Jan 31, 2024

Hubungan Antara well-being dan Qana'ah

 


Video klip di atas daun yang berguguran di musim gugur (autumn). Seperti yang kita tahu bahwa musim akan terus berganti kan ya. Untuk backsound nya SettiaBlog kasih "Never Enough" milik Loren Allred.
All the shine of a thousand spotlights
All the stars we steal from the night sky
Will never be enough
Never be enough

Ketika kita lagi senang atau di beri kelebihan, justru sering lalai, seperti potongan lirik di atas, seberapapun besar dan banyaknya yang di terima ndak akan cukup memuaskan.  Manusia memang tidak pernah merasa puas.
“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”

Sifat manusia yang selalu merasa tidak cukup dan merasa kekurangan. Hal ini disindir dalam Surat An-Nisa ayat 32 dan Surat Hud ayat 6.  Dan Rasulullah SAW di beberapa hadis menyampaikan pesan bagi kaum muslimin untuk bersikap qanaah (menerima ketetapan atau pembagian Allah SWT). Salah satu contohnya pada hadis riwayat Abu Hurairah yang artinya,
”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup (qanaah).” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137).

Ibnu Qudamah  (Minhajul Qashidin,Shahih Muslim ), dari Amr bin Al-Ash ra Rasulullah SAW bersabda , yang artinya : “Beruntunglah orang yg memasrahkan diri, dilimpahi rezeki yg sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yg diberikan kepadanya.” (Hr . Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy)

Ada  istilah well being yang coba disandingkan dengan  bahagia. Ada pendapat bahwa bahagia lebih dekat dengan keadaan terpenuhinya keinginan. Yang lain berkata bahwa , well being lebih dekat dengan perasaan berkecukupan.  Ada istilah psychological well-being, subjective well-being dan lain - lain.

Namun  bagaimana kebahagiaan yang sesungguhnya ? Salah kunci menuju kebahagiaan (ketentraman)  adalah dari sikap orang itu sendiri. Ada istilah Qonaah, yang dikaitkan perasaan hati yang berkecukupan dengan kondisi yg dimiliki. Muhammad bin Hasan Fatal Naisyaburi (Raudhah al-Wa’izhin, Intisyarat-e Razhi, Qum) , berkata bahwa  Rasulullah SAW bersabda, yang artinya,  “Qanaah adalah harta karun yg tidak akan pernah punah". Beliau juga bersabda, yang artinya, “Qana'ah adalah harta yg tidak akan pernah habis.”

Dalam  psikologi dikenal  psychological well-being (kesejahteraan psikologis) dan subjective well-being (kesejahteraan subjektif). Kesejahteraan psikologis bersifat eudamonik , disebut sejahtera bila orang mengisi hidupnya dengan positif, yang bertujuan, yang berguna bagi orang lain dan pertumbuhan dirinya sendiri. Sedangkan kesejahteraan subjektif bersifat hedonis  berprinsip kesenangan: sejauh mana seseorang merasa hidupnya senang, bebas stres, bebas dari rasa cemas (depresi), dan lain - lain yang intinya mengalami perasaan-perasaan menyenangkan dan bebas dari perasaan tidak menyenangkan.

    Di dalam qana'ah, ada kemuliaan dan ketentraman hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran serta keridhaan terhadap pembagian rezeki yang telah diatur-Nya. Dan semua itu akan mendatangkan kebahagiaan dan pahala di dunia akhirat. Dan sesungguhnya dalam kerakusan dan ketamakan itu ada kehinaan dan kesusahan karena ia akan terbelenggu dalam penjara ketidakpuasan terhadap pemberian Allah SWT.

Abdulaziz ibn Abdullah al Husaini dalam Li Madza al-Khuf min al-Mustaqbal, Qona’ah dimaknai sebagai  kerelaan seorang hamba terhadap segala pemberian Allah  kepadanya. Sehingga apapun profesi ataupun ambisi seseorang, maka hendaknya disesuaikan dengan apa yang telah ditakdirkan. Dalam arti , janganlah seorang hamba hidup dibawah angan-angan yang tiada mungkin dicapai oleh dirinya sendiri, dan jangan pula melihat kenikmatan orang lain yang tidak ia dapatkan. Sikap qana'ah bisa dimaknai juga sebagai  sikap merasa cukup, ridha atau puas atas karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT Qana’ah ialah kepuasan hati dengan rezeki yang ditentukan Allah. Dari Abu Muhammad bahwa  Fadhalah bin Ubaid al-Anshari r.a. bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "beruntunglah kehidupan seseorang yang telah dikaruniai petunjuk untuk memasuki Agama Islam, sedang kehidupannya berada dalam keadaan cukup dan ia bersifat qanaah (menerima)." (Hadis Hasan Shahih di sisi Imam Tirmidzi) .

