Oct 18, 2016

Wejangan Sheihk Abdul Qodir Jaelani


Tentang Ilmu

1. Agama kamu dapat hancur dan lenyap disebabkan oleh 4 hal :
- Kamu tidak mau beramal terhadap sesuatu yang telah kamu ketahui.
- Kamu melakukan sesuatu pekerjaan dengan dasar yang tidak kamu ketahui.
- Kamu tidak mau belajar terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui, bahkan kamu membiarkan dirimu kekal dalam kebodohan.
- Kamu menghalangi orang lain untuk belajar sesuatu yang tidak mereka ketahui.



2. Dalam mencari ilmu seharusnya :
- Diusahakan diperoleh dengan metode burung gagak, yaitu jika berangkat pagi-pagi benar, demikian pula ketika mencari ilmu.
- Dengan kesabaran unta. Sabar dalam menanggung beban berat yang dialami ketika mencari ilmu.
- Dengan kerakusan babi hutan. Kerakusan terhadap ilmu, giat belajar.
- Dengan kecemburuan anjing, dalam menjaga ilmu.

3. Wahai hamba Allah, janganlah kamu sia-siakan hidup berdasarkan ilmu tanpa menjaganya dengan pengamalan. Karena hal itu tidak bermanfaat bagimu. Untuk apa kamu berilmu klau tidak kamu amalkan. Berilmu itu wajib bagimu dan mengamalkannya pun wajib, tidak bisa dipisah-pisahkan antara ilmu dan amal, sebab amal itu butuh ilmu dan amal merupakan satu kewajiban yang harus kamu lakukan. Ibarat sebuah pohon, ilmu adalah batangnya sedang amal adalah buahnya. Hidup ini harus berilmu, dan dari ilmu itu menghasilkan buah, dan buah itulah yang disebut amalan kita.

4. Ilmu itu dijadikan agar diamalkan, bukan hanya untuk dipelihara saja. Belajarlah dan beramallah lalu kenali orang lain. Kalau kamu berilmu kemudian rela beramal, maka ilmu itu terucap darimu ketika kamu diam. Maka berbicaralah kamu dengan lisan yang dihiasi amal. Jangan sampai kamu berbicara tentang ilmu tetapi tidak kamu sertai dengan amal, bagaimana pohon tidak berbuah. Seorang ulama berkata : "Ilmu siapa tidak bermanfaat, maka tidak bermanfaat pula tuturnya." Wahai hamba Allah, orang beramal dengan ilmu akan mendapat manfaat dengan itu tersebut, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

5. Janganlah kamu datang hanya membawa sepucuk ilmu lalu merasa cukup. Sesungguhnya ilmu itu harus disertai amal. Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tidak berbuah, dan belajar tanpa ilmu bagaikan membangun rumah diatas pondasi yang rapuh, tak akan dapat tegak. Janganlah kamu menjadi penjual amal dengan ilmu, karena diantara kamu banyak orang yang pandai berpantun disertai ibarat-ibarat dan kebenaran-kebenaran meliputi balaghahnya namun tidak disertai dengan amalan, bahkan tidak punya rasa ikhlas. Seandainya kamu mau melatih hati, tentu anggota tubuhmu ikut terlatih, karena hati itu pusat organ tubuh yang ada. Ilmu itu seperti kulit dan amal bagaikan kerangka. Kulit itu bisa dipelihara jika kerangkanya terpelihara, jika kulitnya rusak, maka rusak pula kerangkanya. Jika amal tidak ada maka ilmu itu lenyap dengan sendirinya. Mana mungkin ilmumu bermanfaat bagimu kalau tidak kamu amalkan. Wahai orang berilmu, jika kamu ingin memperoleh kebaikan didunia dan diakherat, amalkanlah ilmumu, ajarilah manusia. Hai orang kaya, jika kamu ingin baik didunia dan di akherat, ringankanlah beban orang-orang fakir.

6. Perbaguslah persahabatanmu dengan Allah, takutlah kepada-Nya, beramallah dengan hukum-hukum-Nya, tunaikan hak-Nya. Apabila kamu beramal menggunakan hukum Adalah berarti telah menunaikan amal dengan usahamu, bahkan kamu termasuk mendorong orang lain untuk mengamalkan hukum-hukum-Nya. Ilmu yang kamu miliki dan amalkan, stengah kamu amalkan akan timbul ilmu lagi bagimu tanpa kamu pelajari, ini adalah anugerah Adalah karena perbuatan baikmu.

