SettiaBlog harus adil. Kali ini SettiaBlog kasih 4 kontestan American Idol. Keempat wanita muda di atas memiliki karakter yang berbeda - beda dan keunikannya masing - masing. Mckenna dengan vokalnya yang berat dan seksi, Abi dengan power dan range vokalnya yang luas. Lho... kok malah bahas soal vokal, itu bukan bidang kamu Settia. O.. ya, maaf... maaf. Yang jelas, mereka begitu solid dan padu. Udah terbukti pada video klip di atas. Lagunya sendiri "wide awake" milik Katty Perry. Liriknya sendiri menggambarkan tentang kehidupan yang bisa berubah menjadi lebih buruk ataupun sebaliknya. Di situ di ceritakan seseorang yang awalnya hidup dengan penuh kemewahan dan kepopuleran. Namun suatu waktu, ia harus menerima kenyataan bahwa kehidupannya berubah menjadi amat sulit. la pun berusaha bangkit dari kondisi tersebut.
" Mereka yang terlalu dalam terluka disebabkan terlalu jauh meninggalkan cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya."
" Lelahmu akan berubah manis ketika niatnya lillah karena Allah subhanahu wa ta'ala."
" Kebesaran seseorang ndak diukur dari kekuatannya, tapi diukur dari bagaimana dia berdiri tegap setiap kali dia terjatuh."
" Dosaku sangat membebaniku. Tetapi ketika aku mengukurnya dengan rahmat-Mu, Ya Allah, ampunan-Mu lebih besar." (Imam Syafii)
" Satu-satunya alasan kita untuk hadir di dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah SWT." -Buya Hamka
" Calon manusia sukses ndak akan pernah mengeluh, tapi akan sibuk memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dibuatnya."
" Kebahagiaanmu ndak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan bahagia masa depanmu."
" Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki."
Manusia dalam berpikir memiliki dua cara berpikir, cara berpikir positif (baik) dan cara berpikir negatif (buruk). Hanya dua cara tersebutlah yang dimiliki orang dalam menjalani kehidupannya di dunia. Setiap orang harus tahu cara berpikir dalam menentukan sesuatu hal dan cara orang bertindak, karena orang yang bertindak tanpa berpikir sama dengan orang yang tidak memiliki akal. Sebagai contoh adalah ada orang berkata sembarangan, asal bunyi di tempat ramai, apakah dia berpikir? Tentu bisa dinilai orang tersebut ndak menggunakan pikiran terlebih dahulu sebelum mengucap sesuatu. Cara berpikir baik atau positif akan menghasilkan tindakan baik dan cara berpikir negatif pasti akan menghasilkan tindakan yang ndak baik pula. Kondisi seperti ini ada kaitannya dengan hukum alam, sehingga makhluk dan lingkungan sekitarnya yang dapat menilainya secara jujur dan transparan.
Tindakan seseorang baik atau buruk dapat dilihat dari tutur kata dan kelakuannya sehari-hari. Kita semua bisa mengamati sendiri di lingkungan sekitar dimana kita berada atau yang terjadi pada diri kita sendiri. Jika seseorang masih merasa belum puas dengan capaian yang didapatkan selama ini, hendaknya menilai kualitas dari cara berpikir. SettiaBlog sendiri selalu menilai kualitas cara berpikir SettiaBlog dalam menjalani hidup sehari-hari. Prinsip seseorang yang harus dipegang adalah upaya sekuat tenaga agar cara berpikir selalu di jalur yang positif. Jalur ini akan menghantarkan seseorang ke tempat yang baik. Orang-orang yang gagal dalam menjalani hidup akan selalu mencari pelampiasan atau korban, kambing hitam dalam tanda kutib adalah mencari kesalahan orang lain.
Orang-orang yang putus asa biasanya akan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan masalah mereka. Hasilnya pasti suatu perbuatan yang ndak baik dan cenderung merugikan orang lain dan jika orang tersebut bearada dilingkungan institusi biasanya hanya ingin mencari keuntungan pribadi saja ndak ada niatan untuk mengukir prestasi kerja atau sering disebut dengan pragmatis. Apakah masalah mereka akan terselesaikan dengan mengambil jalan pintas? Tentu saja tidak. Tetapi, ketika banyak mengalami kesulitan hidup, orang ini berani mengambil keputusan. Dengan merubah cara berpikir. Masuk pada kegiatan yang bernuansa postif dengan lingkungan hidup yang saling membangun peradaban kreasi dan inovasi didasari dengan niatan tulus dengan sungguh-sungguh dalam bekerja, dan menerapkan ajaran rosulullah SAW yaitu hidup hemat, tertip, atur keuangan rumah tangga, memiliki target, impian, dan terus menerus memperbaiki diri. Pelan-pelan akan terjadi perubahan dalam hidup seseorang yang memiliki ruh dan jiwa islami.
