Oct 24, 2021

Alasan Seseorang yang Hidupnya Penuh Cobaan lebih Tegar

  


 SettiaBlog kemaren sore habis makan getuk lindri, di kasih tetangga. Terima kasih. Getuk lindri itu rasanya manis-manis gurih, yang paling enak itu yang ada campurannya kacang tanah sangrai, kacangnya di buat ndak terlalu lembut. Tapi yang aneh tetangga kok pada tahu kesukaan SettiaBlog. Apa mereka juga ikut baca blognya Settia? Kalau beneran ada yang baca blognya Settia, SettiaBlog mohon jangan di tanggapi serius bahasan SettiaBlog, ya! Semua kan tahu Settia itu orang yang ndak jelas. Bicara soal getuk lindri tentu kita semua ingat penderitaan bangsa Indonesia ketika di jajah Jepang, bangsa Indonesia sampai pada posisi "nol", kurang sandang kurang pangan, urang papan. Karena keadaan inilah masyarakat lalu mengolah singkong menjadi getuk lindri untuk menggantikan nasi. SettiaBlog sering dapat cerita dari orang-orang sepuh di sini, pada jaman penjajahan Jepang rakyat Indonesia sangat menderita. Memang roda nasib selalu berputar seperti lagu "Kal Ho Naa Ho " di atas, Indonesia dulu pernah mengalami kejayaan, terus terjadi perang saudara yang tak putus - putus sampai datang penjajah ke Indonesia silih berganti. Perang atau pertengkaran antar saudara pasti akan membawa kehancuran, dalam lingkungan keluargapun sama, pertengkaran antar saudara pasti akan membawa kehancuran, bahkan boleh di bilang rezekipun juga ikut seret. Tapi namanya roda nasib pasti akan terus berputar, ketika roda nasib berada di bawah lalu apa yang mesti di lakukan?

Kita sering mendengar ungkapan hidup tanpa cobaan seperti sekolah tanpa ujian. Mengapa demikian? Coba Anda bayangkan, kalau kita cuma sekolah tapi ndak ada ujiannya sama sekali. Bagaimana cara kita mengukur kemampuan? Bagaimanapun, yang namanya ujian itu perlu agar kita tahu kapasitas diri sejauh apa. Cobaan itu, kadang datang ndak cuma agar kita merasa sedih dan kehilangan kebahagiaan. Menjadi pribadi yang lebih kuat adalah salah satu hal positif yang didapat dari banyaknya cobaan hidup. Penasaran mengapa seseorang justru jadi lebih kuat berkat diterpa banyak cobaan? Di bawah ini alasannya.



1. Dia sudah melewati banyak hal dalam hidupnya

Saat kita tahu lebih banyak, bekal yang kita punya juga bertambah. Itu sebabnya kita perlu keluar dari zona nyaman dan menempa diri jauh lebih keras. Usia muda adalah usia ideal agar kita bisa menyerap ilmu kehidupan dan juga pengalaman. Kalau kita cuma terjebak di sebuah ruangan, mengerjakan hal Itu-itu saja, konflik yang hampir ndak pernah ada, terus pelajaran hidupnya datang dari mana? Bukan bermaksud menyuruh Anda mencari kekacauan di tengah ketenangan hidup. Hanya saja, kita perlu ingat bahwa hidup ini singkat, jangan sampai umur yang kita punya terbuang percuma tanpa belajar apa-apa.

2. Dia mengerti caranya berkawan dengan permasalahan hidup

Makin dewasa, kita cuma punya pilihan untuk berteman dengan permasalahan hidup. Mengusir bahkan berlari dari masalah yang kita punya hanya akan menambah beban kehidupan yang sudah berat. Percaya ndak percaya, biasanya semakin kita diterpa banyak cobaan, kemampuan kita untuk berdamai dan merangkul seluruh beban kehidupan akan bertambah baik. Sering berhadapan dengan cobaan membuat seseorang menganggap apapun yang dia pikul adalah hal sederhana. Berbeda halnya jika kita sering dihadapkan dengan keberuntungan, kemudahan dan kebahagiaan hidup, pasti cobaan akan menjadi persoalan yang amat serius. Ndak selamanya dipenuhi kemudahan itu baik, ada kalanya kesulitan yang justru menyelamatkan Anda dari rasa sakit yang lebih parah.

3. Dia mampu berpikir jernih ketika terlilit masalah

Makin sering diuji, hati kita sudah ndak terlalu bereaksi berlebihan terhadap sesuatu. Dampaknya, kita mampu berpikir jernih setiap diberikan cobaan. Kita bisa memandang permasalahan dengan perspektif yang lebih luas. Anda ndak lagi memandang cobaan itu semata-mata sebagai suatu hal yang malang. Anda justru berpikiran, bahwa cobaan ini adalah teguran dan cara Allah SWT menyuruh Anda untuk kembali belajar. Kalau sudah begini, apa yang jadi alasan Anda untuk terlalu menakuti kehidupan? Dari hal paling menakutkan saja, pasti diselipkan hikmah oleh Allah SWT.

4. Toleransinya terhadap rasa sedih jauh lebih tinggi

Pernah dibilang kalau Anda terlalu cengeng? Kalau pernah, mungkin hidup Anda selama ini terlalu mudah. Mengapa begitu? Hidup ini dipenuhi rasa ndak nyaman, kalau Anda ndak biasa, pasti reaksi yang Anda keluarkan bakalan nangis dan sedih. Beda cerita kalau selama ini hidup Anda memang terkesan dipenuhi banyak kisah pahit, perjuangan, kegagalan maupun rasa sakit lainnya. Pasti Anda tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dalam menoleransi rasa sakit. Saat dihadapkan dengan kepedihan yang bikin orang lain kewalahan, Anda mungkin saja masih mampu bersikap santai seperti ndak ada apa-apa.

5. Dia sudah belajar bersabar dari kehidupan yang dijalaninya

Ndak semua orang pandai dalam mengelola emosi alias sabar. Apalagi kalau hidupnya serba ada, serba mudah, tiap mau sesuatu tinggal berbicara saja, pasti dia ndak terbiasa untuk menahan keinginan. Padahal perasaan tersebut penting untuk bertahan di kehidupan yang berat ini. Pada akhirnya kita harus mengakui, bahwa ndak semua hal yang kita mau bisa kita miliki. Maka dari itu, kita perlu belajar bersabar serta mengerti caranya mengikhlaskan. Kalau selama ini hidup Anda sudah dipenuhi banyak cobaan, udah ndak heran kalau ilmu sabar dan ikhlas Anda lebih baik daripada orang-orang. Sebagai manusia, mari belajar bertahan di setiap keadaan. Kita ndak tahu apa yang akan kita hadapi ke depan. Yuk, sama-sama mulai berbenah, ndak perlu nunggu cobaannya datang dulu baru Anda mau mulai belajar. Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan 3 Indonesia.

No comments:

Post a Comment