7. Satu kali kecelakaan bagi orang jahil (bodoh, tidak berilmu) yaitu karena tidak mau belajar, dan tujuh kali kecelakaan bagi orang beriman karena menyia-nyiakan ilmunya. Orang berilmu tetapi tidak beramal, maka lenyaplah berkah ilmunya dan lepaslah tanya baginya. Berilmu lalu beramal kemudian memperbaiki cinta Allah, maka apabila cintamu bersih niscaya hal itu semakin mendekatkan kamu kepada-Nya dan mengosongkan yang lain. Jika dikehendaki, perbuatan tersebut dapat memperharum namamu dihadapan mahluk, bahkan semakin menambah pembagianmu.

8. Wahai hamba Allah, janganlah kamu menghina ahli hukum dan ulama, karena ucapan mereka menjadi pengobat dan rancangan kalimatnya sebagai buah. Terimalah ulama yang bertakwa, agar kamu memperoleh berkah. Kamu jangan menemani ulama yang tidak beramal dengan ilmunya, karena apabila kamu bergaul dengan mereka tentu bencana akan menimpa kamu, mereka malah mencelakakan kamu.

9. Celaka kamu, sampai kapan kamu mempersibuk dirimu dan sibuk mengurusi keluargamu sampai lupa mengabdi kepada Allah Azza wa Jalla. Seorang ulama berkata : "Apabila kamu mengajar anakmu, sertakanlah niat dan agar disibukkan dia bersama Allah." Ketahuilah bahwa niat itu bisa membuat baiknya sesuatu dan berharga tinggi. Ajarilah anakmu dengan ilmu tauhid dan akhiri dengan ilmu yang menjurus ibadah kepada Allah Azza wa Jalla.

Tentang Dunia

1. Pengaruh negatif dari harta :
- Harta bisa membawa kepada berbagai kedosaan, dikarenakan sebagai sarana nafsu yang bermacam-macam. Seorang yang tidak mempunyai biaya untuk melakukan suatu kedosaan, hatinya tidak bergerak untuik melakukan. Timbulnya hasrat untuk berbuat adalah bila diri kita merasa sanggup, dan harta merupakan sumber kesanggupan yang menggerakkan orang kepada berbagai perbuatan maksiat dan perbuatan dosa. Jika menurutkan keinginan diri niscaya akan binasa, dan jika ditahan pahit terasa. Itulah sebabnya bersabar ketika sanggup adalah lebih berat, ujian senang lebih berat dari pada ujian susah.
- Harta itu menarik kepada bermewah di bidang yang mubah. Mana bisa orang yang berharta hanya makan makanan yang sangat sederhana, berpakaian seadanya, seperti yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul. Kalau sudah terbiasa menikmati keduniaan dan membiasakan diri dengan kemewahan, lalu kemewahan menjadi kebiasaan dan hobby yang tak dapat ditinggalkan lagi, mungkin suatu saat akan tidak dapat membiayainya dari usaha yang halal. Maka terjerumuslah kita ke bidang syubhat dan terbenam dalam ria, berdusta, munafik dan timbul semua sifat dan ahlak tercela, agar urusan dunianya dapat terurus dan dapat terus hidup mewah. Orang yang banyak harta akan banyak pula kebutuhannya/ketergantungannya kepada orang lain, dan barangsiapa yang memerlukan orang lain bisa terpaksa harus ambil muka kepada terhadap mereka. Dari ketergantungan/keperluan terhadap orang lain, timbullah persahabatan dan permusuhan yang dapat menjadi sumber iri, dengki, ria, sombong, berdusta, hasud, fitnah, bergunjing dan semua dosa hati dan dosa lidah, yang selanjutnya dapat menular ke seluruh aspek. Semuanya itu timbul dikarenakan harta dan didesak kepentingan dalam menjaga dan mengurusnya.
- Tidak dapat dipungkiri bahwa mengurus harta itu menyebabkan orang lalai dari mengingat Allah, dan setiap hal yang mengganggu dari mengingat Allah adalah suatu kerugian.

Nabi Isa a.s. menerangkan bahwa dalam berharta terdapat 3 macam bahaya :
• Diambil dari sumber yang tidak halal.
• Jika diambil dari sumber yang halal, dibelanjakan tidak pada tempatnya.
• Jika dibelanjakan pada tempatnya, kita akan terganggu dari mengingat Allah karena mengurusnya.

