Aug 1, 2022

Perlunya Penyegaran Ruhani

 



Bahasan ini mulai SettiaBlog ketik tadi pagi sehabis subuh, seperti biasa SettiaBlog di temani secangkir kopi pahit dan ngemil roti gabin, untuk ganjal perut, yang penting perut tidak kosong ketika minum kopi. Beberapa waktu yang lalu kan SettiaBlog bilang mau ganti cat dinding. Malam suro kemarin sudah SettiaBlog ratakan catnya walau belum sempurna, jadinya seperti pada klip di atas. Ndak tahu kok pengennya gambar cherry blossom , itu idenya juga spontan tanpa konsep, bawahnya SettiaBlog kasih motif chartographer. Yang SettiaBlog tampilkan di klip itu hanya yang sebelah utara, yang selatan juga udah jadi bahkan lebih bagus. Cherry blossom sendiri biasa di artikan orang Jepang sebagai harapan kebahagiaan, begitu juga harapan SettiaBlog, agar semua di naungi kebahagiaan. Apalagi ini bulan SurÃ¥ (ꦱꦸꦫ), dibaca 'Suro', nama bulan pertama dalam penanggalan Jawa. Bulan Suro, berdasar budaya Jawa merupakan Tahun Baru. Bedanya dengan tahun baru Masehi di akhir Desember biasa diwarnai dengan pesta pora, namun bagi pewaris ajaran Jawa atau Islam Jawa dianggap sebagai Bulan Prihatin. Perlu prihatin, mengerem kehendak yang bersifat material, kemudian menggeser aktivitas secara spiritual.

Seberapa jauh melangkah suatu ketika perlu berhenti. Seberapa lama berdiri pada saatnya akan duduk juga. Itu semua dilakukan supaya ada jeda untuk membuat keseimbangan hidup. Begitu pun suatu ritual perlu dilakukan sebagai penyegaran ruhani, selain mengasah kepekaan menghayati ruang waktu yang tak terjamah pikiran.



Suro berkaitan erat dengan peristiwa Asyura. Sebuah peristiwa berdarah yang dialami oleh cucu Rasulullah SAW di Karbala. Dimana Hasan dan Husein dibunuh oleh sesama Muslim yang bersebrangan paham. Kisahnya ndak mungkin SettiaBlog tulis di sini, terlalu memilukan. Hingga kini kesedihan itu tak pernah sirna di hati kaum muslim yang masih menjunjung tinggi kehormatan Rasulullah SAW dan keluarganya. Oleh sebagian masyarakat ditandai dengan penuh keprihatinan melalui beragam ritual.

Di kalangan masyarakat Jawa, menabur bunga di perempatan jalan (kalau di lingkungan SettiaBlog tiap 1 Suro biasa mengadakan selamatan juga di tiap telon (pertigaan jalan)), semua itu merupakan simbol do'a penghormatan bagi cucu Rasulullah SAW yang penggalan kepalanya diseret sepanjang jalan. Semoga dengan bebungaan yang ditabur di jalanan mengharumkan perjuangannya dalam menjaga sikap membela kebenaran dan cinta. Dengan wewangian bunga itu pula diharap bisa menyirnahkan segala kebusukan yang mengendap di hati manusia serta menghapus segala balak yang bakal menimpa.

Ya, mungkin banyak yang ndak menyadari kalau perjuangan Rasulullah SAW dan keluarganya sudah mendarah daging dan menjadi spirit masyarakat Melayu dan termasuk Jawa. Islam sendiri masuk ke Melayu dan termasuk Jawa sekitar abad 7 setelah perang Shiffin. Anda bisa tanya tentang hal ini pada orang yang ngerti, SettiaBlog ndak boleh terlalu banyak cerita.

SettiaBlog hanya ingin cerita yang memang ada di lingkungan Jawa. Yang baca pasti pada protes, Jawa itu ndak gitu Settia. Dari kecil sampai SettiaBlog besar yang SettiaBlog lihat dan rasakan memang seperti itu. Contoh mudahnya, SettiaBlog kan biasa menggambar wayang di cengkir kalau ada yang tingkepan. Yang sering di gambar itu Kamajaya dan Dewi Kamaratih. Sepasang manusia yang agung dan luhur dan biasa di sebut dengan sri-sedana. Siapa tho sebenarnya mereka? Sedana atau biasa di sebut Saidina Ngali (Baginda Ngali) sebenarnya itu nama pribumisasi dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Sementara Sri atau biasa di sebut Dewi Sri Pertimah sebenarnya itu nama pribumisasi Sayyidah Fatimah az Zahra. Makanya SettiaBlog mau menggambar wayang di cengkir untuk tingkepan. Tujuannya untuk mendo'akan anak-anak yang lahir di Jawa agar memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib; kelembutan, ketabahan, kesabaran seperti Sayyidah Fatimah az Zahra. Dan tentu di harapkan kelak akan mampu berjalan dalam kebenaran seperti yang di lakukan Rasulullah SAW dan keluarganya.

SettiaBlog ndak mengarang - ngarang cerita, ini yang ada di Jawa, sebenarnya banyak banget cerita yang masyarakat luas belum banyak tahu, tapi SettiaBlog ndak diperbolehkan cerita sama Eyang - eyang SettiaBlog. Lha wong SettiaBlog cerita kayak gini pasti juga ndak ada yang percaya. Mulai dari jaman Mojopahit sampai sekarang masyarakat Jawa memiliki tugas berat, menjunjung tinggi kehormatan Rasulullah SAW beserta keluarganya dan melanjutkan perjuangan Mereka.


Bottom Note

Maaf ya, bahasan SettiaBlog kali ini sangat ngacau. SettiaBlog hanya ingin menyampaikan pesan dari Eyang - eyang SettiaBlog. Terima kasih untuk lingkungan SettiaBlog dan semuanya, yang masih menjunjung tinggi kehormatan Rasulullah SAW beserta keluarganya dan meneruskan perjuangan mereka. Semoga Allah SWT meningkatkan keimanan, melimpahkan rezeki, kebahagiaan dan kesehatan kepada kita semua.

No comments:

Post a Comment