Oct 17, 2024

Adversity Quotient, Kunci Dalam Menghadapi Rintangan Hidup

 


Video klip di atas ada Embla Matilde Njerve, Atlet Lompat Galah dari Norwegia. Coba perhatikan, di mulai dari konsentrasi biar tetap fokus, ndak mudah lho konsentrasi dan tetap fokus dalam tekanan seperti itu. Sebelum melompat dia mencari dukungan teman - temannya untuk memotivasi. Dan dia pun bisa melewati galah tersebut, tapi beberapa saat kemudian galah itu jatuh menimpanya. Karena dia seorang atlet yang memiliki mental kuat, kegagalan seperti itu ndak membuatnya menyerah . Dengan sikap kemayu diapun menunjukkan kemampuannya di sesi berikutnya. Dalam Lompat Galah, siapa yang melakukan kesalahan paling sedikit dialah yang menang. O ya, dulu SettiaBlog pernah di tanya sama murid les SettiaBlog, “kenapa ada orang yang sukses dan ada orang yang ndak sukses?” SettiaBlog jawab sekenanya , “Oleh karena itu kita perlu sekolah.” Ternyata jawaban itu belum memuaskan , “Tapi kenapa hasilnya berbeda – beda? Kan guru nya sama, pelajarannya sama, sekolahnya sama, soal – soal nya sama, kenapa hasil akhirnya berbeda?” Sanggahannya membuat SettiaBlog terdiam sejenak. Benar apa yang disampaikannya. Kita boleh bersekolah di tempat yang sama dengan guru yang sama dan sebagainya, tetapi hasil akhirnya berbeda. Kira – kira apa ya jawabannya? Ya, SettiaBlog hanya bisa senyum -senyum, lha terus gimana jelasinnya, masak SettiaBlog mau bilang lha mbuh... he... he..., mending senyum - senyum aja.

Kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, dan setiap orang memiliki kriteria kesuksesan yang berbeda – beda. Untuk mencapai suatu kesuksesan seperti itu ndaklah mudah, akan banyak kesulitan yang ditemui serta tantangan – tantangan yang dihadapi, bahkan mungkin juga mengalami kegagalan. Sebagai manusia kita pasti akan bereaksi beragam dengan semua kesulitan, tantangan dan kegagalan tersebut. Kesulitan adalah bagian kehidupan yang ndak dapat dihindari, namun kemampuan untuk mengelola keadaan yang menantang membuat individu berbeda. Kemampuan inilah sering disebut dengan Adversity Quotient (AQ) yang merupakan ukuran ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan.

Dalam era yang semakin kompleks ini, kita ndak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga harus mampu mengatasi rintangan dan menjawab tantangan kehidupan dengan percaya diri. Dengan memiliki AQ yang tinggi, kita akan memiliki landasan yang kuat untuk menjadi individu yang tangguh dan mandiri. Ada beberapa tips untuk meningkatkan  adversity quotient  kita.

1. Menerima Setiap Orang, Situasi, dan Keadaan

Kita akan dengan mudah menyalahkan oranglain, situasi dan keadaan ketika kita menghadapi suatu situasi yang rumit. Kadang kita ndak mau menerimanya bahkan mengkambinghitamkan semuanya. Akan tetapi, ketika kita menerima orang, situasi, dan keadaan sebagaimana adanya, kita dapat menghadapinya dengan lebih efisien. Memecahkan suatu masalah mengharuskan seseorang untuk memahami dan menerimanya terlebih dahulu. Masalah ndak bisa diselesaikan dengan menyangkal atau menolak. Tanpa penyelesaian masalah, kita ndak bisa bertumbuh dan merasakan kepuasan hidup.

2. Ubah Kegagalan menjadi Peluang

Kegagalan ndak bisa dihindari dalam hidup. Setiap orang mencicipinya dalam bentuk, intensitas, dan frekuensi yang berbeda. Mengubah persepsi kita terhadap kegagalan adalah hal yang sangat penting. Misalnya, ketika kita gagal dalam sebuah ujian, pilihannya adalah kita menerima hal tersebut sebagai hasil akhir atau melihatnya sebagai peluang untuk belajar lebih giat lagi. Dengan pola pikir seperti ini, pikiran sadar dan bawah sadar kita akan merespons dengan lebih baik. Kita dapat memanfaatkan sumber daya internal kita dengan lebih efisien.

3. Menerima Kritik Negatif

Sebagai manusia kita pasti ndak suka diberikan kritik negatif. Kita pasti menginginkan umpan balik positif atas perilaku dan tindakan kita. Umpan balik positif menginspirasi, memotivasi, dan menyemangati kami untuk berproduksi lebih banyak dan lebih baik. Sebaliknya, kita ndak menyukai kritik negatif sebagai sebuah standar. Hal ini wajar, karena otak primitif kita melihat kritik negatif sebagai ancaman. Akan tetapi kritik negatif juga bisa mendatangkan banyak manfaat. Bagi mereka yang memiliki tingkat adversity quotient yang tinggi menerima, menerima, dan bahkan meminta kritik negatif sebagai alat pertumbuhan karena manfaat yang mereka ketahui.

