Feb 17, 2021

Menemukan Kebahagiaan Sejati

  



 Entah kenapa SettiaBlog itu kalau ada hujan kok pengennya nyebur ke hujan. Ini sudah kebiasaan SettiaBlog, jangan di tiru! Ndak baik. Klip di atas itu "cublak-cublak suweng", habisnya SettiaBlog setelah hujan-hujan, lihat klip kamu Selena, yang "my love". Kok ada kayak bunyi saron (salah satu alat musik gamelan Jawa). Jadi ingat lagu "cublak-cublak suweng", lagu dalam permainan tradisional Jawa yang biasa di mainkan SettiaBlog waktu kecil dulu. Siapa yang aransemen musik dalam lagu "my love", Selena? Maksud SettiaBlog juga gitu Selena, biar musik kamu lebih bervariasi, kan banyak musik-musik tradisional di seluruh dunia. Setelah di padu dengan musik modern kan jadi lebih unik, ndak monoton. Kalau klip "cublak-cublak suweng" di atas itu kombinasi gamelan Jawa dan degung dari Sunda. Background nya itu tetesan hujan di daun. Kita semua pasti punya kenangan dengan hujan, terutama saat kecil, salah satu anugerah terbesar yang di turunkan dari langit.

Permainan tradisional "cublak-cublak suweng" biasa dimainkan oleh anak-anak kecil di pedesaan dari Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. "Cublak-cublak Suweng" diciptakan oleh salah satu anggota Wali Songo yaitu Sunan Giri pada tahun 1442 M di Jawa Timur.

Lirik "Cublak-cublak Suweng" mengandung makna filosofis Cublak Suweng sendiri memiliki arti tempat suweng. Suweng adalah bahasa Jawa yang berarti anting, yaitu perhiasan perempuan. Karena itulah, Cublak-cublak Suweng memiliki arti tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau "harta sejati".
Suwenge Teng Gelenter berarti suweng yang berserakan. Maka, harta sejati itu berupa kebahagiaan sejati yang berserakan di sekitar manusia. Sementara pada bait mambu ketundung gudel; kata mambu berarti bau, ketundung berarti dituju, sedangkan gudhel berarti anak kerbau. Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang yang lalai (diibaratkan Gudhel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan hanya demi menemukan kebahagiaan sejati.



Kemudian pada bait Pak Empo lirak-lirik, kata Pak Empo berarti bapak ompong, sedangkan lirak-lirik berarti menengok kanan-kiri. Artinya orang-orang yang lalai itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah yang ternyata adalah harta palsu, buka harta sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

Lalu pada bait sopo ngguyu ndhelikake, kata Sopo ngguyu berarti siapa tertawa. Lalu Ndhelikake berarti dia yang menyembunyikan. Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan tempat harta sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah. Lalu pada bait terakhir sir-sir pong dele kopong, kata sir berarti hati nurani, sedangkan pong dele kopong berarti keledai kosong tanpa isi. Maknanya bahwa untuk sampai kepada tempat harta sejati (Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari kecintaan pada harta benda duniawi (maksudnya jangan terlalu bernafsu, hingga tak sempat menikmati harta yang di dapat), mengosongkan diri, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam sir-nya atau hati nuraninya.

Moral Values in the Song of Cublak-cublak Suweng membeberkan nilai-nilai moral bahwa sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, seseorang harus selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Lalu ia harus memahami esensi dari kehidupan ketika ia menghadapi tujuan dari kehidupan itu sendiri. Jangan lupakan hati yang murni dan mulia ketika bersyukur atas setiap rahmat yang diberikan kepada Tuhan. Untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu. Dengan hati nurani akan lebih mudah menemukannya, tidak tersesat jalan hingga lupa akan akhirat.

No comments:

Post a Comment