Oct 8, 2021

Kewajiban Orangtua Terhadap Anak, Sudahkah Di Penuhi?



Lena (panggilan SettiaBlog kepada Selena terbaru), klip di atas itu "wonderland Indonesia". Kalau lihat klip ini SettiaBlog jadi ingin menjelajah lagi, naik gunung, turun gunung, masuk hutan dan keluar hutan. Klip ini sebenarnya hanya sekelumit keindahan Indonesia, hanya di ambil sekitar 9 lagu daerah beserta pakaian adat dan alat musik tradisional Indonesia (di situ ada japen : mirip gitar dari Kalimantan tapi nadanya terdengar melengking memilukan,, ada begung : seruling Sunda yang cukup menyayat). Ada sekitar 1340 suku di Indonesia dan uniknya mereka semua bersatu. Keren kan Lena negara SettiaBlog. Narasi di awal klip itu bukan omong kosong Lena. Kalau dari Jawa di wakili lagu "Tak Lelo Lelo Ledung", yang menggendong bayi di balai rumah Joglo itu lho Lena, yang di depannya ada pohon giant green taro. Indah kan Lena rumah Joglo itu.

Untuk lagu "Tak lelo lelo lelo ledung" sendiri juga memiliki makna yang sangat dalam.
Tak lelo lelo lelo ledung
(mari kutimang-timang engkau anakku)
- Ya Allah Gusti kang Maha Agung
Cup menenga aja pijer nangis
(cup cup, jangan menangis terus)
- Janganlah kamu bebuat suatu kejelekan terus,
Anakku sing ayu (bagus) rupane
(ankku yang cantik/ganteng)
- Yang telah di besarkan dengan kebaikan dan didikan yang baik.
Yen nangis ndak ilang ayune (baguse)
(kalau menangis nanti hilang cantik/gantengnya)
- Bila kamu melakukan keburukan dan orang lain mengetahui, kebaikanmu yang kamu miliki walau sedikit akan hilang, dan sia-sialah yang telah dididikan orang tuamu selama ini.
Tak gadang bisa urip mulyo
(ku doakan supaya engkau bisa hidup mulia)
- Aku (orang tua) doakan kamu agar bisa memperbaiki sikapmu dan membuat hidupmu berarti (mulia)dan dapat menggapai cita - citamu.
Dadiyo wanito (priyo kang) utomo
(Jadilah orang yang utama)
- Jadilah seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi panutan orang lain.
Ngluhurke asmane wong tuwa
(meninggikan nama orangtua)
- Dapat mengharumkan orang-orang yang mendidik dan membibingmu.
Dadiyo pandekaring bangsa
(jadilah pendekar bangsa) - Jadilah contoh / panutan yang dapat membina bangsa.
Wis cup menenga anakku
(sudah, jangan menangis anakku) - Sudahilah perbuatan burukmu itu.
Kae mbulane ndadari
(lihat, bulannya bersinar terang) - Masih banyak hal / perbuatan baik yang dapat kita lakukan.
Kaya butho nggegilani
(seperti butho (raksasa) yang mengerikan) - Butho (raksasa) kita ibaratkan sabagai malapetaka yang selalu mengincar. Atau hewan buas yang siap menerkam mangsanya.
Lagi nggoleki cah nangis
(sedang mencari anak yang sedang menangis) - Yang sedang mencari - cari orang yang berbuat kejahatan.
Tak lelo lelo lelo ledung
Enggal menenga ya cah ayu (bagus) (lekaslah diam wahai anakku) - Ya Allah bukalah pintu hati anakku, (sudahilah perbuatan burukmu itu).
Tak emban slendang batik kawung
(ku pakai slendang batik kawung) - Ku ikat (kuharap) Kamu tetap mengingat asal usulmu.(lebih lanjut tentang arti motif bati kawung setelah ini.)
Yen nangis mundak ibu bingung
(kalau menangis, ibu tambah bingung) - Bila kamu berbuat jahat / keburukan lagi yang sengsara adalah orang tua.

ARTI MOTIF BATIK KAWUNG

Yang menyimbolkan harapan supaya manusia terus-menerus ingat darimana asal usulnya. Masa lampau Motif Batik Kawung dipakai di l lingkungan keraton. Petinggi keraton yang memakai Motif Batik Kawung menggambarkan sosok pemuka yang bisa menahan hawa nafsu juga membentengi hati nurani supaya ada harmoni dalam tindak tanduk kesibukan manusia. Asal usul lahirnya Motif Batik Kawung yaitu saat ada pemuda yang memilik sosok berwibawa juga dihormati di kalangan kaumnya. dengan cepat sebab sikap pemuda yang bijak dan santun sekali, sampai mejadikan namanya terdengar sampai di lingkungan kerajaan Mataram. Kalangan keraton merasa penasaran dengan kemashuran sang pemuda, sampai diperintahkan pemuda ini untuk berkunjung ke raja. Mendengar kabar putranya dipanggil raja, membuat ibunya menjadi terharu dan berharap besar. Sang Ibu memberi nasihat supaya anaknya itu bisa menjaga hawa nafsu juga tidak lupa dari mana dia berasal. Karena itulah sang ibu membikin motif batik kawung, dengan keingingan sang anak bisa menjadi seorang yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Tak lama setelah dipanggil kalangan keraton dan diberikan sejumlah kesibukan yang selalu bisa ditepati, karenanya pemuda ini dilantik menjadi adipati Wonobodro. Dalam pelantikan menjabat adipati Wonobodro, sang pemuda memakai baju batik pemberian ibundanya dengan Motif Batik Kawung. Motif Kawung bercorak lingkaran menyerupai buah Kawung yang ditata rapi secara geometris. Motif ini juga diterjemahankan sebagai gambar bunga teratai bersama empat lembar daun bunga yang merekah. Bunga teratai melambangkan umur panjang dan kesucian.