2. Bebaskanlah dirimu dari kepentingan dunia karena dalam waktu dekat ini kamu akan tercabut daripadanya, dan dunia yang kamu cari dengan susah payah itu akan kamu tinggalkan dengan begitu saja, dan yang kamu tumpuk-tumpuk itu akan dijadikan rebutan oleh ahli warismu, yang selanjutnya akan mencelakakan keluarga kamu sendiri. Maka, janganlah kamu mencari kehidupan dimuka bumi ini untuk bersenang-senang dengannya. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang semu, kehidupan yang penuh tipuan dan permainan. Sampai kapanpun kalau manusia itu hanya mementingkan kehidupan dunia, maka dia akan tertipu dan akan dipermainkan oleh kehidupan dunia itu sendiri, dia akan dijadikan budak dunia, disuruh ini dan itu, disuruh pergi kesana kemari, hanya untuk mengurus urusan dunia dan kesenangannya yang tak pernah kunjung datang. Mengejar kehidupan dunia adalah mengejar bayangan fatamorgana, yang disangkanya penuh air kesejukan, padahal semua hanya bayangan, semakin dikejar semakin jauh dan setelah didekati hanya panas terik matahari, lalu fatamorgana itu pindah ke tempat yang lebih jauh lagi, dimana sampai matipun belum ketemu apa yang sebenarnya dicarinya, sebab yang dicari adalah kehidupan semu.

3. Wahai hamba Allah, kamu pasti merasakan kemanisan, kepahitan, kebaikan, kerusakan, kekotoran dan kejernihan. Apabila kamu ingin bersih secara sempurna maka lepaskanlah hatimu dari mahluk, jalinlah hubungan dengan Allah Azza wa Jalla, lepaskan dunia, tinggalkan keluargamu, dan serahkan mereka kepada Allah karena semua itu hanya ada di tangan Allah, maka kamu pasrahkan saja sepenuhnya kepada Allah, kamu didik mereka untuk mengabdi kepada Allah. Wahai hamba Allah, janganlah kamu menjadi manusia jahil yang khawatir anaknya kelaparan, yang hatinya goncang karena memikirkan nasib perekonomian anak-anaknya nanti, tetapi tidak memikirkan apa yang hendak disembah anak-anaknya itu, menyembah dunia atau menyembah Allah Azza wa Jalla.

4. Kebanyakan manusia itu cenderung mendahulukan istri dan anak-anaknya daripada mendahulukan ridlo Allah. Sesungguhnya aku melihat setiap gerak menuju kepada keduniaan, setiap tujuanmu, istrimu, anak-anakmu, dan apapun itu hanyalah barang yang semu. Kamu lebih mementingkan urusanmu, urusan anak isterimu, kamu tumpuk harta benda untuk perbekalan anak isterimu, kamu berbuat dusta dan munafik karena mementingkan urusan dunia, agar dapat menumpuknya, tetapi tidak kamu fikirkan bagaimana nasibmu, nasib anak istrimu sehingga kamu dan keluargamu tidak punya akidah yang kuat, sehingga hatimu dan hati keluargamu goncang, tidak tahu siapa Tuhan.

5. Wahai hamba Allah, tinggalkanlah olehmu sesuatu yang dibagikan, dan sesuatu yang tidak dibagikan, karena pencarianmu terhadap sesuatu yang belum Allah bagi/beri adalah amat dibenci dan tercela, sedang pencarianmu terhadap sesuatu yang telah Allah bagi adalah cela dan aib.

6. Wahai hamba Allah, berfikirlah kamu bahwa rezeki itu menurut ketentuan pembagiannya. Jika sudah terbagi maka rezeki itu tidak akan bertambah maupun berkurang, tidak dapat dipercepat maupun diperlambat. Janganlah kamu merasa ragu atas jaminan Allah. Janganlah kamu loba dan rakus mencari sesuatu yang tidak dibagikan kepadamu.

7. Wahai hamba Allah, renungkanlah dalam-dalam siapakah yang memberi makan dirimu tatkala kamu masih dalam perut ibumu ? Setelah lahir, anehnya kamu bergantung pada diri sendiri dan orang lain, pada uangmu, pada perdaganganmu, pada teman-temanmu, dan pemimpinmu. Ingatlah bahwa setiap orang yang bergantung kepada mereka, maka orang itu menuhankan mereka. Setiap orang yang kamu takuti atau kamu harap, berarti kamupertuhankan. Setiap orang yang kamu pandang punya hubungan dengan datangnya mudharat dan manfaat, maka berarti kamu pertuhankan.