4. Ubah Rasa Iri hati menjadi Kekaguman

Iri hati adalah emosi alami. Kita semua merasakannya ketika seseorang mencapai sesuatu di atas kapasitas dan kemampuan kita. Kita juga iri dengan sifat-sifat sebagian orang, seperti lebih berotot, energik, kreatif, produktif, sehat, bugar, sejahtera, dan lain sebagainya. Saat kita merasa iri, kita mengalami ketidakpuasan dan kebencian. Hal ini biasanya terjadi ketika kita memperhatikan kualitas, kepemilikan, dan kekayaan orang lain yang ndak kita miliki dan keinginan kuat untuk memilikinya. Saat kita terlibat dalam perbandingan sosial, kita mungkin mengalami emosi iri secara alami. Namun, ketika kita dengan sengaja menciptakan perasaan kagum terhadap situasi yang membuat iri, kita merasakan kelegaan yang menyenangkan. Emosi kekaguman menciptakan efek indah. Saat kita merasa kagum, kita menciptakan rasa hormat dan persetujuan hangat terhadap situasi yang patut ditiru.

5. Melatih Keberanian, Keuletan, dan Fleksibilitas.

Dalam mengambil risiko, kita perlu mengembangkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan berani mengambil tindakan yang diperlukan. Selain itu, kita juga harus belajar untuk ndak mudah menyerah ketika menghadapi kegagalan atau rintangan, dan terus mencari solusi yang tepat.

6. Memperluas Lingkaran Sosial

Memperluas lingkaran sosial juga dapat meningkatkan adeversity quotient kita. Dalam lingkungan yang positif, kita dapat belajar dari orang lain yang memiliki pengalaman dan pemikiran yang berbeda, dan menjadi lebih adaftif dalam menghadapi situasi yang sulit. Kesulitan, tantangan bahkan kegagalan ndak bisa dihindari dalam hidup. Mereka ada di mana-mana, datang dari arah yang tidak terduga secara terus-menerus bagi semua orang. Menghadapi hal – hal tersebut memerlukan keteguhan hati dan menjadikannya sebagai keterampilan dalam menghadapi masalah dan tantangan. Dengan memiliki AQ yang tinggi, kita akan memiliki landasan yang kuat untuk menjadi individu yang tangguh dan mandiri di masa depan.



Untuk video klip kedua ada "Heart of Gold" milik Neil Young yang udah di cover. Lagu ini enak kalau di pakai gitaran, lagu aslinya ada sentuhan harmonika di awal. Walaupun video klip ini tanpa sentuhan harmonika tapi tetep enak kok di dengerin. Lagunya sendiri c menceritakan seseorang mencari pasangan yang benar-benar bisa memahaminya. Tapi ini berat kan ya, karena kepribadian seseorang bisa berubah setiap saat. Mending kita berusaha menemukan kebaikan dalam diri kita, di mana tindakan kita terhadap diri sendiri dan orang lain bener - bener baik dan penuh kasih sayang, di manapun kita berada juga akan bertemu dengan orang - orang yang penuh kasih sayang. Yang pasti ndak mungkin kan ya orang itu memiliki sikap sempurna seperti yang kita harapkan. Di dalam benak, kita pasti pernah punya keinginan memiliki hidup dan segalanya serba sempurna. Kita ingin hidup berjalan lancar dan sesuai rencana. Namun, pada kenyataannya, ada hal-hal yang akan selalu berjalan di luar ekspektasi dan rencana kita sendiri. Apalagi bagi orang-orang yang perfeksionis, rasanya hidup akan terasa menyebalkan saat yang diinginkan ndak berjalan sesuai dengan rencana dan upaya yang dilakukan. Padahal kita bisa hidup lebih bahagia lho tanpa harus menuntut segalanya serba sempurna.

🌹 Turunkan Target Sedikit

Menyusun rencana agar bisa menjalankannya 100% adalah karakter perfeksionis. Agar kita ndak selalu tertekan ketika melakukan sesuatu, ada baiknya kita menurunkan sedikit target kita. Gulung rencana yang dirasa ndak akan tercapai, lalu buat gantinya. Menurunkan sedikit target ndak selalu buruk. Sebab kadang yang kita butuhkan untuk bahagia adalah merasa cukup, tanpa harus mencapai sesuatu terlalu tinggi.

🌹 Terima Kekurangan Diri

Kita manusia biasa yang punya kekurangan atau kelemahan. Untuk bisa lebih bahagia, kita perlu menerima kekurangan diri yang ada. Bukan berarti kita menjadi orang yang pesimis. Hanya saja agar kita menyadari bahwa selalu ada ruang untuk meningkatkan kualitas diri sebab kita perlu senantias bertumbuh dari waktu ke waktu.

🌹 Hadirkan Perasaan Cukup

Awali hari dengan perasaan cukup, dan akhiri hari dengan perasaan cukup. Semua yang kita punya dan rasakan saat ini sudah dalam porsi cukup. Ndak harus meminta lebih banyak atau lebih melimpah untuk merasa tenang. Sebab dengan merasa cukup, akan ada rasa tenang yang mengalir di dalam hati kita.

🌹 Coba Hal-Hal Baru untuk Pertama Kalinya

Mencoba hal baru memberi kesempatan bagi kita mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, biasanya juga akan memberi kita kegagalan atau hal yang tak pernah kita duga sebelumnya. Mengalami hal yang ndak terduga saat mencoba hal baru mungkin ndak menyenangkan, tetapi ini akan memperkaya jiwa dan membuat kita makin bahagia.

🌹 Lepaskan yang Tak Bisa Dikendalikan

Sadari bahwa kita bukan pengendali segalanya. Ada hal-hal yang perlu kita lepaskan dan relakan sebab berada di luar kuasa atau kendali diri kita. Izinkan diri untuk melakukan hal-hal yang masih bisa diupayakan atau diperbaiki. Relakan hal-hal yang secara mutlak ndak bisa kita campuri lagi.
Udah ya, maaf in SettiaBlog. Semoga kita semua bisa menjalani hidup dengan bahagia.

Kindness is a language understood by all. Spread it generously, for it reflects the beauty of your heart and faith.

 

No comments:

Post a Comment