Intinya, lagu ini mengandung doa dan harapan yang di panjatkan oleh setiap orang tua terhadap anak-anaknya.

Ya, orang tua punya kewajiban terhadap anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang menentukan tumbuh kembang anak. Dalam hal ini, orangtua memegang peranan penting sehingga ada kewajiban orangtua terhadap anakyang harus dilakukan untuk menjamin anak selalu sehat, baik secara fisik maupun mental. Kewajiban orangtua terhadap anak adalah berbagai hal yang harus dilakukan orangtua untuk menjamin pemenuhan hak anak di berbagai bidang. Orangtua harus memastikan kehidupan anak berlangsung layak hingga anak tersebut mampu menghidupi dirinya sendiri. Bukan hanya orangtua kandung yang berkewajiban memenuhi kewajiban ini. Begitu juga ketika orangtua memutuskan untuk bercerai, kebutuhan anak tetap wajib dipenuhi oleh kedua orangtua maupun orangtua tiri jika ada.

Apa saja kewajiban orangtua terhadap anak?

Di Indonesia, Kewajiban orangtua terhadap anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014. UU tersebut merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 26 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa kewajiban orangtua terhadap anak mencakup empat hal, yaitu:
• Mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anak
• Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya
• Mencegah anak menikah pada usia dini
• Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti anak.

Dalam praktiknya, keempat poin kewajiban orangtua terhadap anak tersebut bisa dijabarkan kembali menjadi hal-hal yang lebih teknis, misalnya:

• Menyediakan tempat tinggal yang baik bagi anak
• Memberi anak makanan/minuman bergizi serta pakaian yang layak
• Melindungi anak
• Memastikan keamanan anak, termasuk barang miliknya
• Mendisiplinkan anak
• Memastikan kebutuhan finansial anak terpenuhi
• Memilihkan bentuk pendidikan terbaik bagi anak
• Memastikan anak selalu sehat dan membawanya ke fasilitas kesehatan yang baik.

Kewajiban orangtua terhadap anak bukan hanya sebatas masalah materi, namun juga hal-hal yang sifatnya spiritual. Berikut beberapa contoh kewajiban yang dimaksud:

Membentuk kepribadian anak

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak dan di situlah ia akan belajar banyak soal karakter diri sendiri. Untuk itu, orangtua wajib menanamkan nilai-nilai moral yang baik lewat contoh yang baik pula agar dapat diteladani oleh anak. Orangtua wajib menjamin kehidupan emosional anak dengan menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan penuh cinta kasih. Sekalipun orangtua sudah bercerai, jangan sekalipun menunjukkan kebencian di depan anak agar kesehatan mentalnya tidak terganggu.

Mengajarkan nilai-nilai agama

Selain menanamkan nilai moral yang positif, kewajiban orangtua terhadap anak juga menanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak. Hal sederhana yang dapat dilakukan adalah mengajak anak ke tempat ibadah, mendengarkan ceramah agama, dan mengenalkan kitab suci pada anak sejak dini.

Mengajarkan nilai-nilai sosial

Pendidikan sosial keluarga adalah dasar yang sangat penting bagi anak untuk hidup bersosial. Dalam hal ini, kewajiban orangtua terhadap anak adalah menanamkan sikap tolong-menolong, menolong saudara atau tetangga yang sakit, tidak berbuat onar, dan selalu menjaga kebersihan.

Ketika orangtua tidak dapat memenuhi kewajibannya terhadap anak

Ada beberapa hal yang mungkin menghalangi orangtua untuk memenuhi kewajibannya terhadap anak, seperti meninggal dunia, tidak diketahui keberadaannya, dan lain-lain. Jika hal ini terjadi, maka pemenuhan hak anak harus dilakukan oleh keluarga yang paling dekat, misalnya nenek/kakek maupun wali dan orangtua asuh yang memenuhi persyaratan sesuai undang-undang yang berlaku. Ketika orangtua memutuskan untuk bercerai, kewajiban orangtua terhadap anak harus dikompromikan satu sama lain. Kedua orangtua yang telah berpisah tetap harus memastikan anak setidaknya tidak kekurangan dalam hal finansial. Dengan mengetahui kewajiban orangtua terhadap anak, kita diharapkan bisa memberikan yang terbaik untuk anak agar ia tumbuh dengan sehat dan gembira. Dikirim dari iPhone saya

No comments:

Post a Comment