8. Wahai hamba Allah, ketahuilah olehmu bahwa dunia itu sudah terbagi sejak semula. Oleh karena itu tinggalkan pencarian dunia yang menimbulkan kesusahan. Kamu bekerja itu adalah ibadah, kamu tidak boleh malas hidup didunia akan tetapi semangat kerjamu itu bukanlah untuk mencari dunia. Maksudnya adalah kamu harus merasa cukup dengan apa yang kamu peroleh, kamu harus bekerja dimana didalam bekerja janganlah mencari sesuatu yang kamu anggap kurang sebab sesuatu yang kamu anggap kurang itu memang bukan bagianmu, bukan milikmu. Inilah yang dinamakan sifat qonaah, yaitu hati merasa cukup terhadap sesuatu yang diperoleh dan terus bekerja karena manusia harus bekerja dan beribadah kepada-Nya.

9. Harta dalam kehidupan manusia mempunyai peran yang sangat penting. Dengan harta manusia dapat selamat dan berbahagia didunia dan akherat jika harta bendanya dipergunakan untuk berbuat kebaikan. Banyak manusia jadi hancur karena harta disebabkan harta bendanya dijadikan sarana untuk melakukan perbuatan dosa. Maka, berhati-hatilah terhadap bahaya yang tersimpan dalam harta. Harta itu bagaikan ular atau kalajengking, siapa yang tidak pandai mengurusnya akan tergigit atau tersengat, gigitannya ataupun sengatannya mengandung racun yang mematikan. Akan tetapi, racun tersebut bagi orang yang berilmu dapat dijadikan obat yang bermanfaat bagi manusia. Wahai hamba Allah, jika kamu memandang harta, pandanglah dari sudut bahayanya, jangan kamu pandang dari segi manfaatnya. Jika kamu pandang dari sudut bahayanya, harta itu akan kamu pergunakan untuk beribadah, tetapi jika kamu pandang dari sudut manfaatnya, maka harta itu akan kamu simpan untuk kepentingan keluargamu sehingga kamu menjadi manusia yang bakhil, menjadi manusia terkutuk dan rakus terhadap harta.

10. Wahai hamba Allah, sebentar lagi kamu akan mati, maka ratapilah jiwamu sebelum diratapi orang. Kamu menyimpan banyak dosa yang mengakibatkan terkena siksa yang menghinakan. Hatimu terlalu menderita karena cinta dan loba dunia. Maka tinggalkanlah pencarian yang menganiaya dirimu, terimalah apapun yang mempercukup dirimu. Akal tidak mungkin pernah gembira dengan sesuatu yang diperoleh, halalnya dihisab, dan haramnya disiksa. Naasnya, kebanyakan manusia telah lupa siksa dan hisab.

11. Terhadap apapun yang dirimu berada didalam dunia ini tidak membawa manfaat untukmu dihari kiamat, bahkan bisa membawa sengsara bagimu. Akan tetapi jika dunia ini kamu letakkan diluar dirimu, kamu letakkan untuk kebajikan, bukan untuk dirimu sendiri, maka hal tersebut akan membantu dirimu, menjadi pelayanmu, bukan kamu yang menjadi pelayan dunia. Maka gunakanlah dunia ini sebagai alatmu untuk mencari dan mendekat kepada Allah, dan jangan sampai dirimu diperalat dunia sehingga kamu dijauhkan dari Allah.

12. Wahai orang yang mengadu kepada mahluk, bencana akan menimpamu. Mana mungkin pengaduanmu bisa bermanfaat bagimu. Pengaduan kepada mahluk tidak akan bermanfaat atau membawa mudharat, sebab mahluk itu tidak bisa memberi manfaat ataupun memberikan bahaya. Apabila kamu berpegang teguh kepada mereka dan menyekutukan Allah, adalah menjauhkan dirimu dari-Nya sedang kemarahan-Nya tertuju kepadamu, dan Dia tertutup bagimu.

