Sep 2, 2022

Mengenal Aura Jiwa Manusia

 



Pasti semua sudah akrab dengan bunga dalam klip di atas. Ya, Sirih Gading. Kebetulan di sini ada beberapa jenis Sirih Gading. Dan dalam klip di atas SettiaBlog ambil 3 jenis, Enjoy, Golden dan Manjula. Bahasan ini sebenarnya sudah SettiaBlog ketik tadi malam, belum SettiaBlog posting karena sudah nguantuk. Saat mengetik SettiaBlog ngemil talas rebus, kebetulan Mbakyu SettiaBlog bawa dari Badander, ndak terasa habis cukup banyak, kekenyangan terus ngantuk he...he.... Beberapa waktu lalu SettiaBlog memisah Sirih Gading jenis Enjoy menjadi 3 pot. Dengan media sama dan perawatan sama, hanya tempatnya saja yang 1 pot itu SettiaBlog buat beda tapi dalam kondisi pencahayaan yang sama. Dua minggu yang lalu SettiaBlog kaget, Sirih Gading yang 1 pot tiba-tiba layu. SettiaBlog berpikir, ini kenapa, masak hanya dalam tempo sehari sudah layu dari ujung sampai pangkal. Lalu SettiaBlog bongkar, kok akarnya normal. SettiaBlog hanya lengar-lenger, apa mungkin Sirih Gading ini menyerap energi negatif lalu layu? Ah...masak ya tho. Tapi ndak usah di gagas omongan SettiaBlog, itu kan hanya pikiran SettiaBlog yang ndak jelas ini. SettiaBlogpun ambil gunting terus pohon Sirih Gading itu SettiaBlog cacah menjadi 7 bagian dan SettiaBlog tanam lagi.

Kalau gitu SettiaBlog akan bicara sedikit tentang 'aura', sekali lagi SettiaBlog tegaskan, bahasan SettiaBlog jangan di tanggapi serius. Jiwa manusia adalah ciptaan Allah SWT Yang Maha Mengetahui. Idealnya jiwa manusia berjalan sesuai aturan yang telah digariskan-Nya. Sehingga, pemiliknya bisa sampai pada kondisi yang penuh kebaikan dan ketenteraman, serta mampu menapaki jalan terang-benderang yang di ujungnya terdapat surga sebagai hadiahnya. Rasulullah SAW menjelaskan peran qalb (hati) dalam jiwa  manusia. Aspek penentu hakekat manusia adalah segumpal darah (mudghah), yang disebut qalb (hati). Gumpalan itulah yang menjadi penentu kesalehan dan kejahatan jasad manusia (HR. Sahih Bukhari). Karena begitu menentukannya fungsi hati itulah Allah hanya melihat hati manusia dan tidak melihat penampilan dan hartanya. (HR. Ahmad ibn Hanbal). Hati yang penuh dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan akan menuntun manusia menjadi orang baik.

Orang baik cenderung lebih banyak tersenyum. Percaya atau tidak, kebaikan seseorang bisa ditunjukkan dari cara dia tersenyum. Mengapa? karena semakin banyak orang tersenyum, maka  hawa positif akan bertebaran disekitarnya. Selain itu, dengan tersenyum, orang akan terkesan lebih ramah dan bisa dipercaya. Pikiran-pikiran negatif seperti iri hati dan  dengki  jarang menghinggapi orang baik. Orang baik akan selalu menanamkan pikiran positif dalam hidupnya. Bahkan saat dia mengalami masa-masa sulit sekalipun sehingga akan menyebarkan suasana nyaman. Orang baik biasanya lebih sering menyapa duluan. Orang baik tidak akan keberatan untuk menyapa semua orang, bahkan terhadap orang yang berbuat jahat padanya sekalipun. Orang baik selalu terhindar dari rasa menjadi orang penting, ingin dicari dan dibutuhkan. Dia biasanya tidak membutuhkan pengakuan orang atas kinerjanya selama ini. Orang baik  tidak ingin menunjukkan bahwa dia baik. Tapi orang jahat akan selalu membangun citra baik untuk kekurangan dirinya.

Orang baik selalu pintar mengendalikan emosi. Mereka terlihat sangat sabar dan toleran. Tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri. Orang baik akan bercerita atau membagikan hal-hal yang bermanfaat  dengan tujuan memberi tahu. Bukan untuk menggiring opini publik bahwa hanya dirinyalah yg benar. Orang baik selalu menghafal  tiga kata sakti dan santun yaitu maaf, tolong,  dan terima kasih. Orang baik tidak akan keberatan untuk mengakui kelebihan orang lain. Apalagi jika dia merasa bersalah. Mereka tidak akan segan-segan untuk meminta maaf  dan memperbaiki kesalahan. Berbeda dengan orang jahat yang memiliki gengsi tinggi  dan menganggap dirinya selalu benar. Jangankan mengaku salah, menganggap orang lain berprestasi saja gengsi, ada saja alasan untuk mencari kesalahan serta untuk menjatuhkan orang lain.

Semoga kita bisa melatih diri menjadi orang sabar dalam menghadapi setiap kejahatan  dan  perilaku orang jahat. Memang baik menjadi orang penting, tetapi jauh lebih penting menjadi orang yang baik. Perang melawan nafsu jahat untuk menjadi orang baik banyak caranya. Sahabat Rasulullah SAW, bernama Yahya ibn Mu’adh al Razi memberikan tipsnya. Ada empat pedang untuk memerangi nafsu jahat: makanlah sedikit, tidurlah sedikit, bicaralah sedikit dan sabarlah ketika orang melukai Anda, maka nafs atau ego itu akan menuruti jalan ketaatan, seperti penunggang kuda dalam medan perang. Dan memerangi nafsu jahat ini menurut Rasulullah SAW adalah jihad, karena butuh perjuangan untuk merdeka dari buah kejahatannya.



Bottom Note

Kalau lagunya pada klip di atas "Sailing", aslinya milik Rod Stewart. Liriknya bercerita tentang perjalanan hidup itu seperti berlayar di Samudera luas atau terbang di Angkasa raya.

Sebuah kapal layar hanya bisa melaju kencang di tengah samudera jika memiliki pasak yang kokoh, layar yang kuat, dan kemudi yang teguh. Meski diterjang ombak dan badai, sang kapal akan tetap stabil menuju arah yang dituju.

Dan di lanjutkan dengan lagu "Wake Me Up When September Ends". Yang jelas dalam hidup kita tidak ingin menyesal di kemudian hari.

No comments:

Post a Comment