Sep 27, 2022

Beberapa Alasan Seseorang tidak Bahagia

 



Terkadang SettiaBlog bertanya dalam hati, apa c tujuan SettiaBlog membuat bahasan di blog ini? Apa c motif SettiaBlog membuat bahasan di blog ini? Malam ini SettiaBlog lagi sendirian di depan rumah sambil cicipi buah Matoa, kebetulan di depan rumah murid les SettiaBlog punya pohon Matoa besar dan buahnya banyak banget. SettiaBlog tadi di ambilkan yang sudah matang. Di temani lagunya Lady Gaga yang "Million Reasons", yang ada pada klip di atas, SettiaBlog mulai mengetik bahasan. Gaga....SettiaBlog suka warna rambut kamu yang putih ke-silver-an itu lho. Dari dulu memang SettiaBlog menginginkan warna rambut seperti itu, kepengennya c yang alami. Thu...kan SettiaBlog mulai ngacau. Ndak tahu lah kekacauan pikiran SettiaBlog ini kok ndak sembuh - sembuh. Untungnya lho gendhuk SettiaBlog itu sudah kebal dengan kekacauan pikiran SettiaBlog. Ndak kebal gimana, lha wong mulai tahun 2009 sampai sekarang ngadepin SettiaBlog yang kacau kayak gini. Gendhuk SettiaBlog, masih ingat ndak dengan Settia Hayuning Bawono Kertarajasa Jayawardana? Sudah....sudah.... kok jadi ngelantur ke mana - mana, kembali ke bahasan.

Lha terus apa yang mau di bahas? SettiaBlog lho belum ada ide. Dari tadi SettiaBlog hanya duduk di depan rumah, nyantai...dengerin musik, ngemil sambil liatin pohon - pohon kecil yang SettiaBlog tanam di pot. Kegiatan gini tok ae bagi SettiaBlog udah bikin bahagia. Ya, kebahagiaan mungkin terdengar seperti sesuatu yang sederhana. Namun untuk mencapainya, kayaknya bukanlah hal mudah. Apalagi dalam budaya kita, kebahagiaan kerap diidentikkan dengan pencapaian dan kesuksesan. Perlu di ingat lho, bahwa kebahagiaan yang identik dengan hal-hal pencapaian dan kesuksesan bisa sulit dipertahankan karena sifatnya tidak konsisten. Sebenarnya ada kebahagiaan yang tidak didasarkan pada perolehan atau pencapaian, yaitu penghargaan atau kepuasan. Artinya, kita bisa menjadi puas hanya dengan memahami siapa diri kita, di mana kita berada, dan apa yang kita miliki bisa jadi jalan untuk mendapatkan kebahagiaan.

Lalu, sebenarnya alasan apa seseorang sulit merasa bahagia.

Sering membanding-bandingkan

Sulit rasanya merasa puas dengan kehidupan jika kita terus membandingkan hidup kita dengan pengalaman orang lain. Apalagi, hampir semua orang membandingkan dirinya dengan orang yang telah mencapai kesuksesan yang lebih tinggi dari dirinya, bukan membandingkan dengan yang di bawahnya. Proses membanding-bandingkan ini akan menghasilkan ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan. Sebab, kita selalu merasa kurang dari orang lain. Saat orang-orang yang hobi membandingkan itu menyadari ada yang hidup lebih sulit darinya, mereka mulai berpikir lebih positif. Lama kelamaan, mereka akan merasa bahwa hidupnya unik dan berharga.

Tidak bertanggung jawab dan menyalahkan orang lain

Orang-orang yang sulit bertanggung jawab akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, terutama hubungan dekat yang penuh tantangan. Orang-orang seperti ini biasanya tidak sadar kalau ia memicu situasi yang membuat dirinya sendiri meraa tidak bahagia. Dalam dunianya, mereka juga selalu merasa bahwa semua hal yang terjadi adalah salah orang lain. Perspektif inilah yang membuat seseorang kerap merasa tidak berdaya untuk mengubah sisi negatifnya dan berujung tidak bahagia.

Tidak mau menerima kenyataan

Belajar menerima kenyataan dalam keadaan sulit bisa menjadi kunci untuk melalui momen tak diinginkan yang tak terduga. Masih banyak kok yang kesulitan menerima kenyataan dan mengatakan, “Mengapa ini terjadi padaku?” “Mengapa aku harus melaluinya?” Padahal, tak ada jawaban memadai untuk pertanyaan seperti itu. Semestinya kita mengatakan “Bagaimana aku bisa maju melewati ini semua?” atau “Apa yang bisa aku pelajari dari ini?” pada diri sendiri. Menanyakan pertanyaan itu akan membuat kita lepas dari negativitas dan lebih mudah menerima diri.

Mudah terdistraksi

Banyak orang yang mudah terdistraksi, sehingga apa yang ia pikirkan beralih dengan cepat dan terus bergantian. Padahal, hal ini bisa berujung pada kecemasan, penurunan produktivitas, dan kelelahan. Bahkan, distraksi terus menerus juga bisa membuat seseorang sulit merasakah kebahagiaan. Selain itu, pikiran seperti “Saya akan bahagia ketika...” juga dapat menjadi distraksi dari waktu yang terjadi saat ini. Untuk itu, sebaiknya mulailah memusatkan perhatian pada hal yang ada di depan mata kita.

Menyadari hal-hal itu mungkin akan membuat kita merasa lebih puas dengan hidup dan lebih bahagia karenanya.



Bottom Note

Bahasan ini baru SettiaBlog posting siang ini. Tadi malam pas lagi enak-enak ketik bahasan, kakak SettiaBlog ngasih tahu kabar yang kurang enak. Ada teman SettiaBlog yang sakit mendadak dan ndak tertolong. Dia masih muda banget, pergi selamanya dengan meninggalkan anak yang masih kecil dan istrinya. Lemes SettiaBlog mendengarnya. Bukti kelemahan manusia yang tak akan mampu mengingkari kekuasaan Allah SWT. Ribuan alasan apapun tak akan mampu menolak kekuasaan Allah SWT, jika Allah sudah menghendaki.
Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jualah kami kembali.
Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya dan dari siksa api neraka. Dan berikan kesabaran pada keluarga yang di tinggalkannya.

No comments:

Post a Comment