Nov 20, 2019

Membangun Budaya Akuntabilitas



Lagu 'bad thing' di atas bercerita tentang cewek yang terpengaruh sifat cowoknya yang kurang baik. Seperti yang kita tahu hal yang kurang baik memang mudah menyebar di sekitar kita. Apalagi di lingkungan kerja. Lingkungan kerja tempat Anda beraktivitas sehari-hari akan memberi pengaruh yang sangat signifikan pada produktivitas dan performa kerja Anda. Tidak hanya itu, lingkungan kerja yang negatif bisa mempengaruhi kehidupan pribadi. Bahkan, kepercayaan diri serta kesehatan fisik dan mental bisa jadi korbannya. Sedikit bosan karena pekerjaan mungkin hal yang biasa. Namun, jika Anda sampai merasa sedih, marah, hingga tertekan karena situasi lingkungan kerja yang buruk
, Anda tidak boleh tinggal diam.

Berada di lingkungan kerja dengan performa rekan yang mulai menurun, adanya isu-isu negatif yang tentu saja akan mempengaruhi kinerja kita, serta karyawan tidak lagi peduli dengan hasil kerja mereka. Apa yang harus kita lakukan? mencari alasan dengan menyalahkan nilai-nilai kerja, yang akan mengakibatkan demoralisasi. Sehingga mereka enggan melakukan pekerjaannya, menolak tanggung jawab, dan bergantung pada orang lain untuk memecahkan masalah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya akuntabilitas.

Bagi karyawan yang memiliki idealisme akan memilih hengkang dari tempat tersebut – jika mereka bisa. Namun jika tidak, mereka akan memutuskan ” baiklah, mungkin saya cocok dengan budaya seperti ini dan menjadi bagian dari rekan-rekan lainnya”.

Apa itu Akuntabilitas, akuntabilitas berasal dari istilah bahasa Inggris accountability yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggungjawaban. Dengan kata lain, akuntabilitas ialah berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan perusahaan yang sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing. Kemudian hasilnya dikomunikasikan dan dipahami oleh semua orang. Akuntabilitas ditentukan secara proaktif, sebelum terjadi sesuatu, bukan secara reaktif, setelah terjadi sesuatu. Saat terjadi kesalahan, respon yang muncul bukanlah menunjuk kambing hitam dan mencari alasan. Tapi bagaimana memecahkan masalah dan belajar dari kesalahan tersebut. Setiap karyawan memiliki sense of belonging terhadap perusahaan dan melakukan apa yang menjadi tujuan perusahaan.

Bagaimana Menciptakan Budaya Akuntabilitas. Pemimpin mulai dari yang paling atas dan disemua level akan memberikan pesan yang jelas dan konsisten terkait dengan “apa yang kita lakukan disini”.

Berikut adalah 8 hal yang bisa dilakukan pemimpin dalam rangka menciptakan budaya akuntabilitas.

• Contoh sikap akuntabilitas

Tidak bisa dipungkiri jika banyak organisasi yang tidak mau mengakui adanya kesalahan atau ketidakberesan dalam organisasi demi menghindari masalah hukum. Namun, hal ini justru akan memperburuk keadaan dibandingkan dengan kesalahan sebenarnya, dan memberikan pesan pada karyawan untuk lempar batu sembunyi tangan. Alasan semacam itu dan mencari kambing hitam hanya akan memperburuk keadaan. Ketika seorang pemimpin dapat berdiri didepan karywaannya dan mengatakan, ” saya telah melakukan kesalahan – dan ini yang akan kita lakukan untuk memperbaikinya” adalah contoh positif sikap akuntabilitas dimana nantinya karyawan tidak ragu untuk mengikutinya.

• Menentukan hasil dan harapan sebelum ada kejadian!

Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang disalahkan. Tentukan standar yang jelas dan harapan, bahkan sebelum memulai sebuah pekerjaan. Kemudian, pastikan semua karyawan memiliki kesadaran dan memahami apa yang menjadi sasaran organisasi serta apa yang menjadi harapan seluruh karyawan. Setiap karyawan harus memiliki pandangan yang jelas terkait dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan.

• Berkomitmen

“Ok, akan saya coba” bukanlah sebuah komitmen. Tanyakan ” Apakah saya bisa memegang komitmenmu?, dan dengarkan setiap pendapat yang masuk. Bekerjasama dengan karyawan untuk mengatasi hambatan dan mendapatkan gambaran kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk memenuhi komitmennya.

• Terbuka dalam mendapatkan feedback dan memecahkan masalah tanpa mencari kesalahan

Pintu organisasi selalu terbuka bagi karyawan yang ingin mengungkapkan ganjalan atau masalah dalam organisasi tanpa ada rasa takut atau tekanan.

• Memperkerjakan karyawan yang memiliki akuntabilitas

Jangan hanya memperkerjakan karyawan berdasarkan ketrampilan teknis dan pengalaman saja, namun pertimbangkan pula kecocokannya dengan budaya kerja organisasi.

• Melatih karyawan agar akuntabel

Karyawan memiliki latar belakang yang beragam dimana mereka belum pernah diajarkan tentang akunabilitas. Mereka hanya mempelajari ketrampilan dan sikap seperti critical thinking sebelum mereka bisa berkembang dalam budaya akuntabilitas.

• Konsekwensi dan dukungan

Harus ada konsekwensi yang diberikan pada kinerja yang buruk dan dukungan untuk sikap dan hasil yang positif. Tanpa ini, karyawan akan menganggap bahwa akuntabilitas hanyalah NATO (No Action Talk Only)

• Mempertahankan akuntabilitas

Dalam budaya akuntabilitas, pemimpin tidak hanya mempertahankan akuntabilitas karyawan. Saling mengingatkan antar karyawan untuk tetap akuntabel. Setiap karyawan memilki rasa kepemilikan demi tujuan organisasi. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, mengajarkan, dan mendorong mental akuntabilitas ini.

Budaya akan berubah menjadi positif ketikan pemimpin konsisten menerapkan 8 prinsip diatas.

No comments:

Post a Comment