Aug 20, 2019

Tips Memotret dengan Natural light


photograph guitar cover

Natural light atau biasa disebut juga “ambient light” adalah pencahayaan yang didapatkan pada tempat pemotretran seadanya, tanpa tambahan atau bantuan cahaya dari sumber artifisial, hanya dari matahari saja. Keuntungan yang paling utama adalah sang fotografer tidak lagi perlu menyediakan flash untuk pemotretan tersebut.
Sebagai seorang fotografer, tentunya banyak hal yang harus disediapkan sebelum turun ke medan perang, seperti kamera, batere, konsep, props, dan banyak lainnya. Mengandalkan cahaya natural saja dapat meringankan pikiran sang fotografer.

Keuntungan lainnya adalah foto yang dihasilkan akan tampak natural dan asli, tanpa banyak rekayasa. Hal ini sekarang sering dicari oleh client, maka sang fotografer perlu menguasainya. Pemotretan pada suatu lokasi yang populer, biasanya perlu untuk tidak menggunakan lighting tambahan, agar suasana dari lokasi tersebut dapat terekam pada gambar anda secara murni.

Walaupun ada keterbatasan jika hanya mengutamakan natural light dalam pemotretan, tetapi kita tetap bisa berkreasi dengan mengandalkan arah jatuhnya matahari. Pemotretan outdoor bagusnya dijadwalkan pada pagi atau sore hari, di mana matahari masih ada di dekat horizon. Kualitas dari sinar matahari akan menjadi lembut, dan kita dapat memaksimalkan cahaya matahari yang datang dari arah yang tepat. Pada siang hari, matahari berada tepat di atas kita. Hal ini akan menimbulkan bayangan yang kurang baik pada wajah model anda, dan terik matahari akan membuat foto anda menjadi terlalu kontras dan kurang unik.

Pada kesempatan ini, SettiaBlog akan membagikan rahasia yang perlu Anda ketahui sebelum melakukan pemotretan dengan menggunakan cahaya alami.

Lensa yang prima akan menghasilkan potret yang menakjubkan


Lensa zoom yang bagus dan berkualitas tinggi mutlak diperlukan untuk sebagian besar bentuk fotografi. Dengan mengatur panjang fokus yang tepat memungkinkan Anda untuk benar-benar bermain dengan objek Anda, dan Anda bisa bergerak di ke sana sini untuk menangkap komposisi yang berbeda melalui panjang fokus. Lensa 85mm f / 1.8 atau 50mm f / 1.4 adalah lensa yang bagus untuk belajar memotret. Salah satu keuntungan menggunakan 85mm f/1.8 dengan kamera full-frame untuk mengambil potret wajah yaitu kemampuannya membidik foto tanpa mendistorsi bentuk wajah atau tubuh. Bahkan, apabila memotret secara dekat, tidak akan mengubah bentuk wajah maupun mengubah konturnya. Poin penting lainnya yaitu, mudah mengontrol latar belakang. Karena sudut pandang lensa telefoto menengah sempit dibandingkan lensa sudut lebar, maka dimungkinkan untuk mengatur informasi latar belakang dan membingkai subjek Anda sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, ini memudahkan untuk menyusun foto Anda tanpa ada item yang tidak perlu, memasuki bingkai di latar belakang.

Golden hour diperlukan untuk menghindari cahaya yang berlebihan

Bagi pecinta fotografi landscape, portrait akan sangat perlu memperhatikan golden hour atau kebanyakan orang ada yang mengatakan magic hour. Golden hour adalah momen pencahayaan terbaik dalam hari itu.

Faktor penting dalam dunia fotografi adalah adanya cahaya, jika kamu sebagai seorang fotografer meotret objek yang sama baik itu pemandangan gunung, sungai atau yang lainnya akan sangat beda hasilnya karena ada perbedaan cahaya pada hari itu.

Golden hour terjadi pada waktu antara sebelum dan sesudah matahari terbit (sunrise) dan sunset (matahari terbenam). Estimasi jam nya 5-7 pagi dan antara jam 5-7 sore/ menjelang malam. Mengapa di katakan golden hour, cahaya matahari menerpa subjek foto dari sudut miring sehingga memberi dimensi dan tekstur yang kaya dan memiliki warna keemasan yang hangat (warm).

Bandingkan 2 gambar dibawah ini yang satu diambil pada siang hari, dan yang satu nya lagi diambil pada saat golden hour.



Jadi pentingnya kita memotret dalam rentang waktu golden hour. Tapi semuanya itu bisa terjadi kalau kamu berlatih berlatih berlatih sehingga kemampuan mu dalam kepekaan cahaya akan semakin terasah, jadi teruskan mencoba.

Posisikan model Anda ke arah cahaya


Tempatkan model pada tengah-tengah frame kamera. Posisikan kamera sejajar dengan model. Jangan terlau rendah atau terlalu tinggi dari model. Anda bisa mengaturnya lewat jendela penglihat (view winder) di kamera anda. Pakai teori what you see what you get. Jadi apa yang anda lihat di jendela penglihat kamera anda, itu yang akan terekam di foto Anda.

Untuk model yang memiliki bentuk wajah lebar atau postur tubuh yang gemuk, atur posisi wajahnya agak sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Jangan menghadap lurus ke arah kamera. Hal ini untuk mengurangi kesan gemuk atau lebar pada wajah model. Sehingga gambar pada foto akan terlihat salah satu sisi pipi si model sedikit ramping karena model menghadap sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Karena biasanya setiap model khususnya wanita ingin terlihat lebih kurus ketika difoto.