Nah, biasanya ketika perubahan cara berpikir berangsur-angsur baik, maka nasib orang itu juga akan berubah. Jadi, hidup ini sebenarnya sederhana: tirulah sebanyak-banyaknya hal baik, dan pelan-pelan membuang hal-hal yang ndak baik. Namun, perubahan ndak bisa terjadi dalam semalam. Perubahan umumnya terjadi pelan-pelan dan perubahan itu terjadi seumur hidup dan perubahan hidup harus didukung selain prinsip, usaha juga harus dengan do'a sebagai wujud ketaatan . Kita harus memiliki prinsip hidup agar ndak mudah terombang ambing. Prinsip hidup jujur, pekerja cerdas, pekerja keras, disiplin, tekun, bertanggung jawab, rendah hati, dan lain sebagainya, sudah pasti, akan menghantarkan kita pada sebuah masa depan seperti yang kita harapkan.
Tindakan seseorang baik atau buruk dapat dilihat dari tutur kata dan kelakuannya sehari-hari. Kita semua bisa mengamati sendiri di lingkungan sekitar dimana kita berada atau yang terjadi pada diri kita sendiri. Jika seseorang masih merasa belum puas dengan capaian yang didapatkan selama ini, hendaknya menilai kualitas dari cara berpikir. SettiaBlog sendiri selalu menilai kualitas cara berpikir SettiaBlog dalam menjalani hidup sehari-hari. Prinsip seseorang yang harus dipegang adalah upaya sekuat tenaga agar cara berpikir selalu di jalur yang positif. Jalur ini akan menghantarkan seseorang ke tempat yang baik. Orang-orang yang gagal dalam menjalani hidup akan selalu mencari pelampiasan atau korban, kambing hitam dalam tanda kutib adalah mencari kesalahan orang lain.
Orang-orang yang putus asa biasanya akan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan masalah mereka. Hasilnya pasti suatu perbuatan yang ndak baik dan cenderung merugikan orang lain dan jika orang tersebut bearada dilingkungan institusi biasanya hanya ingin mencari keuntungan pribadi saja ndak ada niatan untuk mengukir prestasi kerja atau sering disebut dengan pragmatis. Apakah masalah mereka akan terselesaikan dengan mengambil jalan pintas? Tentu saja tidak. Tetapi, ketika banyak mengalami kesulitan hidup, orang ini berani mengambil keputusan. Dengan merubah cara berpikir. Masuk pada kegiatan yang bernuansa postif dengan lingkungan hidup yang saling membangun peradaban kreasi dan inovasi didasari dengan niatan tulus dengan sungguh-sungguh dalam bekerja, dan menerapkan ajaran rosulullah SAW yaitu hidup hemat, tertip, atur keuangan rumah tangga, memiliki target, impian, dan terus menerus memperbaiki diri. Pelan-pelan akan terjadi perubahan dalam hidup seseorang yang memiliki ruh dan jiwa islami.
Nah, biasanya ketika perubahan cara berpikir berangsur-angsur baik, maka nasib orang itu juga akan berubah. Jadi, hidup ini sebenarnya sederhana: tirulah sebanyak-banyaknya hal baik, dan pelan-pelan membuang hal-hal yang ndak baik. Namun, perubahan ndak bisa terjadi dalam semalam. Perubahan umumnya terjadi pelan-pelan dan perubahan itu terjadi seumur hidup dan perubahan hidup harus didukung selain prinsip, usaha juga harus dengan do'a sebagai wujud ketaatan . Kita harus memiliki prinsip hidup agar ndak mudah terombang ambing. Prinsip hidup jujur, pekerja cerdas, pekerja keras, disiplin, tekun, bertanggung jawab, rendah hati, dan lain sebagainya, sudah pasti, akan menghantarkan kita pada sebuah masa depan seperti yang kita harapkan.
