Sep 21, 2022

Beberapa Perspektif dalam Memandang Kehidupan, Bikin Tenang Menjalaninya

 



Klip di atas "sale el sol" milik Shakira. SettiaBlog tertarik dengan lirik,
De tanto sumar, pierdes la cuenta
Karena satu di tambah satu tidak selalu dua
Jadi 1 + 1 = tidak selalu 2. Lho...., maksudnya apa Settia? Di mana - mana, kalau 1 + 1= ya 2. Jangan ngacau Settia! He...he....Settia ndak ngacau kok. Ketika Anda menjawab dengan spontan bahwa 1 + 1= 2, sudah bisa dipastikan Anda adalah orang yang berfikir matematikakis. Matematikakis, selalu menjawab bahwa 1 + 1= 2, jika jawabannya bukan angka dua berarti Anda telah melakukan kesalahan dalam menjawab. Karena angka 2 adalah jawaban untuk 1 + 1 sampai kapanpun. Matematika adalah ilmu yang mengharapkan kepastian dalam jawabannya. Maka dari itu, matematika adalah ilmu pasti.

Menurut matematikakis bahwa 1+1=2, jika ada seseorang memiliki jawaban yang berbeda apakah kita lantas langsung menyalahkan seseorang tersebut?. Menurut dia bahwa 1+1=27, matematikakis pasti dengan keras menyalahkan mereka yang menjawab begitu sebab dari mana 25 angka laginya. Anggapan yang muncul untuk para agamis, kenapa mereka?. Karena 1+1= 27 didasarkan pada pahala sholat yang hanya 1 derajat jika munfarid (sendirian) dan 27 derajat untuk sholat yang berjama'ah. Berjama'ah paling sedikit 2 orang sehingga jika ada 1+1=27(seseorang ditambah seseorang mendapatkan 27 derajat pahala karena termasuk berjama'ah). Berikutnya, 1 + 1=perspektif. Uraian yang diatas akan membantu kita dalam memahami maksud 1 + 1=perspektif. Sehingga kita bisa sedikit simpulkan maksud 1 + 1=perspektif yaitu
1. Sebuah persoalan yang sama (1 + 1) membuat perbedaan dalam pemaknaan
2. Setiap pemaknaan memiliki alasan yang berdasar masing-masing  pemaknaan
Dan kita bisa sedikit definisikan bahwa 1 + 1=perpektif adalah suatu pandangan kita terhadap 1 + 1 dengan berbagai macam pemaknaan dalam meraih hasilnya dengan argument mereka masing-masing. Dari persoalan yang kecil seperti 1 + 1 memiliki pemaknaan hasil yang beragam maka masihkah kita belum menerima keberagaman dalam memaknai sesuatu?. Jawaban hanya Anda yang tahu...

Pasti yang baca tambah mumet (bingung) kan. Gini ae, jika Anda melihat gambar penampang kepala manusia, otak kan dibagi menjadi empat bagian. Yaitu Kanan Depan, Kiri Depan, Kanan Belakang, dan Kiri Belakang. Setiap orang memiliki semua ini, tetapi setiap orang memiliki salah satu bagian dominan dari empat bagian ini. Otak cerebral kiri itu logis, analitis, faktual, dan kuantitatif. Otak Cerebral kanan adalah gambaran besar intuitif, mengintegrasikan dan mensintesis. Limbik kiri itu teratur, urut, terencana dan detail. Limbik kanan adalah interpersonal, perasaan, kinestetik dan emosional. Lalu Anda lebih dominan otak sebelah mana?

Sementara itu sifat dan fungsi berpikir manusia terbagi menjadi 4 fungsi, yaitu: Fungsi Pengindra (Sensing) manusia itu dapat merasakan panas atau dingin, mencium aroma wangi atau busuk, melihat keadaan, mendengar suara, dan merasakan manis, pahit, asin atau pedas. Manusia mempunyai sensor untuk mengerti sesuatu yang nyata termasuk bisa menghitung, membuat rencana dan sebagainya. Yang kedua adalah fungsi intuisi (Intuiting) Manusia mampu memahami apa yang sebenarnya terjadi dibalik sebuah kejadian memiliki kemampuan menarik kesimpulan dari hal yang umum ke khusus, mampu bertindak tanpa berpikir, atau bawah sadar Itulah fungsi intuiting. Selanjutnya yaitu fungsi berpikir (thinking) adalah berpikir secara logis, bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar berdasarkan fakta membuat perhitungan yang matang. Dan yang keempat adalah fungsi perasaan (Feeling) Manusia bisa tertawa dan menangis, Kasihan atau marah, bisa sabar, memelihara, berempati dengan orang lain adalah fungsi perasaan. Keempat fungsi tersebut merupakan anugerah dari Allah SWT yang tidak dapat diubah. Semua orang di seluruh dunia memiliki semua fungsi ini, tetapi ada satu yang dominan.

