May 19, 2023

Growth Mindset Adalah Pola Pikir Berkembang, Begini Cara Memilikinya

 



Video klip di atas "in my dream' milik Esther Abrami. Ini untuk menambah nuansa, biar sedikit adem. Membangun nuansa itu ndak mudah lho. Contoh mudahnya gini, SettiaBlog akan buat sebait puisi.
Pagi ini begitu cerah
Matahari sedikit menyengat
Anginpun tak berhembus
Pagi ini istriku cantik menawan
Terlihat sedikit marah
Bibirnyapun tak mau tersenyum

Secara konteks kebahasaan puisi ini sudah benar. Namun jika di lihat dari nuansanya, terjadi kontradiksi (pertentangan). Agar tak terjadi adanya kontradiksi dalam setiap aktivitas yang kita jalani sehari - hari, di butuhkan adanya growth mindset. Seiring berjalannya waktu, dunia akan terus mengalami perubahan. Maka dari itu, kita sebagai manusia dituntut untuk mempunyai pola pikir yang berkembang. Ketika memiliki pola pikir yang hanya diam di tempat saja, risiko mengalami kegagalan dalam meraih kesejahteraan hidup pun akan semakin meningkat. Pola pikir berkembang ini sendiri dikenal dengan growth mindset.  Growth mindset adalah pola pikir atau keyakinan bahwa kemampuan dasar yang dimiliki dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui dedikasi dan kerja keras. Pola pikir ini bisa membantu Anda dalam mencapai tujuan jangka panjang seperti yang diinginkan, entah dalam lingkungan kerja maupun hubungan. Untuk mengetahui apakah memiliki pola pikir berkembang, cobalah untuk memilih satu dari dua pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda.
• Apakah keterampilan dan kemampuan yang Anda miliki ada sejak lahir dan akan terus bertahan seumur hidup?
• Apakah keterampilan dan kecerdasan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan diusahakan?

Jika menjawab “ya” untuk pertanyaan pertama, maka Anda mempunyai pola pikir tetap. Apabila Anda memilih “ya” sebagai jawaban untuk pertanyaan kedua, growth mindset  sudah tertanam di dalam diri Anda. Pola pikir berkembang adalah salah satu hal penting yang harus diterapkan dalam hidup. Ketika mempunyai pola pikir ini, Anda akan jauh lebih dapat menikmati tantangan yang dihadapi dalam hidup, terlepas dari dampak buruknya terhadap kehidupan. Selain itu, growth mindset  juga membuat Anda lebih menghargai proses. Pola pikir ini pun juga mempermudah dalam mengembangkan keterampilan baru serta mencapai tujuan hidup karena Anda akan benar-benar mengusahakannya. Bagi orang yang mempunyai fixed mindset, mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan pola pikir ini. Meski begitu, bukan berarti pola pikir yang semula hanya diam di tempat tidak bisa diubah menjadi growth mindset. Di bawah ini ada tips yang dapat diterapkan untuk mengembangkan growth mindset:

1.      Akui ketidaksempurnaan yang dimiliki

Setiap orang memiliki kelemahan, kekurangan, dan keanehan yang membuat mereka jadi tak sempurna sebagai manusia. Cobalah untuk mengakui ketidaksempurnaan tersebut dan cintai diri Anda sebagaimana mestinya. Anggap ketidaksempurnaan yang ada sebagai keunikan.

2.   Hadapi tantangan dengan berani

Ketika berhadapan dengan situasi yang membuat ketakutan, berhentilah sejenak dan ubah pikiran Anda terhadap keadaan tersebut. Untuk mengubahnya, anggap tantangan yang ada pada depan mata sebagai peluang untuk meraih kesejahteraan. Dalam menghadapi tantangan tersebut, cobalah untuk melatih diri dengan mencoba hal-hal baru. Mencoba menyelesaikan tantangan dengan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya secara otomatis akan menambah daftar kemampuan Anda.

3.      Perhatikan pikiran dan ucapan

Mulailah memperhatikan pikiran yang ada di dalam benak Anda. Perhatikan juga perkataan yang keluar dari mulut. Jika Anda pesimis dalam menyelesaikan masalah, bisa jadi hasilnya sesuai dengan apa yang dipikirkan. Oleh sebab itu, Anda harus berhati-hati dalam berucap karena bisa jadi perkataan Anda menjadi kenyataan. Gantilah pikiran negatif menjadi lebih positif untuk membangun pola pikir yang berkembang. Ubah juga penerimaan dan penilaian yang penuh kebencian dengan kasih sayang. Apabila tidak menghargai diri sendiri, mungkin saja kehidupan Anda malah akan semakin terpuruk.

4.      Berhenti mencari persetujuan orang lain

Selalu meminta persetujuan orang lain dapat mencegah pola pikir berkembang. Cobalah untuk mengembangkan rasa percaya diri. Anda adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab dalam kehidupan sendiri, bukan orang lain.

5.      Perkuat kelebihan, perbaiki kelemahan

Masing-masing orang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Untuk mengembangkan growth mindset, jelajahi, hargai, dan perkuat kelebihan yang Anda punya. Selain itu, jangan lupa juga berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki.

