Sep 13, 2018

Ketika Pintu-pintu Rezeki di Buka



Pada suatu kesempatan Hermawan Kartajaya, seorang pakar pemasaran kelas dunia yang kebetulan seorang Kristiani keturunan China, mengatakan, "Nabi Muhammad itu kan pengusaha. Mestinya sih Muslim itu juga jadi pengusaha."


• Jelas, Nabi Muhammad itu pengusaha. Tepatnya, pedagang. Di mana pada usia 20-an, perdagangannya sudah menembus negara-negara tetangga. Bahkan ia lebih lama menjadi pedagang ketimbang menjadi nabi.

• Istri kesayangan Nabi juga pedagang.

• Empat sahabat Nabi, temyata semuanya pedagang dan hampir semuanya kaya-raya.

• Sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, ternyata hampir semuanya pedagang.

• Islam pun dibawa masuk ke indonesia oleh pedagang. Baik pedagang dari Timur Tengah, dari India, maupun dari China. Kebetulan Islam sudah masuk duluan ke sana,

• Sesepuh NU dan Muhammadyah zaman dulu juga pedagang.

• Serikat Dagang Islam pun turut berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.

• Kesimpulannya, lslam sama sekali tidak asing dengan perda- gangan.

• Malah Islam sangat menganjurkan perdagangan. ini terbukti pada salah satu wasiat penting Nabi, ”Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu berada di perdagangan." lnilah dia Pareto Rezeki. Di mana sebagian kecil manusia menguasai sebagian besar rezeki.

• Dengan kata lain, mereka yang tidak menguasai Simpul Per- dagangan, maka kemungkinan Pareto Rezeki tidak akan berpihak padanya.

Sebaliknya, mereka yang menguasai Simpul Perdagangan, maka kemungkinan Pareto Rezeki akan berpihak padanya. Inilah keajaiban besar itu!

Di sini perlu digarisbawahi bahwa umat akhir zaman — mulai dari masyarakat Quraisy zaman dulu sampai masyarakat modern zaman sekarang— amat mengagungkan para pedagang, karena :

- Para pedagang, merekalah yang menggerakkan roda ekonomi.

- Merekalah yang membuka lapangan kerja.

- Merekalah yang memberi sumbangan besar-besaran.

- Merekalah yang memengaruhi Pemerintah secara langsung.

- Bahkan merekalah yang mengendalikan dunia!

Hitung-hitung, jumlah kaum Yahudi di muka bumi saat ini hanya belasan juta jiwa. Betul sekali, hanya belasan juta jiwa. Namun mereka hampIr-hampir berhasil memegang tengkuk Amerika dan Eropa yang itu semua mewakili miliaran juta jiwa. Kok bisa? Yah, karena kaum Yahudi menguasai Simpul Perdagangan!

No comments:

Post a Comment