Kadangkala pola pikir dan pemahaman qana'ah ini seperti  melawan arus di zaman ini. Namun sebenarnya ini adalah proses termudah menuju kebahagiaan (kesejateraan jiwa) . Bahkan  para  psikolog Barat  membahas pola pemahaman yang berkecukupan ini dalam beberapa tulisan yang bertajuk well being, dan tidak sedikit sudah menulis psychology of flow. Keadaan kejiwaan yang serba mengalir, tenteram.  Dan ini hanya mungkin terjadi kalau manusia merasa berkecukupan.

Bila seorang hamba menuruti gejolak ambisinya, maka hal ini justru akan membahayakan diri sendiri dan lingkungannya. Karena sifat dasar nafsu manusia adalah ambisius , tamak , panjang angan-angan terhadap dunia. Gejolak nafsu juga menjadikan  seseorang menjadi   tidak senang dan tidak rela dengan apa yang diberikan serta dikaruniakan Allah SWT kepadanya,  akhirnya munculah sikap serakah dan rakus terhadap harta dan kekayaan orang lain yang akan berujung pada perbuatan mengemis  kepada orang lain atau bahkan berupasaya merampasnya dan hal ini akan menyebabkannya menjadi hina di hadapan orang lain.

Sebagaimana Allah SWT berfirman , yang artinya , “ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah menjadikannya tersesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutup di atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan bisa memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat) ?. Mk mengapa kamu tidak mengambil pelajaran". (QS. al-Jatsiyah : 23).

Tiada penjara yg lebih sempit dan mengerikan daripada penjara hawa nafsu. Tiada belenggu yang lebih kejam dari belenggu menuruti gejolak ambisi hawa nafsu. Penjara adalah benteng angkuh yang membelenggu jiwa. Itulah makna penjara yang sebenarnya.  Ketika manusia terkekang dalam nafsunya, pikirannya, atau ambisinya maka sesungguhnya dia ada di dalam penjara. Sungguh  manusia memiliki nafsu untuk berbuat jahat. Dan itu adalah musuh pertama dari bagian tentara iblis. Karena kekuatan setan terletak pada hawa nafsu kita sendiri. Maka jangan beri kesempatan nafsu untuk menghayalkan hal-hal kosong penuh tipu daya. Semua ajakannya adalah batil. Bila menuruti perintahnya maka kita akan rusak, Dan bila tidak memperhitungkannya , maka kita akan hanyut dan semakin sulit menolak keinginannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di hadits qudsi, yang artinya , ” Seandainya keturunan adam memiliki satu buah lembah emas , niscaya ia akan menginginkan lembah yang kedua dan mulutnya tak akan pernah penuh kecuali dengan debu “, (Hr Ibn Majah,19006).

Ketika ambisi tersebut telah menjadi karakter seseorang maka hal itu jalan  yang menyesatkan dan merupakan kecemburuan yang membinasakan. Seorang hamba seharunyalah tidak terlalu berlebihan dalam bekerja mengumpulkan harta dan senantiasa menjalankan cara yang baik dan halal dalam mencari rizki. Dengan cara ini akan tercapai keseimbangan dalam diri dan kehidupannya, merasakan kedamaian dan menjauhkannya dari tindakan berlebihan yang merusak tubuh dan jiwanya.

Wujud qana’ah yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki orang lain, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara, sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan. Qana’ah sangat diperlukan untuk mengatasi sifat dasar manusia yang tidak pernah cukup atas apa yang sudah dimiliki.

Apabila seorang hamba dikaruniai sikap qana'ah, maka akan bersinarlah cahaya kebahagiaan, tetapi apabila sebaliknya (apabila  tidak memiliki sikap qanaah), maka hidupnya akan keruh dan akan bertambah pula kepedihan dan kerugiannya, terhimpit  jiwanya oleh tamak dan rakus. Seandainya jiwa itu bersikap qanaah, maka sedikitlah musibahnya. Sebab orang yang tamak adalah orang yang terpenjara dalam keinginan dan sebagai tawanan nafsu syahwat. Dalam bahasan umum , bisa dikatakan bahwa  qana'ah  berhubungan dengan upaya ‘adaptasi’ dalam jiwa seseorang. Yakni penyesuaian secara ruhani orang untuk tidak selalu menuruti nafsu dirinya saja, atau mengejar segala kenikmatan semu sepanjang hidupnya, tanpa pernah merasa berkecukupan. Sehingga bila seseorang bersikap demikian maka ini adalah modal utama  untuk menuju taraf bahagia. Sebagaimana orang-orang bijak menasihati bahwa, mengejar dunia itu ibarat minum air laut saat haus: makin banyak Anda minum semakian hauslah Anda. Sikap hidup yang qana'ah, selanjutnya akan berbuah kepada kondisi dimana seseorang bisa merasakan kebahagiaan yang sangat tinggi yaitu bersyukur. Seorang yang qana'ah tentu lebih mudah meraih tingkatan   bersyukur kepada-Nya atas rezeki yang diperoleh. Sebaliknya barangsiapa yang memandang sedikit rezeki yang diperolehnya, justru akan sedikit rasa syukurnya, bahkan terkadang dirinya berkeluh-kesah.

