Video klip di atas "Sofia", biar hari ini pada semangat dan cerah. O.. ya pada bahasan sebelumnya ada pantun "jangan tewel di wadahi wajan". Itu sebenarnya memiliki maksud gini,
The first wealth is health and being human
(Kekayaan pertama adalah kesehatan dan menjadi manusia seutuhnya). Benar kan ya, makanya the main thing in life is not to be afraid of being human. (hal utama dalam hidup adalah jangan takut menjadi manusia). Dan human behavior flows from three main sources: desire, emotion, and knowledge. (perilaku manusia mengalir dari tiga sumber utama: keinginan, emosi, dan pengetahuan.)
Ketika berbicara tentang kesuksesan dalam karir profesional, mungkin di kepala kita akan terbayang unsur-unsur seperti pendidikan, kerja keras, tingkat kecerdasan, dan lain sebagainya. Namun ada satu unsur yang seringkali dilupakan, yaitu bagaimana kita mengelola emosi. Baik positif maupun negatif, emosi ndak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Namun dalam karir profesional, terdapat tuntutan untuk mengedepankan profesionalitas dibanding mengikuti emosi semata. Dapat Anda bayangkan ketika seorang customer support terpancing emosi akibat keluhan pelanggan? Tentunya hal ini ndak akan berakhir baik. Ndak hanya customer support, setiap profesional di semua bidang harus dapat mengelola emosinya dengan baik.
Udah pada ngerti kan ya, emosi adalah reaksi yang dialami oleh manusia sebagai respons terhadap peristiwa atau situasi. Jenis emosi yang dialami seseorang ditentukan oleh keadaan yang memicu emosi tersebut. Misalnya, seseorang merasakan kebahagiaan ketika mereka mendapatkan berita baik dan ketakutan ketika mereka merasa terancam. Setiap emosi dasar memiliki karakteristik, ekspresi fisik, dan perasaan yang khas. Misalnya, kebahagiaan sering kali diidentifikasi dengan senyum dan perasaan positif, sedangkan kemarahan dapat diungkapkan melalui ekspresi wajah yang marah dan perasaan ketegangan.
Emosi adalah bagian alami dari pengalaman manusia dan memiliki peran penting dalam membantu kita beradaptasi dan bertahan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu pemahaman dan manajemen emosi yang baik dapat menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan.
Emosi memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita membuat keputusan berdasarkan apakah kita bahagia, marah, sedih, bosan, atau frustrasi. Kita juga memilih aktivitas dan hobi sebagai dampak dari emosi tersebut. Begitu pula dalam karir dan pekerjaan. Apakah Anda pernah bertemu rekan kerja yang ndak pernah memiliki hal positif untuk dinyatakan, baik dalam meeting mingguan maupun saat sedang bersantai di kantin. Mood buruk mereka seringkali mempengaruhi orang lain juga. Negativitas mereka bahkan bisa merusak berbagai momen positif. Nah, itu jika Anda melihat perspektif Anda sebagai orang yang terpancar emosi negatif dari orang lain. Sekarang coba kita balik posisinya, bagaimana jika Anda yang berada dalam posisi orang tersebut, dan Anda ndak menyadarinya?
Apakah Anda tahu kalau emosi dapat mempengaruhi kinerja seseorang? Orang yang merasa termotivasi, bahagia, dan percaya diri cenderung lebih produktif daripada mereka yang merasa stres, cemas, atau ndak bahagia. Emosi positif dapat meningkatkan kreativitas dan fokus, sementara emosi negatif sangat mungkin untuk menghambat kinerja.