6.      Terima kritikan dengan terbuka

Ketika mengalami kegagalan dalam meraih tujuan, jangan ragu untuk melempar kritik terhadap diri sendiri. Tujuan dari kritik ini bukan membuat diri Anda semakin terlihat lemah, namun untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Terima juga kritik dari orang lain yang bersifat membangun. Bersikap terbuka terhadap kritikan membantu mempermudah Anda untuk memiliki pola pikir yang berkembang.

7.      Hargai proses

Banyak orang yang melihat sesuatu hanya dari hasil akhirnya saja. Dalam mengembangkan pola pikir growth mindset, Anda harus lebih menghargai proses daripada hasil akhirnya. Jika hanya terpaku pada hasil, Anda tak akan belajar dari kegagalan dan lebih mudah menyerah ketika menghadapi tantangan serupa.

8.      Belajar dari kesalahan orang lain

Belajar bisa dari mana saja, salah satunya lewat kesalahan orang lain. Belajar dari pengalaman orang lain dapat menurunkan risiko Anda melakukan kesalahan serupa. Hal ini juga membantu menenangkan rasa takut dalam kepala saat hendak mencoba hal-hal baru.





Bottom Note

Kalau klip di Bottom Note ini "Walking Contradiction" milik Green Day. Kalau kita ndak hati - hati dan banyak belajar, kita akan menemui banyak hal di kehidupan ini yang sifatnya kontradiksi. Anda sering kan ya mendengar ungkapan ini.
"Bekerjalah seakan-akan kamu meninggal 100 tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan kamu mati esok hari".
Coba di renungkan baik - baik. Kalimat tersebut menggambarkan betapa kehidupan memiliki porsinya sendiri-sendiri, memiliki bagian yang harus diberikan secara khusus tanpa harus mengganggu kinerja satu dengan yang lain. Betapa sempurnanya seorang manusia, sebuah peradaban, ketika memiliki apa yang tercantum dalam kalimat tersebut. Namun sadarkah kita semua bahwa kalimat diatas merupakan sesuatu yang mustahil? coba Anda bayangkan bagaimana caranya bekerja keras jika membayangkan esok hari akan mati? Kalian sudah membuat sebuah life plan selama 60 tahun, 10 tahun, 5 tahun, 1 tahun, 1 bulan kedepan secara mendetail (bahkan telah memprediksikan calon istri dan kapan akan memiliki cucu!). Kalian juga telah membuat target dan indikator indikator keberhasilannya. Bagaimana itu bisa terlaksana kalau setiap hari kita termenung di kamar menunggu ajal yang katanya esok datang? Bagaimana perusahaan Anda bisa berjalan, bagaimana kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana apabila dosen dan muridnya sibuk berdo'a dan sujud sepanjang hari menunggu mati? Mustahil kan ya. Kata-kata normatif ini pun bahkan tidak bisa untuk dilaksanakan dalam konteks apapun.

Nah, ternyata Islam telah mengajarkan solusinya sejak lama. Ngerti kan, bahwa tujuan penciptaan manusia adalah hanya untuk beribadah? Esensi dari tujuan penciptaan ini adalah bagaimana setiap yang kita lakukan mengandung nilai ibadah terhadap Allah SWT. Bayangkan apabila makan nya kita adalah ibadah, belajarnya kita pun berpahala, hingga hal hal yang terkecil yang biasa kita lakukan menjadi sebuah ibadah bagi kita. Caranya pun mudah. Bulatkan tekad dan niatkan semua hidup kita hanya untuk Allah SWT. Fokuskan apa yang menjadi tujuan hidup pun hanya untuk Allah. Lalu mulailah lakukan tiap pekerjaan dengan memasukkan unsur ibadah didalamnya. Tidak mudah memang, tapi jelas efektif meningkatkan produktifitas kita. Tujuan utama kita jelas tercapai, dengan 'beribadah sepanjang waktu' seperti ini, kita pastinya bisa bekerja sekeras mungkin tanpa harus takut dipanggil kapanpun oleh Allah SWT. Fungsi lainnya adalah juga menjaga setiap tindakan kita berada pada jalan yang lurus sesuai dengan koridor agama dan hati nurani. Tujuan awal dan niat yang baik pastinya akan menahan diri kita untuk pergi ke tempat-tempat yang kurang baik, atau bahkan berkata tidak baik terhadap teman.

Kontradiksi kehidupan ini ternyata selesai dipecahkan. Entah masih dalam tataran normatif, atau bahkan terlalu utopis, hal ini patut dicoba oleh semua orang. Islam bukan hanya sebagai agama, tetapi juga menjadi the way of life  bagi penganutnya. Lalu mengapa kita harus mencari cara hidup yang lain? Mari mengislamkan diri kita sekali lagi. Dengan meluruskan niat untuk beribadah dalam tiap hembus nafas kita, insya Allah kita akan merasakan indahnya hidup seratus tahun lagi tanpa takut menghadapi kematian esok hari.

No comments:

Post a Comment