May 22, 2022

Merangkul Masa Lalu dan Masa Kini untuk Merancang Masa Depan

 



SettiaBlog buat kopi untuk teman mengetik bahasan, hanya secangkir kecil itupun di buat encer, satu sendok teh bubuk kopi + satu setengah sendok teh palm suiker. Sambil ngemil kue Pie, SettiaBlog mulai mengetik bahasan. Klip di atas itu, Taylor Swift mengenakan dress dan toga bernuansa hitam ungu saat datang di acara wisuda pada 18 Mei 2022, waktu setempat. Dan dia berkesempatan naik ke Yankee Stadium untuk memberikan pidato pembukaan Kelas 2022 di kampus tersebut. Dari pidato yang disampaikan selama 20 menit di Stadium, dari 22 words Of wisdom yang di sampaikan Taylor Swift setidaknya ada tujuh pelajaran hidup yang dapat dipetik dari perjalanan hidup dan kariernya yang dilalui dengan usaha keras serta diharapkan dapat menginspirasi para peserta wisudawan dan kita semua.

1. Kesuksesan tidak bisa diraih sendiri

Taylor memulai pidatonya dengan mengingatkan para lulusan tahun ini bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang bisa berhasil tanpa bantuan orang terkasih. Dia yakin, semua orang pasti mendapatkan bantuan baik secara langsung atau tidak. Mungkin bisa dari orangtua, kakek-nenek, guru, penasihat dan orang-orang terkasihnya.

“We are each a patchwork quilt of those who have loved us,” she said


"Kita adalah patchwork quilt (selimut yang disulam) dari mereka yang mencintai kita," kata dia.

"Those who have believed in our futures, those who showed us empathy and kindness or told us the truth even when it wasn't easy to hear" .


"Mereka percaya pada masa depan kita. Mereka menunjukkan empati dan kebaikan pada kita atau mengatakan kebenaran bahkan ketika itu tidak enak didengar."

"Those who told us we could do it when there was absolutely no proof of that.”


"Mereka yang memberi dukungan bahwa kita bisa melakukannya ketika kita belum bisa membuktikan sama apa - apa."

Dia pun menyampaikan agar kita berterima kasih kepada mereka (orangtua) yang telah mendidik kita, membacakan cerita dan bermimpi serta mendidik dengan moral tentang salah dan benar.

" Maybe they aren’t with us anymore, and in that case, I hope you’ll remember them today.


"Mungkin mereka tidak lagi bersama kita hari ini. Saya berharap kita akan mengingatnya."

" If they are here in this stadium, I hope you’ll find your own way to express your gratitude for all the steps and missteps that have led us to this common destination.”


"Jika mereka ada di stadion ini, saya berharap kita akan menemukan cara tersendiri untuk mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang membawa kita ke tujuan yang di cita - citakan," kata Taylor Swift.

2. Kita mendapatkan apa yang kita kejar

Taylor Swift pun menyemangati para wisudawan yang telah berusaha keras menempuh pendidikan di era pandemi.  Misalnya para mahasiswa harus mengenakan masker, menghadiri kelas via Zoom, karantina mandiri di kamar asrama. Semua itu demi mendapatkan gelar dan lulus. 

" You get what you get. And as I would like to say to you, you should be very proud of what you’ve done with it.”


"Kalian mendapatkan apa yang dikejar. Kalian seharusnya bangga dengan apa yang telah kalian lakukan," kata dia.

3. Belajar menerima dan melepaskan

Berbicara soal kehidupan, bintang pop itu membagikan nilai kebijaksanaan dalam hidup, yaitu belajar menerima dan melepaskan. "Bagian dari bertumbuh dan berpindah ke babak baru dalam hidup adalah tentang menerima dan melepaskan." "Mengetahui hal-hal yang harus disimpan, dan apa yang harus dilepaskan," papar Taylor Swift.

"Oftentimes the good things in your life are lighter anyway, so there’s more room for them,”


"Sering kali hal-hal baik dalam hidup Anda akan terasa lebih ringan, sehingga ada lebih banyak ruang untuk mereka."

“One toxic relationship can outweigh so many wonderful, simple joys. You get to pick what your life has time and room for. Be discerning.”


"Sebuah hubungan tidak sehat bisa memengaruhi banyak kesenangan hidup. Anda bisa memilih apa yang baik dalam hidup. Bersikaplah bijaksana,"

4. Merangkul masa lalu

Kecanggungan dan rasa malu adalah perangkap yang tidak terhindarkan bagi masyarakat modern ketika mengingat kembali masa lalu. Satu hal yang dapat dipelajari dari kehidupan Taylor Swift adalah tidak perlu merasa malu dengan masa lalu, meski sering dihujat atau membuat dia menyalahkan diri sendiri.