Emosi dapat sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan. Saat seseorang merasa emosional, mereka mungkin membuat keputusan yang lebih impulsif atau berdasarkan emosi daripada logika. Coba bayangkan seseorang dalam kondisi emosional karena mendapat kritik berat dari rekan kerja di depan anggota timnya sendiri. Keadaan tersebut membuatnya merasa terhina dan marah. Saat dia diminta untuk memberikan tanggapan terhadap proposal proyek yang diajukan oleh rekan kerjanya yang mengkritiknya tersebut, dia mungkin cenderung membuat keputusan yang impulsif dan merugikan. Keterlibatan emosi marahnya dapat mengaburkan penilaian rasionalnya, sehingga dia mungkin menolak proposal tersebut tanpa mempertimbangkan secara objektif potensinya atau bahkan tanpa memberikan alasan yang tepat.
Emosi mempengaruhi hubungan di tempat kerja. Orang dengan kontrol diri yang baik terhadap emosi cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja, atasan, maupun klien. Begitupun sebaliknya.
Mereka yang memiliki keterampilan manajemen emosi yang baik cenderung lebih sukses dalam mencari peluang karir. Mereka dapat mengelola emosi demi mengatasi tantangan, beradaptasi dengan perubahan, dan memiliki daya tahan yang lebih tinggi.
Emosi negatif, seperti stres yang berlebihan, dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, dan dalam jangka panjang, dapat merusak karir seseorang.
Ada enam emosi dasar manusia (emosi primer), dan emosi-emosi ini dianggap sebagai fondasi dari berbagai jenis emosi yang lebih kompleks (sekunder). Keenam emosi dasar ini adalah:
Kebahagiaan (Happiness)
Emosi positif ini sering diidentifikasi dengan perasaan senang, sukacita, dan kepuasan. Ekspresi fisik yang umum terkait dengan kebahagiaan adalah senyum.
Kesedihan (Sadness)
Kesedihan adalah emosi yang terkait dengan perasaan duka, kehilangan, dan kesulitan emosional. Ekspresi fisik yang umum terkait dengan kesedihan adalah air mata dan ekspresi wajah yang muram.
Ketakutan (Fear)
Emosi ini timbul sebagai respon terhadap potensi bahaya atau ancaman. Gejala fisik yang dapat terkait dengan ketakutan meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan yang cepat, dan perasaan cemas.
Kemarahan (Anger)
Kemarahan adalah emosi negatif yang timbul ketika seseorang merasa ndak puas, terganggu, atau merasa diperlakukan ndak adil. Ekspresi fisik yang umum terkait dengan kemarahan adalah wajah merah, ketegangan otot, dan suara keras.
Rasa Jijik (Disgust)
Rasa jijik timbul sebagai respon terhadap sesuatu yang dianggap menjijikkan atau menjijikkan. Ekspresi fisik yang sering terkait dengan rasa jijik adalah ekspresi wajah yang menjijikkan dan perasaan ingin muntah.
Kejutan (Surprise)
Kejutan adalah emosi yang timbul saat seseorang menghadapi sesuatu yang ndak terduga atau ndak diantisipasi. Ekspresi fisik yang terkait dengan kejutan melibatkan mata yang terbuka lebar dan mulut yang terbuka.
Emosi sekunder adalah emosi yang muncul sebagai akibat dari emosi primer. Emosi ini bisa berbeda-beda tergantung pada emosi primer yang menjadi dasar dari emosi sekunder. Berikut adalah beberapa contoh dari emosi sekunder:
Rasa Bersalah (Guilt)
Rasa bersalah seringkali muncul sebagai respon terhadap emosi primer seperti marah. Seseorang mungkin merasa bersalah setelah merasakan marah terhadap seseorang dan menilai bahwa reaksi marah tersebut ndak pantas.
Kecemburuan (Jealousy)
Kecemburuan bisa muncul sebagai respon terhadap perasaan ketidakamanan atau ancaman terhadap hubungan atau pencapaian pribadi. Emosi ini seringkali terkait dengan perasaan primer seperti ketakutan. Contohnya adalah perasaan cemburu bisa muncul sebagai akibat dari rasa takut akan kehilangan orang yang disayang.
