Nov 12, 2016

Tafsir Surat An-Nas


قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاس (1)
Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. ِ
مَلِكِ النَّاس(2)
 raja manusia.
إِلَٰهِ النَّاس(3)ِ ِ
sembahan manusia.

Ayat 1-3:

Dalam surat ini kita memohon perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam, boleh jadi dari diri sendiri.
Allah mengajarkan kepada nabi Muhammad saw dengan firmannya: Katakanlah wahai Nabi Muhammad, Aku berlindung kepada Tuhan pemelihara manusia. Maha Raja yang menguasai manusia, Tuhan yang disembah dan dipatuhi oleh manusia suka atau tidak suka, Aüdzu terambil dari kata audz yakni menuju kepada sesuatu untuk menghindari dari sesuatu yang ditakuti, baik yang dituju makhluk hidup seperti manusia atau jin atau tak bernyawa seperti benteng atau gunung , maupun kepada Allah swt.

Pemilihan kata Rabb bukan Allah. Rabb mengandung arti kepemilikan dan kepemeliharaan serta pendidikan yang melahirkan pembelaan serta limpahan kasih sayang. Kesannya bakal terpenuhi permohonan ini. Annas dalam Al-Quran terulang sebanyak 24 kali, artinya kelompok manusia. Di surah ini, An-Nas terulang 3 kali. Ada ulama yang memahami dalam tiga pengertian yang berbeda.

• Janin dan anak-anak kecil karena mereka memerlukan perlindungan .
• Orang dewasa yang membutuhkan bimbingan serta penguasaan.
• Orang tua yang karena ketuaannya sudah sangat membutuhkan kedekatan dan kepatuhan kepada Allah.

Ada juga yang menolak dengan alasan kata An-Nas dalam bentuk defitif (memakai alif dan lam), jadi ketiganya sama maknanya.

Kata Malik / Raja.

Digunakan untuk penguasa yang mengurus manusia. Berbeda dengan Maảlik dalam arti pemilik, digunakan untuk menggambarkan kekuasaan si pemilik terhadap sesuatu yang tidak bernyawa. Ilahi An-Nas mencakup si pemohon yang bermaksud jahat, bahkan semua manusia. Kata Ilähi artinya menuju dan bermohon. Tuhan adalah ilah karena seluruh makhluk menuju serta bermohon kepadanya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pendapat lain dari Ilah: berarti juga menyembah atau mengabdi seingga Ilah adalah Zat yang disembah dan kepadanya tertuju segala pengabdian.

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاس (4)
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 
ِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاس (5)
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 
ِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاس(6)
 dari (golongan) jin dan manusia.

ِAyat : 4-6

Dari kejahatan pembisik yang bersembunyi yang membisik didada manusia dari jin dan manusia. Sekarang apa yang dipohonkan: Perlindungan dari kejahatan setan pembisik yang bersembunyi mundur dan menghilang jika diusik dengan memohon pertolongan Allah yang senantiasa membisik secara tersembunyi di dada yakni hati manusia. Kata Syarr rujuklah ke surat Al-Falaq. Kata Waswas awalnya berarti suara yang sangat halus, kemudian diartikan bisikan-bisikan., biasanya bisikan-bisikan negatif.

Kata Al-khannas, terambil dari kata khanasa, yang berarti kembali, mundur, menjauh dan brsembunyi. Patron kata yang digunakan ayat ini, mengandung arti seringkali atau banyak sekali, dengan demikian berarti :

a). Setan sering kali dan berulang kali kembali menggoda manusia pada saat ia lengah dan melupakan Allah,

b). Setan seringkali dan berulang-ulang mundur dan menjauh saat manusia berdzuikir dan mengingat Allah. Pendapat kedua ini didukung sabda Nabi saw: Sesungguhnya setan itu bercokol di hati putra Adam. Apabila ia berdzikir, setan mundur menjauh, dan bila ia lengah, setan berbisik. HR. Bukhari melalui Abbas.

Kata Al-Jinnah adalah bentuk jamak dari kata Jinny, yang ditandai dengan ta marbuthah. Ini menunjukkan bentuk jamak Muannats. Kata Jin terambil dari kata Janana, yang berarti tertutup atau tidak terlihat. Anak yang didalam kandungan disebut janin karena tidak kelihatan. Surga dinamai Jannah, karena pandangan tidak dapat menembusnya. Orang gila disebut majnun. Jin dinamai demikian karena makhluk halus yang tidak dapat dilihat dengan mata.

Tidak semua jin melakukan bisikan-bisikan negatif. Dalam Al-Quran surat Al-Jinn ayat 11, yang artinya, dan sesungguhnya diantara kami ada yang soleh-soleh dan ada pula diantara kami yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Semua makhluk Allah yang tidak sholeh, yang menggoda dan mengajak kepada kemaksiatan dinamai setan, baik dari jenis jin maupun manusia. Setan jin tersembunyi sedang setan manusia terlihat. Oleh karena itu kita disuruh meminta perlindungan kepada Allah dari setan manusia, seperti tercantum dalam surat Al-Anam ayat 112.

Dari ayat diatas kita dapat memahami bahwa bisikan negatif itu muncul dari dua sumber, nafsu manusia dan rayuan setan. Gejolak dan dorongan nafsu tertolak dengan tekad tidak memperturutkannya, karena nafsu bagaikan bayi, jika anda biarkannya menyusu, maka ia terus menyusu, dan jika anda bersikeras menyapihnya maka ia akan menurut.

No comments:

Post a Comment