Dari kacamata psikologi dikatakan sebagai psychological well-being (kesejahteraan psikologis) adalah kondisi individu yang ditandai dengan adanya perasaan bahagia, mempunyai kepuasaan hidup (karena syukur) dan tidak ada gejala-gejala depresi. Kondisi tersebut dipengaruhi adanya fungsi psikologis yang positif seperti penerimaan diri, relasi sosial yang positif, mempunyai tujuan hidup, perkembangan pribadi, penguasaan lingkungan dan otonomi.

Dalam suatu riwayat  , Rasulullah SAW bersabda , yang artinya bahwa  ,”  Rasulullah  bersabda , bahwa "Nabi Musa bertanya kepada Rabb-nya tentang enam perkara. Beliau menyangka bahwa keenam perkara tersebut telah menjadi miliknya secara murni.

1.     Nabi Musa AS bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling takwa? ' Allah Tabbaraka wa Ta'ala menjawab, 'Yang selalu ingat dan tidak lupa.'

2.     Nabi Musa AS bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling mendapat petunjuk? ' Allah Tabbaraka wa Ta'ala menjawab, 'Yang mengikuti hidayah.'

3.     Nabi Musa AS  bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling bijak?' Allah Tabbaraka wa Ta'ala  menjawab, 'Yang menghukumi manusia sebagaimana ia menghukumi dirinya sendiri.'

4.     Nabi Musa AS bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling alim?' Allah Tabbaraka wa Ta'ala  menjawab, 'Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, tapi tidak pernah kenyang dengan ilmu. la selalu menghimpun ilmu manusia ke dalam ilmunya.'

5.     Nabi Musa AS bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling gagah (mulia) ?' Allah Tabbaraka wa Ta'ala  menjawab, 'Yang mampu membalas (kejahatan orang terhadapnya), tetapi ia menawarkan ampunan.'

6.     Nabi Musa AS bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling kaya?' Allah Tabbaraka wa Ta'ala menjawab, 'Yang menerima (rela) terhadap apa yang diberikan kepadanya.'

7.     Nabi Musa AS bertanya, 'Wahai Rabb-ku, siapakah hamba-Mu yang paling fakir?' Allah Tabbaraka wa Ta'ala  menjawab, 'Orang yang senantiasa merasa kurang.'"

Lalu Rasulullah SAW bersabda,bahwa  "Kaya itu bukan yg terlihat secara zhahir. Akan tetapi kaya itu bersumber dari kekayaan hati. Apabila Allah Tabbaraka wa Ta'ala  berkehendak menjadikan hamba-Nya seorang yg baik, mk Allah Azza wa Jalla akan menjadikan kekayaannya dalam jiwanya, dan ketakwaan dii hatinya. Dan apabila Allah tabb  hendak menjadikan seorang hamba-Nya buruk, maka Allah Tabbaraka wa Ta'ala akan menjadikan kefakiran di antara dua matanya." [Silsilah ash-Shahiihah (no. 3350) ]

Mari kita bareng - bareng bedo'a  kepada Allah agar Allah menghadirkan qanaah di hati kita,

“Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.”

Jalan yang terbuka lebar untuk kebebasan dari penjara-penjara penderitaan kehidupan adalah qana'ah. Dan qana'ah adalah kendaraan tercepat menuju tingkatan yang tertinggi yaitu  bersyukur , dan jalan termulus  sampai ke titik bersyukur adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya . Inilah jalan pembebasan yang terbaik, terindah dan paling membahagiakan.

Backgroundnya SettiaBlog kasih buih di pantai. Pantai selalu indah untuk di pandang.
. "Ikhlas itu adalah buih di lautan yang tidak membutuhkan pantai."
"If you look at what you have in life, you'll always have more. If you look at what you don't have in life, you'll never have enough."






No comments:

Post a Comment