Makanya, ketika SettiaBlog bilang sering berkomunikasi dengan Eyang SettiaBlog, Tribhuwana Wijayatunggadewi. Pasti orang yang dominan di thinking tidak akan pernah percaya cerita SettiaBlog., lha wong yang dominan di Intuiting saja juga ndak akan percaya cerita SettiaBlog. Sudah....sudah, tambah ngacau SettiaBlog...he....he..., kalau ndak ngacau ya bukan SettiaBlog. Tapi kalau SettiaBlog bilang, 1 + 1 = bukan 2, boleh kan? Dan 1 + 1= perspektif
Anda pasti pernah merasa gelisah dalam menjalani hidup. Terkadang pikiran Anda mulai terganggu lewat sejumlah pertanyaan yang ndak semua orang tahu. Contohnya adalah mimpi yang belum tentu berhasil atau perihal kejadian menyedihkan yang Anda alami tak kunjung berakhir. Seringnya, hal-hal tersebut membuat setiap orang bertanya-tanya hingga hidup dalam ketidakpastian dan terbelenggu rasa cemas. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka solusi yang bisa Anda terapkan adalah membiasakan diri untuk mencoba memandang hidup dari perspektif yang lain.

Anda bisa menerapkan beberapa pola pikir berikut yang dapat membantu mendatangkan rasa tenang dalam diri Anda.

1. Hidup itu berisi segala ketidaksempurnaan

Hakikat hidup yang sebenarnya adalah berisi ketidaksempurnaan. Sehingga segala hal yang ada di dalamnya pun tidak ada yang kekal. Anda perlu memahami hal ini, agar Anda ndak melulu meletakkan harapan pada hal yang ndak sempurna ini. Sebab bisa dipastikan ujungnya adalah kekecewaan. Sebagaimana hidup itu bekerja, maka Anda perlu mencari yang lebih kekal darinya. Ada sesuatu yang lebih besar yang bisa jadikan tempat kembali yang abadi, yaitu Allah SWT. Jika Anda mampu menerapkan pola pikir demikian, maka ketenangan dalam menjalani hidup ini akan Anda dapatkan.

2. Anda ndak bisa memandang hidup hanya dari sisi hitam atau putih saja

Apa yang ada di dalam hidup ini tentu sangatlah beragam. Sehingga Anda tidak bisa memandang hidup hanya dari sisi hitam atau putih, tanpa mengindahkan warna yang lain. Sebab jika demikian, Anda akan memandang suatu keburukan, kesalahan, atau hal hitam lainnya sebagai sesuatu yang buruk secara mutlak. Begitu pun sebaliknya. Namun, dengan mempertimbangkan kedua sisi tersebut, maka Anda akan menjadi orang yang bijak dalam menilai sesuatu. Hal itulah yang akan mendatangkan kedamaian, lantaran Anda terbebas dari rasa kebencian dan perasaan tidak nyaman lainnya.

3. Dalam hidup ini, selalu ada hal potisif di balik setiap kejadian

Hidup ini juga berisi kejadian yang beragam. Ada senang, sedih, suka, maupun duka. Ketika Anda dihadapkan dengan kejadian menyakitkan, seringnya Anda akan terbelenggu di dalamnya kemudian menolak untuk menerima takdir pahit itu. Tindakan demikian yang kerap membuat Anda ndak bisa menjalani hidup ini dengan tenang. Sehingga Anda perlu menyadari, bahwa di balik setiap kejadian yang tidak menyenangkan, pasti terselip hal positif yang bisa Anda petik hikmahnya. Dengan begitu, Anda merasa aman dalam menjalani hidup ini. Karena Anda yakin, setiap kesedihan ndak akan bertahan lama, setiap kesedihan akan bergulir pada kebahagiaan.

4. Hidup itu adil, karena segala sesuatunya selalu beriringan

Pada dasarnya, semua hal di hidup ini berjalan beriringan. Ada kebahagiaan, ada pula kesedihan. Ada kesuksesan, ada pula kegagalan. Semuanya sudah diatur dengan porsinya masing-masing. Sehingga tak perlu gelisah, jika Anda sedang berada pada titik terendah. Sebab akan datang masanya Anda berada pada titik puncak. 

5. Hidup berisi serangkaian proses yang panjang

Berdasarkan penjelasan pada poin-poin sebelumnya, dapat dipahami bahwa hidup ini selalu berproses. Perubahan dari duka menuju suka pun perlu waktu yang ndak instan. Sebab hidup punya alurnya sendiri yang harus dilalui tahap demi tahap.  Ibaratnya, buah juga akan matang ketika waktunya sudah tiba. Begitu pula Anda akan mencapai proses yang Anda inginkan, ketika waktu Anda sudah tiba. Mulai saat ini, coba untuk berikan kesempatan pada diri sendiri untuk berpikir lebih dalam akan segala sesuatu. Sebab hidup ini sudah selayaknya dijalani dengan rasa damai agar tak datang penyesalan di akhir cerita. Nikmati prosesnya selagi masih ada kesempatan dan banyak-banyak bersyukur atas segala hal yang ada di masa sekarang.


Bottom Note

SettiaBlog sendiri sering kok mengalami kejadian - kejadian yang di luar nalar dan susah di logika. Ada yang jadi pertanyaan SettiaBlog sampai sekarang. Ada seseorang itu mampu melihat diri SettiaBlog sampai yang paling dalam. Contoh mudahnya, seandainya dia SettiaBlog tanya, apa warna CD yang sedang SettiaBlog kenakan? Dia akan langsung bisa menjawab dengan benar kok. Gimana caranya ya kok bisa gitu. he...he..., sekali lagi, jangan di per-ca-ya cerita SettiaBlog.
SettiaBlog tambah ngacau....
Porque uno y uno no siempre son dos

No comments:

Post a Comment