Oct 17, 2021

Mengenal Sedikit Kapabilitas Dinamik

  


Seperti yang pernah SettiaBlog bilang, SettiaBlog pasti akan suka dengan lagu "let somebody go" kolaborasi Coldplay dan Selena Gomez. Bisa Anda lihat pada klip di atas, tampak hamparan konstelasi bintang di angkasa raya, beredar mengikuti irama musik yang mengalir seperti dinamika hidup. Kalau dalam dunia sastra bintang memiliki jutaan makna. Penghibur sekaligus pemberi harapan. Teman bagi mereka yang sendiri juga saksi untuk mereka yang bercinta. (kebetulan SettiaBlog dulu juga suka belajar sastra) O..ya jadi ingat teman SMP dulu namanya Kristina pernah lihat SettiaBlog lagi menulis cerita, terus tanya kamu suka menulis?". SettiaBlog jawab "ya". Untuk teman-teman SettiaBlog semua, yang bisa SettiaBlog tulis seperti yang ada di blog ini. Mungkin bukan tulisan yang bagus, tapi ini yang SettiaBlog bisa, mohon di maklumi semua atas keterbatasan SettiaBlog. Kembali ke klip di atas. SettiaBlog memiliki makna yang berbeda dengan hamparan bintang yang beredar di angkasa raya pada klip di atas. Bintang yang beredar di angkasa raya memiliki makna kedinamisan hidup yang di alami manusia. Karena manusia di ciptakan untuk bergerak dinamis (hidup penuh dinamika). “Diam berarti mati”. Static condition means death, kata Muhammad Iqbal, filosof muslim asal Pakistan. Diam adalah kehinaan. Diam adalah kemunduran dan ketertindasan. Diam adalah kekalahan. Diam adalah belenggu para pecundang. Diam hanya akan mencelakakan diri sendiri, menyusahkan bahkan membahayakan orang lain. Tidak ada yang lebih menyakitkan dan merusak seseorang, selain diam, tidak berekspresi, tidak bergerak, tidak tumbuh berkembang. Matahari yang hanya berada pada satu posisi, tidak berputar (melakukan rotasi), akan membosankan siapa pun yang hidup di muka bumi. Matahari yang diam hanya akan membuat kehidupan takkan berjalan normal, bahkan menjadi ciri telah berakhirnya kehidupan. Air yang menggenang, tidak mengalir, pasti akan busuk. Bila berlangsung lama, ia akan menjadi sarang penyakit, yang menyebarkan berbagai penyakit ke sekeliling. Singa yang mendekam di sarang takkan pernah bisa menemukan mangsa untuk disantap.. Burung yang tidak mau terbang takkan pernah pulang ke sarang dalam keadaan kenyang. Bayi yang pendiam tanpa gerak takkan tumbuh dengan baik. Ia akan dicemasi oleh orang tua dan keluarganya. Keberlangsungan hidupnya pun terancam. Bahkan sekiranya bisa tumbuh besar, ia takkan berkembang, menjadi pribadi yang cerdas dan sehat. Tidak ada prestasi, produktifitas, kemajuan, kebaikan, dan kesuksesan yang bisa diraih dengan diam. Semua hal positif hanya bisa didapatkan dengan gerak-dinamis. Hanya bisa dihasilkan dengan aktifitas gerak yang produktif dan energik.

Daya hidup. Tanpa daya hidup semua sia sia dan mati. Dari semua makhluk hidup, manusia adalah satu-satunya yang memiliki fitrah untuk terus belajar, berkembang, dan bertahan hidup sehingga akan terus berevolusi sampai akhir hayat. Dengan daya hidup itulah, setiap orang bukan hanya bisa adaptif, melainkan juga justru menjadi trendsetter. Lebih jauh, karena manusia adalah pembentuk dan pelaku organisasi, pada lingkup yang lebih luas, secara sederhana daya hidup inilah yang mengejawantah sebagai turbo utama dalam kapabilitas dinamis di segala lini. Perkembangan lingkungan ekonomi dan makro yang cepat dan sulit diramalkan belakangan ini, membuat banyak perusahaan tergagap-gagap. Bahkan, para ahli manajemen pun berusaha menggali dan mengembangkan pendekatan-pendekatan yang mampu menjawab kebutuhan perusahaan.



