May 15, 2019

Emosional Hater dan Lover


Coba perhatikan lirik dari klip di atas ada kalimat yang cukup menarik Love is like an energy, Rushing in, rushing inside of me. Dan SettiaBlog tertarik untuk membahas tentang pecinta dan pembenci. Pengguna media sosial pasti sudah maklum di mana posisi mereka terhadap peristiwa atau tokoh yang diperguncingkan masyarakat, apakah memosisikan diri sebagai haters (pembenci) atau menjadi bagian dari lovers (pecinta).
Hater dimaknai sebagai pembenci, jika mengelompok menjadi haters, sementara lover sebagai pecinta, jika mengelompok menjadi lovers. Ada empat dimensi dari cinta, yakni Care (peduli), Responsibility (tanggung jawab), Respect (hormat), dan Knowledge (pengetahuan). Maka dari itu cinta harus menghadirkan rasa perhatian, tanggung-jawab, rasa hormat dan menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan. Dan pada hakikatnya cinta adalah sumber utama dari ilmu pengetahuan. Cinta dan benci terkait dengan interaksi yang dapat memberi kontribusi terhadap terjadinya disintegrasi.

Sifat dari karakter cinta dan benci dikenal dengan istilah eros (sifat konstruktif) dan thanatos (sifat destruktif). Cinta merupakan perasaan bersama yang bertujuan integratif, sedangkan benci merupakan perasaan untuk selalu memisahkan diri. Perasaan senang, marah, takut, dan sedih adalah emosi dasar yang dapat berkembang dalam berbagai bentuk emosi seperti emosi positif dan negatif.

Emosi positif diwujudkan dalam perasaan, suka, kesenangan, humor, dan ingin tahu. Sementara itu, emosi negatif berupa rasa marah, rasa benci, tidak sabar, cemas, dan cemburu. Bangkitan emosi bisa terjadi kapan dan di mana saja. Jika ada stimulus yang merangsang perasaan, emosi dapat berkembang seiring dinamika lingkungan psikologisnya. Ungkapan cinta sebagai emosi positif dan benci sebagai emosi negatif adalah suatu bentuk komunikasi.

Ungkapan bahasa emosi yang terbuka di ranah publik akan sangat mempengaruhi iklim psikologis lingkungannya. Pilihan Like dan Comments di media sosial, seperti WhatsApp, Facebook, dan Twitter, dapat menjadi pembuka pintu bagi siapapun untuk menyatakan perasaan suka atau kebencian terhadap seseorang atau peristiwa. Ungkapan bahasa kemarahan dan kebencian kadang diungkapkan tanpa mempertimbangkan masalah etika.

Kesantunan sebagai etika di dalam berinteraksi melalui media sosial sepertinya hilang ketika diungkapkan ke dalam “mesin kata dan bicara” berupa alat komunikasi personal (handphone) yang tidak memiliki hati sehingga bahasa emosi ikut larut tanpa pembatas nilai etika sosial di dalamnya.

Emosi positif dapat memainkan fungsinya sebagai pelindung. Dia dapat melindungi individu dari emosi negatif bahkan situasi yang stressful sekalipun. Zautra dan kawan-kawan memperkenalkan sebuah konsep yang disebut dynamic affect (DA) yang berguna untuk mengetahui bagaimanakah emosi positif dapat mempengaruhi emosi negatif selama periode yang stressful. Dia menemukan bahwa DA model memunculkan emosi baik positif maupun negatif selama menghadapi stress. Dalam penelitiannya, Dia meneliti tentang fungsi emosi positif selama masa penyesuaian setelah kematian pasangan. Kematian pasangan dan proses penyesuaiannya merupakan situasi yang stressful bagi partisipan. Hasil yang dicapai adalah bahwa hubungan stress yang dialami sehari-hari dan gejala-gejala depresi, akibat kematian pasangan, akan melemah bila emosi positif hadir diantaranya.