Rasa Syukur (Gratitude)
Rasa syukur muncul sebagai respon terhadap emosi primer seperti kebahagiaan atau kegembiraan. Emosi ini diasosiasikan dengan perasaan menghargai atau bersyukur atas hal-hal yang positif dalam hidup.
Dalam perjalanan kehidupan, kita seringkali dihadapkan pada berbagai emosi yang kompleks dan kuat. Emosi-emosi ini dapat datang secara tiba-tiba, membawa perasaan intens yang sulit dihindari. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bagaimana cara kita merespon emosi-emosi ini akan berperan penting terhadap kesuksesan kita kedepannya, baik dalam kehidupan pribadi maupun karir profesional. Agar dapat memahami dan mengelola emosi, ada beberapa langkah penting yang dapat membantu ;
1. Kenali dan berikan nama kepada setiap emosi yang muncul
Langkah pertama adalah mengenali berbagai emosi yang Anda rasakan dalam satu waktu. Kesadaran adalah langkah pertama menuju pengelolaan emosi dan mood yang lebih baik. Anda mungkin akan merasakan badai emosi dalam satu waktu, entah itu kemarahan, ketakutan, kecemburuan, dan lain-lain. Kenali emosi mana yang paling kuat di antara emosi-emosi yang Anda rasakan.
2. Rasakan bagaimana emosi tersebut mengalir di badan Anda
Emosi akan tercermin di dalam tubuh ketika mereka muncul. Sebagai contoh, ketika kita takut, kita akan merasakan jantung kita berdegup kencang, sebagian tubuh menjadi tegang. Anda juga mungkin merasakan sakit kepala. Begitu pun ketika Anda merasa sedih, Anda mungkin akan merasakan perasaan sakit dan hampa di dada Anda. Tanyakan kembali kepada diri Anda sendiri, bagaimana kondisi tubuh Anda ketika Anda merasakan perasaan-perasaan tersebut?
3. Ketahui bagaimana emosi mempengaruhi perilaku Anda
Perilaku adalah hal-hal yang Anda ucapkan atau lakukan, dan emosi dapat memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku. Sebagai contoh Anda mungkin akan menghindari bercakap dengan orang lain ketika marah, atau mungkin Anda malah akan berbicara secara agresif. Anda juga mungkin merasa ingin sendiri ketika sedih, dan akan berkata jahat ketika cemburu. Cari tahu bagaimana emosi yang muncul dapat mempengaruhi perilaku Anda sehari-hari.
4. Identifikasi pikiran yang muncul bersama dengan emosi tersebut
Emosi kita seringkali dibarengi dengan berbagai pikiran, seperti misalnya ketika Anda sedih karena proyek yang terancam gagal, mungkin di kepala Anda akan ada suara-suara seperti “Saya memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar” atau mungkin “Saya memang ditakdirkan untuk gagal”. Dengarkan suara-suara yang muncul bersama dengan emosi ini, dan coba tuliskan di secarik kertas.
5. Identifikasi akar penyebab dari emosi Anda, dan mengapa hal itu dapat terjadi
Apa yang membuat Anda merasakan emosi-emosi ini? Apakah disebabkan oleh hal-hal eksternal? Ketika Anda mengetahui penyebabnya emosi Anda, kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan emosi tersebut akan semakin tinggi. Dengan merinci penyebab emosi Anda, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meresponnya dengan lebih bijaksana.
6. Terima emosi Anda
Sekarang karena Anda telah melalui step-step di atas, penting untuk Anda ndak menghakimi emosi tersebut, namun melihatnya dengan penuh empati. Jujurlah pada diri Anda sendiri. Ketika Anda dapat menerima emosi Anda, intensitas emosi akan menurun, dan emosi tersebut tidak lagi akan mengendalikan Anda. Ikhlas dalam menerima emosi akan terasa seperti obat yang menyembuhkan.
