Apr 11, 2021

Kepribadian dan Kepemimpinan Perempuan

  


Model gaun floral berharga Rp37 Juta yang dikenakan Selena Gomez di klip De Una Vez, telah merebak ke mana-mana tak terkecuali Indonesia. Lihat klip di atas, gaya penyanyi Indonesia, tepatnya Jawa bagian timur. Gaun kamu di modifikasi jadi seperti itu, tapi ada yang unik dalam wanita Jawa, Selena. Coba perhatikan! Keluwesan dan kelenturan tubuhnya, dari ujung jari, tubuh, pantat sampai ujung kaki begitu luwes bergerak mengikuti irama musik. Perempuan Jawa sejak dulu terkenal sopan, luwes gandes dan kalem. Tapi seiring perkembangan jaman, pesona mereka ikut berubah. Stigma kalem itu tidak selalu lagi melekat. Walau demikian wanita-wanita semanis gula merah ini tetap punya daya pikat sendiri.

Entah sudah berapa banyak pria Indonesia dari berbagai daerah yang kepincut dengan wanita Jawa. Selain karena populasinya yang cukup banyak, beberapa hal di bawah ini lho yang bikin banyak pria menjatuhkan pilihan pada mereka.



Biar Hitam Tapi Manis

Mayoritas cewek Jawa memang memiliki warna kulit sawo matang hingga gelap. Tapi gurat wajah manis khas perempuan sana memang tidak terbantahkan. Kadang ada lesung pipitnya, bermata relatif bulat dan kulit yang berkilau. Ndak heran lah kalau cewek Jawa kerap diberi julukan si hitam manis. Apalagi kalau sudah senyum, cowok mana yang nggak klepek-klepek? Sayangnya, banyak di antara mereka yang tidak menyadari kecantikan khas ini. Ada yang berusaha agar kulitnya terlihat lebih putih seperti artis-artis Korea, dan menggunakan berbagai macam produk pemutih.

Mengenal Tata Krama

Sebenarnya, tak hanya kaum perempuan saja yang punya tata krama jempolan. Nyaris semua orang Jawa memang dikenal memiliki tata krama yang baik. Hal tersebut memang sudah membudaya dan turun temurun diajarkan pada para generasi penerus. Sumeh atau murah senyum, menyapa balik bila dipanggil, agak membungkuk saat melewati orang lain atau orang yang lebih tua. Hal-hal ini remeh, tapi jadi bawaan yang menambah nilai etis seseorang. Kesopanan tersebut tergambar dari cara bicara dan tutur kata. Sebagai cowok normal, tentu bakal lebih memilih cewek yang sopan dan memiliki tata krama daripada yang pecicilan dan petakilan. Karena sedikit banyak mereka membayangkan akan seperti apa anak-anaknya kelak. Kan, wanita bukan cuma membesarkan anak tapi juga adalah pembesar generasi.

Sifat yang Sederhana, tapi Sebenarnya Ndak Biasa

Kepribadian tersebut ditanamkan oleh para leluhur, dari semboyan Jawa yang berbunyi, “Pilih-pilih oleh bongkeng.” Yang memiliki makna, “Suka pilih-pilih akan mendapatkan yang lebih buruk.” Semboyan tersebut mengajarkan para wanita untuk tidak mematok standard terlalu tinggi untuk dijadikan pasangan hidup. Perempuan Jawa cenderung tidak banyak syarat dalam memilih pasangan. Entah itu tidak berasal dari keluarga kaya, entah itu punya fisik yang di luar tipenya. Sebagian wanita di Jawa punya watak ‘nriman‘ alias cukup mudah menerima, tidak banyak minta macam-macam Dari pribadi yang sederhana tersebut, mereka bisa memahami pasangan tidak hanya dari sisi kelebihan tapi juga dari kekurangannya.

Penurut, Mudah Diatur

Berbekal ajaran tata krama sejak kecil, perempuan Jawa cenderung sudah memiliki mental penurut, Mental ya, bukan berarti semua penurut artinya pasti mau disuruh atau dibilangi ini itu. Nah, cowok punya kecenderungan juga untuk memilih perempuan yang bisa diajak bermasa depan seperti ini. Jawa juga menjunjung tinggi lelaki sebagai imam atau pemimpinnya. Sebagai calon imam, pria juga mencari wanita yang bisa diajak bekerja sama, bertukar pikiran, tapi juga bisa dikendalikan. Perempuan seperti ini cocok banget buat pria-pria penyuka perempuan tidak ngeyelan.

Menghormati yang Tua

Berbahagialah para lelaki yang punya pasangan perempuan Jawa, sebab mereka sudah mahir banget menghormati yang lebih tua. Bagaimana memperlakukan, mengambil hati, bertutur kata pada orang tua, perempuan Jawa punya keluwesan tersendiri akan hal ini. Menghormati yang lebih tua itu hal yang sudah membudaya di kalangan orang Jawa. Istilahnya mereka punya unggah-ungguh. Misalnya saja, gaya bahasa ketika ngobrol dengan yang lebih tua, mereka akan menggunakan bahasa kromo inggil atau setidaknya leih menjaga sikap. Melewati orang tua yang sedang duduk, mereka juga akan menunduk hingga meninggalkan kesan santun. Pada dasarnya, perempuan Indonesia dari berbagai suku punya daya tariknya masing-masing. Dan semua balik lagi ke pribadi masing-masing dan masalah selera.

