Jan 4, 2022

Manfaat Intuisi dan Cara Melatihnya

 


Gimana dengan bahasan SettiaBlog? Tambah kacau atau tambah bikin emosi? Hari Senin kemarin SettiaBlog melihat ular hitam dengan warna kuning di sekitar mata melintas di depan SettiaBlog. Ketika ular ini terlihat biasanya akan ada sedikit masalah di sekitar SettiaBlog. Kalau di Jawa biasanya hal seperti ini di sebut dengan firasat. Tentu kita tidak asing di telinga kita dengan istilah-istilah ini, batin, firasat, atau intuisi.. Ya, intuisi. Seperti lagunya Jewel di atas. istilah-istilah tersebut diterjemahkan dalam berbgai makna. Tapi yang pasti, intuisi adalah suatu keadaan di mana seseorang merasakan akan terjadinya suatu peristiwa, sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi. Entah itu peristiwa baik atau bahkan sebuah peristiwa buruk. Dari alasan inilah SettiaBlog membuat bahasan yang tujuannya mentransfer energi positif jarak jauh, kan ini bisa di lakukan dengan cara dan media apa saja, bisa do'a, bisa telefon atau bisa tulisan. Ketika banyak energi positif yang terkumpul tentu akan menetralkan energi negatif, ya mungkin cara yang SettiaBlog ambil agak sedikit konyol. Kalau dalam adat Jawa biasanya orang menghadapi masalah itu dekat dengan wetonnya (hari lahirr dalam penanggalan Jawa)

Intuisi bukanlah hal yang logis. Ia bukan hasil dari serangkaian langkah yang dipertimbangkan yang dapat dijelaskan. Intuisi didasarkan pada pengetahuan yang mendalam, prosesnya terasa alami dan hampir naluriah. Namun, intuisi yang cepat biasanya bermanfaat, meski ia tidak selalu sepenuhnya akurat. Otak bawah sadar mencoba mengenali, memproses, dan menggunakan pola berpikir berdasarkan pengalaman sebelumnya dan tebakan terbaik. Paradoksnya, intuisi terasa tidak dapat diketahui. Lagi pula, SettiaBlog juga tidak bisa menjelaskan pemikiran di balik keputusan cepat yang muncul entah dari mana. Sebab mereka terjadi begitu saja. Faktanya, intuisi terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang paling jelas dalam keputusan para ahli. Spesialis memanfaatkan pengalaman bertahun-tahun, yang dipegang dalam kerangka bawah sadar, untuk membuat keputusan yang cepat dan berkualitas tinggi. Banyak bidang pekerjaan yang cukup mengandalkan intuisi: Mungkin mengejutkan, banyak pengusaha paling berpengaruh di dunia mengaku membuat keputusan berdasarkan intuisi daripada pemikiran logis dan disengaja. Dari sampel 36 CEO, 85 persen di antara mereka menegaskan bahwa intuisi, dalam bentuk aturan praktis (ROT) – merupakan inti dari proses pengambilan keputusan mereka. Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat perlu membuat keputusan cepat dari mantan presiden Lenovo, William Amelio:



Perihal Strategi:
Fokus pada beberapa keputusan penting.
Sebuah keputusan lebih baik daripada tidak ada keputusan, tetapi jangan biarkan berjalan terlalu jauh jika tidak berhasil.
Percayai intuisi.

Perihal Orang Lain:

Komunikasikan keputusan besar secara teratur dan sering.
Jangan mentolerir orang yang berperilaku buruk.
Bangun tim yang dapat dipercayai.
Percayai intuisi.

Diri Sendiri

Dapatkan umpan balik lebih awal dan teratur, dan tindak lanjuti.
Dapatkan kepercayaan dan keyakinan orang lain.
Dapatkan kredibilitas dengan menunjukkan kerentanan yang dimiliki.
Percayai intuisi.

Sebenarnyai arti dari intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui (merasakan) peristiwa yang akan terjadi, namun intuisi tidak sama dengan meramal. Intuisi datang tanpa terencana, sedang meramal dapat direncanakan obyek apa yang ingin diketahui. Intuisi wujudnya abstrak, sedang ramalan lebih berbentuk. Selain itu, perbedaan yang mencolok adalah, kemampuan meramal hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memang dianugerahi bahat meramal dan keparanormalan, sedang intuisi dimiliki oleh semua orang.

Meski dimiliki oleh setiap orang, kadar kekuatan intuisi ini tentu saja sangat berbeda-beda. Ada yang merasakan sangat kuat, ada juga yang Cuma samar-samar. Biasanya kaum wanitalah yang intuisinya relatif lebih peka. Karena dalam keseharian mereka lebih sering mengasah perasaan dan kejiwaan. Keberadaan intuisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bintang di langit. Ketika siang hari, kita tidak bisa melihat keberadaannya, karena terangnya cahaya matahari membuat mata kita tergoda untuk memandang obyek-obyek yang lain. Tapi disaat datang kegelapan, barulah keberadaan bintang tersebut dapat kita lihat.Karena obyek yang lain tidak tampak di mata dengan kata lain,, untuk merasakan intuisi sebagi kekuatan terselubung, dibutuhkan situasi yang khusus, yaitu ketika mata batin lebih terfokus karena tidak terganggu oleh obyek penglihatan lainnya Namun, fokus atau tidaknya, kekuatan itu selalu ada dalam diri setiap orang. Tinggal bagaimana menyelaminya untuk kemudian memanfaatkannya dalam kehidupan.