7. Bertindaklah dengan bijak
Setelah Anda menyadari emosi yang muncul dalam diri, bagaimana emosi yang muncul mempengaruhi perilaku, mengetahui penyebab, dan bahkan menerima emosi tersebut dengan lapang dada. Apa yang perlu Anda lakukan setelah itu? Perilaku adalah pilihan. Anda bisa memilih tindakan paling sesuai yang harus Anda lakukan berdasarkan situasi dan kondisi yang Anda hadapi. Sebagai contoh, Anda dapat memilih untuk diam dan ndak berkata kasar ketika marah, memilih untuk mencari teman dan keluarga ketika Anda sedih, dan lain sebagainya.
SettiaBlog bahasan kamu kali ini ndak nyambung blas. Ndak nyambung gimana? Ilustrasi dan bahasannya lho ndak ada kaitannya blas. Kata siapa? Ya nyambung kok. Thu kan, ya ngeyel kalau di bilangin. Jangan ngeyel, di dengerin di perhatikan.
The first wealth is health and being human
(Kekayaan pertama adalah kesehatan dan menjadi manusia seutuhnya). Benar kan ya, makanya the main thing in life is not to be afraid of being human. (hal utama dalam hidup adalah jangan takut menjadi manusia). Dan human behavior flows from three main sources: desire, emotion, and knowledge. (perilaku manusia mengalir dari tiga sumber utama: keinginan, emosi, dan pengetahuan.)
Ketika berbicara tentang kesuksesan dalam karir profesional, mungkin di kepala kita akan terbayang unsur-unsur seperti pendidikan, kerja keras, tingkat kecerdasan, dan lain sebagainya. Namun ada satu unsur yang seringkali dilupakan, yaitu bagaimana kita mengelola emosi. Baik positif maupun negatif, emosi ndak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Namun dalam karir profesional, terdapat tuntutan untuk mengedepankan profesionalitas dibanding mengikuti emosi semata. Dapat Anda bayangkan ketika seorang customer support terpancing emosi akibat keluhan pelanggan? Tentunya hal ini ndak akan berakhir baik. Ndak hanya customer support, setiap profesional di semua bidang harus dapat mengelola emosinya dengan baik.
Udah pada ngerti kan ya, emosi adalah reaksi yang dialami oleh manusia sebagai respons terhadap peristiwa atau situasi. Jenis emosi yang dialami seseorang ditentukan oleh keadaan yang memicu emosi tersebut. Misalnya, seseorang merasakan kebahagiaan ketika mereka mendapatkan berita baik dan ketakutan ketika mereka merasa terancam. Setiap emosi dasar memiliki karakteristik, ekspresi fisik, dan perasaan yang khas. Misalnya, kebahagiaan sering kali diidentifikasi dengan senyum dan perasaan positif, sedangkan kemarahan dapat diungkapkan melalui ekspresi wajah yang marah dan perasaan ketegangan.
Emosi adalah bagian alami dari pengalaman manusia dan memiliki peran penting dalam membantu kita beradaptasi dan bertahan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu pemahaman dan manajemen emosi yang baik dapat menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan.
Emosi memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita membuat keputusan berdasarkan apakah kita bahagia, marah, sedih, bosan, atau frustrasi. Kita juga memilih aktivitas dan hobi sebagai dampak dari emosi tersebut. Begitu pula dalam karir dan pekerjaan. Apakah Anda pernah bertemu rekan kerja yang ndak pernah memiliki hal positif untuk dinyatakan, baik dalam meeting mingguan maupun saat sedang bersantai di kantin. Mood buruk mereka seringkali mempengaruhi orang lain juga. Negativitas mereka bahkan bisa merusak berbagai momen positif. Nah, itu jika Anda melihat perspektif Anda sebagai orang yang terpancar emosi negatif dari orang lain. Sekarang coba kita balik posisinya, bagaimana jika Anda yang berada dalam posisi orang tersebut, dan Anda ndak menyadarinya?
