Nov 17, 2020

Terlalu Mencintai itu Kurang Baik

 


 Dinginnya hembusan angin dari utara menambah keheningan malam ini. SettiaBlog luluh dalam keheningan, bermunajat memohon di bukakan kelapangan hati pada Yang Maha Kuasa. Mengoreksi diri dari kesalahan dan kehinaan. Setelah beberapa lama, SettiaBlog pun bangkit dan menyalakan lampu. Mulailah SettiaBlog mengetik bahasan di bawah ini. Sekilas SettiaBlog ingat lagu "sober" milik Little Big Town. Terlalu mencintai itu memang kurang baik, kita akan menjadi budak pada yang kita cintai. Apapun yang berlebihan itu kurang baik. Untuk yang jauh di sana dan yang dekat dengan SettiaBlog. Untuk yang masih jomblo dan yang sudah menemukan pasangan. Harus bijak dalam mencintai.



Ini untuk para suami, baik yang sudah bosan dengan kecerewetan isteri atau suami yang lagi sayang-sayangnya pada isteri. Sikap suami sebagai imam dalam keluarga menentukan kenyamanan dan kebahagiaan isteri dalam suka dan duka, lapang dan sempit , kaya dan miskin. Sehingga suami harus bersikap bijak kepada isteri dalam segala situasi agar isteri selalu siap mendampingi suami dengan bahagia dan membahagiakannya dalam segala kondisi. Suami yang bijak tidak akan menyakiti perasaan isteri sehingga:

1. Berkata yang menyejukkan tidak menyesakkan dada isteri.

2. Berkata yang membuat isteri tersenyum ceria tidak membuatnya merasa terhina.

3. Bersikap santun dan hangat, membuat isteri sangat nyaman didekat suami dan rindu saat ditinggal pergi.

4. Bersikap mendidik kearah yang positif saat melihat kekurangan dan kelemahan isteri.

5. Dalam kesibukan menyelesaikan tugas-tugas kantor, suami tetap bisa memberikan perhatian kepada isteri.

6. Pulang dari kantor setelah bekerja dengan penat, suami bisa menampakkan rasa senang bisa bertemu dengan isteri.

7. Jika pulang dari tempat yang jauh bisa menampakkan rasa rindunya kepada isteri.

8. Jika ada sikap isteri yang berubah, suami tidak marah tapi mencari tahu apa sebabnya siapa tahu suamilah yang menjadi penyebabnya.

9. Memuliakan isteri dan memberikan apresiasi atas segala pengorbanannya untuk suami.

10. Menjadikan isteri sebagai orang terdekat, orang kepercayaan dan orang yang paling tepat sebagai pendamping hidup.

Selanjutnya untuk para isteri baik yang cerewet atau yang pendiam. Pernah mendengar istilah “Di balik pria hebat, pasti ada isteri yang hebat” kan? Itu sepertinya bukan sekadar istilah, tetapi juga pengingat bagi para isteri untuk senantiasa menyemangati suami. Sayangnya, terkadang isteri ‘kelepasan’ untuk bersikap kurang menyenangkan. Di bawah ini contoh beberapa sikap buruk yang sering dilakukan isteri pada suami yang berpotensi merusak pernikahan.

1. Menjadi ‘Ahli Sejarah’

Terkadang isteri suka mengungkit kesalahan suami di masa lalu, bahkan mungkin kesalahan saat masih pacaran. Ini biasanya muncul ketika isteri merasa kalah saat adu argumen, atau ketika sikap suami sedikit berbeda daripada biasanya. Ayo kendalikan pikiran negatif Anda, dan berdamailah dengan masa lalu.

2. Membandingkan dengan Mantan

Entah diucapkan di depan suami langsung atau hanya diucapkan dalam hati, membandingkan suami dengan mantan pacar Anda adalah hal yang salah. Bayangkan jika Anda dibandingkan (dan bahkan dibilang lebih buruk) dari mantan pacar suami Anda, pasti sakit hati kan? Maka jika Anda sering melakukan hal ini, stop sekarang juga dan cobalah untuk selalu melihat suami dari sisi positifnya.