Penelitian lain yang mendukung hal tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Fredrickson dkk. Dia meneliti efek emosi positif setelah serangan WTC pada tanggal 11 September 2001. Partisipannya memang bukan orang yang berhubungan langsung dengan korban WTC, akan tetapi serangan tersebut menjadi sebuah traumatic event bagi warga Amerika. Sehingga secara tidak langsung kejadian itu juga berpengaruh pada emosi mereka. Penelitian ini pun mendapatkan hasil bahwa pengalaman atas emosi positif dapat menjadi penahan atau pelindung dari depresi akibat kejadian traumatik.

Dari kedua penelitian tersebut, kita dapat mengetahui betapa bergunanya emosi positif dalam kehidupan sehari-hari kita. Selain menjadi pelindung dari gejala depresi atau stress, dalam proses terapi pengalaman akan emosi positif juga digunakan menjadi salah satu metode. Mengapa terapi yang menggunakan metode relaksasi, dimana orang yang diterapi diminta untuk memanggil kembali pengalamannya yang menyenangkan, menjadi metode yang efektif untuk menyembuhkan depresi.

Emosi positif, selain berfungsi sebagai pelindung, juga mempengaruhi proses negosiasi. Van Kleef dkk meneliti hal tersebut. Mereka menemukan bahwa jika dalam sebuah negosiasi seorang individu menghadapi lawan yang pemarah, maka ia akan menetapkan target yang lebih rendah daripada jika dihadapkan pada lawan yang menyenangkan. Hasil dari penelitian tersebut dapat diaplikasikan dalam bidang komunikasi, terutama komunikasi yang menggunakan media komputer mengingat penelitian menggunakan komputer sebagai mediator. Dengan penelitian ini, kita mendapatkan bukti empirik bahwa emosi berpengaruh pada pengambilan keputusan pada negosiasi.

Kita telah mengetahui bagaimanakah pengaruh marah, yang merupakan salah satu emosi negatif. Dan melalui penelitian yang dilakukan oleh Carels dkk kita dapat mengetahui pengaruh mood negatif terhadap kesehatan. Penelitian Carels dkk menggunakan partisipan yang mempunyai penyakit jantung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mood negatif terhadap cardiac arrhythmia (detak jantung yang tidak teratur). Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa gabungan antara mood negatif dan cardiac arrhtythmia dalam frekuensi yang tinggi terjadi lebih sering pada pasien yang mempunyai gangguan fungsi jantung. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mood negatif kurang baik untuk pasien dengan gangguan fungsi jantung.

Berikut adalah lima emosi negatif yang sering membuat seseorang sakit dan cara untuk menimbulkan emosi positif:

1. Bencian
Rasa benci mempengaruhi hati dan kandung empedu. Cobalah jus lemon dan madu yang dicampur air hangat setiap pagi dan kurangi makanan berlemak.
Afirmaai
"Saya bersedia untuk melepaskan masa lalu".

2. Khawatir
Hindari kafein dan gula. Sebaiknya nikmati sup atau makanan hangat dan banyak minum.
Afirmasi
"Semua akan baik", "Saya tenang dan aman."

3. Perasaan bersalah
Alihkan perhatian dari perasaan ini dengan melakukan hobi.
Afirmasi
"Saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa."

4. Suka mengeluh
Makan buah segar dan sayuran, atau cokelat untuk mengubah mood menjadi positif.
Afirmasi
"Saya akan bersikap lembut pada diri saya sendiri, mengeluh tidak ada gunanya buat saya."

5. Sifat lekas marah
Hindari alergen (makanan atau hal lain yang bisa menghasilkan alergi), perbanyak kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, minyak zaitun, dan alpukat.
Afirmasi
"Saya mencari perdamaian dan harmoni dalam diri saya dan untuk semua orang dalam hidup saya."
Cobalah belajar untuk meditasi, untuk mencari ketenangan.

1 comment:

  1. IONQQ**COM
    agen terbesar dan terpercaya di indonesia
    segera daftar dan bergabung bersama kami.
    menangkan uang jutaan rupiah hanya bersama dengan i|o|n|q|q

    ReplyDelete