SettiaBlog, kenapa kok sering menampilkan wanita sebagai ilustrasi di bahasan? Ya, karena suatu negara, jika wanitanya rusak, maka rusaklah negara tersebut. Namun jika wanitanya baik maka baik pulalah negaranya. Kemudian, wanita yang sholihah atau yang taat beribadah merupakan perhiasan dunia. Kenapa? Karena wanita memiliki inner beauty yang luar biasa, dan wanita identik dengan keindahan. Agama Islam memandang wanita memiliki banyak keistimewaan dan bahkan wanita bisa dikatakan lebih unggul dibandingkan laki-laki. Alasan atau dalilnya sebagaimana diungkapkan di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa. Bahkan, Nabi Muhammad SAW ketika ditanya siapa orang yang paling berhak untuk dihormati dan didahulukan, dengan lantang dan tegas dijawabnya. "ibumu! ibumu! ibumu! kemudian ayahmu“.
Kemudian, jika kita menghitung-hitung berapa jumlah keistimewaan kepada wanita dalam pandangan Islam, jelas ndak akan terhitung. Lantas timbul pertanyaa, wanita yang seperti apa yang bisa mendapatkan keistimewaan dalam pandangan Islam itu? Jawaban tegasnya, wanita sholihah.
Wanita dalam rumah tangganya sangat berperan. Alasannya karena rumah tangga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang di dalamnya rumah tangga tersebut terdapat ayah, ibu, serta anak. Kemudian, semua anggota keluarga mempunyai tugas dan fungsi masing- masing, dimana wujud keluarga merupakan bentuk organisasi yang masing- masing anggota keluarga sangat berperan. Tentunya semua orang berkeinginan menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Untuk mewujudkan keluarga yang tentram ndak semudah membalik telapak tangan. Kenapa? Karena semua anggota keluarga haruslah mengerti dan menempatkan tugas dan fungsinya masing masing secara proporsional. Maksudnya, ketika seorang suami bekerja dengan susah payah membanting tulang, memeras keringat untuk mencari nafkah mencukupi kebutuhan rumah tangganya, so pasti akan membutuhkan kehadiran seorang istri yang dapat menyenangkan, melegakan, melepaskan rasa lelah di badan maupun penat dalam pikiran dan yang memberikan inspirasi harapan serta motivasi baru untuk menunaikan tugas- tugasnya. Logikanya, tugas istri yang penuh rasa tanggungjawab ndak hanya mementingkan kepentingannya sendiri, sehingga ndak merasakan kelelahan didalam mengurus rumah tangganya. Baginya, mengurus suami dan anak-anak merupan pekerjaan mulia dengan tetap bertawakal kepala Allah SWT.
Sebagai seorang wanita walaupun tidak sesholihah Khadijah Al-Kubra, Siti Aisyah, Siti Hajar, dan lain sebagainya, namun, paling ndak berusahalah untuk menjadi sholihah, sehingga punya arti dan makna bagi suami dan anak. Khusus terhadap wanita, agama Islam memberi perhatian yang besar terhadap keluarga dan pembentukan keluarga itu sendiri. Hal itu karena keluarga adalah cikal bakal terbentuknya masyarakat yang baik. Sehingga, dapat dikatakan bahwa warna kehidupan suatu masyarakat ditentukan oleh baik dan buruknya keluarga yang terdapat dalam keluarga tersebut. Terwujudnya suatu hubungan rumah tangga yang harmonis ndak terlepas dari berbagai pihak, terutama suami istri sebagai pilot dan co-pilot dengan cara menempatkan diri pada posisi dan kedudukan masing-masing. Dan yang terpenting adalah dapat saling melengkapi dan menyempurnakan. Keduanya diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan serta kodrat yang berbeda. Istri memiliki fungsi dan peran yang ndak dapat digantikan oleh suami. Demikian halnya suami. Fungsi dan peran tersebut kemudian dikenal dengan sebutan hak dan kewajiban.
Salah satu kewajiban suami adalah memberi nafkah pada istri dan keluarga. Seorang suami harus berusaha agar kebutuhan anggota keluarganya tercukupi,namun seiring berkembangnya sistem komunikasi, industri, dan teknologi, saat ini sering dijumpai istri bekerja di luar rumah (sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita bekerja) seperti halnya suami. Bahkan ndak jarang, para istri berhasil dalam pekerjaannya di luar rumah dan bahkan menjadi penopang sumber kehidupan keluarganya menggantikan posisi suami. Fenomena perempuan bekerja bukanlah hal yang baru. Sejak zaman purba ketika manusia masih mencari penghidupan dengan berburu, istri sudah ikut bekerja. Ketika suami pergi berburu, istri pun menyiapkan makanan dan mengelola hasil buruan untuk ditukarkan dengan bahan makanan lain yang dapat dikonsumsi keluarga. Meski pekerjaan seorang istri saat itu hanya terbatass pada sektor domestik, namun pekerjaan itu sangat mengandung nilai ekonomi yang tinggi.
