Ada satu hal yang perlu kita catat benar-benar. Doa yang belum dikabulkan dan impian yang belum terwujudkan, menyimpan hikmah. Di antaranya, membuat kita lebih tangguh dan lebih sabar, juga lebih giat dalam beramal dan berikhtiar.

Sejujurnya, menurut saya, gagal itu biasa. Sukses juga biasa. Tak perlu di dramatisir. Lagi pula, kalau sedang gagal, jangan disebut-sebut. Ntar malah jadi doa. Makin gagal. Orang lain pun muak dan mual mendengarnya. Mestinya harapkan yang baik-baik, ucapkan yang baik-baik, lakukan yang baik-baik. Mudah-mudahan hasilnya membaik. Dan sebagus-bagus rencana kita, belum tentu sesuai dengan rencana Allah. Perlu sabar, baik sangka dan tawakal. Minimal, kita dicatat Allah sebagai hamba yang bersabar, berbaik sangka dan ridha dengan ketetapanNya.

Sering kita dengar celetukan-celetukan orang tentang kegagalan. Dan inilah sindiran-sindiran saya untuk mereka :
• "Bisnis? Kalau bangkrut dan jatuh miskin, gimana?" Halah gayamu, ngomong jatuh miskin segala, kayak pernah kaya saja.
• "Waduh bisnis saya rugi besar!" Halah gayamu, ngomong rugi besar segala, kayak konglomerat saja.

Dan masih banyak pula yang bermental seperti ini :

- Minta - minta? Nggak malu.
- Ngutang? Nggak malu.
- Jualan? Eh, malah malu.
- Jualan gagal? Benar-benar malu!

Pahamilah, gagal dan sukses itu sepaket, kalau kita nggak siap gagal, ya nggak usah sukses. Beres. Jangankan kita, nabi-nabi saja memilih track record kegagalan, bahkan sebagian bisa disebut aib.

- Terkait dakwah, Nabi Muhammad pernah terusir dari Mekkah dan Taif.
- Terkait perang, para sahabat pernah kalah di Uhud.
- Nabi Adam pernah mengambil buah khuldi, sesuatu yang bukan haknya.
- Nabi Yunus pernah menjauh dari kaumnya dan lari dari tanggung jawab.
- Umar bin Khattab pernah membunuh anaknya di masa jahiliah.

Segagal-gagalnya Anda tidaklah seberapa dibandingkan dengan track record kegagalan di atas.

No comments:

Post a Comment