Feb 8, 2021

Rahasia di Balik Lafadz Adzan

   


Klip di atas itu adalah adzan. Banyak orang-orang non-muslim yang mengakui ketika mendengar adzan merasakan ketenangan. Memang benar adanya, SettiaBlog juga merasakan itu, walaupun SettiaBlog muslim dari kecil. Yang paling terasa itu ketika mendengar adzan subuh. Ada sedikit cerita, meng-esa-kan Allah (tauhidullah) dalam segala hal, baik dengan hati, lisan (ucapan), maupun amal perbuatan sehari-hari ternyata tidak semudah yang SettiaBlog bayangkan. Dalam mencari keyakinan tentang ke-esa-an Allah, SettiaBlog pernah mengalami perang batin yang sangat dalam. Kalau tidak salah, waktu itu SettiaBlog kelas 2 SMA, SettiaBlog mengalami tekanan berat, sampai batas titik 0. Dalam keadaan yang tak menentu itu SettiaBlog sering tidak bisa tidur ketika malam sampai menjelang pagi hari. Pernah suatu malam menjelang subuh, entah kenapa SettiaBlog ingin sekali keluar rumah. Perlahan-lahan dari masjid terdengar adzan, ada perasaan trenyuh (terharu campur sedih) dalam diri SettiaBlog dan SettiaBlog mendongakkan kepala ke langit. Terlihat semburat cahaya tipis mengelilingi seluruh langit yang gelap. SettiaBlog buru-buru mandi, pakai baju, ambil sarung langsung pergi ke mushola terdekat. Dan cerita di atas benar pernah SettiaBlog alami.

Adzan merupakan pertanda masuknya waktu sholat, saat adzan dikumandangkan pertanda bahwa Allah telah memanggil hambanya untuk sejenak meninggalkan semua aktivitas yang sedang di lakukan. Kita tau bahwa adzan diulang-ulang disetiap lafadznya. Mengapa demikian? tentunya dibalik pengulangan tersebut menyimpan banyak rahasia makna di dalamnya, sebab adzan merupakan seruan untuk memenuhi panggilan-Nya. Rahasia dibalik lafadz-lafadz adzan telah dijelaskan oleh Imam ‘Iyadh, beliau menyebutkan bahwasanya adzan adalah perkataan yang mencakup akidah dan keimanan, mulai dari lafadz allahu akbar yang bermakna tetapnya dzat dengan sifat kesempurnaan-Nya, serta membersihkan segala hal yang mustahil dimiliki Allah.



Saat setiap orang meresapi makna dari kalimat tersebut, maka pantaskah jika manusia merasa dirinya sombong, bangga dengan apa yang dimiliki, seakan-akan dia yang paling mulia? Tentu tidak, sebab dalam lafadz adzan yang pertama, memberi pengertian bahwa keanggungan dan kesempurnaan hanya milik Allah semata. Kemudian lafadz Asyhadu alla ilaha illaallah menjelaskan tentang tetapnya keesaan Allah, dan tidak adanya sekutu yang menandingi kebesaran-Nya, dan ini merupakan iman dan tauhid yang sudah ditetapkan dalam agama. Penerapan lafadz yang kedua ini adalah bahwa seluruh apa yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah, tidak ada sekutu baginya, dan tidak ada pula yang menandinginya. Allah Maha Satu, dan hanya Allah yang Maha Pengatur alam. Maka tidak pantas bagi kita untuk menyekutukannya dengan apapun, sebab selain-Nya hanya sebatas makhluk yang akan hancur pada masanya.

Lafadz Asyhadu anna Muhammadan rasulullah menjelaskan ketetapan nubuwah dan persaksian atas di utusnya nabi Muhammad saw. Ini merupakan bukti atas keagungan persaksian terhadap nabi, sebab namanya disandarkan dengan Dzat yang Maha Agung. Kalimat yang ketiga menggambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang patut dijadikan suri tauladan, makhluk yang membawa kasih sayang bagi seluruh umat di dunia ini, tak hanya itu beliau juga kekasih pilihan Allah, hingga nama Muhammad selalu disandarkan pada-Nya, sebab sang kekasih tidak akan jauh dari yang dicintainya.

Lafadz Hayya ‘alas Sholah berarti seruan untuk untuk melaksanakan shalat. Perintah shalat ini diletakkan setelah ketetapan persaksian nabi. Mengapa? sebab kewajiban shalat diperintahkan saat malam Isra’ kepada Nabi Muhammad SAW, dan bukan dari pemikiran Nabi yang mendada-ngada. Mengapa shalat? Sebab dalam gerakan shalat sendi-sendi dalam tubuh kita berkerja dengan baik, saat kita melaksanakan semua gerakan sesuai dengan apa yang disyariatkan, maka tubuh akan menjadi sehat dan lebih bugar. Ini menjadi bukti bahwa saat seseorang melaksanakan shalat maka tidak hanya sehat secara bathiniah nya saja namun juga secara lahiriyah.

Lafadz Hayya ‘alal Falah menyerukan makna kemenangan. Kemenangan disini adalah keberhasilan atas pencapaian nikmat yang telah di tetapkan oleh Allah, Juga kemenangan dari sifat-sifat yang dapat mematikan hati, seperti hasud, sombong, egois, dan lain sebagainya. Lalu dengan adanya ajakan kemenangan ini, berarti sejenak kita tinggalkan segala urusan dunia untuk menuju kemengan nyata. Dan alasan kenapa lafadz adzan diulang ulang, disamping sebagai seruan untuk melaksanakan shalat jamaah, juga sebab lafadz-lafadz tersebut, mengandung makna ketauhidan, yaitu bertujuan untuk meningkatkan keimanan setiap orang-orang yang mendengarnya. (lihat di al-Majmu’ juz 3, hal. 81).

Dari penjelasan tersebut, kiranya cukup menjadi dalil bahwa rahasia yang ada dibalik lafadz-lafadz adzan memberi wawasan bagi kita akan agungnya kekuasan Allah. Bahkan, dalam lafadz lafadz tersebut juga menggambarkan kehidupan sehari hari, atas apa yang kita lakukan hanyalah sebatas kenikamatan semata, yang mana pada lafadz terakhir, Allah menyerukan untuk meraih kemengan yang nyata, yaitu dengan memenuhi panggilan-Nya.

No comments:

Post a Comment