Apakah Anda tahu kalau emosi dapat mempengaruhi kinerja seseorang? Orang yang merasa termotivasi, bahagia, dan percaya diri cenderung lebih produktif daripada mereka yang merasa stres, cemas, atau ndak bahagia. Emosi positif dapat meningkatkan kreativitas dan fokus, sementara emosi negatif sangat mungkin untuk menghambat kinerja.
Emosi dapat sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan. Saat seseorang merasa emosional, mereka mungkin membuat keputusan yang lebih impulsif atau berdasarkan emosi daripada logika. Coba bayangkan seseorang dalam kondisi emosional karena mendapat kritik berat dari rekan kerja di depan anggota timnya sendiri. Keadaan tersebut membuatnya merasa terhina dan marah. Saat dia diminta untuk memberikan tanggapan terhadap proposal proyek yang diajukan oleh rekan kerjanya yang mengkritiknya tersebut, dia mungkin cenderung membuat keputusan yang impulsif dan merugikan. Keterlibatan emosi marahnya dapat mengaburkan penilaian rasionalnya, sehingga dia mungkin menolak proposal tersebut tanpa mempertimbangkan secara objektif potensinya atau bahkan tanpa memberikan alasan yang tepat.
Emosi mempengaruhi hubungan di tempat kerja. Orang dengan kontrol diri yang baik terhadap emosi cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja, atasan, maupun klien. Begitupun sebaliknya.
Mereka yang memiliki keterampilan manajemen emosi yang baik cenderung lebih sukses dalam mencari peluang karir. Mereka dapat mengelola emosi demi mengatasi tantangan, beradaptasi dengan perubahan, dan memiliki daya tahan yang lebih tinggi.
Emosi negatif, seperti stres yang berlebihan, dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, dan dalam jangka panjang, dapat merusak karir seseorang.
Ada enam emosi dasar manusia (emosi primer), dan emosi-emosi ini dianggap sebagai fondasi dari berbagai jenis emosi yang lebih kompleks (sekunder). Keenam emosi dasar ini adalah:
Kebahagiaan (Happiness)
Emosi positif ini sering diidentifikasi dengan perasaan senang, sukacita, dan kepuasan. Ekspresi fisik yang umum terkait dengan kebahagiaan adalah senyum.
Kesedihan (Sadness)
Kesedihan adalah emosi yang terkait dengan perasaan duka, kehilangan, dan kesulitan emosional. Ekspresi fisik yang umum terkait dengan kesedihan adalah air mata dan ekspresi wajah yang muram.
Ketakutan (Fear)
Emosi ini timbul sebagai respon terhadap potensi bahaya atau ancaman. Gejala fisik yang dapat terkait dengan ketakutan meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan yang cepat, dan perasaan cemas.
Kemarahan (Anger)
Kemarahan adalah emosi negatif yang timbul ketika seseorang merasa ndak puas, terganggu, atau merasa diperlakukan ndak adil. Ekspresi fisik yang umum terkait dengan kemarahan adalah wajah merah, ketegangan otot, dan suara keras.
Rasa Jijik (Disgust)
Rasa jijik timbul sebagai respon terhadap sesuatu yang dianggap menjijikkan atau menjijikkan. Ekspresi fisik yang sering terkait dengan rasa jijik adalah ekspresi wajah yang menjijikkan dan perasaan ingin muntah.
Kejutan (Surprise)
Kejutan adalah emosi yang timbul saat seseorang menghadapi sesuatu yang ndak terduga atau ndak diantisipasi. Ekspresi fisik yang terkait dengan kejutan melibatkan mata yang terbuka lebar dan mulut yang terbuka.
Emosi sekunder adalah emosi yang muncul sebagai akibat dari emosi primer. Emosi ini bisa berbeda-beda tergantung pada emosi primer yang menjadi dasar dari emosi sekunder. Berikut adalah beberapa contoh dari emosi sekunder:
Rasa Bersalah (Guilt)
Rasa bersalah seringkali muncul sebagai respon terhadap emosi primer seperti marah. Seseorang mungkin merasa bersalah setelah merasakan marah terhadap seseorang dan menilai bahwa reaksi marah tersebut ndak pantas.
