Oct 30, 2022

Siap Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

 



Beberapa hari ini memang SettiaBlog agak sedikit murung. Sampai ada yang sindir SettiaBlog, di pikir SettiaBlog kangen sama gendhuk SettiaBlog. Kayak ngerti - ngerti o siapa gendhuk SettiaBlog. SettiaBlog percaya kok jika gendhuk SettiaBlog itu berjodoh dengan SettiaBlog ya suatu saat akan berkumpul dengan SettiaBlog. Kalau ndak di dunia ini ya akan berkumpul di kehidupan berikutnya, kayak lagu "The One That Got Away" di atas. Ngenes banget" SettiaBlog. Ndak...ndak...ini hanya bercanda. SettiaBlog selalu di ajarkan eyang - eyang SettiaBlog untuk selalu berpikir besar, ini juga yang SettiaBlog tularkan ke gendhuk SettiaBlog. Selalu berpikir besar! Hidup kan ndak mungkin selalu mengikuti gaya Gerak Lurus Beraturan. Pasti banyak gaya dan hukum lain yang mengikuti perjalanan hidup. Life is a series of happy and sad moments. But when you are going a little low on life then all you can do is let go and try and be happy. The struggle, the sadness will fade off eventually, things will be better. So try and be in the moment and enjoy life.

SettiaBlog beberapa hari ini murung karena eyang SettiaBlog cerita ada lembah yang sangat luas dan di situ ada kehidupan. Eyang SettiaBlog cerita dengan rasa kwatir, dia bilang katanya pintu utara dan timur mulai terbuka. SettiaBlog bingung, apanya yang terbuka. Terus eyang SettiaBlog bilang katanya SettiaBlog di suruh bantu menambal. Ya SettiaBlog bilang kayak ban bocor ae eyang - eyang kok di tambal. Dia marah - marah, di ajak ngomong serius malah cengengesan. Untuk yang baca blognya Settia, cerita - cerita SettiaBlog ndak usah di masukkan hati, lupakan!

Hidup manusia saat ini telah berada di akhir zaman , dan sudah dekat dengan waktu hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sejumlah hadisnya tentang dekatnya dengan hari kiamat ini. Walaupun, kapan akan hari kiamat, seberapa lama lagi hari kiamat, itu adalah ilmu yang dirahasiakan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengisyaratkan tentang dekatnya hari kiamat. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis:
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ، وَيُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ هُمَا.
“Jarak diutusnya aku dan hari kiamat seperti dua (jari) ini.”
Beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya. (HR. Bukhari). Rasulullah pun telah mengisyaratkan tentang keadaan di akhir zaman dalam sabdanya,
“Bagaimana sikap kalian apabila fitnah telah mengelilingi kalian?”

Fitnah telah berada di sekitar kita dan kita telah diliputi oleh fitnah, kita telah dihadapkan kepada fitnah dari depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri, dari berbagai unsur kehidupan, fitnah berada di tengah-tengah. Dan fitnah itupun berkepanjangan, lama, berkesinambungan dan semakin dahsyat dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Sampai disebutkan di dalam hadis:
يَرْبُو فِيهَا الصَّغِيرُ وَ يَهْرَمُ فِيهَا الْكَبِيرُ
“Anak-anak kecil menjadi dewasa dan orang yang tua menjadi pikun.” “Yaitu apabila kebanyakan dari umat ini telah meninggalkan sunnah.”
Lalu para sahabat bertanya:
“Kapan akan terjadi hal itu Wahai Abu Abdurrahman?”
Maka beliau menjawab:
“Apabila telah pergi para ulamanya.”
Artinya banyak yang meninggal dunia dari kalangan ulama, banyak orang-orang yang wafat dari kalangan para ulama.
“Dan semakin banyak orang-orang yang bodohnya. Semakin banyak ahli qira’ah, tapi semakin sedikit yang faqih kepada makna-makna ayat Al-Qur’an.”
Lantas bagaimana kita harus menghadapi ujian dan fitnah akhir zaman ini?

1. Mencari ilmu

Semua problem berkaitan dengan fitnah, maka mesti setiap mukmin menjadikan bagian dari hidupnya adalah untuk mencari ilmu. Karena ilmu adalah bagian terpenting dalam hidup kita.