Ketika masyarakat berkembang menjadi masyarakat agraris dan industri, peran wanita semakin beranjak dari sektor domestik ke arah publik, seperti bertani, berladang, membuka warung, bekerja sebagai buruh pabrik, dan lain sebagainya,namun ndak jarang dijumpai pemikiran masyarakat yang menganggap bahwa perempuan yang bekerja diluar rumah telah menyalahi kodratnya dan pada akhirnya akan melahirkan ketidak seimbangan dalam rumah tangga yang akan berdampak pada keluarga. Seiring dengan modernitas zaman, pola gerak dan aktivitas perempuan berubah dan turut mempengaruhi ideologi, pemikiran, serta peran yang selama ini dijalaninya. Apabila dahulu perempuan hanya berkutat pada ranah domestik, namun sekarang perempuan banyak menekuni aktivitas di ranah publik dengan berkarir dan mampu mandiri dari segi ekonomi. Maka, peran tersebut seharusnya ndak dibakukan, karena hanyalah bentukan sosial saja.
Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam konteks sumber daya manusia, keterlibatan antara laki-laki dan perempuan merupakan hal yang sangat esensial. Oleh sebab itu, kepedulian holistik yang melihat sumber daya manusia dengan peran kekhalifahannya di bumi dengan acuan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, perlu disinergikan dalam konteks dimensi domestik dan publik sekaligus. Dimensi publik yang menyangkut aspek perempuan dibidang iptek, ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan ketahanan nasional. Dimensi domestik mencakup aspek kesejahteraan keluarga, kesehatan, hubungan keluarga yang simetris.
Ketika wanita bekerja, maka ndak serta-merta permasalahan keluarga hilang, namun dapat dimungkinkan timbulnya persoalan baru yang lebih rumit dan krusial serta berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga. Apabila wanita bekerja, maka tugasnya menjadi lebih berat, disamping bekerja, ia juga harus mengurus rumah tangga seperti melayani suami, mendidik anak, dan sebagainya. Hal ini ndak jarang sangat rentan menimbulkan masalah, karena seorang wanita sering dipersalahkan ketika anak-anak mereka prestasi belajarnya menurun atau merasa kurang diperhatikan yang berdampak anak kurang betah tinggal di rumah, dan ndak jarang anak-anak tersebut melakukan perbuatan-perbuatan negatif yang bertentangan dengan norma agama dan sosial.
Udah ya, maaf! Jangan di masukkan hati bahasan SettiaBlog ya!
Kemudian, jika kita menghitung-hitung berapa jumlah keistimewaan kepada wanita dalam pandangan Islam, jelas ndak akan terhitung. Lantas timbul pertanyaa, wanita yang seperti apa yang bisa mendapatkan keistimewaan dalam pandangan Islam itu? Jawaban tegasnya, wanita sholihah.
Wanita dalam rumah tangganya sangat berperan. Alasannya karena rumah tangga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang di dalamnya rumah tangga tersebut terdapat ayah, ibu, serta anak. Kemudian, semua anggota keluarga mempunyai tugas dan fungsi masing- masing, dimana wujud keluarga merupakan bentuk organisasi yang masing- masing anggota keluarga sangat berperan. Tentunya semua orang berkeinginan menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Untuk mewujudkan keluarga yang tentram ndak semudah membalik telapak tangan. Kenapa? Karena semua anggota keluarga haruslah mengerti dan menempatkan tugas dan fungsinya masing masing secara proporsional. Maksudnya, ketika seorang suami bekerja dengan susah payah membanting tulang, memeras keringat untuk mencari nafkah mencukupi kebutuhan rumah tangganya, so pasti akan membutuhkan kehadiran seorang istri yang dapat menyenangkan, melegakan, melepaskan rasa lelah di badan maupun penat dalam pikiran dan yang memberikan inspirasi harapan serta motivasi baru untuk menunaikan tugas- tugasnya. Logikanya, tugas istri yang penuh rasa tanggungjawab ndak hanya mementingkan kepentingannya sendiri, sehingga ndak merasakan kelelahan didalam mengurus rumah tangganya. Baginya, mengurus suami dan anak-anak merupan pekerjaan mulia dengan tetap bertawakal kepala Allah SWT.
