Dec 28, 2023

Mengelola Nafsu dengan Baik

 


Video klip di atas "Take Me Home, Country Roads" yang di cover Cellodeck. Mirip istri SettiaBlog kan ya. Tentu ndak akan ada yang percaya ...he...he..., ya udah lupakan. Di penutup tahun ini SettiaBlog ingin minta maaf pada semuanya. Tentu banyak kok yang ndak suka dengan bahasan SettiaBlog, tindak tanduk dan ucapan SettiaBlog. SettiaBlog akan jelasin sedikit tentang ungkapan SettiaBlog yang sering bilang kalau SettiaBlog ini agak gila. Maksudnya pola pikir SettiaBlog itu sering ndak sama dengan masyarakat pada umumnya. Alhamdulillah SettiaBlog dulu sering di ajari Kangmas - Kangmas SettiaBlog tentang paugeraning urip, kayak ndak boleh merusak rumah tangga orang, ndak boleh mengambil hak orang lain dan lain - lain. Singkatnya ndak boleh cluthak. Dan ini menjadi pegangan SettiaBlog dalam bermasyarakat dan bersosialisasi. Kalau ada yang curiga dengan tindak tanduk SettiaBlog yang aneh, justru SettiaBlog sangat berterima kasih, karena ini akan menjadi kontrol SettiaBlog dalam bertingkah laku. Syukur - syukur kalau ada yang langsung menegor SettiaBlog ketika salah, SettiaBlog tambah senang. Untuk background SettiaBlog kasih buah kapas yang terurai. Ada ungkapan dari Jalaluddin Rumi seperti ini,
Sumbatlah telinga nafsumu, yang bagai kapas menutupi kesadaranmu dan membuat tuli telinga batinmu.


Seorang sufi bernama Al-Bushiri dalam mengibaratkan nafsu bagaikan seorang bayi yang masih menyusu  pada ibunya, bila terus engkau beri susu, ia  terus bergantung pada susu itu. Tetapi jika engkau sapih iapun dapat tumbuh sehat tanpa susu. Nafsu yang ada dalam diri seseorang harus dikelola dengan baik. Karena dalam kehidupan manusia pada hakikatnya terjadi pergulatan antara nafsu muthmainnah  dengan nafsu  lawwamah, yang ditandai dengan pasang surutnya  iman.

Karena itu melawan nafsu setan tidaklah gampang.  Rasulullah SAW suatu hari bersama shahabat menuju Madinah dari suatu peperangan melawan orang-orang kafir, beliau berkata: Kita baru saja pulang dari jihad kecil dan akan menghadapi jihad yang besar. Sahabatpun heran dan bertanya, jihad apa yang besar itu hai Rasulullah. Beliaupun menjawab, jihad melawan hawa nafsu. Jihad dalam peperangan, musuh jelas tampak di depan mata, sedangkan jihad besar melawan nafsu tidak tampak, bahkan syaitan dalam menggoda manusia selalu memakai banyak cara. Malas, menunda waktu shalat, makan berlebihan, iri, dengki, dan sebagainya adalah tipu muslihat syaitan dalam mencelakakan manusia.  

Melawan kekuatan hawa nafsu adalah ibadah yang sangat mulia. Jika kita gagal melawannya,  kekuatan inilah yang justru menguasai kita. Dan hal yang menghawatirkan  adalah jika seseorang,  hal buruk menguasai jiwanya. Dalam Al Qur’an surat al-Maidah ayat 30. Kerugian itu datang kepada manusia bila ia selalu mengikuti keinginan hawa nafsunya. Karena hawa nafsu selalu mengarahkan kepada kejahatan dan kerusakan. Karena itu jika nafsu tidak dikelola tetapi dibiarkan saja, lalu menguasai jiwa kita, pasti akan membahayakan dalam kehidupan. Kita harus mampu menahan diri dari dorongan lima pancaindra dan lima persepsi kita. Misalnya mata yang berfungsi sebagai  penglihatan, telinga berfungsi sebagai pendengaran, mulut digunakan untuk berbicara, hidung sebagai penciuman, dan tangan adalah rasa. Karena itu bagi siapa yang mampu menjaga pancaindra ini,  ia akan mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsu.

Di akhir tahun ini SettiaBlog mengajak kita semua bareng - bareng mencoba berlatih mengendalikan lima pancaindra dan lima persepsi kita, semoga kita semua mampu menjaga hati agar tidak dirusak oleh bisikan syaitan. Karena syaitan selalu berusaha menyesatkan manusia, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Hijir ayat  39 – 40 : Ia (iblis) berkata; Tuhan,  lantaran engkau menghukumku jadi tersesat, nanti aku akan menipu mereka (manusia) dan akan menyesatkan semuanya, kecuali hamaba-hamba-Mu yang ikhlash.

Hanya hamba-hamba yang ikhlas dalam mengerjakan ibadah yang dapat menjaga hatinya, sehingga hati orang-orang yang ikhlash selalu menjadi sehat  yang disebut qalbun saliim.  Semoga kita semua termasuk hamba Allah SWT yang ikhlas.

Sekali lagi SettiaBlog minta maaf atas kebodohan SettiaBlog dalam bertindak dan berucap. Dan izinkan SettiaBlog berjalan di tahun baru nanti untuk menyusuri takdir kehidupan SettiaBlog .

No comments:

Post a Comment