Feb 11, 2022

Beberapa Hal yang Mungkin Terjadi Ketika Anda Selalu Merasa Paling Benar

 



Selena, dalam klip di atas ada beberapa warna biru, manakah warna biru yang benar - benar biru, Selena? Baik orchid blue, sapphire blue, royal blue atau blueberry blue semuanya warna biru. Mana yang benar-benar biru? Kotak belakang yang agak besar, itu menurut kesepakatan umum tapi warna yang benar - benar biru hanya Allah SWT yang tahu karena Dialah pemilik warna di jagat raya ini. Selena, masih ingat ndak gerakan di atas itu? Close your eyes dan rasakan langkah-langkah kaki yang lincah di lantai ballroom! Awas jangan salah langkah dan salah pegang! Ingat Selena? Sama halnya dengan bahasan SettiaBlog, ndak ada yang benar secara mutlak. Misalnya SettiaBlog membahas keharmonisan rumah tangga, secara umum memang rumah tangga harusnya menginginkan keharmonisan. Tapi SettiaBlog kan ndak ngerti permasalah masing - masing rumah tangga. Mungkin saja dari awal sudah ada ketidak cocokkan, seperti bom waktu yang menunggu waktu atau mungkin saja keduanya sudah sepakat mengambil jalan masing - masing. Itu hak masing - masing pribadi dan keluarga. SettiaBlog hanya membahas sesuatu yang secara umum di pandang benar dan SettiaBlog ndak ada hak ikut campur permasalahan yang sifatnya pribadi. 

Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya. Kebenaran mutlak ini harus hanya ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ). Manusia jelas bukan kebenaran mutlak, karena ia tidak memenuhi syarat-syaratnya. Manusia bukan kebenaran mutlak karena ia makhluk ciptaan yang terbatas, bersifat subjektif dan dikuasai oleh ruang dan waktu. Bersifat subjektif artinya terhadap objek yang sama manusia mempunyai sudut pandang atau pendapat yang berbeda-beda. Kalau misalnya ada 1000 orang yang dimintai pendapatnya akan sesuatu objek, akan ada 1000 macam pandangan yang berbeda-beda. Manusia mengerti sesuatu sebatas pengertiannya sendiri dan melihat sesuatu sebatas daya lihatnya sendiri. Dia tidak bisa dan tidak mungkin bisa mengerti dan melihat sesuatu sebagaimana adanya. Jadi kebenaran yang dilihatnya dari sudut pandangnya sendiri ( yang terbatas ) itu bersifat relatif, bukan absolut ( mutlak ). Dikuasai oleh ruang dan waktu mempunyai implikasi bahwa ia tidak mahatahu ( artinya banyak hal yang tidak diketahuinya), bisa salah dan selalu berubah berganti.

Pandangan manusia itu sangat terbatas karena ( tubuh ) manusia dibatasi oleh ruang dan waktu. Manusia hanya bisa berada pada satu tempat pada waktu tertentu. Indra-indra tubuh manusia tidak bisa mendeteksi sesuatu yang terlalu ekstrem. Mata manusia tidak bisa menangkap benda yang terlalu besar atau kecil, terlalu dekat atau terlalu jauh. Mata manusia juga tidak bisa menangkap gerakan yang terlalu cepat. Mata manusia hanya bisa menangkap cahaya dengan panjang gelombang dalam suatu rentang tertentu. Telinga manusia hanya dapat menangkap suara dalam rentang frekuensi tertentu. Otak manusia hanya dapat memikirkan pola-pola yang sudah dikenalnya sebelumnya. Banyak hal yang tidak atau belum diketahui manusia, dan yang tidak atau belum pernah terpikirkan. Dan ada hal-hal yang tidak akan pernah bisa terpikirkan olehnya. Jadi kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang dari level yang lebih tinggi, dari Allah SWT. Jadi kebenaran mutlak adalah kebenaran yang datang dari Allah Yang Mahabesar.

Kebenaran relatif adalah kebenaran manusia dari sudut pandangnya sendiri yang terbatas terhadap kebenaran mutlak tersebut. Hanya ada satu kebenaran mutlak, yang bersifat objektif, yang dikelilingi oleh banyak kebenaran relatif yang bersifat subyektif, bagaikan matahari yang dikelilingi planet-planet. Makin dekat kebenaran relatif itu kepada kebenaran mutlak maka ia makin benar. Jadi yang relatif harus mendekati yang absolut, subyektivitas harus mengejar obyektivitas, untuk memperkecil kesenjangan di antara keduanya. Maka dari itu SettiaBlog sadar bahwa apapun pendirian atau pendapat SettiaBlog, itu hanyalah kebenaran relatif dan SettiaBlog tidak memiliki hak atas kebenaran mutlak karena itu milik Allah SWT.

Yakin pada pendapat diri sendiri memang harus. Jika tidak, Anda akan terlalu sering merasa ragu dan ujung-ujungnya bergantung pada arahan orang lain. Akan tetapi, Anda harus tetap menjaga keyakinan Anda pada pendapat-pendapat pribadi Anda supaya tidak kebablasan menjadi selalu merasa Andalah yang paling benar. Karena jika Anda selalu merasa paling benar, bukannya memberikan manfaat untuk Anda, Anda malah bisa tersandung banyak masalah yang tentu saja akan merugikan diri Anda  sendiri. Beberapa hal yang mungkin terjadi ketika Anda selalu merasa paling benar.