Kecemburuan (Jealousy)
Kecemburuan bisa muncul sebagai respon terhadap perasaan ketidakamanan atau ancaman terhadap hubungan atau pencapaian pribadi. Emosi ini seringkali terkait dengan perasaan primer seperti ketakutan. Contohnya adalah perasaan cemburu bisa muncul sebagai akibat dari rasa takut akan kehilangan orang yang disayang.
Rasa Syukur (Gratitude)
Rasa syukur muncul sebagai respon terhadap emosi primer seperti kebahagiaan atau kegembiraan. Emosi ini diasosiasikan dengan perasaan menghargai atau bersyukur atas hal-hal yang positif dalam hidup.
Dalam perjalanan kehidupan, kita seringkali dihadapkan pada berbagai emosi yang kompleks dan kuat. Emosi-emosi ini dapat datang secara tiba-tiba, membawa perasaan intens yang sulit dihindari. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bagaimana cara kita merespon emosi-emosi ini akan berperan penting terhadap kesuksesan kita kedepannya, baik dalam kehidupan pribadi maupun karir profesional. Agar dapat memahami dan mengelola emosi, ada beberapa langkah penting yang dapat membantu ;
1. Kenali dan berikan nama kepada setiap emosi yang muncul
Langkah pertama adalah mengenali berbagai emosi yang Anda rasakan dalam satu waktu. Kesadaran adalah langkah pertama menuju pengelolaan emosi dan mood yang lebih baik. Anda mungkin akan merasakan badai emosi dalam satu waktu, entah itu kemarahan, ketakutan, kecemburuan, dan lain-lain. Kenali emosi mana yang paling kuat di antara emosi-emosi yang Anda rasakan.
2. Rasakan bagaimana emosi tersebut mengalir di badan Anda
Emosi akan tercermin di dalam tubuh ketika mereka muncul. Sebagai contoh, ketika kita takut, kita akan merasakan jantung kita berdegup kencang, sebagian tubuh menjadi tegang. Anda juga mungkin merasakan sakit kepala. Begitu pun ketika Anda merasa sedih, Anda mungkin akan merasakan perasaan sakit dan hampa di dada Anda. Tanyakan kembali kepada diri Anda sendiri, bagaimana kondisi tubuh Anda ketika Anda merasakan perasaan-perasaan tersebut?
3. Ketahui bagaimana emosi mempengaruhi perilaku Anda
Perilaku adalah hal-hal yang Anda ucapkan atau lakukan, dan emosi dapat memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku. Sebagai contoh Anda mungkin akan menghindari bercakap dengan orang lain ketika marah, atau mungkin Anda malah akan berbicara secara agresif. Anda juga mungkin merasa ingin sendiri ketika sedih, dan akan berkata jahat ketika cemburu. Cari tahu bagaimana emosi yang muncul dapat mempengaruhi perilaku Anda sehari-hari.
4. Identifikasi pikiran yang muncul bersama dengan emosi tersebut
Emosi kita seringkali dibarengi dengan berbagai pikiran, seperti misalnya ketika Anda sedih karena proyek yang terancam gagal, mungkin di kepala Anda akan ada suara-suara seperti “Saya memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar” atau mungkin “Saya memang ditakdirkan untuk gagal”. Dengarkan suara-suara yang muncul bersama dengan emosi ini, dan coba tuliskan di secarik kertas.
5. Identifikasi akar penyebab dari emosi Anda, dan mengapa hal itu dapat terjadi
Apa yang membuat Anda merasakan emosi-emosi ini? Apakah disebabkan oleh hal-hal eksternal? Ketika Anda mengetahui penyebabnya emosi Anda, kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan emosi tersebut akan semakin tinggi. Dengan merinci penyebab emosi Anda, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meresponnya dengan lebih bijaksana.