3. Tidak Mensyukuri Pemberian

Di masa sulit seperti saat pandemi saat ini, penghasilan suami mungkin berkurang. Saat suami memberikan hasil jerih payahnya untuk menafkahi Anda dan Si Kecil, reaksi Anda justru tidak menghargainya. “Duh, sedikit banget ngasihnya. Uang segini enggak dapat apa-apa di supermarket!” Percayalah, Anda harus bersyukur dengan segala pemberian suami, karena senyuman dan rasa syukur Anda bisa menjadi penyemangat suami untuk bekerja lebih giat lagi.

4. Sibuk Main HP

Setelah suami pulang bekerja seharian, Anda tidak menyambutnya dan justru asyik bermain hp atau media sosial. Bahkan kesibukan main hp seharian ini membuat Anda tidak punya waktu untuk sekadar berbagi cerita dengan suami. Jangan sampai ini terjadi pada Anda ya, karena sikap egois seperti ini mudah banget merusak pernikahan.

5. Memaksakan Kehendak

Merasa sudah mengurus anak dan rumah seharian, istri sering merasa segala keinginannya harus diprioritaskan. Pokoknya kalau isteri bilang harus sekarang, ya sekarang. Cobalah untuk tidak memaksakan kehendak dan saling mendengar keinginan seluruh anggota keluarga, agar pernikahan tetap langgeng dan harmonis.

6. Cemburu Buta

Tidak boleh ada seorang pun wanita yang bicara dan berada di dekat suami Anda, termasuk rekan kerjanya! Duh, kalau sudah cemburu buta begini, Anda sama saja dengan membatasi gerak-gerik suami yang membuatnya tidak betah ada di dekat Anda. Buang pikiran negatif itu!

7. Tidak Kompak

Suami isteri harus serba kompak, terutama dalam membesarkan Si Kecil. Jangan berusaha menjadi pahlawan di depan anak, dan menjerumuskan suami menjadi lawan bagi anak. Buatlah keputusan bersama, dan terapkan peraturan yang sama bagi Si Kecil.

8. Suka Gosip!

Jangankan aib orang lain, aib suami sendiri saja sering dibongkar ke teman atau tetangga. Jangan suka mengumbar aib rumah tangga sendiri ya, karena ini mengancam kelanggengan keluarga Anda, lho!

9. Menelantarkan Anak

Terlalu sibuk bekerja atau mengurus hal lain, anak sendiri justru ditelantarkan. Kalau sudah urusan kesejahteraan anak, suami isteri mudah terbakar emosi dan saling menyalahkan, sehingga pernikahan mudah retak. Prioritaskan Si Kecil di atas segalanya.

10. Suka Bohong

Entah menyembunyikan kesalahan besar atau kecil, berbohong pada suami sendiri sama saja dengan menyimpan bom waktu! Jadilah pasangan yang saling jujur dan tidak saling menyalahkan agar rumah tangga harmonis selalu.

11. Tidak Perhatian

Tidak perhatian dengan suami, anak, dan mertua, pasti menjadi kondisi yang memicu pertengkaran abadi di rumah tangga seseorang. Jangan terlalu cuek! Memberikan perhatian sesederhana mengirim pesan “Selamat makan siang. Jangan lupa makan buah, ya!” bisa mencerahkan mood keluarga agar tetap harmonis, lho.

12. Jarang di Rumah

Entah hanya ke mal atau terlalu mengabdi pada kantor, kehadiran ‘ratu rumah tangga’ di rumah memberikan kehangatan bagi keluarga. Tak jarang cekcok rumah tangga dimulai karena suami mempermasalahkan isterinya yang jarang di rumah. Ayo, coba atur jadwal Anda agar serba seimbang antara rumah, kantor, dan kehidupan sosial Anda.

13. Selingkuh

Ini mungkin salah satu kesalahan terbesar yang bisa dengan mudah menghancurkan pernikahan. Cobalah untuk menjauhi godaan selingkuh! Ingat, perselingkuhan tak hanya menghancurkan hati suami, tetapi juga anak-anak Anda.

14. Tidak Terbuka

Anda tidak berbohong, hanya saja suka memendam masalah dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Percayalah, suami justru merasa lebih dihargai ketika Anda bercerita dan meminta bantuannya menghadapi masalah. Lagipula, itu salah satu kelebihan memiliki pasangan, kan? Untuk berbagi kisah kehidupan hingga akhir hayat.

No comments:

Post a Comment