Jul 1, 2022

Mengenal Beberapa Kepribadian untuk Mengenal Diri Sendiri

 



Klip di atas itu mural (lukisan dinding) yang baru SettiaBlog buat di kamar SettiaBlog sendiri. Karena jendela kamar SettiaBlog menghadap ke barat, kalau siang sampai sore, tembok kamar SettiaBlog agak silau, makanya SettiaBlog kasih mural. Ya, gambarnya pas lagi santai, itupun tanpa konsep dan seperti yang Anda lihat baru dapat satu sisi dinding kamar. SettiaBlog sengaja buat monokromatik, hanya memadukan 2 warna forest green dan white egg. Kalau konsepnya, apa ya, tropikal, di situ ada Pisang bali, Monstera, Taro, Pisang kipas, Pohon kelapa dan masih banyak yang lain. Jangan di tertawakan ya! Monstera yang di pojok itu untuk mengkaburkan sudut ruangan biar ruangan tidak terasa kaku. Kacau kan ya... SettiaBlog.... he... he... SettiaBlog mengetik bahasan ini sambil mengunyah sukun goreng, mbak yu SettiaBlog yang buat. Gambar yang SettiaBlog ambil dalam klip di atas itu belum selesai masih terlihat kasar guratannya, nanti di perhalus biar lebih kelihatan karakternya, kayak dahan dan pohon Monstera nya kan terlihat masih kaku. Kalau backsoundnya SettiaBlog kasih lagu "California in the Spring". Harapannya SettiaBlog c secepatnya keceriaan penuh tawa canda kembali menaungi seperti indahnya musim semi di California.

Bicara soal karakter tidak hanya gambar tembok SettiaBlog yang butuh, setiap manusia pun sudah semestinya mengenal karakter dan kepribadiannya masing - masing. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti misalnya ada wanita ketika kenakan warna yang soft akan terlihat lembut dan anggun, ada yang yang terlalu percaya diri, ada yang berkepribadian pemalu. ada orang yang supel dan masih banyak lagi kepribadian.

Aspek-aspek kepribadian di antaranya :
Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.
Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

Kepribadian yang sehat

•• Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

•• Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

•• Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

•• Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

•• Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

•• Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

• Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

•• Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

•• Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

•• Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

•• Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi),  acceptance  (penerimaan), dan affection  (kasih sayang).

Kepribadian yang tidak sehat

•• Mudah marah (tersinggung)

•• Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

•• Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

•• Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang

•• Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum

•• Kebiasaan berbohong

•• Hiperaktif

•• Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

•• Senang mengkritik atau mencemooh orang lain

•• Sulit tidur

•• Kurang memiliki rasa tanggung jawab

•• Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)

•• Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama

•• Pesimis dalam menghadapi kehidupan

•• Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Faktor-faktor penentu kepribadian

Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu.Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.

Ciri - ciri individu yang berhasil berinteraksi dengan lingkungan atau kelompok

•• Diterima oleh kelompoknya

•• Diperlukan oleh kelompoknya

•• Disenangi oleh kelompoknya

•• Diharapkan manfaatnya bagi kelompok

Kecenderungan kepribadian

Bagaimana atau dari mana seseorang memperoleh SEMANGAT; apakah dari luar diri (extrovert/E), atau dari dalam diri (introvert/I).

Bagaimana seseorang mendapatkan INFORMASI; apakah melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuitive/N).

Bagaimana seseorang membuat KEPUTUSAN; apakah berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F).

Bagaimana seseorang MERENCANAKAN KEGIATANNYA; apakah dengan menilai situasi (judging/J) atau dengan memahami situasi (perceiving/P).

 1. Extrovert dan Introvert

Tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menuntut interaksi, semisal membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif. Sebaliknya Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self.

Karakteristik Introvert :

•• Suka menyendiri

•• Menyukai pergaulan satu lawan satu

•• Berpikir, baru bicara atau bertindak

•• Melestarikan energi

•• Fokus pada dunia dalam

•• Tenang

•• Fokus pada satu hal dalam satu waktu

•• Diam

•• Berpikir pada diri sendiri

•• Menyukai refleksi

Karakteristik Ekstrovert:

•• Suka bergaul

•• Menyukai interaksi dalam kelompok

•• Bicara atau bertindak, baru berfikir

•• Mengeluarkan energi

•• Fokus pada dunia luar

••℅Banyak bicara

•• Menginginkan variasi dan aksi

•• Ramah

••℅Berpikir tanpa beban

•• Menyukai diskusi  

2. Intuitive (N) vs Sensing (S)

Tipe ini melihat bagaimana seseorang memproses data. Tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.Intutive adalah abstract thinkers. Sementara sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, factual facts, dan melihat data apa adanya. Sensing adalah concrete thinkers.