• Makin merasa paling benar, mungkin Anda justru makin keliru

Suka tidak suka, Anda harus belajar menyadari bahwa di dunia ini tidak pernah ada pendapat yang sepenuhnya benar. Jika ada pendapat yang sepenuhnya benar, berarti di luar itu adalah pendapat yang salah. Padahal, pendapat setiap orang tergantung sudut pandang yang digunakan. Satu masalah jika dilihat dari sudut yang berbeda tentu akan menghasilkan pandangan yang tidak sama. Ini seperti melihat sebuah kerucut yang terbuat dari kaca. Jika Anda  melihat hanya dari atas, Anda akan bersikeras hanya ada titik di sana. Jika Anda melihat hanya dari depan, Anda akan melihat sebuah segitiga. Dan jika Anda melihat dari bawah, Anda akan menertawakan siapa pun yang tidak tahu bahwa itu hanyalah sebuah lingkaran.

• Kalau Anda ternyata keliru, Anda sulit memperbaiki diri

Bahkan ketika kekeliruan Anda telah sedemikian nyata, keyakinan Anda  bahwa Andalah yang paling benar seakan-akan menutup mata dan telinga Anda. Mungkin saja, sebenarnya jauh di dalam hati Anda juga tahu itu. Akan tetapi dominasi perasaan selalu benar akan membuat Anda merasa kehormatan Anda jatuh jika Anda mengakuinya. Jangankan mengakui kekeliruan Anda di depan orang lain, mengakui pada diri Anda sendiri saja jadi terasa begitu sulit. Setitik kesadaran bahwa Anda memang keliru justru terasa amat mengganggu Anda bahkan mungkin mengancam Anda  sehingga Anda akan berusaha memadamkannya dengan makin meyakinkan diri Anda sendiri bahwa Anda tidak pernah salah. Jika sudah begini, disadari atau tidak, Anda telah menjadi penipu untuk diri Anda sendiri. Lalu jika mengakui kekeliruan Anda sendiri saja sulit, bagaimana Anda akan bisa memperbaiki diri? Sama seperti bila Anda ingin ilmu Anda terus bertambah, maka Anda harus terlebih dahulu mau mengakui bahwa ilmu yang Anda miliki sekarang masih kurang sehingga Anda  masih perlu belajar lagi. Kalau tidak merasa kekurangan ilmu, Anda tidak merasa perlu belajar lagi. Begitu pula kalau Anda tidak mengakui kekeliruan Anda, Anda juga akan merasa tidak ada yang perlu Anda perbaiki.

• Orang-orang jadi malas sama Anda

Bagaimana tidak malas? Saat Anda merasa diri Anda selalu paling benar, Anda pasti akan menempatkan orang-orang lainnya sebagai pihak yang salah. Baik salah dalam berpendapat maupun salah dalam melakukan apa pun. Di mata mereka, lagak Anda seperti orang yang tahu setiap lekukan di muka bumi ini sementara Anda memandang mereka tak ubahnya para pendatang baru dari planet lain yang tidak tahu apa-apa. Jelas, mereka akan merasa tidak dihargai. Bukannya dihargai, mereka malah merasa direndahkan oleh Anda.

• Anda sulit menjadi pemimpin yang baik

Untuk menjadi pemimpin yang baik, Anda harus bisa menampung semua pendapat dari anggota yang Anda pimpin. Kalau Anda merasa Andalah yang paling benar, bukannya menampung pendapat mereka, Anda malah akan jalan sendiri dengan mengusung pendapat pribadi Anda. Masih bagus jika Anda benar-benar jalan sendiri dalam arti Anda memutuskan hengkang dari kelompok yang Anda pimpin. Dengan begitu, anggota kelompok yang Anda tinggalkan bisa memilih pemimpin baru yang lebih mampu merangkum seluruh pendapat anggota. Namun jika Anda memaksakan pendapat Anda agar diikuti seluruh anggota, memaksakan cara kerja Anda yang tidak sesuai dengan cara kerja mereka, juga memaksa mereka ikut bertanggung jawab atas risiko yang mungkin timbul dari pendapat atau cara kerja Anda yang Anda paksakan pada mereka; wah, ini namanya Anda menciptakan konflik abadi dalam kelompok yang Anda pimpin. Konflik yang tidak akan berakhir kecuali Anda sendiri benar-benar mau berubah.

• Urusan-urusan Anda sering tidak beres

Tidak bisa tidak, sedikit banyak setiap urusan Anda akan bersinggungan dengan orang lain. Kalau Anda ingin urusan-urusan Anda selesai dengan baik dan dalam waktu yang cukup cepat, Anda dan orang yang berurusan dengan Anda  harus bisa saling menahan diri dan menyesuaikan diri. Masalahnya, ketika Anda selalu merasa paling benar, Anda juga akan sulit untuk menahan diri apalagi menyesuaikan diri. Anda akan menjadi orang yang amat kaku. Jika sesuatu tidak berjalan seperti keyakinan atau keinginan Anda, Anda tidak bisa melihat ada begitu banyak cara lain untuk tetap sampai ke tujuan Anda. Sesekali barangkali orang yang berurusan dengan Anda bisa mengalah dari Anda. Akan tetapi tentu saja itu jarang terjadi. Hubungan apa pun selalu menuntut peran yang cukup seimbang antara kedua belah pihak. Kalau orang lain sudah pernah mengalah dari Anda, maka kali lain Anda yang harus mengalah darinya. Jika Anda terus-terusan merasa paling benar dan karenanya Anda harus selalu menang atas orang lain, tentu tidak ada orang yang mau bekerja sama dengan Anda dalam waktu yang lama.


Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.

No comments:

Post a Comment