Oct 27, 2022

Membuka Mata Hati

 



Klip "wide eyes" di atas milik The Big Moon band indie dari Britania Raya yang di motori sang vokalis sekaligus gitaris Juliette Jackson. SettiaBlog suka klip di atas karena rok panjang yang di kenakan sang basist Celia Archer. Soalnya gendhuk SettiaBlog kalau pas lagi pakai rok kayak itu terlihat cantik....he...he.... Mulai ngacau SettiaBlog. Lho, SettiaBlog kan memuji gendhuk SettiaBlog sendiri ya ndak apa - apa. Kalau pas ada yang ndak bener dengan gendhuk SettiaBlog ya SettiaBlog tegor, kalau emang baik SettiaBlog ya harus memujinya, biar imbang. Lagunya sendiri "wide eyes". Bukalah mata lebar-lebar. Perhatikan apa yang terjadi di sekeliling Anda. Tapi ada ungkapan gini, "Mereka yang hanya bisa menilai dari apa yang dilihat oleh mata, tak akan mampu untuk mengerti apa yang dirasakan oleh hati." Mungkin kita sering mendengar perkataan fitnah akhir zaman dan salah satu cara menghidarinya dengan membuka mata lebar-lebar, keep an eye peeled (selalu waspada) dan melihat dengan hati.

Menurut Ibnu At-Thoilah manusia mempunyai dua mata, yaitu mata Zahiriyah dan mata hati, mata Zahir berfungsi untuk melihat hal-hal yang sifatnya fisik, sedangkan mata hati berguna untuk melihat hal-hal metafisik. Mata Zahiriyah termasuk dalam susunan tubuh manusia, Mata Zahiriyah terbentuk dari susunan daging dilindungi oleh tulang dan rambut yang berada di bagian muka manusia. Dalam proses mencari kebenaran mata Zahir berfungsi untuk membuktikan suatu kebenaran dengan cara dilihatnya atau disaksikan dengan mata Zahir, misalnya si Anu mengatakan bahwa di kota A ada banguanan tua peninggalan Belanda lalu si Ana pun pergi ke kota A untuk membuktikan perkataan si Anu, apabila Ana melihat bahwa di kota A ada bangunan tua maka perkataan si A benar, dan bila di kota A tersebut tidak ada bangunan tua maka perkataan si Anu salah. Itu adalah salah satu fungsi dari mata Zahir untuk membuktikan kebenaran sebuah pernyataan. Mata Zahir tidak akan berfungsi bila mata tersebut sedang sakit dan tidak ada pencahayaan, bila tidak ada cahaya maka ia tidak akan bisa melihat apa-apa. Fungsi mata sangat dipengaruhi oleh kesehatan tubuh dan pencahayaan terhadap objek yang dilihat.

Mata hati adalah mata yang terdapat dalam hati, hati disini bukan hati segumpal daging yang ada di tubuh manusia, hati disini bersifat metafisik yang tidak bisa di uraikan secara fisik, hati dan mata hati termasuk dalam hal-hal perkara ghaib. Ibnu At-Thoilah mengistilahkannya dengan Latifah Rabbaniayah atau hal-hal yang menjadi rahasia Allah SWT. Mata hati berfungsi untuk melihat perkara-perkara yang ghaib atau perkara yang tidak bisa di uraikan dengan fisik. Mata hati di istilahkan oleh Ibnu At-Thoilah dengan Bashiroh. Apabila mata hati sehat maka ia bisa melihat keagungan Allah dan bisa mendekatkan hati dengan Allah SWT, mata Zahir berguna untuk melihat fakta sedang mata batin melihat makna di balik fakta.

