May 27, 2021

Hidup Seperti Lingkaran

 



 Selena, gambar di atas itu snow white dendrobium, salah satu bunga favorit SettiaBlog. Alasannya gini, SettiaBlog punya impian memiliki rumah Joglo MEWAH (mepet sawah). Kalau Taylor Swift rumahnya mepet laut, Ariana Grande rumahnya mepet tebing, kalau SettiaBlog pengen rumah mepet sawah. Ndak muluk-muluk kok impian SettiaBlog. Punya tanah cukup 1 hektar, tengahnya di bangun rumah Joglo, di setiap sisi ada coffee table, di atas meja ini ada snow white dendrobium dan anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), baunya sedap dan satu batang bisa berbunga lebih dari 4 tangkai, kebetulan yang SettiaBlog foto, itu hanya 2 tangkai perbatang. Terus mengelilingi rumah Joglo induk ada kamar - kamar yang terpisah jalan setapak, tentu dengan taman bunga di sekitarnya. Lebih keluar lagi, ada kebun sayur, bentuknya masih tetap melingkar, di lanjutnya kebun buah, pohon nya ambil yang tidak terlalu tinggi. Di antara kebun ada kali kecil, bentuknya juga melingkar. Fungsinya sebagai resapan air dan pengairan. (khayalan SettiaBlog ini jangan di tiru ya....SettiaBlog kacau, kalau ndak kacau kan bukan SettiaBlog namanya) Sementara untuk lagu, SettiaBlog ambil "i don't wanna grow up" dari Bebe Rexha, beb....masak ndak mau tumbuh jadi dewasa. Bukankah setiap manusia harus terus tumbuh mengikuti lingkaran kehidupan. Ini ada tulisan yang mengharukan, dipahat di atas sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, dengan catatan tahun 1100 Masehi. Ini terjemahan dalam bahasa Indonesianya.
"Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah Dunia. Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah. Maka cita-cita itupun agak kupersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah Negeriku. Namun tampaknya hasrat itupun tiada hasilnya. Ketika usiaku semakin senja, dengan semangat yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah Keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku. Tetapi celakanya mereka pun tidak mau diubah! Dan kini sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari : “Andaikan yang pertama kuubah adalah Diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun mampu memperbaiki negeriku; kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah Dunia!”



Dalam kehidupan ini banyak hal yang terus menerus mengulangi pola yang sama. Kita semua berawal dari wujud seorang bayi yang berasal dari dua orang dewasa, yang kemudian kita tumbuh menjadi anak-anak dan terus bertumbuh dan berkembang menjadi remaja yang terus berkembang lagi sampai dewasa dan akhirnya mendapat kan sebuah anugrah yaitu seorang bayi. Peristiwa itu tidak lain adalah sebuah pola yang akan terus berulang dan tak lepas dari ketentuan-ketentuan yang ada pada hidup ini yang disebut juga sebagai hukum alam. Dari hukum alam itu kita mengetahui bahwa dari setiap langkah dari perjalanan hidup ini kita mengetahui hukum sebab akibat. Setiap hal yang kita lakukan pasti mendapatkan akibat dari perbuatan kita itu sendiri dan setiap kewajiban yang kita lakukan itu pasti kita akan mendapatkan hak nya juga dan pada akhirnya kita hanya menjalankan hidup ini dengan aturan-aturan yang ada di alam ini.

Hidup kita ini hanyalah sebuah perjalanan, secara sederhana kita bisa menggambarkan kehidupan ini seperti pada proses kita menggambarkan sebuah garis lengkung yang kita sebut lingkaran. Kalau kita menggambar lingkaran, cobalah kita mulai dari satu titik awal lalu tarik pena anda melingkar menuju titik tersebut. Jika titik awal adalah sebuah kelahiran, maka titik akhir pada tempat yang sama adalah akhir dari kehidupan itu sendiri. Lalu pertanyaannya, pesan atau wisdom apa yang digambarkan dari simulasi pembuatan garis lingkaran tersebut...? Baiklah, sekarang mari kita uraikan satu-persatu:

1. Lingkaran dimulai dan berakhir pada titik yang sama

Di hidup ini jelas kita mengetahui bahwa sesungguhnya hidup itu lebih dari sekedar hidup, kita menjalani hidup ini atas rahmat dan karunia-Nya. Hanya karena-Nya kita diciptakan dan hanya kepada-Nya kita kembali. Kita hanya lah hidup layaknya garis lengkung yang panjang pada sebuah lingkaran, entah itu lingkaran yang besar ataupun lingkaran yang kecil, pada akhirnya kita akan menemukan sebuah titik, titik awal mula tempat kita menyelesaikan gambar lingkaran itu. Mungkin bisa saja menjadi lingkaran yang sempurna jika kita memiliki jarak yang sama dengan titik pusat pada setiap titik dalam gambar lingkaran itu, atau mungkin menjadi sebuah lingkaran yang kurang, bahkan tidak mendekati sempurna.

2. Dia berputar mengikuti setiap gerakan yang kita inginkan.

Dalam menggambar lingkaran kita bisa memutarnya ke kiri atau ke kanan, ke atas atau ke bawah, mengikuti arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam, semua itu tergantung kita mengarahkannya. Sama halnya dengan hidup yang kita jalani ini. Kita bisa menjadi orang yang baik ataupun yang jahat, kita bisa menjadi orang yang rajin atau yang pemalas, kita bisa menjadi orang pandai atau menjadi orang yang bodoh, juga kita bisa menjadi orang yang taat agama atau tidak, itu semua kita yang menentukan hidup ini, kita semua yang mengarahkannya dan kita juga yang akan menjalani hidup ini. Jadi, dalam hidup ini, apa yang kita tanam itu lah yang akan kita panen, apa yang kita lakukan sekarang, itulah hasil yang akan kita dapatkan dihari kelak nanti.

3. Yang namanya membuat sebuah lingkaran, harus benar-benar melingkar, agar membentuk lingkaran yang dimaksud.

Dalam membuat lingkaran, kita harus memperhatikan jarak setiap titik yang ada di busurnya. Sebuah lingkaran yang sempurna, adalah garis melingkar dimana pada setiap titik pada busurnya memiliki jarak yang sama terhadap titik pusat lingkaran. Itulah ketentuan yang menyebabkan sebuah garis melingkar disebut lingkaran. Sama halnya akan hidup didunia ini, kita menjalani hidup sesuai ketentuan yang ada dari Tuhan Yang Maha Esa. Menjalani hidup ini dengan segala ketentuan yang ada, yang telah diciptakan sehingga hidup yang kita jalani ini mengarah kepada sebuah kebaikan dalam kehidupan yang apabila kita mengikuti segala peraturan dan ketentuannya, maka kita akan memiliki kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat kelak.

4. Menjauh-mendekat, menggambarkan hukum sebab akibat.

Mungkin itulah sebuah kalimat yang tepat untuk menggambarkan proses pembuatan lingkaran. Kita menggambar lingkaran dengan menjauhi titik awal kita memulai yang pada akhirnya kita hanya mendekati titik itu lagi. Sesungguhnya tiap gerak kita merupakan tindakan kita melakukan sebab, yang selanjutnya pasti akan menghasilkan akibat. Maka jika kita melakukan sebab yang baik sudah tentu akibatnya juga akan baik. Karena semua itu adalah hukum dan ketentuan yang ada dalam kehidupan ini. Siapa yang menabur angin, dia yang akan menuai badai.

5. Lingkaran setiap manusia berbeda-beda.

Besar kecilnya lingkaran yang manusia buat itu berbeda-beda. Sama seperti hidup yang dijalani oleh manusia itu sendiri. Sebuah pertanyaan yang membuat kita mawas diri adalah: "Lingkaran kita sudah seperti apa? apakah baru seperempat lingkaran atau setengah lingkaran atau bahkan sudah mendekati titik akhir lingkaran..?" Pembuatan lingkaran pasti mempunyai titik poros dan itulah yang kita beri nama “Prinsip dalam hidup”. Lingkaran harus secara konsisten terhadap titik tersebut atau titik itu harus satu. Titik tersebut haruslah berada didalam lingkaran, titik itulah yang kita jadikan sebagai pusat kita menggambarnya sebagai ukuran jarak pada setiap titiknya dalam membuat sebuah lingkaran yang sempurna.

No comments:

Post a Comment