2. Menyiapkan kehidupan masa depan (setelah kematian)

Kehidupan setelah kematian kita adalah masa depan yang paling depan. Jika para ibu dan para bapak berbicara tentang masa depan, maka inilah masa depan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu Al-Qur’an mengajarkan kisah seorang Nabi yang mengajarkan masa depan kepada anaknya, yaitu Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam. Ketika beliau sedang dalam keadaan dekat kepada kematian, sedang sakaratul mau, maka mengumpulkan semua anaknya. Allah berfirman:
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Tidaklah kalian memperhatikan tentang Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam ketika datang sakaratul maut menjemputnya? Maka beliau berkata: ‘Wahai anak-anakku, apa yang kalian akan sembah setelah aku meninggal dunia?’ Maka serempak anaknya mengatakan: ‘Kami akan menyembah Illahmu dan Illah nenek moyangmu (yaitu Allah, Illah yang satu), dan kami tunduk kepadaNya.’” (QS. Al-Baqarah: 133)

Jadi ketika kita berbicara tentang masa depan, maka ingatkanlah masa depan itu adalah masa depan setelah kematian. Maka oleh sebab itu -sebagai catatan tinta emas bagi kita- semua apa yang kita cari dalam interaksi dunia, maka jadikanlah semuanya adalah jembatan dan jadikanlah kendaraan untuk kita ke surga. Jadikanlah semua nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai kendaraan yang menghantarkan kita ke surga, sebagai masa depan kita. Jangan Anda berpikir masa depan adalah masa depan karir kita di dunia ini.

3. Menjaga amal

Ketika kita bertanya tentang amal dan ketika kita meminta ditunjukkan kepada seorang alim tentang amal dimasa hari ini, maka ada jawaban yang sederhana dari sekian penjelasan. Lakukanlah amal yang mampu kita mendawamkannya setelah kita menunaikan perkara-perkara yang fardhu (wajib). Menjaga shalat lima waktu, menjaga puasa dan menjaga setiap perkara yang Allah Ta’ala fardhu-kan. Oleh sebab itu Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh istrinya sendiri, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
“Ya Rasulullah, amal yang mana yang paling dicintai Allah? Yang paling mulia di sisi Allah?”
Maka Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang mampu kita mendawamkannya walaupun amalan itu sederhana.” (HR. Muslim)

Sering kita bertanya tentang yang mungkin sulit bagi kita untuk melakukan hari ini. Beramal tapi banyak yang kita lalaikan. Contohnya adalah sudahkah Anda meng-kontinu-kan untuk diam ketika mendengar suara adzan kemudian menjawabnya kemudian kita membaca shalawat setelahnya? Maka jangan kita lewatkan amalan yang sederhana untuk mendapatkan pahala besar. Terutama diwaktu yang sangat sulit bagi kita untuk melakukan kebaikan. Dan ini adalah solusinya.

4. Berkata benar

Kewajiban mukmin adalah benar dalam berkata, benar dalam bercakap, benar dalam berucap dan benar dalam beramal. Fitnah terbesar pada hari ini adalah melihat berbagai kedzaliman. Di sisi lain, kita pun melihat begitu dahsyatnya rekayasa musuh kepada kaum muslimin dan rekayasa musuh terhadap Islam. Dan kita seorang muslim yang punya ghirah iman pasti ingin melakukan sesuatu, melawan terhadap semua kedzaliman ini, melawan setiap keburukan ini. Dan tentunya itu adalah alamat dalam diri kita ada iman Karena ghirah itu sebagaimana dinyatakan di dalam hadis, ghirah itu berupa energi yang ada dalam diri seorang mukmin yang disebutkan di dalam hadis:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَان
“Apabila kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu (kekuasaanmu), kalau tidak mampu maka dengan lisanmu, kalau tidak mampu maka dengan cara engkau tidak menyetujuinya (benci dalam hatimu), dan itu adalah bagian yang lemah dari iman kita.” (HR. Muslim)

5. Solusi ketika iman sedang turun

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa di antara hiruk-pikuk kehidupan dalam fitnah, maka kita akan sering mendapatkan ujian yang menyebabkan kita lemah. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun telah mengisyaratkan:
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ شِرَّتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Dalam setiap kondisi semangat, akan datang masa yang lemah. Maka barangsiapa yang melemahnya kepada sunnahku, maka ia akan selamat. Dan barangsiapa yang dalam kondisi lemahnya kepada selain sunnah, maka dia akan celaka.” (HR. Ibnu Hibban)



Bottom Note

Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa:
ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang).
Maka seseorang bertanya kepada Beliau, Alangkah seringnya Anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda:
Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari. (HR. Sunan Abu Dawud No. 746)

No comments:

Post a Comment