13. Wahai orang yang berpaling dari Allah dan dari orang-orang siddiq dari hamba-Nya karena menghadap mahluk, sampai kapan kamu menghadap mereka ? Ditangan mereka tidak mengandung nista atau manfaat, juga bukan pemberi atau pencegah. Tiada pembeda antara mereka dan seluruh manusia jika dikaitkan dengan nista dan manfaat. Penguasa hanya satu, Pemberi nista hanya satu, Pemberi manfaat hanya satu, Penggerak dan Pendiam hanya satu, Pemberi dan Pencegah juga hanya satu. Dia Maha Pencipta dan Pemberi rizki. Dia Qadim lagi Azali untuk selamanya. Dia ada sebelum mahluk, sebelum nenek moyangmu atau orang￾orang kaya diantara kamu. Dia Pencipta langit dan bumi dengan segala isinya. Dialah Allah Ta'ala, Tuhan Yang Maha Luhur.

14. Wahai hamba Allah, seluruh mahluk ini kedudukannya hanya sebagai alat untuk memperdekat dan mengabdi kepada-Nya, tidak lebih dari itu. Allah yang mengaturnya, dan siapa yang memahami ini akan memperoleh manfaat dengan alat dan mengetahui Zat Pengatur disana. Berhenti bersama mahluk sangatlah tercela dan berhenti bersama Allah adalah terpuji dan sebagai kebaikan serta sebagai kenikmatan.

15. Wahai hamba Allah, jika kamu ingin bahagia keluarkan mahluk dari hatimu, janganlah kamu takut atau mengharap mereka, jangan berjinak bersama mereka, janganlah hatimu kamu lekatkan kepadanya, karena hati yang lekat dengan mahluk akan menemui kesusahan dan kegoncangan. Ingatlah bahwa kebahagiaan hati itu bila untuk mengenang Tuhan, untuk melihat-Nya.

16. Wahai hamba Allah, dahulukan akherat atas dunia tentu kamu akan meperoleh kebahagiaan dari keduanya. Apabila dunia lebih kamu dahulukan dan lebih kamu pentingkan daripada akherat, niscaya kamu akan merugi secara total, bahkan siksa selalu menantimu. Apabila kehidupan akherat lebih kamu utamakan dan lebih kamu pentingkan, maka semua urusanmu di dunia ini selalu jadi baik, kamu akan hidup senang didunia dan akherat. Tetapi kalau kehidupan dunia lebih kamu pentingkan, maka sudah pasti kamu akan tersiksa tatkala hidup didunia dimana kamu tidak akan menemukan kesenangan hidup didunia, akan selalu merasa kurang, selalu tidak puas terhadap apa yang kamu peroleh, dan diakherat nanti kamu akan memperoleh siksa yang sangat pedih yang disebabkan usahamu didunia yang selalu menyia-nyiakan kehidupan akherat. Wahai hamba Allah, dengarkanlah seruanku ini. Mengapa kamu sibuk berurusan dengan sesuatu yang tidak diperintahkan kepadamu untuk melakukannya. Apabila kamu tidak berambisi dan tidak rakus terhadap kenikmatan dunia, tentu Allah memperkekal pertolongan￾Nya dan meng-anugerahkan taufik pada saat pencabutan kembali dunia itu. Apabila kamu ambil sesuatu dari dunia sama halnya kamu sia-siakan barokah yang ada disana.

17. Dunia adalah sebuah gedung khusus untuk beramal dan bersabar atas datangnya cobaan dan ujian. Dunia adalah gedung tempat berupaya, dan akherat adalah gedung khusus untukOrang beriman ketika didunia giat melaksanakan tugasnya tentu ia akan leluasa beristirahat di akherat. Tetapi bagi yang amat suka beristirahat sekarang, mengulur-ulur tobat dari hari kehari, bulan ke bulan, bahkan dari tahun ke tahun sampai habis masa tobatmu, maka dalam waktu dekat akan menyesal. Jika tidak bisa dinasehati, tidak bangun dan membenarkan, maka kamu selamanya tidak akan mengenal kebenaran.

18. “Dunia itu ladang akherat, maka barangsiapa menanam kebaikan, tentu dia akan menerima hasilnya dengan rasa puas, dan barangsiapa menanam keburukan, maka akan menghasilkan kehancuran”. (Alhadits) Bila datang kematian kepadamu, barulah kamu sadar, akan tetapi kesadaranmu pada saat itu tidak berguna sama sekali. "Ya Allah, bangunkanlah kami dari tidur yang melalaikan Engkau, jagalah kami dari ketumpulan yang melupakan Engkau.´ Amin.

No comments:

Post a Comment