Jan 10, 2019

Lagu Sedih Tahun 2018

Clearly


Lagu clearly versi aslinya milik Johnny Nash’s 1972 dengan judul "I Can See Clearly Now.” Yang kemudian di rilis ulang oleh Grace Vanderwaal pemenang America's Got Talent 2016. Lagu ini bercerita tentang harapan dan keberanian untuk menghadapi kehidupan di dunia yang terkadang sulit.


.... I accept all the things that I cannot change
Gone are the dark clouds
The dawn has come

....

Saya menerima semua hal yang tidak bisa saya ubah, harapan akan datang sepanjang kita berusaha mengubah diri kita sendiri.

In My Blood


Lagu yang mewakili emosi dan kejujuran Shawn Mendes tentang perjuangannya melawan kegelisahan dan depresi, terlihat dalam awal lagu.

Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
But I just can't
It isn't in my blood



Bantu aku, ini seperti dinding runtuh, kadang-kadang aku merasa mau menyerah (dalam keadaan yang hampir menangis. lalu mendapatkan kekuatannya lagi pada lirik selanjutnya) Tapi aku tidak menyerah, itu tidak ada dalam darahku.

Dan pada lirik,

looking through my phone again feeling anxious
afraid to be alone again
I hate this,I’m trying to find a way to chill, can’t breathe


Mengingatkan kita semua yang kadang-kadang bersalah karena menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial yang terkadang hanya menambah kecemasan kita.

Sober


“Sober,” merupakan ungkapan yang tulus atas kesalahan yang pernah di lakukan Demi Lovato. Pada awal lirik memperlihatkan emosinya, di lanjutkan dengan meminta maaf kepada kekasih masa depannya, kekasih masa lalu, dan penggemarnya atas pilihan buruknya, dan di tutup dengan ungkapan,
But I'm only human
Tapi aku hanya manusia

Pada lirik akhir dia juga minta maaf pada ibu dan bapaknya yang selalu mempercayainya walaupun dia banyak melakukan kesalahan.

Momma, I'm so sorry I'm not sober anymore
And daddy, please forgive me for the drinks spilled on the floor
To the ones who never left me
We've been down this road before
I'm so sorry, I'm not sober anymore
I'm not sober anymore


Growing Pains


Hit single Growing Pains dari album terbaru penyanyi asal Italia ini dapat kita artikan sebagai curhatan Alessia mengenai kondisi mentalnya sekarang. Jika kesuksesan adalah kemeja, bagi Alessia – kita bisa lihat dari sampul albumnya – yang ia kenakan adalah kemeja yang kedodoran. Dirinya terbungkus di dalam sana. Berusaha mennyamankan diri yang mungkin tak nyaman. Aku gak tahu, aku merasa belum cukup sukses untuk bisa beneran masuk ke dalam sepatu Alessia. Namun begitu, aku pikir lagu ini relatable, mencapai, banyak orang. Karena kita semua mengalami perjalanan dari kanak-kanak hingga menjadi orang sukses. Hanya, percepatan perjalanannya saja yang berbeda.

Consequences


Menampilkan warna-warna khas musim gugur, Cabello terlihat berjalan di jalan setapak sebuah taman. Ia sendirian dan bersedih, sementara dedaunan berguguran di kakinya.

Sesosok pria digambarkan secara transparan muncul kemudian, diperankan oleh aktor Dylan Sprouse yang berteman dengan Cabello dalam kehidupan nyata. Sprouse bermain piano, dan Cabello versi transparan lantas duduk di dekatnya.

Potongan-potongan adegan kemesraan Cabello-Sprouse yang tampil serba tembus pandang adalah ujian yang harus dilalui Cabello. Mereka berdansa, berciuman, saling tertawa. Namun tak hanya kebahagiaan. Sementara dedaunan musim gugur berganti jadi salju, bayangan transparan itu pun berubah menjadi pertengkaran dan kemarahan.

Untuk sesaat, Cabello terbuai dalam kenangan saat Sprouse mendekap dan menciumnya. Keduanya pun berpelukan, melayang ke bulan dalam artian sesungguhnya, sebelum Sprouse berubah menjadi bubuk emas dan tertiup angin.

No comments:

Post a Comment