Objek di dunia ini bisa di lihat dari dua sisi, sisi zahiriyah dan batiniyah, misalnya bila kita melihat gula maka kita melihat butiran yang berwarna putih, lalu butiran itu di letakan di lidah, maka akan terasa bahwa benda itu berasa manis, ketika kita merasakan kemanisan gula itu merenungkan seolah-olah kita memandang sesuatu yang tidak ada di hadapan mata kita. Proses merenungkan itu adalah kinerja mata hati dalam memandang sesuatu, mata hati memberikan fakta bahwa gula adalah butiran putih dan mata hati memberi makna manis, jadi gula itu adalah manis, kata manis tidak bisa di gambarkan dengan sesuatu yang materiil, ketika mata Zahir melihat pedang maka mata hati memberi makna tajam, ketika mata Zhir melihat garam mata hati memberi makna asin, mata hati yang hanya bisa memberikan makna gula itu manis, pedang itu tajam, garam itu asin, mata hata seperti ini masih dikatakan sebagai mata hati yang buta, mata hati yang terbuka adalah mata hati yang mampu melihat keagungan Allah disemua benda yang dilihat.

Kekuatan mata hati tergantung dari kesehtan hati itu sendiri apabila hatinya sehat maka mata hati akan semakin kuat menyaksikan hal-hal yang sifatnya ghaib, mata hati juga tidak akan berfungsi jika tidak ada cahaya yang meneranginya, cahaya mata hati adalah ketika hati selalu dihadapkan kepada Allah SWT dan selalu berinteraksi dengan petunjuk Allah yaitu Al-Quran dan Hadist, yang menutup mata hati untuk menyaksikan keghaiban adalah nafsu, maka untuk membuka mata hati terlebih dahulu kita harus menundukan nafsu kepada Allah, kekuatan mata hati ada beberapa tingkatan.

Tingkat pertama  mata hati yang melihat keagungan Allah disetiap objek yang dilihat oleh mata Zahir, ketika melihat bunga maka ia tidak hanya takjub dengan melihat bunga tersebut tetapi akal dan pikirannya langsung bertafakur mengenai keagungan Allah dalam menciptakan keindahan di alam dunia maka tatkala ia merenung ia akan merasa kecil di hadapan Allah dan selalu mengucapkan subhanallah ketika melihat kejadian-kejadian di alam dunia. Mata Zahir melihat fakta mata hati memberikan makna terhadap apa yang diligat oleh mata zahir dan itu tergantung dari kesehatan hati manusia, semakin sehat maka ia akan mendapatkan makna semakin dalam sampai kepada sebuahhakihat dari alam semesta, mata hati tidak bisa menguraikan secara materiil apa yang disaksikan oleh mata hati, maka ia memerlukan sebuah perumpamaan untuk menguraikan makna, seperti makna hakikat dunia menurut mata hati bahwa dunia itu adalah bagaikan seorang nenek tua yang sedang berhias sedangkan tubuhnya banyak ulatnya.

Tingkat kedua  mata hati yang terbuka dan mendapatkan cahaya hidayah dari Allah, akan mampu menyaksikan dengan keimanan tentang alam setelah jasad dan roh memisahkan, dia meyakini bahwa ada alam setelah alam dunia ini, yaitu alam kubur, padang mashar, hari pembalasan dan lain sebagainya.

Tingkat Ketiga  apabila mata hati semkin kuat dan hati semakin bersih maka ia akan memahami tentang alam keabadian yaitu alam akhirat, kematian di dunia adalah awal dari sebuah perjalanan alam keabadian, kematian hanya memisahkan jasad dan roh manusia, roh manusialah yang nantinya akan menghadap Allah untuk mempertanggung-jawabkan semua amal yang dilakukan di dunia, ahli maksiat tidak akan bisa selamat dengan kematian dan ahli taat tidak akan kehilangan pahala dengan kematian, karena kematian adalah sebuah awal perjalanan menuju alam keabadian yaitu akhirat.