Saat ini, peran perempuan telah bergeser ke dimensi yang lebih luas. Kebangkitan kaum perempuan dalam era globalisasi telah membawa perubahan: perempuan bukan lagi semata-mata sebagai istri atau ibu, tetapi telah terorientasi pada kualitas eksistensinya selaku manusia. Mengapa perempuan harus tampil memimpin dan ikut dalam pengambilan kebijakan? Karena jumlah perempuan mencapai separuh penduduk dunia sehingga secara demokratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan. Selain itu, partisipasi perempuan diharapkan dapat mencegah kondisi yang tidak menguntungkan bagi kaum perempuan dalam menghadapi masalah stereotip terhadap perempuan, diskriminasi di bidang hukum, kehidupan sosial dan juga eksploitasi terhadap perempuan.

Kepemimpinan perempuan secara umum ada 2 (dua), yaitu pertama kepemimpinan transformasional. Dengan penerapan kepemimpinan model ini, bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan tanggap kepada pimpinannya. Kepemimpinan transformasional merupakan konsep yang relevan pada situasi di mana perubahan terjadi sangat cepat dan menuntut setiap organisasi untuk dapat menyesuaikan diri. Sedangkan kepemimpinan feminisme dapat dicirikan sebagai berikut: tak agresif, tergantung, emosional, subjektif, gampang terpengaruh, pasif, tak kompetitif, sulit memutuskan, tak mandiri, sensitif, tak berani spekulasi, kurang PD, butuh rasa aman, memperhatikan penampailan. Adapun ciri-ciri Kepemimpinan maskulin: sebaliknya. Dewasa ini sangat dibutuhkan etika feminin, sebagai penyeimbang bagi dominasi etika maskulin.

Untuk menjadi seorang pemimpin tidak saja dibutuhkan bakat, tetapi juga dibutuhkan kemampuan dan keahlian yang dilatih sejak muda. Perempuan harus berjiwa pemimpin, antara lain: visioner, partisipatif, think globally, act locally, berkarakter, cerdas secara spiritual, emosional, sosial, maupun intelektual. Juga adanya passion kompetitif.

Lantas, apa yang harus dilakukan sebagai perempuan pemimpin? Perempuan harus mampu membangun personal branding atau citra diri yang positif, baik sebagai sebagai individu, ibu, mitra suami, sebagai pemimpin atau pelayan masyarakat. Perempuan harus memahami konsep diri, yaitu kesadaran, sikap, dan pemahaman, tentang siapa diri kita, apa cita-cita kita, apa kekurangan, kelebihan, kemampuan, kekuatan, dan lain-lain. Perempuan pemimpin harus memiliki konsep diri positif, yakin akan kemampuan mengatasi masalah. Merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu sadar setiap keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui masyarakat, dan mampu memperbaiki diri. Konsep diri bukan sesuatu yang tiba-tiba “jadi” tetapi harus dibentuk, dengan belajar.

Seorang perempuan pemimpin harus memiliki sikap asertif, yaitu penuh percaya diri, mempunyai keyakinan yang kuat akan tindakannya dan mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya, tanpa menyakiti perasaan diri-sendiri atau perasaan orang lain, tanpa mengganggu hak orang lain. Bagaimana menjadi perempuan pemimpin yang asertif? Di sini tentu melibatkan unsur identitas, gambaran diri, hingga harga diri.

Revolusi Total

Saat berniat tampil sebagai pemimpin, perempuan masih menghadapi tantangan, seperti rendahnya tingkat pendidikan perempuan, kurangnya semangat daya saing dan keberanian yang berpotensi menurunkan prestasi dan rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam bidang politik. Maka, revolusi total (jasmani dan mental) perempuan calon pemimpin menjadi sangat penting. Perempuan harus mengembangkan diri menjadi pribadi yang tangguh tanpa meninggalkan kodrat perempuan sebagai istri, ibu rumah tangga yang baik, pendidik dan pengasuh anak yang patut diteladani, serta menjadi warga negara yang produktif dan mampu memberi kontribusi positif untuk kemajuan pembangunan.

Seorang perempuan harus memiliki posisi tawar yang kuat dan sejajar dengan kaum laki-laki. Untuk itu, perlu pengembangan potensi diri meliputi aspek fisik, intelektual, maupun mental spiritual. Aspek fisik dapat dikembangkan melalui olahraga dan pola makan yang sehat. Aspek intelektual dapat dikembangkan melalui berbagai pendidikan formal dari TK sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan aspek mental spiritual dikembangkan melalui kegiatan keagamaan, seminar, atau pelatihan-pelatihan, sehingga dapat menjalani hidup pada jalur yang benar dengan penuh optimisme. Jadilah perempuan pemimpin yang asertif, visioner, bisa mendengar, berani mengambil keputusan, berani mengambil risiko, dan mempunyai citra diri positif. Dunia tahu, banyak tokoh dunia perempuan yang menjadi panutan seperti Margaret Thatcher di Inggris, Indira Gandhi di India, Cory Aquino di Filipina, Megawati di Indonesia yang mampu memposisikan dirinya sebagai wanita cerdas dengan tidak melihat dirinya sebagai perempuan yang lemah melainkan kekuatan dan kecerdasan dalam menempatkan diri di rumah, dunia kerja, tempat ibadah, dan lingkungan masyarakat.

Namun, pengetahuan yang luas dan kecerdasan perempuan bukan untuk menjadi kompetitor laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tetapi agar perempuan lebih cakap dalam melakukan kewajibannya.

No comments:

Post a Comment