Apr 29, 2022

Hati yang Suméléh

 



Habis ngemil sedikit baked brownies, SettiaBlog mulai mengetik bahasan. Ndak berani banyak - banyak ngemil baked brownies, manisnya itu lho, SettiaBlog ndak kuat, ya ini baked browniesnya "Mak Dian". Brownies sendiri merupakan kue klasik yang asalnya dari Amerika Serikat. Pada mulanya, ada seorang Koki yang bekerja di Hotel terkenal, diminta untuk membuat kue yang ukurannya lebih kecil. Saat membuat kue, ia lupa memasukkan baking powder ke dalam adonannya. Hingga membuat kue tersebut bantat atau tidak mengembang. Dari ketidak-sengajaan inilah yang membuat kue tersebut padat dan berpori, namun justru menjadi kue unik yang terkenal sampai saat ini. Mungkin hal ini sama seperti yang di alami SettiaBlog ketika membuat bahasan di blog. Ya, karena kecerobohan SettiaBlog sering tanpa sengaja menyinggung atau menyindir seseorang. SettiaBlog betul - betul minta maaf. Selama buat blog ini seingat SettiaBlog, pernah sekali dengan sengaja menyindir seseorang. Namanya mbak nik, dia guru SMK 2 Bojonegoro, rumahnya Campurejo. Mbak, SettiaBlog benar - benar minta maaf atas kecerobohan dan kebodohan SettiaBlog yang lancang menceritakan aib orang lain.

Pasti yang baca blog nya Settia tidak semua mau memaafkan SettiaBlog, mungkin banyak kebohongan dari diri SettiaBlog saat membuat bahasan. SettiaBlog juga menyadari itu dan SettiaBlog ndak bisa berbuat apa - apa dan SettiaBlog di bilang apapun silahkan. SettiaBlog ndak punya kemampuan dan kekuatan apa - apa. SettiaBlog hanya mampu berharap dan berdo'a semoga selalu bisa jadi hamba yang suméléh (selalu menyandarkan diri hanya kepada Allah Yang Maha Esa), agar tak menyesatkan banyak orang. Ya, hati yang suméléh. Hati yang percaya bahwa Allah SWT itu adil. Hati yang yakin bahwa Allah SWT tahu secara tepat apa yang menjadi kebutuhan makhluknya. Dia tahu  pasti ada perbedaan kebutuhan antara satu individu dengan individu
"Milik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu"QS As Syura 42 : 12

Namun begitu beratnya untuk mendapatkan hati yang suméléh. Bahkan ketika shalat pun SettiaBlog masih kesulitan untuk suméléh. Shalat adalah komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya. Kadang shalat diartikan sebagai al-munaji yaitu dialog interaktif antara hamba dan Tuhannya. Juga dimaknai do'a karena terdiri atas permohonan orang yang shalat (mushali) kepada Tuhannya. Seperti kalimat warzuqni, artinya limpahkanlah rezeki kepadaku.  Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, bahwa ketika orang yang sedang shalat mengucapkan ”alhamdulillah”, Allah SWT menjawab ”hammadani ‘abdi (telah memuji kepada-Ku hamba-Ku). ”Kata khusyuk berasal dari khasya’ yakhsyu’ khusyu’an  yang artinya memusatkan segala ruh hati dan pikiran seorang mushali  kepada semua gerakan dan bacaan dalam shalat. Sehingga, pikiran dan hatinya hanya terfokus di dalam shalat semata.

Imam Syafi’i menjelaskan dalam kitab Al-Um,
”Orang yang sedang shalat hendaklah ia seperti seorang prajurit yang berhadapan dengan seorang raja gagah dan kuat. Serius, tegak, konsentrasi, dan fokus terhadap perkataan rajanya itu.”
Firman Allah Azza Wajalla,
”Sungguh bahagia orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang di dalam shalat mereka khusyuk.” (QS Al-Mu’minun [23]: 1-2).
Rasulullah SAW memberikan kiat-kiat agar shalat khusyuk.
Pertama, mengingat kematian ketika dalam shalat. Sabda Rasulullah SAW, ”Ingatlah kalian terhadap mati ketika dalam shalat. Sesungguhnya seseorang yang ingat mati dalam shalat, ia akan memperbaiki shalatnya. Jika tidak mengingat kematian diri kalian, niscaya urusan duniawi akan mengganggu konsentrasi shalat kalian.” (HR Ad-Dailami)
Kedua, tenang dan seakan-akan melihat Allah SWT. Tahapan kedua jika mushali ingin merasakan khusyuk dalam shalat adalah melakukan ketenangan dalam semua gerakan dan bacaan sehingga merasakan seakan-akan melihat Tuhannya. Ujar Rasul, ”Shalatlah kalian semua dengan tenang seakan-akan kalian melihat Allah di depan kalian. Walaupun kalian tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah melihat kalian semua.”(HR Abu Muhammad Al-Ibrahimi)

 Dalam beribadah, seyogianya kita mengingat akan mati di esok hari agar semua ibadah kita terasa khusyuk. Sebaliknya, jika dalam urusan dunia hendaklah kita seakan-akan hidup untuk seribu tahun, agar khusyuk dalam bekerja.Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kita agar khusyuk dalam shalat. Karena dialog interaktif antara kita dan Sang Khalik dapat menghasilkan pahala yang memuaskan. Beliau bersabda, ”Apabila salah seorang dari kamu sekalian sedang melaksanakan shalat, sebenarnya ia sedang berdialog dengan Tuhannya. Maka, perhatikanlah bagaimana cara berdialog itu?”(HR Imam Hakim). 

SettiaBlog sudah bahagia kok ketika melihat orang tersenyum, gendhuk SettiaBlog tersenyum, keluarga SettiaBlog tersenyum, teman - teman tersenyum, seperti klip "When I See You Smile" di atas, ndak muluk - muluk kok. Ndak perlu SettiaBlog menyindir atau menilai orang lain. Hati yang suméléh berarti tidak memaksakan kehendaknya sendiri, sebaik apa pun kehendak kita. Dan untuk itu dibutuhkan sikap sareh. Sareh itu sama dengan sabar, tidak mudah berontak. Namun tidak berarti lalu kita menjadi penakut (ora jireh). Jangan takut untuk memperjuangkan kebaikan meski ada perlawanan yang tak terduga. Dan lagi, segala sesuatunya barus dihadapi dengan sumeh (senyum gembira bungah).

Sumeh. Senyum. Hadapilah segala sesuatunya dengan senyum. Senyum membuat hati kita dikuatkan (aja jireh). Senyum membuat kita semua sareh, sabar. Senyum membuat kita semua sumeleh, berserah, tidak kemrungsung (gegabah).

No comments:

Post a Comment