Mata hati yang terbuka akan selalu merasa dilihat oleh Allah itu disebabkan karena keyakinannya yang sangat kuat akan keberadaan Allah, karena keyakinannya tersebut maka jiwa akan tunduk pada Allah, apapun yang Allah katakan dalam wahyunya akan ia laksanakan dengan sepenuh hati termasuk meyakini semua ketentuan Allah yang Allah sudah atur, hidupnya tidak akan dirisaukan oleh perkara dunia seperti rezeki, kekayaan, harta, jabatan, pasangan hidup, dan lain-lain, dia menyadari bahwa posisi di dunia hanya sebagai seorang hamba, yang ia lakukannya hanyalah beribadah, semua tindakan di alam dunia ini ia lakukan atas dasar ketaatan kepada Allah, dan ia tidak akan mengusik-ngusik fungsi Allah sebagai maha pengatur kehidupan, termasuk pengaturan rezeki, bila ia ditakdirkan menjadi orang kaya maka ia akan bersyukur dengan menggunakan kekayaanya itu di jalan Allah, apabila ia ditakdirkan menjadi orang miskin maka ia tidak akan mengeluh ia akan menjadi orang yang bergembira dalam kesabarannya, ia akan selalu gembira seperti gembiranya seorang kekasih yang sudah lama tidak bertemu akhirnya bertemu, dalam kemiskinan ia akan lebih taat dan dalam kejayaan ia akan semakin taat. Miskin dan kaya hanyalah sebuah peran yang diberikan Allah kepada manusia. tidak ada yang Allah bedakan yang menjadi ukuran bagi Allah adalah ketaqwaan hamba-Nya. Orang-orang seperti inilah yang dijamin rezekinya oleh Allah.

"Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (Q.S Al-Mu’min ayat 130)

Seorang hamba yang mata hatinya terbuka maka ia tidak akan dirisaukan oleh rezeki yang ia dapatkan, baik banyak atau sedikit rezeki yang ia terima tetap ia akan bersyukur pada Allah, karena baik banyak atau sedikit rezeki yang diterima oleh manusia tetap semua itu milik Allah dan akan dikembalilkan kepada Allah, maka hidupnya akan selalu tenang, dia tau kemana ia harus melangkah dan apa yang harus ia lakukan karena semuanya sudah tercantum dalam Al-quran dan contoh pelaksanaanya sudah ada dalam sosok Rasulullah SAW, ia hidupnya hanya untuk ibadah. Semua aspek kehidupannya akan tertuju kepada Allah, dia Shalat karena Allah, zakat karena Allah, bekerja karena Allah, berkeluarga karena ingin ridho Allah, semuanya untuk Allah. Kalau semuanya untuk Allah buat apa ia risau dengan sedikitnya rezeki, buat apa ia berlaku tidak jujur sedangkan ia meyakini bahwa Allah maha melihat,buat apa ia iri dengan orang yang hartanya lebih banyak dari dia, banyak sedkitnya harta itu semua milik Allah. Berbeda dengan orang-orang yang dibutakan mata hatinya, karena ia hanya melihat dengan mata zahir maka ukuran hidup pun hal-hal yang materiil, apa yang membuat ia bahagia adalah hal-hal yang sifatnya materiil, seperti banyaknya harta, kuatnya kuasa, wanita atau pria yang bagus rupa, segala usaha akan ia lakukan untuk mendapatkan kebahagian, berbuat tidak jujur, itu dilakukan untuk memenuhi hasrat akan dunia, bila ia mendapatkan harta maka ia akan menjadi sombong dengan harta tersebut, dan ia akan tidak tenang dengan hartanya tersebut ketakutan akan kehabisan harta sangat mengahatui dirinya, bila mana hartanya habis maka ia akan setres. Dimana coba letak kebahagiannya kalau kita menghamba pada dunia.




Bottom Note


Klip "your light" di Bottom Note ini juga milik The Big Moon. Perhatikan klipnya, yang buat sangat brilian. Sepintas memang terlihat acak, jika di perhatikan, gerakan dan bendanya terpola. Kelihatannya simple tapi rumit. Klip yang bagus ini.

Sebenarnya manusia mampu melihat kenyataan dengan jernih atau ibaratnya mampu ‘memotret’ kenyataan dengan resolusi tinggi manakala dia melihat tidak hanya dengan mata raga tapi juga mata nalar dan mata hati yang sehat, bersih dan tercerahkan oleh wahyu Allah SWT. Intinya kita harus menghambakan diri kepada sang Khalik.  Ketika kita sudah benar benar menghambakan diri maka hati dan pikiran akan sehat, bersih dan bening.  Di saat itulah kita akan mampu melihat realitas dengan mata hati.  Tentu saja ini butuh latihan yang memakan waktu. Puasa adalah salah satu caranya.

No comments:

Post a Comment