May 18, 2019

Kue Gapit Manis Gurih Asal Eropa



Saat menjelang hari raya Idul Fitri, Simbok pasti membuat kue Gapit, pesanan dari saudara-saudara yang tinggal di kota-kota besar. Untuk mengobati rasa kangen pada kampung mereka memesan Gapit kepada Simbok.


Tak banyak yang mengetahui bahwa kue Gapit atau kue Semprong ini merupakan camilan hasil perpaduan kuliner Indonesia dan Eropa. Berdasarkan penelusuran sejarah, kue Gapit mirip Krumkake camilan khas Skandinavia yang dibawa oleh bangsa Portugis dan Belanda ketika datang ke nusantara. Dan kue ini banyak di temukan di negara-negara Eropa, di Norwegia kue ini banyak di temukan dalam acara pernikahan.


Tampilan, motif cetakan, dan cara membuat Gapit memang serupa dengan Krumkake.


Yang membedakan pada bahan dasar pembuatannya, karena kue Gapit sudah dimodifikasi agar sesuai dengan bahan dasar yang terdapat di nusantara, serta disesuaikan pula dengan lidah orang setempat.

                              Krumkake

Jika Krumkake menggunakan tepung gandum, milk butter dan shortening, milk cream, gula, vanila, dan cardamom (kapulaga), kue Gapit berbahan dasar tepung-tepung yang umum digunakan oleh daerah setempat.

Komposisi umum kue Gapit adalah tepung beras (tepung ketan), telur, gula, santan, dan kayu manis atau jahe.

Karena rasanya yang manis dan bertekstur renyah, kue Gapit merupakan salah satu kudapan kering favorit di Indonesia.

Hingga saat ini, kue Gapit masih banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia dengan keunikan namanya masing-masing; mulai dari dampit (Sunda), japit gulung (Lamongan), kue seupet (Aceh), kue sapik (Minang), juwada gulung (Sumatera Selatan), kasippi (Sulawesi), curuti (Gorontalo), kue gulung (Minahasa), dan masih banyak lagi.

Pada umumnya kue Gapit berbentuk seperti pipa, meskipun juga ada varian bentuk lainnya, seperti dibiarkan bulat menyerupai cetakan atau dibentuk seperti kipas atau seperti kue dadar.


Sampai saat ini, kue Gapit masih dibuat secara tradisional dengan cetakan manual yang terbuat dari besi dengan gagang yang panjang. Bagian ujungnya memiliki dua lapisan pipih selebar kurang lebih 20 cm dan terdapat motif yang telah diukir. Ketika adonan dicetak, motif ini akan melekat sehingga kue menjadi indah dengan ukiran-ukiran motif tersebut.


Setelah masak, dalam kondisi panas adonan diambil lalu dibentuk sesuai selera. Kecekatan saat membentuk gulungan sangat diperlukan, karena jika adonan sudah dingin, kue Gapit tidak bisa dibentuk lagi.

Cara menyajikan kue Gapit juga sangat beragam di Indonesia, meski pengaruh Eropa cukup tampak dalam setiap penyajiannya.

1 comment:

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    ReplyDelete