Sebagai seorang wanita walaupun tidak sesholihah Khadijah Al-Kubra, Siti Aisyah, Siti Hajar, dan lain sebagainya, namun, paling ndak berusahalah untuk menjadi sholihah, sehingga punya arti dan makna bagi suami dan anak. Khusus terhadap wanita, agama Islam memberi perhatian yang besar terhadap keluarga dan pembentukan keluarga itu sendiri. Hal itu karena keluarga adalah cikal bakal terbentuknya masyarakat yang baik. Sehingga, dapat dikatakan bahwa warna kehidupan suatu masyarakat ditentukan oleh baik dan buruknya keluarga yang terdapat dalam keluarga tersebut. Terwujudnya suatu hubungan rumah tangga yang harmonis ndak terlepas dari berbagai pihak, terutama suami istri sebagai pilot dan co-pilot dengan cara menempatkan diri pada posisi dan kedudukan masing-masing. Dan yang terpenting adalah dapat saling melengkapi dan menyempurnakan. Keduanya diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan serta kodrat yang berbeda. Istri memiliki fungsi dan peran yang ndak dapat digantikan oleh suami. Demikian halnya suami. Fungsi dan peran tersebut kemudian dikenal dengan sebutan hak dan kewajiban.
Salah satu kewajiban suami adalah memberi nafkah pada istri dan keluarga. Seorang suami harus berusaha agar kebutuhan anggota keluarganya tercukupi,namun seiring berkembangnya sistem komunikasi, industri, dan teknologi, saat ini sering dijumpai istri bekerja di luar rumah (sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita bekerja) seperti halnya suami. Bahkan ndak jarang, para istri berhasil dalam pekerjaannya di luar rumah dan bahkan menjadi penopang sumber kehidupan keluarganya menggantikan posisi suami. Fenomena perempuan bekerja bukanlah hal yang baru. Sejak zaman purba ketika manusia masih mencari penghidupan dengan berburu, istri sudah ikut bekerja. Ketika suami pergi berburu, istri pun menyiapkan makanan dan mengelola hasil buruan untuk ditukarkan dengan bahan makanan lain yang dapat dikonsumsi keluarga. Meski pekerjaan seorang istri saat itu hanya terbatass pada sektor domestik, namun pekerjaan itu sangat mengandung nilai ekonomi yang tinggi.
Ketika masyarakat berkembang menjadi masyarakat agraris dan industri, peran wanita semakin beranjak dari sektor domestik ke arah publik, seperti bertani, berladang, membuka warung, bekerja sebagai buruh pabrik, dan lain sebagainya,namun ndak jarang dijumpai pemikiran masyarakat yang menganggap bahwa perempuan yang bekerja diluar rumah telah menyalahi kodratnya dan pada akhirnya akan melahirkan ketidak seimbangan dalam rumah tangga yang akan berdampak pada keluarga. Seiring dengan modernitas zaman, pola gerak dan aktivitas perempuan berubah dan turut mempengaruhi ideologi, pemikiran, serta peran yang selama ini dijalaninya. Apabila dahulu perempuan hanya berkutat pada ranah domestik, namun sekarang perempuan banyak menekuni aktivitas di ranah publik dengan berkarir dan mampu mandiri dari segi ekonomi. Maka, peran tersebut seharusnya ndak dibakukan, karena hanyalah bentukan sosial saja.
Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam konteks sumber daya manusia, keterlibatan antara laki-laki dan perempuan merupakan hal yang sangat esensial. Oleh sebab itu, kepedulian holistik yang melihat sumber daya manusia dengan peran kekhalifahannya di bumi dengan acuan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, perlu disinergikan dalam konteks dimensi domestik dan publik sekaligus. Dimensi publik yang menyangkut aspek perempuan dibidang iptek, ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan ketahanan nasional. Dimensi domestik mencakup aspek kesejahteraan keluarga, kesehatan, hubungan keluarga yang simetris.
Ketika wanita bekerja, maka ndak serta-merta permasalahan keluarga hilang, namun dapat dimungkinkan timbulnya persoalan baru yang lebih rumit dan krusial serta berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga. Apabila wanita bekerja, maka tugasnya menjadi lebih berat, disamping bekerja, ia juga harus mengurus rumah tangga seperti melayani suami, mendidik anak, dan sebagainya. Hal ini ndak jarang sangat rentan menimbulkan masalah, karena seorang wanita sering dipersalahkan ketika anak-anak mereka prestasi belajarnya menurun atau merasa kurang diperhatikan yang berdampak anak kurang betah tinggal di rumah, dan ndak jarang anak-anak tersebut melakukan perbuatan-perbuatan negatif yang bertentangan dengan norma agama dan sosial.
Udah ya, maaf! Jangan di masukkan hati bahasan SettiaBlog ya!
No comments:
Post a Comment