Bawalah reflektor pada setiap pemotretan


Reflektor banyak sekali dipakai dalam pemotretan model karena memiliki banyak fungsi yang penting, khususnya dalam pencahayaan. Reflektor adalah senjata ampuh yang bisa Anda gunakan saat memotret model tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

Salah satu fungsi utama reflektor adalah memantulkan cahaya ke arah yang kita inginkan. Dalam hal ini sering digunakan untuk mengarahkan cahaya untuk jatuh ke model yang kita foto.

Kelebihan reflektor lainnya adalah kita bisa dengan mudah menempatkan pantulan cahaya tadi seperti yang kita mau, kita bisa mengarahkan cahaya ke arah wajah atau bagian tubuh lainnya yang kita inginkan untuk bisa mendapatkan cahaya yang cukup. Selain itu kita bisa mengurangi kontras cahaya pada model yang dipotret, dengan begitu bagian yang terang dan gelap pada model foto tidak akan terlalu keras. Fungsi lainnya adalah menimbulkan catch light pada mata model, catch light di sini adalah pantulan cahaya yang tampak pada mata model yang kita potret. Umumnya dalam menempatkan reflektor kita membutuhkan bantuan orang lain atau asisten untuk dipegang dan diarahkan ke titik yang kita mau.

Pertahankan ISO Anda agar foto Anda tetap tajam


Secara umum fungsi ISO adalah mengendalikan exposure dengan menggunakan perangkat lunak di kamera agar lebih sensitif terhadap cahaya. Dimana semakin tinggi ISO maka tingkat sesitivitas cahaya juga semakin besar. Misalnya, ISO 1.600 tentu akan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada ISO 100. Hanya saja, menggunakan ISO besar akan membuat foto memiliki banyak noise, warna pudar, yang terlihat saat dilakukan zoom.

Tapi saat ini, para produsen kamera telah meningkatkan teknologi ISO tinggi tanpa banyak noise dan mempertahankan ketajaman. Jadi, untuk kamera-kamera terbaru memungkinkan Anda menggunakan ISO tinggi dengan hasil foto yang tetap tajam.

Memotret dengan RAW untuk mendapatkan fleksibilitas paling sempurna


Hal yang dihindari fotografer ketika memotret di ISO tinggi tentu adalah noise yang bertebaran di seluruh area foto. Ketika kita memotret dengan raw, noise tersebut akan lebih mudah ditekan dengan software editing, dan kualitasnya akan tetap terjaga.

Dengan begitu anda tentu bisa memotret dengan fleksibilitas terhadap ISO yang dipilih, tanpa harus takut dengan noise yang akan dihasilkan.

Tentu anda tetap harus bijak dengan setiap pilihan yang ada, jika masih bisa memilih ISO rendah atau menggunakan flash eksternal, hal itu tetap menjadi pilihan yang terbaik. Setidaknya ketika dalam kondisi pemotretan yang mengharuskan ISO tinggi, anda tetap bisa menekan noise yang muncul.

Bermain dengan bayangan


Mengendalikan cahaya sekaligus memanjakan bayangan menjadi kunci sukses-tidaknya pemotretan. Patokannya, jangan sampai belepotan. Itu saja.

Jika cahaya bocor kemana-mana tanpa terkontrol, bayangan melenceng berantakan tak beraturan. Gambarpun menjadi tak terarah dan kurang menarik. Misalkan hanya ingin menyorot sebagian wajah dengan lembut namun karena penempatan lampu yang kurang tepat, cahaya bisa meluber ke bahu atau dada.

Untuk memperoleh sebaran cahaya yang proporsional itu, patut dikendalikan 2 variabel utama yakni subjek atau model. Kemudian sumber cahaya. Perubahan posisi subjek atau model akan berpengaruh pada pencahayaan dan bayangan yang dihasilkan. Perubahan tersebut bisa karena subjek kurang maju atau terlampau mundur, dapat pula karena pose subjek terhadap arah cahaya.

Komunikasikan dengan subjek jika posisi dia kurang tepat dengan arah cahaya. Mintalah model sampai pose atau posisinya sesuai dengan hasil yang ingin dicapai.

Memberi cahaya latar pada subjek Anda


Anda ingin menghindari eksposur berlebihan pada model Anda. Memberi cahaya latar pada model Anda adalah cara tepat untuk meminimalkan risiko itu. Tempatkan model Anda tepat di depan sumber cahaya. Cahaya melembutkan siluet model, dan menciptakan tampilan dan nuansa keseluruhan yang lembut. Ini adalah teknik yang bagus untuk digunakan jika Anda memotret dengan natural light di dalam ruangan.

Pengaturan cahaya di tempat yang lebih gelap


Kurangnya cahaya bukan berarti berhenti pemotretan Anda. Untuk menghasilkan foto yang optimal di kondisi kurang cahaya, yang terpenting adalah menentukan bukaan dan shutter speed yang optimal. Bukaan yang optimal adalah bukaan yang menghasilkan pemotretan tajam, dan shutter speed yang dipilih sebaiknya tidak terlalu cepat melebihi kebutuhan.

Dengan pemilihan bukaan dan shutter speed yang optimal, kita dapat mendapatkan nilai ISO yang serendah mungkin sehingga foto yang dihasilkan memiliki kualitas gambar yang terbaik.

No comments:

Post a Comment