Intuitive :

Lembut hati

Simpati pada problem orang lain

Subyektif, nyaman dengan nilai

Bijaksana

Menghargai pertemanan

Memutuskan dengan hati

Menghargai harmony

Terlihat emosional

Pandai menghargai orang lain

Memasukan segala sesuatu ke dalam hati

Sensing :

Cenderung pada kepastian

Menganalisis problem

Obyektif, nyaman dengan hal logis

Langsung

Menghargai kompetensi

Memutuskan dengan kepala

Menghargai keadilan

Terlihat tidak sensitif

Baik dalam memberi kritik

Tidak pernah memasukkan segala sesuatu ke dalam hati

  3. Perceiving (P) vs Judging (J)

Tipe dikotomi ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.

Judging bukan berarti judgemental (atau menghakimi), tapi diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat).

Perceiving

Menginginkan keterbukanaan

Menghargai sesuatu yang mengalir

Beradaptasi sambil jalan

Menyukai fleksibelitas

Main sekarang, kerja nanti

Menyukai proyek jangka pendek

Berorientasi proses

Lebih santai

Menyukai spontanitas

Judging

Suka akan kejelasan, kepastian

Menghargai sesuatu yang terstruktur

Perencanaan ke depan

Menyukai keteraturan

Kerja dulu, baru main

Menyukai proyek yang sempurna

Berorientasi hasil

Lebih terstruktur

Menyukai keteraturan, pasti  

4. Feeling (F) vs Thinking (T)

Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan. Feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. SementaraThinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisis untuk mengambil keputusan.  

Feeling :  

Lembut hati  

Simpati pada problem orang lain  

Subyektif, nyaman dengan nilai  

Bijaksana  

Menghargai pertemanan  

Memutuskan dengan hati  

Menghargai harmony  

Terlihat emosional  

Pandai menghargai orang lain  

Memasukan segala sesuatu ke dalam hati  

Thinking :  

Cenderung pada kepastian  

Menganalisis problem  

Obyektif, nyaman dengan hal logis  

Langsung  

Menghargai kompetensi  

Memutuskan dengan kepala  

Menghargai keadilan  

Terlihat tidak sensitif  

Baik dalam memberi kritik  

Tidak pernah memasukkan segala sesuatu ke dalam hati


Bottom Note

Ini untuk njelasin alasan SettiaBlog mencorat - coret dinding kamar pada mbak yu SettiaBlog dan saudara yang lain, karena ndak suka kalau dinding kamar SettiaBlog di corat - coret, alasannya ya seperti yang di jelaskan di atas. Mbak yu SettiaBlog habis kena masalah beberapa hari yang lalu, makanya pikiran SettiaBlog sedikit cemas. Ada sales yang menawari produk bedak untuk di jual di toko mbak yu SettiaBlog. Dan saat Disperindag melakukan Sidak di pasar, bedak dari sales tersebut ternyata masuk kategori berbahaya. Mbak yu SettiaBlog dan beberapa pedagang yang lainnya harus berhubungan dengan pihak berwajib. Ya alhamdulillah tidak terjadi apa -apa dengan mbak yu SettiaBlog, faktanya memang mbak yu SettiaBlog benar - benar ndak ngerti kalau bedak itu masuk produk terlarang.

Untuk beberapa bahasan terakhir memang SettiaBlog khususkan untuk saudara dan keluarga SettiaBlog, dan ndak ada kaitannya dengan orang lain, makanya SettiaBlog kasih kode Sazia cucu SettiaBlog. SettiaBlog benar - benar minta maaf pada saudara dan keluarga SettiaBlog semuanya. Ada beberapa kalimat yang tidak enak di bahasan SettiaBlog. Kayak di ilustrasi itu ada kata bodoh dan beberapa kata lainnya yang ndak enak. Jangan salah memahami, SettiaBlog hanya menguraikan yang pernah SettiaBlog dapat dari orang lain, kalau ndak salah waktu itu di Surabaya. Makanya SettiaBlog bilang ndak mau menerima argumen seperti itu, SettiaBlog lebih memilih pasrah total pada Allah SWT. Pada bahasan itu sebenarnya SettiaBlog ingin membandingkan, pandangan dari orang lain justru sering menambah masalah, lebih baik memohon pada Allah SWT, itu lebih bisa memberi jalan keluar, ini yang pernah SettiaBlog alami. Dan untuk semua yang baca blognya Settia, maaf semuanya. SettiaBlog sebenarnya malu masalah keluarga di ikutkan dalam blog. Mohon di maklumi semua, SettiaBlog itu paling kecil di keluarga, jadi ndak mungkin SettiaBlog menasehati secara langsung pada saudara - saudara SettiaBlog yang lebih tua, bisanya lewat seperti ini. Dengan keluarga itu sedikit saja ada perkataan yang menyinggung pasti akan jadi masalah yang berkepanjangan. Besok SettiaBlog pasti di marahi mbak yu SettiaBlog karena membahas ini di blog. Kebiasaan keluarga SettiaBlog memang selalu menyimpan masalah keluarga hanya sebatas keluarga. Biarin di marahi. Sudah biasa kok di marahi.

No comments:

Post a Comment