“I promise you, you’re probably doing or wearing something right now that you will look back on later and find revolting and hilarious."


"Kita mungkin sedang melakukan atau mengenakan sesuatu saat ini yang kita lihat kembali di masa depan dan merasa menjijikan."

You can’t avoid it, so don’t try to,”


"Kita tidak bisa menghindarinya."

“For example, I had a phase where, for the entirety of 2012, I dressed like a 1950s housewife.


"Misalnya saya memiliki fase di mana sepanjang 2012, saya berpakaian seperti ibu rumah tangga di tahun 1950-an."

But you know what? I was having fun. Trends and phases are fun. Looking back and laughing is fun.”

"Tapi apa? Saya bersenang-senang. Tren dan fase itu menyenangkan. Melihat ke belakang dan tertawa itu menyenangkan,"

5. Jangan pernah malu untuk mencoba

Pemilik nama lengkap Taylor Alison Swift ini memberi semangat dengan ajakan untuk tidak pernah malu untuk mencoba.
"Saya tidak akan pernah tahu banyak hal kalau saya tidak mencobanya."

"Effortlessness is a myth. Never be ashamed of trying. " she went on.


"Kemudahan itu adalah mitos. Jangan pernah malu untuk mencoba," tambah dia.

6. Membedakan antara kesalahan dan kegagalan

Setiap orang tak luput dari kesalahan. Namun, jangan salahkan hal itu ketika kita gagal. Pasalnya, kesalahan dan kegagalan itu dua hal yang berbeda. Menurut dia, kesalahan adalah sesuatu hal yang wajar. Kita bisa mengingat kesalahan itu dan mencoba untuk memperbaikinya. Tapi, kegagalan bagi Taylor adalah membiarkan kesalahan itu menggerogoti diri dan tidak memperbaiki kesalahan.

"Deny any wrong doing, not take the steps to make it right, feel very guilty, let the guilt eat at you, hit rock bottom, finally address the pain you caused."


"Tidak mau mengakui kesalahan, tidak mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya, merasa sangat bersalah, membiarkan rasa bersalah menghantui Anda., membawa pada titik terendah, akhirnya menimbulkan rasa sakit yang Anda sebabkan."

"Try to do better next time, rinse, repeat. And I’m not gonna lie, these mistakes will cause you to lose things.”


"Kita bisa mencoba untuk melakukan yang lebih baik lagi. Kesalahan yang tida diperbaiki menyebabkan Anda kehilangan banyak hal," kata dia.

7. Hadapi semuanya dengan tenang



Mengakhiri pidatonya di Stadium, sahabat kental Selena Gomez ini menyampaikan ketika kita merasa gagal, kita harus tenang menghadapinya.

Anyway … hard things will happen to us. We will recover. We will learn from it. We will grow more resilient because of it.


"Yang jelas, hal-hal sulit akan terjadi pada kita. Tapi kita akan mampu menghadapinya. Kita belajar darinya. Kita akan tumbuh lebih tangguh karena itu."

As long as we are fortunate enough to be breathing, we will breathe in, breathe through, breathe deep, breathe out.”


Bottom Note






Klip yang ada di Bottom note ini "22" milik Taylor Swift. Dan ada sedikit potongan lirik 22, We're happy, free, confused and lonely at the same time. Benar yang di katakan Taylor, sering kita merasakan perasaan yang campur - campur, itu tanda kewarasan manusia. Backgroundnya SettiaBlog gunakan potongan buah jambe (pinang). Jambe ini jenis palm Asia, Tay. Pohonnya agak kecil tapi bisa menjulang tinggi. Di sini ada sekitar 20 pohon di bagian paling tepi dan di buat melingkar, Tay. Memang belum tinggi banget, kebetulan ada satu pohon yang sudah berbuah terus SettiaBlog belah satu.

Beberapa hari yang lalu, SettiaBlog di beri kabar oleh Eyang SettiaBlog. Eyang SettiaBlog memantau sebuah danau, katanya ada pergerakan. SettiaBlog ndak ngerti yang di maksud Eyang SettiaBlog itu. Dia berpesan pada SettiaBlog untuk memperbanyak mencari syafa'at Nabi Muhammad SAW. SettiaBlog benar - benar ndak ngerti tentang ini. Tolong yang paham tentang cerita Eyang SettiaBlog ini, beritahu SettiaBlog sebenarnya apa yang di maksud oleh Eyang SettiaBlog.

No comments:

Post a Comment