Jun 15, 2023

Beberapa Nasehat Rasulullah SAW agar Kita Tidak Terjatuh



Selena, Tay dan lainnya yang jauh di sana, maaf ya, belakangan ini SettiaBlog lebih banyak memperhatikan kota dan lingkungan SettiaBlog. SettiaBlog thu ingin kota SettiaBlog berubah, walaupun ndak jadi buitenzorg country (damai, nyaman, tenang, indah) kayak kota Bogor. Setidaknya tertata dan enak di lihat. Beberapa hari yang lalu saat pagi menjelang siang SettiaBlog melihat hamparan padi yang mulai menua. Warna hijau daun bergradasi dengan warna light green, mint green, anggun dan cantik. Adem rasanya SettiaBlog berlama - lama memandangnya. Sayang SettiaBlog saat itu tidak bisa mengabadikannya. Kalau video klip di atas itu daerah Kedung Adem yang di ambil apa adanya. Dan SettiaBlog kasih petikan gitar lagu "To build a home" "river flows in you" dan "where in my mind". Ini ada potongan lirik "To build a home".
There is a tree as old as me
Ada pohon yang setua diriku
By the cracks of his skin I climbed to the top
Lewat rekahan kulitnya, kupanjat hingga ke atas
I climbed the tree to see the world
Kupanjat pohon untuk melihat dunia
When a gusts of wind came to blow me down
Saat tiupan angin datang menjatuhkanku
Held on as tightly as you held on me
Aku berpengangan sekencang kau berpegangan padaku
Held on as tightly as you held on me
Aku berpegangan sekencang dirimu berpegangan padaku


Agar kita semua tidak terjatuh ke tempat yang di benci Allah SWT, ada beberapa nasehat Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari sahabat Abu Ayyub Al-Anshori, beliau adalah  salah satu sahabat utama, yang telah masuk islam, sejak pertama islam datang, beliau ikut dalam baiatul aqobah bahkan Rasulullah SAW dijamu oleh sahabat ini ketika sampai di Madinah, dalam hadist tersebut Abu Ayyub mengatakan telah datang seorang laki-laki kepada baginda Rasulullah SAW, lalu orang tersebut berkata : (HR. Imam Ahmad, no. 23498 dan Ibnu Majah, no. 4171)

عِظْنِي وَأَوْجِزْ وفي رواية عَلِّمْنِي وَأَوْجِزْ

Ya Rasulullah Berikan saya sebuah nasihat yang pendek dalam riwayat yang lain dikatakan Ya Rasulullah Berikan saya pengajaran yang ringkas, maka Rasulullah SAW bersabda kepada orang tersebut,

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ 1.

Nasehat Rasulullah SAW yang pertama adalah;
Apabila kamu akan melaksanakan sholat, ketika  kamu akan menegakkan sholat, maka jadikanlah sholat yang kamu kerjakan tersebut adalah seolah-olah sholat yang terakhir yang kamu laksanakan, pernyataan Rasulullah yang singkat ini, seolah-olah mengingatkan kita bersama betapa pentingnya kualitas sebuah ibadah kepada Allah SWT, betapa ibadah tidak boleh dikerjakan asal-asalan, ibadah tidak boleh dikerjakan sebatas menggugurkan kewajiban, tapi ibadah setiap kali ada kesempatan, maka ibadah itu hendaklah dimaksimalkan, ketika seseorang beribadah kepada Allah terkhusus didalam melaksanakn sholat, ketika sholat itu dikerjakan seolah-olah dia tidak punya kesempatan lagi setelah itu untuk melaksanakannya tentu dia akan memaksimalkan waktunya kesempatan terakhirnya untuk beribadah sebaiknya-baiknya kepada Allah SWT,


Pesan ini juga berlaku untuk kita semua yang dimulyakan Allah SWT, bahwa setiap ibadah yang kita kerjakan ,mudah-mudahan peluang-peluang yang bisa mendekatkan kita kepada Allah SWT, manakala ibadah itu menjadi prioritas dengan semangat kita untuk menyempurnakannya baik syarat, rukun maupun yang sunahnya sehingga pada akhirya ibadah itu menjadi sebuah ibadah yang berkualitas dihadapan Allah SWT, tidak hanya terbatas ibadah sholat bahkan setiap kali kita melaksanakan ibadah lainnya maka, bayangkanlah seolah-olah itulah ibadah terakhir yang diberikan oleh Allah peluangnya untuk kita, sehingga kita berupaya memaksimalkan ibadah tersebut.

