Nov 24, 2019

Keutamaan Membaca Al-Quran


allahummarhamna bil qur'an

Allahummarhamna bil quran
waj’alhulana imama wa nuro
wa huda wa rohmah
Allahuma dzakkirna minhuma nasina
Wa ‘alimna minhuma jahilna
Warzuqna tilawatahu
Ana allayli wa athro fannahar
Wa’alhulana hujjatayya robbal’alamin
Allahummarhamna bil quran Ya Allah


Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai kami. Wahai Tuhan sekalian alam. Klip di atas merupakan do'a setelah membaca Al-Quran.


Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia hingga akhir zaman. Jika manusia senantiasa selalu membaca dan mengamalkan kandungan ayat-ayat dalam Al-Quran, Allah telah menjanjikan bahwa dalam kehidupannya manusia akan selalu memperoleh kelapangan hidup dan tak terjebak dalam kesesatan. Firman Allah:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Inilah kitab yang sempurna, yaitu al-Qur'ân yang telah Kami turunkan. Orang-orang yang berakal sehat tidak akan dihinggapi rasa ragu bahwa al-Qur'ân diturunkan oleh Allah Swt. dan membenarkan apa-apa yang tercakup di dalamnya berupa hukum, kebenaran dan petunjuk yang berguna bagi orang-orang yang siap mencari kebenaran, menghindari bahaya dan sebab yang menjurus kepada hukuman. (Qs Al - Baqarah 2 : 2 )

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW berkata, “Bacalah Al-Qur’an karena kelak ia akan memberikan syafa’at kepada orang yang membacanya,” (HR. Muslim). Ini adalah satu dari sekian banyak dalil tentang keutamaan membaca Al-Qur’an. Rasulullah SAW menamsilkan orang Islam yang membaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang rasanya enak dan harum. Sementara orang Islam yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang rasanya manis tetapi tidak wangi, (HR. Ibnu Hibban).

Orang yang rutin menyibukkan dirinya membaca Al-Qur’an mempunyai aneka macam keistimewaan sebagaimana dikutip Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya Abwâbul Faraj, Dârul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1971, halaman 73 sebagai berikut:

Pertama, mereka diakui sebagai keluarga Allah (ahlullah) dan orang keistimewaannya yang terpilih.

Kedua, orang yang mahir membaca Al-Qur’an ditempatkan bersama malaikat-malaikat pencatat yang patuh kepada Allah yang selalu berbuat kebaikan. Menurut al-Qurthubi sebagaimana dikutip dalam kitab Fathul Bârî, yang dimaksud mahir di sini adalah orang yang cerdas, maksudnya, hafalan dan tajwidnya sama-sama mempunyai kualitas bagus, tidak perlu mengulang-ulang.

Ketiga, Al-Qur’an merupakan hidangan dari Allah subhanahuwa ta’alâ. Siapa pun yang masuk ke sana akan mendapat jaminan keamanan.

Keempat, rumah yang dibuat untuk membaca Al-Qur’an akan dihadiri malaikat. Penghuni rumah akan merasakan bahwa rumahnya menjadi luas.

Kelima, rumah yang dibacakan Al-Qur’an akan menyinari penduduk-penduduk langit.

Keenam, membaca Al-Qur’an terdapat kebaikan yang sangat banyak.

Ketujuh, dengan membaca al-Qur’an, orang akan menjadi baik.

Kedelapan, membaca Al-Qur’an bisa menjadi obat hati.

Kesembilan, membaca Al-Qur’an dapat bermanfaat bagi orang yang membaca maupun kedua orang tuanya.

Kesepuluh, pembaca Al-Qur’an tidak akan merasa ngeri saat terjadi kegentingan hari kiamat.

Kesebelas, Al-Qur’an akan memberikan syafa’at (pertolongan) kepada ahlinya (orang yang biasa membacanya)

Keduabelas, orang yang membaca Al-Qur’an, pada hari kiamat, derajatnya akan selalu naik ke tempat-tempat yang atas.

Ketigabelas, membaca Al-Qur’an bisa meniupkan aroma wangi kepada para pendengar serta menyebarkan bau minyak kasturi.

Waktu-waktu Utama Membaca Al-Qur’an

Seperti halnya shalat, baca Al-Qur’an juga memiliki waktu-waktu tertentu yang sangat dianjurkan membacanya. Menurut An-Nawawi, waktu yang paling utama ialah ketika shalat. Adapun di luar shalat, waktu utamanya adalah pada paruh kedua di malam hari, setelah shalat subuh, dan antara maghrib dan isya. Berikut perincian An-Nawawi dalam al-Adzkar,

وأما القراءة في غير الصلاة، فأفضلها قراءة الليل، والنصف الأخير منه أفضل من الأول، والقراءة بين المغرب والعشاء محبوبة، وأما قراءة النهار فأفضلها ماكان بعد صلاة الصبح، ولا كراهة في القراءة في وقت من الأوقات، ولا في أوقات النهي عن الصلاة

“Adapun waktu utama baca Al-Qur’an di luar shalat ialah pada malam hari. Paruh kedua malam lebih utama dibanding paruh pertama. Disunahkan juga membacanya ketika selang waktu maghrib dan isya. Sementara waktu siang, yang dianjurkan ialah ketika usai shalat subuh. Pada prinsipnya, kapan pun baca Al-Qur’an diperbolehkan. Tidak ada kemakruhan untuk baca Al-Quran kapan saja. Bahkan baca al-Qur’an di waktu yang dimakruhkan shalat sekali pun tetap diperbolehkan.”

Berdasarkan penjelasan ini, dapat dipahami bahwa terdapat waktu utama baca Al-Qur’an baik pada siang maupun malam hari. Pada waktu siang hari, yang sangat dianjurkan ialah setelah shalat shubuh. Adapun malam hari, paruh kedua malam lebih diutamakan. Andaikan khawatir tidak terjaga di malam hari, usai shalat magrib menjelang isya juga waktu yang sangat baik digunakan untuk baca Al-Qur’an. Namun perlu diperhatikan, tidak ada waktu larangan dan makruh baca Al-Qur’an. Jadi kapan pun waktunya diperbolehkan untuk membacanya.

No comments:

Post a Comment