Perubahan mendasar lingkungan bisnis ditengarai membuat banyak perusahaan sulit mempertahankan keunggulan bersaing mereka. Strategi bisnis perusahaan yang ada tidak lagi mampu menghadapi situasi persaingan dan lingkungan bisnis yang senantiasa berubah, maka strategi bisnis pun dipaksa berubah, namun ternyata strategi baru yang diterapkan tidak selamanya berhasil mengembalikan kejayaan keunggulan bersaing. Perubahan lingkungan bisnis mengubah Key Success Factor(s) (KSF) industri. Perubahan ini memicu perubahan strategi bisnis. Di sisi lain strategi bisnis yang unggul umumnya berbasis sumberdaya unggulan (core resources) dan kapabilitas unggulan (core competences), artinya perubahan ini juga menyebabkan sumberdaya dan kapabilitas unggulan menjadi usang. Kenyataan ini membuktikan bahwa untuk mengembalikan keunggulan bersaing, selain memperbarui strategi juga perlu memperbarui aspek sumberdaya unggulan dan kapabilitas unggulan. Di lain pihak perubahan yang dinamis memerlukan kemampuan untuk memperbarui sumberdaya dan kapabilitas dengan cepat (dynamic capability). Kemampuan dynamic capability adalah kemampuan untuk membentuk, membentuk ulang, mengkonfigurasi, dan me-rekonfigurasi kapabilitas perusahaan sehingga dapat menanggapi perubahan lingkungan dengan baik. Banyak ahli menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kapabilitas dinamik dan keunggulan bersaing.

Tingkatan Kapabilitas Dinamik

Sejauh mana perusahaan perlu mengembangkan kapabilitas dinamik tergantung dari kondisi dinamika dan ketidakpastian lingkungan bisnis yang dihadapi. Pada kondisi lingkungan yang relatif stabil perusahaan cukup melakukan penyesuaian dan peningkatan terhadap kapabilitasnya (incremental dynamic capabilities). Proses penyesuaian kapabilitas dilakukan melalui kegiatan peningkatan berkelanjutan (continous improvement). Pada kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, maka dilakukan pembaruan kapabilitas (renewing dynamic capabilities). Pada situasi ini perusahaan tidak hanya sekedar melakukan penyesuaian tetapi juga melakukan perubahan terhadap kapabilitas yang dimiliki. Dalam situasi lingkungan bisnis yang sarat perubahan membuat kapabilitas sudah tidak lagi relevan. Untuk itu perusahaan harus menyesuaikan basis kapabilitasnya (Regenerative dynamic capabilities). Sebagai contoh saat ini banyak perusahaan yang harus mengembangkan kapabilitas baru mereka di bidang e-business. Untuk dapat memiliki kapabilitas dinamik, perusahaan perlu memiliki tiga kemampuan, yakni adaptive capability, absorptive capability, dan innovative capability.

Adaptive capability adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengkapitalisasi peluang yang muncul dari pasar. Adaptive capability diukur dari kemampuan untuk merespon peluang, memonitor pasar, pelanggan dan pesaing, serta mengalokasikan sumberdaya untuk kegiatan pemasaran. Absorptive capability didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengevaluasi dan menggunakan pengetahuan dari luar organisasi. Absorptive capability diukur dari intensitas kegiatan penelitian dan pengembangan. Adapun innovative capability didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan produk atau pasar baru. Innovative capability diukur dari jumlah inovasi produk atau jasa, inovasi proses, dan solusi permasalahan yang baru.

Proses Kapabilitas Dinamik

Kapabilitas dinamik pada umumnya dilaksanakan melalui empat tahap,
Pertama, melakukan identifikasi dan assessment terhadap perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan KSF industri. Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi tentang tren perkembangan lingkungan makro (regulasi, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, sumberdaya alam dan lingkungan) dan perkembangan lingkungan industri (pelanggan, pesaing, pemasok, pendatang baru, produk substitusi).
Kedua, melakukan assessment untuk menggali kesesuaian sumberdaya dan kapabilitas perusahaan dengan KSF.
Ketiga, melakukan penyesuaian atau pembaharuan, atau penggantian sumberdaya dan kapabilitas agar dapat menjadi sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Keempat, memanfaatkan sumberdaya dan kapabilitas yang sudah diperbaharui untuk merumuskan dan menerapkan strategi agar diperoleh keunggulan bersaing yang baru.

No comments:

Post a Comment