Oct 5, 2023

"Teori Kura-kura" untuk Sukses dalam Ekspansi Bisnis

 


Pada bahasan sebelumnya SettiaBlog kan mengulang satu video klip "srivalli" , ini sebenarnya untuk mengingatkan istri SettiaBlog. Dia suka kenakan dress yang ada talinya, apa tho itu namanya? Yang bikin SettiaBlog bangga dengan istri SettiaBlog, dia sangat menghormati orang tuanya, bahkan dia rela mengorbankan kepentingan pribadi demi orang tuanya. Dan dia juga suka prihatin, untuk mengejar sesuatu yang di cita - citakannya. Maaf ya, kok jadi ngomongin istri SettiaBlog. Video klip di atas "Take Me Home, Country Roads" yang di cover The Petersens. Anda bisa rasakan suasana kekeluargaan dalam lagu tersebut. SettiaBlog jadi kangen rumah dan istri....he...he... SettiaBlog harus bersabar, kayak langkah kura - kura, perlahan kelihatannya tapi Si kura - kura dengan mantab perlahan - lahan melangkah mengarah ke tujuan. Backgroundnya sendiri SettiaBlog kasih hamparan pasir putih.

Kisah ' Kura-kura dan Kelinci' membawa kita masing-masing ke masa kanak-kanak emas dengan berbagai kompetisi yang menyenangkan. Kini kita semua sedang berlomba menuju kehidupan sukses dan menghadapi persaingan ketat di segala bidang. Namun, pelajaran dari cerita dapat diterapkan pada bisnis dan start-up yang sedang berkembang yang dapat mengikuti langkah kura-kura dengan bersikap mantap dan konsisten. Seseorang tidak bisa lamban dalam dunia bisnis yang kompetitif ini, namun ia perlu memiliki kecepatan dinamis berdasarkan keadaan dan hambatan yang menghadang. Misalnya - saat mengemudi kita mengurangi kecepatan kendaraan pada pemutus dan sinyal tetapi sekali lagi mempercepatnya, dengan cara ini kita menghindari kecelakaan dan kekacauan. Demikian pula, seseorang dapat mengubah kecepatan ekspansi bisnis berdasarkan hasil bisnis dan  persaingan saat ini dan memainkan perlombaan ini dengan cerdas seperti Kura-kura.

Berjalan cepat seperti Kelinci yaitu mengembangkan bisnis secara agresif dan menjadi lelah atau kekurangan sumber daya akan menyebabkan bisnis lesu dan pemangku kepentingan mungkin tidak mendukungnya di saat-saat buruk. Semua orang ingin bertaruh pada peserta yang menang. Telah diamati bahwa start-up merekrut dan melakukan ekspansi di banyak kota untuk mengalahkan persaingan secepatnya, mungkin tanpa melakukan studi kelayakan Pasar yang terperinci. Hal ini mengakibatkan bisnis di beberapa pasar berada di bawah rata-rata dan tingkat pembakaran yang terus meningkat. Lebih lanjut, meningkatnya Biaya Akuisisi Pelanggan (CAC) dan keekonomian Unit yang negatif tidak ditanggapi dengan tulus.

 Perusahaan-perusahaan akan bangkit ketika mereka mendapat pendanaan, namun mereka terjatuh ketika mereka berlari kencang dan menjadi terlalu percaya diri atau menjadi lelah dan tidak memiliki bahan bakar (dana) lebih lanjut untuk berlomba yang mengakibatkan akuisisi di bawah nilai perusahaan atau berakhir. Investor mungkin tidak memberi makan setiap kali pendiri kehabisan tenaga. Oleh karena itu, bisnis mandiri perlu dirancang dengan analisis kelayakan yang lengkap mengenai Pasar, Persaingan, CAC, unit ekonomi, faktor ekonomi internal dan eksternal.