Sayangnya, budaya yang tumbuh saat ini, memuja segala sesuatu yang melewati proses ukur dan pembuktian. Kita terkondisikan untuk tidak pernah berlatih untuk menghargai, betapa intuisi ini bisa menguatkan hidup kita. padahal keberadaan intuisi itu sendiri, telah terbukti secara ilmiah. Para pemikir barat sebenarnya memahami kebaradaan indera mistik berupa intuisi ini. tetapi karena rentang jarak dan budaya yang berbeda pula dengan orang Timur, maka cara memandang intuisi pun menjadi serupa tapi tak sama. Orang barat menjelaskan realitas berdasarkan kategori-kategori akal. Aristoteles, seorang filsuf Yunani, misalnya menemukan konsep untuk mengukur segala sesuatu. Dengan alat ukur ini, dia mampu menjelaskan keberadaan sesuatu. Tetapi, dia tidak dapat bertindak untuk melakukan sesuatu. Penemuan ini meskipun memiliki efek yang luar biasa pada bidang ilmu pengetahuan, namun menemukan batasnya ketika berhubungan dengan kenyataan-kenyataan yang tidak bisa diuji atau dibawa ke laboratorium. Sehingga alat ukur itu hanya menjangkau permukaan, dan tidak dapat menembus samapai ke dasar, seperti penjelasan yang lebih subtansial tentang keberadaan intuisi.

Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal atau sesuatu yang tidak bisa dbayangkan. Sehingga untuk memahaminya, tidak cukup bila hanya menggunakan kategori-kategiri akal. Tetapi harus memiliki suatu keyakinan bahwa suatu kejadia di bumi ini tak terlepas dari keseimbangan alam, sunatullah. Proses berlangsungnya sunatullah itu melewati tahapan yang sudah pasti terjadi sebelum sampai pada kejadiannya sendiri. Direntang inilah terlahirkan kekuatan alam bawah sadar manusia yang disebut intuisi. Keyakinan akan sunatullah sebagaimana tersebut di atas itulah salah satu cara untuk mengasah dan mempertajam intuisi. Atau bisa juga dengan cara berikut yang penulis sarikan dari berbagai sumber.

Untuk yang pertama adalah, meyakini dan menghargai Intuisi. Awal dari segalanya adalah keyakinan. Dengan meyakini bahwa kita mempunyai dan menghargai intuisi, serta meyakini kalau kita mampu mengetuk, dan berniat mengembangkannya, maka intuisi pun akan berkembang sebagaimana yang kita harapkan, serta memberikan informasi dan hal-hal lain yang bermanfaat dalam kehidupan kita.

Yang kedua adalah meningkatkan spiritualitas. Sebagaimana yang penulis jelaskan diatas, intuisi bergerak antara rasional dan literal (sesuatu yang tidak bisa dibayangkan). Sehingga untuk mempertajam intuisi, kemampuan yang ada pada diri kita saja tidaklah cukup, kita memerlukan camppur tangan pemilik kehidupan. Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ibaratnya kita memasang radar untuk dapat menangkap dan mendeteksi isyarat-isyarat yang datang dari langit.

Yang ketiga adalah Pengendalian Emosi. Ini apa? Indera keenam akan berfungsi dengan baik, apabila emosi senantiasa terkontrol. Memberdayakan intuisi tidak berbeda halnya dengan mengaktifkan indera tidak kasat mata tersebut. sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita bisa mengusahakan semaksimal mungkin, agar emosi selalu terjaga. Dan untuk menjaganya, upayakan agar kerja pikiran dan perasaan selalu seimbang.

Dan keempat atau yang terakhir adalah Mengisi Jiwa. Mereka yang terbiasa mengisi jiwanya, menghayati perasaannya, dan senantiasa belajar untuk membaca fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya. Akan memiliki kepedulian yang lebih dalam memperhatikan keadaan kejiwaan orang lain. Dan juga peka dalam membaca perubahan yang terjadi disekelilingnya.

Kepekaan jiwa dan perasaan sangat penting untuk kita miliki, karena intuisi seringkali datang lewat tanda-tanda, lewat perlambang-perlambang yang tentunya membutuhkan kepekaan perasaan untuk bisa menangkap sinyal dari langit dan menterjemahkannya.

Dari bahasan ini SettiaBlog mengajak semua untuk menggabungkan energi positif masing - masing. Dengan kemantaban pikir dan keyakinan yang tinggi, SettiaBlog yakin energi positif akan menetralkan energi negatif, tentu dengan izin Allah SWT. Dengan cara seperti inilah mampunya SettiaBlog membantu. Kalau SettiaBlog di bilang sesat, di bilang ndak tahu diri, di bilang pengganggu atau di bilang apapun, monggo!

No comments:

Post a Comment