6. Terima emosi Anda
Sekarang karena Anda telah melalui step-step di atas, penting untuk Anda ndak menghakimi emosi tersebut, namun melihatnya dengan penuh empati. Jujurlah pada diri Anda sendiri. Ketika Anda dapat menerima emosi Anda, intensitas emosi akan menurun, dan emosi tersebut tidak lagi akan mengendalikan Anda. Ikhlas dalam menerima emosi akan terasa seperti obat yang menyembuhkan.
7. Bertindaklah dengan bijak
Setelah Anda menyadari emosi yang muncul dalam diri, bagaimana emosi yang muncul mempengaruhi perilaku, mengetahui penyebab, dan bahkan menerima emosi tersebut dengan lapang dada. Apa yang perlu Anda lakukan setelah itu? Perilaku adalah pilihan. Anda bisa memilih tindakan paling sesuai yang harus Anda lakukan berdasarkan situasi dan kondisi yang Anda hadapi. Sebagai contoh, Anda dapat memilih untuk diam dan ndak berkata kasar ketika marah, memilih untuk mencari teman dan keluarga ketika Anda sedih, dan lain sebagainya.
SettiaBlog bahasan kamu kali ini ndak nyambung blas. Ndak nyambung gimana? Ilustrasi dan bahasannya lho ndak ada kaitannya blas. Kata siapa? Ya nyambung kok. Thu kan, ya ngeyel kalau di bilangin. Jangan ngeyel, di dengerin di perhatikan.
Untuk video klip kedua SettiaBlog kasih "My life would suck without you". Kayak judul lagu ini, kita akan salah memahami ketika ndak teliti karena banyak Idiom dalam bahasa Inggris. Arti sebenarnya, hidupku pasti kan menyebalkan tanpa dirimu.
Thu kan tambah ndak nyambung. Ya udah kalau gitu, maaf in SettiaBlog ya. Ndak hanya pendidikan dan kemampuan intelektual, bagaimana cara Anda mengelola emosi dapat mempengaruhi karir dan pekerjaan Anda. Seseorang yang dikendalikan oleh emosi dapat melakukan berbagai tindakan merugikan, seperti merusak hubungan dengan atasan dan rekan kerja, membuat keputusan yang salah, hingga menghambat pengembangan karir. Kenali emosi yang mengalir dalam diri Anda, dan ndak menolaknya, dengan demikian Anda dapat lebih mudah mengendalikan emosi tersebut.
Kayak jangan tewel yang di wadahi wajan, terus di panasi sampai airnya habis, jadilah oblog - oblog. Enak banget, paduan antara rasa asin, manis, pahit, asam jadi satu dan berbagai sayur, bumbu masak dan ikan menyatu dalam oblog - oblog. Udah SettiaBlog.... tambah ngacau. O.. ya, background yang bawah ini SettiaBlog gunakan air yang tumpah di lantai.
Thu kan tambah ndak nyambung. Ya udah kalau gitu, maaf in SettiaBlog ya. Ndak hanya pendidikan dan kemampuan intelektual, bagaimana cara Anda mengelola emosi dapat mempengaruhi karir dan pekerjaan Anda. Seseorang yang dikendalikan oleh emosi dapat melakukan berbagai tindakan merugikan, seperti merusak hubungan dengan atasan dan rekan kerja, membuat keputusan yang salah, hingga menghambat pengembangan karir. Kenali emosi yang mengalir dalam diri Anda, dan ndak menolaknya, dengan demikian Anda dapat lebih mudah mengendalikan emosi tersebut.
Kayak jangan tewel yang di wadahi wajan, terus di panasi sampai airnya habis, jadilah oblog - oblog. Enak banget, paduan antara rasa asin, manis, pahit, asam jadi satu dan berbagai sayur, bumbu masak dan ikan menyatu dalam oblog - oblog. Udah SettiaBlog.... tambah ngacau. O.. ya, background yang bawah ini SettiaBlog gunakan air yang tumpah di lantai.
No comments:
Post a Comment