Teori kura-kura menyarankan perluasan bisnis secara bertahap berdasarkan titik impas dari fase sebelumnya dan kemudian berpindah ke fase berikutnya yang juga dapat memastikan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang. Kita juga perlu menganalisis kekuatan dan kelemahan pesaing sebelum melakukan tindakan apa pun.  Model Bisnis yang sukses mungkin memerlukan sumber daya awal termasuk pendanaan dan mungkin berupa 'modal pertumbuhan' di kemudian hari, namun bukan 'modal berkelanjutan'. Yang jadi pertanyaannya, Anda ingin menjadi Pengusaha seperti apa?

• • ❁❁**✿❀○❀✿**❁❁ • •




Kalau ini video klip "Love the Way You Lie". Tapi istri SettiaBlog ndak usah kuatir. Pepatah "bagai kura - kura dalam perahu" kayaknya ndak berlaku bagi SettiaBlog. SettiaBlog bicara apa adanya, ndak pernah basa basi. Dan SettiaBlog juga hanya suka dengan orang yang memang bener suka sama SettiaBlog, itu pun hanya satu tok til...istri SettiaBlog. Udah...udah....kamu itu lho ngomong apa tho Settia... he...he... Ya wes, lupakan ya omongan SettiaBlog. Lanjuuut.... Ada pertanyaan gini, mengapa Toyota terinspirasi Kura-Kura yang lambat? Sejak kecil kata lambat selalu diartikan sebagai konotasi negatif, entah itu terhadap cara kita berpikir, bersikap, atau cara kita menyelesaikan suatu pekerjaan. Sehingga banyak orang yang ingin melakukan segala sesuatu dengan cepat dan tak ingin dianggap “lambat seperti kura-kura”. Namun faktanya, sering kali karena ingin cepat seseorang malah harus mengulang pekerjaannya, karena adanya detail tugas yang terlewat, atau kesalahan akibat sistem kerja kejar tayang yang menggunakan kecepatan waktu sebagai patokan dalam bekerja. Taichi Ohno, inisiator The Toyota Way, mengubah paradigma “lambat seperti kura-kura” menjadi salah satu prinsip keberhasilan dalam menjalankan Toyota Production System (TPS) sehingga berhasil menghantar Toyota br>menjadi sebuah perusahaan manufaktur otomotif papan atas, baik dari sisi bisnis maupun kualitas.

Ohno membalikkan persepsi lambat menjadi sebuah prinsip positif bagi setiap orang yang bekerja di Toyota. Lambat berarti tidak tergesa-gesa dalam bekerja sehingga menimbulkan pemborosan di tengah proses yang berjalan. Ibarat pelari marathon yang berlari kencang di sepanjang lintasan tanpa memikirkan strategi nafas dan langkah, tenaga mereka akan habis di tengah jalan. Bekerja seperti kura-kura menurut Ohno adalah memilih bekerja secara lambat, konsisten dan mantap seperti kura-kura yang dapat mengakibatkan lebih sedikit pemborosan dan hal ini tentu jauh lebih diinginkan. Prinsip bekerja ini dalam TPS mereka namakan Heijunka. Heijunka  yang berarti bahwa kita harus meratakan beban kerja pada orang-orang dan mesin-mesin agar tidak terjadi kelebihan beban. Jika kita lihat dari konteks Lean Manufacturing, meratakan beban kerja (heijunka)  adalah salah satu cara untuk menghindari pemborosan (muda), ketidakseimbangan (mura), dan beban berlebih (muri). Dengan cara ini efisiensi dari proses produksi akan menjadi sangat optimal. Ditambah lagi dengan adanya maintain terhadap rate of production pada tingkatan yang konstan, maka proses umum yang dipekerjakan untuk finalisasi dari produk akan relatif menghabiskan waktu yang lebih sedikit dan dapat diprediksi. Melihat salah satu prinsip kesuksesan Toyota adalah bekerja seperti kura-kura, masihkah Anda takut disebut kura-kura?


No comments:

Post a Comment