Rasullullah SAW memberikan nasihat kepada orang tersebut dengan nasehat yang ringkas

وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا 2.
Janganlah kamu berkata-kata dengan pembicaraan yang menyebabkan kamu nanti meminta maaf akan meminta maaf pada hari yang akan datang


Dalam pesan ini Rasulullah SAW mengingatkan kita bersama, betapa pentingnya bagi seorang mukmin untuk bisa mengendalikan lisannya, betapa berharga sebuah ucapan, betapa pentingnya menjaga perkataan, peribahasa arab mengatakan
Al lisan shokhirul jirmi kasirul jurmi lisan  bahwa lisan itu  kecil bentuknya akan tetapi besar dampaknya, secara anatomi kita bisa melihat kita semua yang dimulyakan Allah SWT, di dalam struktur tubuh kita lisan ditempatkan oleh Allah di anggota tubuh bagian dalam dia dikawal  oleh mulut bahkan dipagar oleh gigi sehingga demikian luar biasanya penjagaan terhadap lihat itu, karena kita sadar betul begitu ucapan keluar maka dia laksana anak panah yang dilepaskan dari busurnya dan melesat dengan kencangnya dan dia akan sulit untuk ditarik kembali ke busurnya, makanya di dalam islam menjaga lisan menjadi sesuatu indikator nilai-nilai keimanan seseorang kepada Allah SWT :

(HR. Al-Bukhâri, no. 6018 dan Muslim, no. 47)

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوِ لْيَصْمُتْ

Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir maka salah satu tanda-tandanya adalah dia akan berkata yang benar, kalau dia tidak mampu mengucapkan perkataan yang benar maka dia lebih baik diam, maka disini berlaku peribahasa diam itu emas

Betapa tidak semua ucapan harus kita lontarkan, tidak semua perasaan harus kita sampaikan apalagi perasaan yang dibungkus dengan nilai-nilai kebencian, apalagi didalamnya ada nilai-nilai fitnah kepada saudara-saudara kita, hari ini betapa kita dimanjakan oleh tekhnologi, perkembangan sosial media yang mudah kita akses dimana saja, sehingga terkadang kita tidak mampu mengendalikan diri, ketika kita melihat ada hal-hal yang tidak sesuai dengan nafsu kita, yang tidak sesuai dengan selera kita maka kita segera mengambil alat komunikasi kita lalu menuliskan kata-kata disana, terjemahan dari lisan yang kita aplikasikan dalam tulisan kita kemudian lahirlah perkataan-perkataan yang buruk, ucapan-ucapan yang justru menyakitkan bahkan mungkin mengandung firnah dan sebagainya.

Pesan Rasulullah kepada sahabat ini mudahan-mudahan juga menjadi bagian penting bagi kehidupan kita, menyampaikan kebaikan dari lisan akan mendatangkan kemaslahatan tapi menyampaikan keburukan yang berasal dari lisan akan membawa kemudharatan dan kerusakan.

Nasehat singkat dari Rasulullah SAW kepada sahabat tadi adalah

وَاجْمِعِ الْيَأْسَ مِمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ 3.
Jangan pernah berharap dengan apa yang telah dimiliki oleh manusia, ketika kita berharap kepada manusia walaupun orang yang kita anggap bisa membantu menolong kita itu, teman dekat kita, kadang-kadang yang muncul adalah sebuah kekecewaan, dulu mungkin kita pernah beranggapan alangkah enaknya kalau kita punya teman seorang pejabat ketika kita bersama-sama merintis dari bawah mungkin, dan dia melesat karirnya ke atas kemudian kita beranggapan teman kita akan bisa membantu kita, menyelesaikan persoalan kita, tapi kadang-kadang kekecewaan yang sering kita jumpai, orang-orang yang telah berada dipuncak kejayaannya seolah-olah lupa dengan orang-orang yang berada dibawahnya, maka jangan pernah berharap kepada manusia bahkan kadang-kadang ketika peluang-peluang bisnis sudah ada didepan mata pada saat tinggal 1 detik lagi ada dalam genggaman kita, bisa saja berubah menjadi sebuah harapan yang sia-sia, maka jangan pernah berharap kepada manusia tapi berharaplah kepada Allah SWT, berharap kepada Allah SWT dengan tawakal dengan qona’ah kepada Allah SWT, Qona’ah artinya menerima pemberian Allah SWT, dengan keikhlasan dan berbaik sangka kepada Allah, tidak dengan sebuah anggapan dan berburuk sangka kepada Allah SWT. Qona’ah adalah menerima apa adanya bukan bertanya ada apanya atau apa apa adanya tetapi qona’ah adalah menerima apa adanya sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT,


Tiga hal yang ringkas sebagaimana yang ditanyakan oleh seorang sahabat Rasulullah kepada baginda Rasul ini, mudahan-mudahan menjadi pegangan buat kita bersama bahwa yang

Pertama  jadikan ibadah kita apapun bentuk ibadah kita itu seolah olah menjadi ibadah terakhir yang bisa kita lakukan maka maksimalkan dalam praktik pelaksanaanya

yang kedua  adalah menjaga lisan kita dalam setiap perkataan karena lisan yang baik akan melahirkan pahala sementara perkataan yang buruk akhirnya akan membawa dampak dosa dan permusuhan

yang terakhir  jangan pernah berharap terhadap kebaikan kelebihan yang dimiliki oleh manusia, tapi berharaplah bertawakallah kepada Allah SWT siapa yang bertawakal kepada Allah, Allah akan cukupkan dirinya, siapa yang berserah kepada Allah SWT, Allah tidak akan pernah mengecewakannya bahkan ketika seseorang berada jatuh di dalam keterpurukan justru Allah akan angkat dia dari lembah keterpurukannya karena cintanya kepada Allah SWT,

Semoga kita semua diberikan keistiqomahkan oleh Alllah SWT dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai tuntunan.

No comments:

Post a Comment